Anda di halaman 1dari 30

MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT

Makalah Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Manajemen Sumber daya
manusia yang dibina oleh Bpk. Subiato SE, MM

Disusun oleh:
Arsyad Jefrian : 21020117
IIIC ADMINISTRASI BISNIS

ADMINISTRASI BISNIS
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
BENGKULU
2023
6

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Manajemen
Hubungan Masyarakat ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa
saya sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi semua umat
di muka bumi ini dengan cahaya kebenaran.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai
kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun dari segi bahasa. Untuk itu,
saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif untuk
penyempurnaan makalah ini. Saya berharap agar makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca.

Bengkulu, 22 Januari 2023

DAFTAR ISI
7

Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................2
C. Tujuan.................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknik Hubungan Lembaga Pendidikan
dan Masyarakat 3
B. Tujuan Penggunaan Teknik-teknik Hubungan Lembaga
Pendidikan dan Masyarakat 4
C. Teknik-teknik Penyelenggaraan Hubungan Lembaga
Pendidikan dan Masyarakat 5
D. Hambatan-Hambatan Teknik Hubungan Sekolah dan
Masyarakat 24

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 26

BAB I
PENDAHULUAN
7

A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting
keberadaannya bagi masyarakat, ada timbal balik yang positif antara masyarakat
dan lembaga pendidikan, sehingga keduanya saling membutuhkan. Selanjutnya,
untuk meningkatkan kualitas sekolah, diperlukan teknik untuk mewujudkannya
dimana teknik tersebut dapat menyalurkan aspirasi masyarakat terhadap sekolah.
Teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat adalah suatu proses
komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan
kebutuhan pendidikan serta untuk mendorong minat dan kerjasama para anggota
masyarakat dalam rangka memperbaiki sekolah. Hubungan yang baik antara
sekolah dan masyarakat akan memberikan banyak manfaat. Ada banyak teknik
yang akan dibahas dalam makalah ini dari yang bersifat umum hingga khusus.

Teknik-teknik hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat


merupakan proses yang harus dilalui untuk mempermudah antara relasi sekolah
dengan masyarakat yang luas. Ketika pendidikan tidak melibatkan peran serta
masyarakat tentu tidak akan berjalan dengan baik, karena perwujudan pendidikan
yang bermutu dan berkualitas jelas diperuntukan bagi rakyat dan tentunya akan
dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri. Masyarakat disini sebagai organisasi
sosial yang memiliki pengaruh cukup besar dalam keterlibatannya di dunia
pendidikan. Sehingga untuk mencapai tujuan kerja sama sekolah dengan
masyarakat, ada beberapa prinsip sebagai pedoman untuk melaksanakannya, salah
satunya yaitu teknik-teknik hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat.
Masyarakat sekolah hendaknya benar-benar mengetahui keadaan
masyarakat setempat, baik sifat dan permasalahan maupun sumber-sumber yang
ada dalam masyarakat tersebut. Harus ada survei mengenai masyarakat di daerah
tertentu. Survei itu perlu untuk melihat bagaimana budaya setempat sehingga
ketika pihak sekolah melakukan kerjasama dengan menggunakan teknik-teknik
tersebut dapat diterima dengan baik serta menghasilkan sebuah tujuan dari
organisai sekolah sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati sebelumnya.
Selain itu survei juga bisa menghimpun informasi yang meliputi aspek kehidupan
masyarakat dan kondisinya. Dengan cara teknik-teknik yang ada diharapkan
mampu meningkatkan keingintahuan orang tua terhadap sekolah sehingga minat
7

dari masyarakat semakin bertambah dan seluruh lapisan masyarakat bersedia


menjalin kerjasama dengan pihak sekolah.Sehingga dalam makalah ini penulis
akan memaparkan tentang beberapa pokok bahasan yang meliputi pengertian,
tujuan, fungsi dan teknik-teknik dari lembaga pendidikan dengan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian teknik hubungan lembaga pendidikan
dan masyarakat?
2. Apa tujuan dan fungsi dari penggunaan teknik-teknik hubungan lembaga
pendidikan dan masyarakat?
3. Apa saja teknik-teknik penyelenggaraan hubungan lembaga pendidikan dan
masyarakat?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian teknik hubungan lembaga pendidikan dan
masyarakat.
2. Untuk memahami tujuan penggunaan teknik-teknik hubungan lembaga
pendidikan dan masyarakat.
3. Untuk mengetahui dan mengerti teknik-teknik penyelenggaraan hubungan
lembaga pendidikan dan masyarakat.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat


Lembaga pendidikan perlu adanya hubungan yang baik dengan lingkungan
masyarakatnya. Oleh sebab itu, dibutuhkan teknik dalam menjalin hubungan
tersebut. Teknik ini agar sekolah dengan masyarakat bisa saling mengenal dan
menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Dengan teknik juga sebagai
7

proses dalam berkomunikasi untuk kerjasama antara sekolah dengan


masyarakatnya. Menurut Gaitan (2012:310) menjelaskan bahwa “Language,
culture, and power are the bedrock of family–school relationships. No fixed
formula exists for building family–school–community collaborations. What
promotes theseconnections/relationships is our understanding of the conditions in
which we come to perceive our ultimate possibilities.”Penjelasan dari hal tersebut
bahwa disini bahasa, budaya, dan kekuatan adalah dasar dari hubungan keluarga-
sekolah. Tidak ada rumus tetap untuk membangun kolaborasi masyarakat-
keluarga-sekolah. Apa yang menjadi promosi sambungan/hubungan ini adalah
pemahaman kita tentang kondisi di mana kami datang untuk memahami
kemungkinan utama kami. Menurut Mulyono dalam Yulitasari, dkk
(2015:4)berpendapat bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan
komunikasi yang terarah antara sekolah dan masyarakat mulai dari saling
mengenal, saling memahami, saling mengasihi, saling menolong, dan saling
menanggung. Sehingga terwujud kerjasama yang saling menguntungkan dengan
tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pada suatu lembaga pendidikan pasti diperlukan suatu teknik yang dapat
mengembangkan dan meningkatkan kualitas sekolah. Menurut Purwanto dalam
Benty dan Gunawan (2015:87) teknik hubungan lembaga pendidikan dan
masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat
dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kebutuhan
pendidikan serta untuk mendorong minat dan kerjasama kepada masyarakat dalam
rangka memperbaiki dan meningkatkan sekolah. Lembaga pendidikan tidak akan
berjalan secara optimal tanpa adanya bantuan dari pihak masyarakat dalam
mencapai tujuan. Dengan menggunakan teknik-teknik dalam menjalin hubungan
yang baik antara lembaga pendidikan dan masyarakat sangat diperlukan guna
menunjang kepentingan bersama.

B. Tujuan dan Fungsi Penggunaan Teknik-Teknik Hubungan Lembaga


Pendidikan dan Masyarakat
Tujuan merupakan suatu arah yang dimaksud dalam suatu hal. Menurut
Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015:88) menyatakan bahwa masyarakat
7

perlu membantu penyelanggaraan pendidikan agar kualitas pertumbuhan dan


perkembangan pendidikan dapat dipacu secara cepat dan akhirnya menghasilkan
kualitas kehidupan masyarakat dapat meningkat. Sehingga, peran dari masyarakat
sangat mendukung bagi perkembangan lembaga pendidikan yang pada akhirnya
hasil dari lembaga pendidikan tersebut kembali untuk masyarakat. Menurut
Elsbree dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan dalam Benty dan Gunawan
(2015:88)mengemukakan beberapa tujuan teknik hubungan lembaga pendidikan
dengan masayarakat, yaitu: (1) meningkatkan pemahaman masyarakat akan
pentingnya pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, yang di
dalam masyarakat demokratis, seyogyanya dapat menjadikan dirinya sebagai
pelopor dan pusat pengembangan bagi perubahan masyarakat di semua bidang
kehidupan bermasyarakat; (2) mengembangkan antusiasme/semangat saling
membantu antara sekolah dan masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak; (3)
meningkatkan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (4) berperan
dalam memahami kebutuhan-kebutuhan masyarakat; (5) mengembangkan
program-program sekolah ke arah yang lebih maju; (6) mampu menumbuhkan
kreativitas serta dinamika kedua belah pihak, sehingga hubungan antara kedua
belah pihak bisa menjadi lebih aktif dan dinamis.
Hubungan yang baik antara sekolah dan masayarakat menurut Pidarta
dalam Benty dan Gunawan (2015:88) akan menghasilkan suatu manfaat, yaitu (1)
dalam pengadaan sarana dan prasarana lebih mudah karena dana yang diperoleh
berasal dari adanya kerjasama tersebut; (2) lebih mudah dalam merencanakan
program pengembangan sekolah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
kemampuan sekolah; (3) menjalin hubungan yang baikantara sekolah dan
masayarakat agar terjadi kerukunan sehingga adanya dukungan dari masyarakat;
dan (4) adanya dukungan dari masyarakat tersebut program pengembangan
sekolah dapat terealisasi melalui kerjasama.Dengan menjalin hubungan yang baik
dengan masyarakat akan memberikan kebaikan-kebaikan bagi lembaga
pendidikan maupun bagi masyarakat sendiri.
Selain itu, terdapat tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat yang
dikemukakan oleh Rahmat (2016:124) antara lain:
(1) Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
7

(2) Mendapatkan dukungan dan bantuan financial yang diperlukan bagi


pengembangan sekolah.
(3) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan
program sekolah.
(4) Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan
kebutuhan masyarakat.
Selain adanya tujuan juga terdapat fungsi dari hubungan sekolah dengan
masyarakat yang dikemukakan oleh Saihudin (2018:47) yaitu memelihara,
mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang
diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul atau
meminimalkan munculnya suatu masalah.

C. Teknik-Teknik Penyelenggaraan Hubungan Lembaga Pendidikan dan


Masyarakat
Terdapat banyak teknik atau metode yang bisa digunakan sekolah untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah. Penerapan metode yang berhasil harus memerhatikan komitmen
masyarakat terhadap pendidikan. Masyarakat perlu diberikan dorongan agar dapat
menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Langkah awal agar masyarakat
merasakan perlunya pendidikan yang berkualitas, perlu diterapkannya pendekatan
budaya, yaitu diupayakan masyarakat mengetahui dan mengenal pendidikan,
meyakini manfaat pendidikan, dan percaya terhadap mutu pendidikan.
Masyarakat dengan proses ini diharapkan akan sadar dan paham bahwa
pendidikan mutlak diperlukan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat itu
sendiri. Menurut Hymes dalam Indrafachrudi dalam Benty dan Gunawan
(2015:89) menyatakan bahwa teknik penyelenggaraan hubungan antara lembaga
pendidikan dan masyarakat dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1. Teknik Pertemuan Kelompok(Group Meeting)
Pada teknik ini dapat berupa diskusi, seminar, lokakarya, sarasehan, rapat.
Pada pertemuan kelompok orang-orang yang dilibatkan adalah guru, staf tata
usaha, tokoh masyarakat, staf dari instansi yang terkait dnegan penyelenggaraan
program pendidikan, pengguna lulusan, guru/dosen dari lembaga pendidikan lain,
7

dokter dan sebagainya. Ragam unsur yang dilibatkan di dalam kegiatan ini
tergantung dari tema yang sedang dibahas. Tema yang dibahas berkaitan dengan
kesehatan, penanggulangan kenakalan remaja, peningkatan kemampuan staf
sekolah, peningkatan kemampuan siswa, pengembangan sarana dan prasarana
sekolah, optimalisasi perlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
dan juga dikembangkan tema yang menarik sesuai kondisi yang ada.
Misal tema yang diambil tentang bahaya narkoba dan upaya menangani
penyalahgunaanny di kalangan remaja, maka tokoh yang dpaat diundang dalam
kegiatan ini adalah para pemerhati kesehatan remaja, dokter, oknum korban
narkoba, orangtua siswa, dan siswa sekolah yang bersangkutan. Melalui cara ini
masing-masing pihak dapat mengemukakan pendapatnya, menceritakan
pengalamannya, sehingga siswa-siswi tidak menjadi pengguna narkoba, siswa
tidak mendekati kehidupan yang mengarah kepada penyalahgunaan narkoba. Para
siswa diharapkan akan terhindar dari kehidupan yang menyesatkan bagi masa
depannya.

2. Teknik Tatap Muka(Face to Face)


Teknik ini dilakukan antara pihak lembaga pendidikan dengan masyarakat
secara individual. Pihak lembaga pendidikan dapat berkunjung ke rumah siswa
yang menghadapi masalah. Pihak lembaga pendidikan dapat memanggil orang tua
wali atau siswa yang memiliki kemampuan lebih dan perlu pembinaan bersama
agar kemampuannya dapat berkembang secara maksimal. Menurut Suryosubroto
dalam Benty dan Gunawan (2015:90) pertemuan tatap muka antara pihak sekolah
dan masyarakat dapat diwujudkan dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah
masyarakat (home visit) dan memberikan laporan kepada masyarakat mengenai
perkembangan anak didiknya (reporting to parent).

3. Observasi dan Partisipasi(Observation and Participation)


Teknik yang selanjutnya, observasi dan partisipasi masyarakat terhadap
pelaksanaan pendidikan perlu dilakukan. Sekolah perlu memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk mengunjungi, mengobsevasi, dan berpartisipasi dalam
kegiatan sekolah. Orang tua siswa dapat mengunjungi sekolah mengobservasi
7

proses belajar siswa dan hasil karya siswa. Orang tua memiliki keterampilan
tertentu dapat membantu guru mengajar. Orang tua dalam hal ini sebagai
narasumber pembahasan materi tertentu. Kemampuan orang tua siswa yang bisa
disumbangkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran misalnya kemampuan
dalam hal medis, ekonomi, pertanian, peternakan, tata boga, seni lukis, seni suara,
agama dan sebagainya.
Adapun contoh partisipasi masyarakat dalam pendidikan menurut
Ningrum (2010:23-24), yaitu:
a. Mengawasi perkembangan dan proses belajar anak secara pribadi yang
dilakukan di rumah serta orangtua dapat melaporkan atau berkonsultasi kepada
pihak sekolah mengenai perkembangan anaknya.
b. Menyediakan fasilitas belajar dan memberikan bimbingan serta motivasi dan
partisipasi mengenai belajar kepada putra putrinya.
c. Memberikan perlengkapan kebutuhan belajar anak di sekolah.
d. Memberikan feedback kepada sekolah tentang pendidikan, khususnya
mengenai putra putrinya. Feedback disini maksudnya orangtua memberi
tahukan keadaan putra putrinya yang sebenarnya kepada sekolah. Namun, hal
ini jarang dilakukan orangtua lantaran merekan beranggapan akan
mempengaruhi nilai dan pandangan guru kepada anaknya.
e. Bersedia datang ke sekolah apabila diperlukan dan diundang oleh pihak
sekolah.
f. Ikut serta berdiskusi dalam penyelesaian masalah yang menyangkut
Pendidikan, seperti sarana dan prasaran, keuangan, program kerja dan lain
sebagainya.
10

g. Membantu menyediakan fasilitas-fasilitas belajar untuk memajukan


pendidikan.
h. Meminjamkan peralatan yang dibutuhkan ketika kegiatan praktik, jika sekolah
membutuhkan.
i. Bersedia sebagai tenaga pelatih atau narasumber jika dibutuhkan sekolah.
j. Menerima secara senang hati jika siswa melakukan kegiatan pembelajaran di
lingkungan masyarakat.
k. Menjadi responden yang baik dan jujur terhadap penelitian-penelitian yang
dilakukan oleh sekolah.
l. Bagi ahli Pendidikan, bersedia menjadi ekspert dalam membina sekolah yang
berkualitas.
m. Bagi ahli hartawan bersedia menjadi donator untuk perkembangan sekolah.
n. Ikut serta dalam memperlancar komunikasi Pendidikan.
o. Mengajukan usulan-usulan depada sekolah guna untuk memperbaiki sekolah.
p. Bagi tokoh-tokoh masyarakat bersedia menjadi partner manajemen Pendidikan
dalam mempertahankan dan memajukan sekolah.
Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat mengetahui secara langsung
hambatan dan pendukung penyelenggaraan pendidikan. Teknik-teknik yang dapat
dilakukan dalam metode ini adalah:
a. Orang Tua Sebagai Pengamat (Parents as Observer)
Dalam teknik ini orang tua melakukan pengamatan terhadap
perkembangan anak-anaknya dan membandingkannya dengan perkembangan
anak-anak lainnya. Sehingga, dapat diketahui kelebihan dan kekurangan anaknya.
Semakin lama orang tua dalam mengamati perkembangan pendidikan anaknya,
semakin banyak pula orang tua mengetahui perkembangan dan perubahan
anaknya dan semakin banyak pula upaya perbaikan dan pembinaan.
Langkah-langkah dalam penyelanggaraan observasi ini adalah: (1)
observasi yang baik melalui persiapan-persiapan yang dapat dijalankan melalui
pengiriman daftar cek, yang memuat hal-hal yang perlu dijawab dalam rangka
observasi; (2) observasi tanpa persiapan yang dijalankan atas dasar minat dan
perhatian orang tua; dan (3) setelah melakukan observsi, hendaknya diikuti
11

dengan pertemuan individual untuk menghilangkan hal-hal yang kurang jelas dan
salah tafsir.
b. Orang tua sebagai peserta (Parent as participant)
Teknik ini adalah kelanjutan dari teknik kunjungan rumah dan
observasi yang kemudian ditingkatkan dalam kegiatan sekolah, menjadi
narasumber mata pelajaran atau keterampilan baik didalam maupun diluar
kelas.
c. Ibu pembantu kelas (Room Mother)
Menurut Indrafachrudi dalam Benty dan Gunawan (2015:91), ibu
pembantu kelas adalah perwakilan seorang orang tua peserta didik untuk
ikut serta bertugas membantu guru dalam kelas selama guru itu mengajar
peserta didik dengan tujuan sebagai penghubung antara sekolah dengan
orang tua peserta didik tersebut.

4. Surat Menyurat dengan Berbagai pihak yang terkait


denganPenyelenggaraan Pendidikan(The Written Word)
Surat menyurat sudah sering dilakukan oleh setiap lembaga
pendidikan, selain biaya yang cukup murah, teknik ini dianggap mampu
dilakukan setiap lembaga yang sederhana maupun lembaga yang sudah
besar perkembangannya. Teknik yang digunakan sebagai alat komunikasi
oleh lembaga pendidikan adalah telepon, internet, faksimil, e-mail, dan
sebagainya karena prosesnya cepat, pelaksanaannya mudah, dan dapat
dilakukan sewaktu-waktu.Menurut Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan
(2015:91), teknik untuk meningkatkan keterlibatan berbagai pihak dalam
menyelenggarakan pendidikan antara lain:

a. Layanan Masyarakat
Pihak lembaga pendidikan harus mampu mempelajari kebutuhan
masyarakat, melihat dan menganalisis sesuatu yang bisa dilakukan lembaga
pendidikan untuk membantu memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan
masyarakat.

b.Program Pemanfaatan Alumni Sekolah


11

Para alumni bisa diikutsertakan dalam kegiatan sekolah dengan tujuan


untuk peserta didik berhasil dalam menempuh karir, bersemangat dalam
belajar, dan meningkatkan kemampuan peserta didik tersebut.
b. Masyarakat sebagai Model
Masyarakat disekitar sekolah diundang ke sekolah dengan tujuan untuk
menjelaskan kepada siswa kiat sukses kehidupannya. Dengan adanya
masyarakat tersebut mampu meningkatkan pemahaman kepada peserta didik
mengenai hal-hal yang menjadi kebutuhan bagi peserta didik sendiri.
c. Open House
Lembaga pendidikan dengan terbuka bersedia diobservasi oleh
masyarakat, agar masyarakat tersebut mampu melihat secara langsung proses
dan sarana pendidikan di lembaga pendidikan tersebut.
d. Pemberian kesempatan kepada masyarakat
Lembaga pendidikan memberi kesempatan kepada masyarakat secara
sukarela untuk membantu kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga
pendidikan tersebut.
e. Pengiriman pembicara
Anggota staf lembaga pendidikan yang mau melakukan promosi diberi
kesempatan untuk mempromosikan program dan prestasi lembaga pendidikan
ke masyarakat pengguna lulusan.
f. Masyarakat sebagai sumber informasi
Masyarat menjadi sumber informasi bagi pihak lembaga pendidikan
mengenai isu-isu hangat terkait dengan pengembangan lembaga tersebut.
g. Diskusi panel
Siswa, orang tua, staf dan pekerja mengadakan pertemuan untuk
menindaklanjuti kegiatan-kegiatan yang terkait antara hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat.
Sekolah juga dapat menerapkan beberapa teknik dalam hubungan dengan
masyarakat dalam lembaga pendidikan yaitu :
1) Laporan kepada orang tua.
Maksud dari teknik ini adalah pihak sekolah memberikan laporan kepada orang
tua murid tentang kemajuan, prestasi dan kelemahan anak didik pada
11

orangtuanya. Dengan adanya teknik ini orang tua akan mendapat penilaian
terhadap hasil pekerjaan anaknya juga terhadap pekerjaan guru-guru di
sekolah.
1) Majalah dan surat kabar sekolah
Majalah sekolah ini diusahakan oleh orang tua dan guru-guru di sekolah yang
diterbitkan setiap bulan sekali. Majalah ini dipimpin oleh orang tua dan murid-
murid bahkan alumni termasuk pula dewan redaksi. Isi majalah ini
menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan sekolah, karangan guru-guru, orangtua
dan murid-murid, pengumuman-pengumuman dan sebagainya.
2) Pameran sekolah.
Teknik untuk memberi informasi tentang hasil kegiatan dan keadaan sekolah
kepada masyarakat melalui penyelenggaraan pameran sekolah. Sekolah
mengadakan pameran dengan membuat atau mengatur hasil pekerjaan murid-
murid itu di luar sekolah atau di sekolah. Pameran sekolah akan menjadi lebih
efektif apabila kegiatan-kegiatan tersebut disiarkan melalui siaran-siaran pers
dan radio di tempat itu sehingga dapat menarik banyak orang dalam
masyarakat.
3) Open house.
Open house adalah teknik mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk
meninjau sekolah serta melakukanobservasi terhadap kegiatan-kegiatan dan
hasil-hasil pekerjaan murid di sekolah yang diadakan pada waktu-waktu
tertentu, misalnya sekali setahun pada penutupan tahun pengajaran. Ada tiga
langkah dalam pelaksanaan open house ini:
a) Pengunjung dibawa ke dalam kelas atau auditorium sekolah untuk diberi
penjelasan tentang open house itu.
b) Pengunjung diantar ke tempat-tempat yang telah disediakan akan hal-hal
yang perlu dilihat.
c) Pengunjung diajak kembali ke kelas atau auditorium untuk berdiskusi dan
menilai open house.
24

4) Kunjungan orang tua peserta didik ke sekolah.


Kepada orang tua itu diberi kesempatan untuk melihat anak-anak mereka yang
belajar di dalam kelas, juga untuk melihat kegiatan-kegiatan di laboratorium,
perlengkapan-perlengkapan, gambargambar dan sebagainya, sehingga mereka
memperoleh gambaran yang jelas tentang kehidupan di sekolah itu. Setelah
selesai melihat-lihat, orang tua diajak berdiskusi dan mengadakan penilaian.
5) Kunjungan ke rumah murid.
Kunjungan ke rumah orangtua murid ini merupakan teknik yang sangat efektif
dalam mengadakan hubungan dengan orang tua di rumah agar supaya dapat
mengetahui latar belakang hidup anak-anak. Banyak masalah yang dapat
dipecahkan dengan teknik ini antara lain, masalah kesehatan murid, ketidak
hadiran murid, pekerjaan rumah, masalah kurangnya pengertian orang tua
tentang sekolah dan sebagainya.
6) Laporan tahunan.
Laporan tahunan dibuat oleh kepala sekolah dan laporan ini ditujukan pada
aparat pendidikan yang lebih atas. Laporan berisi masalah kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh sekolah termasuk kurikulum, personalia, anggaran, biaya
dan sebagainya. Selanjutnya aparat tersebut melaporkan kepada masyarakat.
7) Organisasi perkumpulan alumni sekolah.
Organisasi perkumpulan alumni sekolah adalah alat yang sangat baik
dimanfaatkan dalam memelihara serta meningkatkan hubungan antara sekolah
dan masyarakat. Murid-murid yang sudah tamat sekolah biasanya mempunyai
kenangan–kenangan dari sekolahnya dan mereka merasa berkewajiban moral
untuk membantu sekolahnya baik berupa materiil maupun secara moril.
8) Kegiatan ekstrakurikuler.
Suatu kegiatan yang sudah dianggap matang dan siap untuk dipertunjukkan
kepada orang tua murid dan masyarakat, seperti sepak bola, drama dan lain-
lain, maka sangat tepat jika kegiatan tersebut ditampilkan kepada masyarakat.
Karena, program ekstrakurikuler hendaknya direncanakan dan diatur, supaya
bisa dimanfaatkan dalam kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat.
25

Selain teknik-teknik yang ada, Menurut Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan
(2015:94), komunikasi yang efektif dengan masyarakat disekitar sekolah
merupakan teknik yang bisa dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
tersebut.Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi
yang efektif dengan masyarakat, yaitu : (1) memberdayakan orang-orang kunci,
yakni orang-orang yang mampu mempengaruhi; (2) warga sekolah yang bersifat
terbuka terhadap saran dan kritik masyarakat; (3) komunikasi dengan masyarakat
perlu dilakukan terus-menerus; (4) pada saat yang tepat, pihak sekolah melibatkan
masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, misalnya dalam
kegiatan olahraga, kesenian, atau pada saat diesnatalissekolah.Menurut Begin
dalam Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015:94), kegiatan humas
(public relations) dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Kegiatan Eksternal
Kegiatan ini berhubungan dengan masyarakat di luar
sekolah.Kemungkinan yang bisa dilakukan melalui secara langsung dan tidak
langsung. Kegiatan eksternal secara tidak langsung adalah kegiatan dengan
masyarakat melalui perantara media tertentu, juga dapat melalui media.Berikut
diuraikan program yang termasuk kegiatan eksternal.
a. Pameran

Pameran adalah pertunjukkan hasil karya seni atau barang hasik produksi.
Kegiatan pameran menunjukkan pelaksanaan fungsi humas melalui
penyelenggaraan pameran atau ekshibisi. Lazimnya pameran bersifat terbuka
untuk masyarakat umum dan kegiatan pameran dipublikasikan kepada khalayak
umum, seperti pada media iklan. Tujuan penyelenggaraan pameran adalah
memperkenalkan suatu produk atau hasil pekerjaan peserta didik kepada
masyarakat agar mereka tertarik kemudian membelinya atau agar para peserta
didik mengenal hasil-hasil pekerjaan peserta didik kelas lain. Pameran merupakan
media periklanan yang menyentuh semua pancaindra.

Adapun jenis-jenis pameran adalah: (1) pameran umum, yakni pameran yang
bertujuan memperkenalkan suatu lembaga pendidikan, produknya, atau suatu hal
yang khusus kepada khalayak umum; (2) pameran dagang, yakni suatu pameran
25

yang khusus bagi pihak tertentu; (3) pameran luar ruang, yakni berbagai macam
pameran produk yang berukuran besar; (4) pameran keliling, yakni pameran yang
diselenggaralan secara berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat yang lainnya;
dan (5) pameran kecil, yakni hanya diadakan pada sebuah pojok atau sudut took,
beranda hotel, atau tempat emperan stasiun dan bandar udara.

Sedangkan karakteristik khusus pameran adalah: (1) mudah menarikperhatian


orang; (2) dilaksanakan pada waktu yang longgar; (3) ada peluang pertemuan
tatap muka; (4) dapat disisipi kegiatan demonstrasi dan pembagian sampel; dan
(5) adanya suasana akrab dalam pameran. Untuk menyelenggarakan pameran di
sekolah, diperlukan persiapan yang matang, seperti: (1) pembuatan rencana
tertulis dengan seksama dan terinci dalam bentuk proposal kegiatan; (2)
pembelian bahan-bahan yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan; (3)
penyeleksian, pengaturan, dan pemeliharaan bahan-bahan pameran; dan (4)
pembuatan brosur, buklet, poster, pamphlet, gambar, skema, atau diagram.

b. Seminar dan konferensi

Guna menunjang penggunaan berbagai macam media yang diuraikan, ada baiknya
jika suatu lembaga pendidikan menyelenggarakan suatu pertemuan khusus untuk
khalayak. Bentuk pertemuan itu bisa berupa seminar atau konferensi pers. Tujuan
kegiatan ini menyampaikan presentasi kepada orang-orang tertentu. Sebaiknya
acara ini dibuat sesantai mungkin tanpa diembel-embeli dengan pesan penjualan
atau pameran dagang.

c. Open house
Open house adalah sebuah acara ketika seseorang, instansi, atau
lembaga mengundang masyarakat tertentu untuk meninjau keadaan atau
kegiatan yang sedang diselenggarakan, misalnya peninjauan gedung baru.
Maksud penyelenggaraan open house adalah untuk memperkenalkan suatu
kegiatan atau hasil keapda masyarakat, dengan demikian masyarakat akan
memperoleh kesan baik sehingga masyarakat tertarik untuk bekerja belajar
atau melaksanakan kegiatan lainnya di tempat yang dikunnjungi.
d. Tari, sandiwara, wayang, ketoprak, dan seni tradisional lainnya
25

Kesenian tradisional ini dapat didengar melalui radio, ditonton


melalui televisi, maupun dapat disaksikan secara langsung di panggung
pertunjukkan. Kadang-kadang sekolah mengandung para pemain wayang
dan ketoprak untuk pentas di sekolah, misalnya dalam rangka mecari dana
pembangunan gedung atau sekedar memeriahkan acara tutup tahun ajaran.
Peserta didik dalam kesempatan tersebut dapat menyumbangkan
acara vocal group, tari-tarian, atau sandiwara. Sehingga sekolah mungkin
memiliki kelompok sandiwara, teater, atau ketoprak, sehingga suatu saat
dapat dipentaskan. Melalui kelompok tersebut sang komunikator
menyampaikan pesan kepada para penonton atau masyarakat tentang
keadaan sesuatu. Cara yang disampaikan dapat berupa humor, kritikan,
atau sindiran. Para penontonnya tentu para tamu undangan, terutama orang
tua peserta didik, pemuka masyarakat, atau masyarakat umum.
e. Laporan
Laporan dapat dibedakan menjadi laporan lisan dan laporan
tertulis. Adapun laporan yang dimaksud di sini adalah laporan tertulis.
Wali kelas wajib melaporkan prestasi belajar peserta didik melalui raport.
Kemudian raport tersebut diteruskan keapda orang tua peserta didik agar
mereka mengetahui prestasi belajar putra-putri mereka. Peserta didik kelas
akhir, misalnya diwajibkan melaksanakan kerja nyata di suatu instansi atau
tertulis, misalnya disajikan dalam bentk makalah atau paper. Laporan
tersebut merupakan wujud akuntabelitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan. Masyarakat berdasarkan laporan tersebut akan mengetahui
perkembangan dan perubahan sekolah.
f. Pakaian seragam
Setiap sekolah pasti memiliki seragam sekolah. Jika terdapat
sekolah yang tidak mematuhi peraturan tentang pakaian seragam, berarti
sekolah tersebut tidak disiplin. Dengan begitu, guru seharusnya
mengenakan pakaian seragam agar peserta didik mengikuti jejak guru
tersebut yang dijadikan sebagai contoh atau model. Pakaian seragam
sangat penting bagi sekolah sebab dengan adanya seragam akan tampak
harmonis, serasi, sejajar, serta tidak terlihat perbedaan dengan yang lain.
25

Dapat dibayangkan seandainya para peserta didik dibebaskan dari pakaian


seragam, maka perbedaan akan tampak jelas. Hal ini dapat menimbulkan
proses pergaulan peserta didik menjadi kurang kondusif. Dengan adanya
seragam yang khas akan menjadi nilai lebih bagi sekolah tersebut, sebab
seragam khas sekolah sebagai cerminan dari sekolah tersebut.
g. Company profile (profil lembaga pendidikan)
Merupakan suatu buku yang memberi informasi tentang profil dari
suatu lembaga pendidikan tersebut.Daftar isi dari company profile, adalah:
(1) pendahuluan; (2) kata pengantar atau sambutan dari kepala sekolah; (3)
historis dan struktur organisasi lembaga pendidikan; (4) produk barang
atau jasa yang ditampilkan; (5) kinerja manajemen pendidikan; (6) nilai
aset yang dimiliki lembaga prospek dan tantangan yang dihadapi lembaga
pendidikan saat sekarang dan di masa yang akan datang; dan (9) daftar
kantor cabang, alamat, atau telepon.
h. Special event (kegiatan khusus dalam humas)
Sekolah bisa menyelenggarakan kegiatan khusus (special
events)yang menyangkut kehumasan yang merupakan kiat menarik
perhatian dari media pers dan publik terhadap sekolah yang ingin
ditampilkan melalui aktivitas kegiatan khusus itu sendiri. Tujuan
diselenggarakannya special event adalah: (1) bisa memberikan kepuasan
pada pihak lain yang terlibat dalam acara khusus tersebut; (2)
meningkatkan pengetahuan dan pengenalan; (3) upaya pemenuhan
kebutuhan selera dan menarik simpati masyarakat; (4) mampu
menumbuhkan saling pengertian kedua belah pihak; dan (5) menciptakan
citra posistif atau yang baik kepada masyarakat sebagai target sasarannya.
Berdasarkan beberapa tujuan diselenggarakannya special event,
dapat disimpulkan special event merupakan program kerja dan
pelaksanaan kegiatan humas dalam memberikan informasi secara langsung
yangdikemas dalam bentuk media humas, baik untuk mewakili sekolah
maupun tentang pengenalan dan pengetahuan tentang sekolah atau
mengenai pelayanan yang dapat diberikan kepada pihak masyarakat
sebagai khalayak sasaran. Fungsi special event Ruslan dalam Nasution
25

dalam Benty dan Gunawan (2015:97) adalah: (1) memberikan informasi


secara langsung (bertatap muka) dan mendapatkan hubungan timbal balik
yang positif dengan publiknya melalui program kerja atau cara-cara yang
sengaja dirancang dan dikaitkan dengan peristiwa khusus dalam kegiatan
dan program kerja kehumasan; dan (2) sebagai media komunikasi dan
sekaligus untuk mendapatkan publikasi, yang akhirnya media massa atau
publik sebagai target sasarannya akan memperoleh pengenalan,
pengetahuan pengertian yang mendalam dan diharapkan menimbulkan
citra positif terhadap lembaga yang diwakilinya.
Bentuk kegiatan special event misalnya acara festival music siswa
yang diselenggarakan bekerja sama dengan stasiun televisi, pameran yang
dilaksanakan saat memeriahkan hari ulang tahun sekolah, open house
dengan sekolah mengundang masyarakat dan/atau sekolah lain untuk
mengunjungi lembaga pendidikan yang bersangkutan.
i. Pertemuan dan musyawarah
Pertemuan dan musyawarah dapat diselenggarakan secara intern,
misalnya kepala sekolah dengan guru, kepala sekolah dengan pegawai tata
usaha, atau kepala sekolah dengan peserta didik. Namun pertemuan dan
musyawarah dapat bersifat ekstern dan mengikutsertakan pihak luar,
seperti pemuka masyarakat, organisasi sosial, dan orang tua peserta didik,
yang bersangku paut dengan sekolah.
Acara yang dilaksanakan, misalnya pertemuan dalam rangka
penerimaan peserta didik baru dan pembangunan gedung sekolah.
Sehingga dalam pertemuan dan musyawarah, semua yang hadir bersama-
sama menyelesaikan masalah agar segala sesuatu yang menghambat proses
belajar mengajar dapat segera diatasi. Selain itu dalam kegiatan tersebut,
suatu kesepakatan harus diperoleh sehingga sekolah dapat segera
melaksanakan semua keputusan yang telah disepakat bersama.

j.Kunjungan ke rumah (home visit)


25

Kunjungan ke rumah lazimnya dilakukan oleh guru dengan


berkunjung ke rumah orang tua peserta didik (wali), misalnya untuk
mengetahui seluk beluk peserta didik. Apakah anak tergolong pemalas,
sering bolos, atau untuk mengetahui hal-hal lainnya ? Apakah anak kurang
perhatian dari orang tua ataukah pengaruh lingkungan lain? Untuk
mengetahui hal itu, maka guru, wali kelas, atau kepala sekolah dapat
mengetahui dari orang tua peserta didik agar orang tua turut membantu
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi peserta didik. Hal-hal
seperti itu dapat ditempuh dengan cara home visit.

k. Pawai atau karnaval

Sekolah dapat melaksanakan kegiatan pawai atau karnaval.


Karnaval adalah sekelompok orang yang diatur sedemikian rupa sehingga
tampak serasi.Sebagai contoh berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Widiarti, Lita, dan Murib (2017:82), bahwa di SMP Negeri 3 Malang
dalam melakukan komunikasi dengan orangtua dan masyarakat yaitu
menggunakan beberapa teknik diantaranya: (1) pemberian kesempatan
kepada orangtua siswa; (2) melibatkan alumni; (3) open house; (4)
pameran seni; dan (5) kunjungan ke rumah peserta didik.

2. Kegiatan Internal
Kegiatan internal merupakan kegiatan penyiaran yang di lakukan di
dalam sekolah dan sasarannya meliputi seluruh warga sekolah yaitu guru,
siswa, staf dan tenaga kependidikan. Tujuan dari kegiatan internal itu
sendiri yaitu: (1) memberikan penjelasanmengenai situasi, kebijakan
penyelenggaraan dan perkembangan sekolah; (2) memberikan wadah
kepada warga sekolah untuk menampung pendapat dan saran yang
disampaikan untuk pengembangan sekolah; (3) dapat menciptakan
hubungan yang harmonis dan kerjasama antar warga sekolah itu sendiri.
Menurut Benty dan Guanawan (2015:99) mengungkapkan bahwa ada
beberapa jenis kegiatan internal yang umumnya sering digunakan oleh
pelaksana humas di lembaga-lembaga pendidikan, yaitu:
25

a. Diskusi
Menurut KBBI (2019:1)diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran
mengenai suatu masalah. Sesuai dengan yang disampaikan oleh Benty dan
Gunawan (2015:99), diskusi merupakan penyelenggaraan pertukaran keterangan
atau pendapat mengenai pokok pembicaraan atau masalah dengan maksud
mendapatkan pengetahuan atau keterangan lebih lengkap. Jadi diskusi merupakan
pertemuan ilmiah yang membicarakan mengenai suatu permasalahan dengan cara
bertukar pikiran atau pendapat yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan
masalah. Kaitannya dalam hubungan masyarakat dan lembaga pendidikan, diskusi
adalah pertemuan ilmiah untuk pertukaran pemikiran mengenai suatu
permasalahan yang tengah dihadapi oleh sekolah dan masyarakat, khususnya yang
berkaitan dengan pengembangan kemampuan siswa, pembinaan terhadap sikap
siswa, dan sebagai sarana untuk menyamakan antara persepsi sekolah dan
masyarakat.
b.Film
Film tidak hanya digunakan sebagai wahana hiburan saja, melainkan dapat
digunakan sebagai media pembelajaran bagi pesera didik. Film yang dapat
diputarkan merupakan film yang bersifat edukatif seperti film sejarah perjuangan
Indonesia, film proses pembentukan batuan, film inspiratif yang dapat dipetik
nilai-nilai kehidupan dan lain sebagainya. Adapun ciri-ciri film yang baik menurut
Benty dan Gunawan (2015:99), yaitu: (1) film tersebut dapat menarik minat
penonton; (2) mengandung kebenaran dan otentik; (3) kekinian dalam hal
settingdan pakaian yang digunakan; (4) sesuai dengan tingkat kematangan
penonton; (5) memiliki kekayaan data yang benar; (6) kesatuan; (7) dapat
mendorong aktivitas; (8) dapat memenuhi kepuasan penonton. Jadi, film yang
baik yaitu dapat memikat penonton dengan menampilkan konten yang menarik
sehingga dapat memberikan kepuasan kepada penonton mengenai film yang telah
ia saksikan.
A. Tanya Jawab dan Wawancara
Pada umumnya kegiatan bimbingan yang dilakukan di sekolah antara guru dan
peserta didik yaitu dengan menggunakan metode tanya jawab. Menurut Benty dan
Gunawan (2015:100), untuk memperoleh hasil yang baik dalam kegiatan tanya
25

jawab ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: (1) persiapan,
pembimbing maupun peserta didik harus menyiapkan diri agar proses bimbingan
dapat berjalan secara efektif dan efisien; (2) pembukaan, pembimbing
memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai tujuan dan peranannya kepada
peserta didik, sehingga pembimbing dapat membuka pembicaraan dengan baik;
(3) penetapan tujuan, pembimbing dapat memonitor tujuan yang telah dicapainya
dalam melaksankan bimbingan serta dapat menyakinkan peserta didik bahwa
pembimbing akan membantu dalam menyelesaikan masalahnya; (4) penciptaan
hubungan, kejujuran, kepekaan dan kepekaan serta mimik dan gestur wajah sangat
mempengaruhi tingkat kepercayaan peserta didik kepada pembimbing bahwa
pembimbing akan membantunya; (5) memberikan bantuan kepada anak untuk
berbicara, biasanya meskipun sudah tercipta suasana yang tenang peserta didik
akan tetap merasa enggan untuk berbicara, dengan hal ini pembimbing dituntut
kepekaannya dalam membantu peserta didik untuk berbicara; (6) pengakhiran
tanya jawab, pembimbing dapat menunjukkan rasa sayang dan perhatian kepada
peserta didik serta peserta didik membuat kesimpulan mengenai hal-hal yang telah
dibicarakannya, dan apabila perlu ada yang dibicarakan lagi dapat dilakukan pada
bimbingan selanjutnya; (7) perencanaan tindak lanjut dari tanya jawab,
pembimbing membuat catatan mengenai hal-hal penting selama melakukan
kegiatan bimbingan. Pembimbig dapat mencatat perubahan-perubahan ekspresi
maupun tingkah laku dari peserta didik selama menjalani proses bimbingan.
b.Papan Informasi
Papan informasi digunakan sebagai tempat untuk memberikan
informasi kepada seluruh warga sekolah. Informasi yang diberikan dapat
berupa pengumuman mengenai kegiatan-kegiatan yangakan dilaksanakan
oleh lembaga, kliping Lembaga dan juga pemberitahuan mengenai
kebijakan pemerintah terhadap pendidikan. Seperti yang diungkapkan oleh
Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015:100), papan informasi adalah
tempat menempelkan pengumuman, terkait pelaksanaan kegiatan di
lembaga pendidikan dan sosialisasi kebijakan pimpinan di lembaga
pendidikan secara tertulis, seperti edaran dan sebagainya. Dengan hal itu,
papan informasi sebaikya dibuat lebih dari satu dan diletakkan di beberapa
25

tempat yang strategis di sekolah, sehingga informasi yang ditempelkan di


papan informasi dapat dilihat oleh seluruh warga sekolah.
c.Papan Foto
Papan foto merupakan tempat menyimpan foto yang berbentuk
persegi empat atau persegi Panjang dengan memiliki pintu yang terbuat dari
kaca. Papan foto ini dapat dimanfaatkan oleh humas untuk menampilkan
dokumentasi kegiatan yang telah dilaksanakan. Foto-foto yang dipajang
seharusnya diberi keterangan dengan tujuan orang yang melihat dapat
mengetahui momen apa yang sedang terjadi dalam foto tersebut. Foto yang
ditunjukkan sebaiknya foto-foto yang actual dan tidak lebih dari dua
minggu, jika lebih dari dua minggu foto dapat diganti dengan yang baru.
Pada dasarnya orang cenderung lebih tertarik dengan melihat gambar atau
foto dibandingkan dengan membaca sehingga foto dapat didisain lebih
menarik dan juga dapat memberikan informasi kepada penikmatnya.
c. otak Saran
Kotak saran dibuat untuk menampung berbeagai macam kritikan dan
saran yang diperoleh dari guru, karyawan, dan peserta didik mengenai
kebijakan yang dijalankan di sekolah. Penempatan kotak saran diletakkan
dibeberapa tempat yang strategis di sekolah, guna memudahkan warga
sekolah untuk menemukannya dan memberikan saran kepada pihak sekolah.
d.Stasiun Radio Sendiri
Stasiun radio merupakan sebagai tempat yang sangat efektif untuk
menyampaikan informasi mengenai kebijakan lembaga pendidikan,
program-program yang akan dilaksanakan, dan rubrik-rubrik siaran yang
terkait serta stasiun radio dapat menjadi sebagai media hubungan yang baik
antara pimpinan dan staf maupun staf dengan staf. Stasiun radio umumnya
dikelola oleh peserta didik yang tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler
maupun anggota OSIS. Untuk mendapatkan berita yang aktual pengurus
stasiun radio bekerja sama dengan pihak humas sekolah.
e. omunikasi Tatap Muka
Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi interpersonal antara
pimpinan humas dengan para pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta
25

didik. Misalnya adalah rapat koordinasi, rapat bulanan, dan lain sebagainya.
Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi yang paling efektif karena
pimpinan dapat berinteraksi secara langsung dan dapat melihat feed back
dari bawahannya secara langsung.
f.Acara Kekeluargaan
Acara keluarga disini maksudnya adalah mengadakan kegiatan tidak
resmi yang berhubungan dengan hiburan yang ditujukan untuk keluarga dari
staf maupun karyawan yang ada di sekolah. Acara ini bertujuan untuk
meningkatkan harmonisasi hubungan antara staf, karyawan maupun guru
yang ada di sekolah. Biasanya acara yang diselenggarakan seperti arisan
keluarga, rekreasi atau piknik untuk mengurangi kejenuhan akibat rutinitas
dalam bekerja. Hal ini sesuai dengan konsep human relation.
a. Klub Sosial
Umumnya Lembaga Pendidikan yang sudah maju terdapat klub
sosial yang dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas. Klub sosial secara
periodik perlu mengadakan berbagai acara, termasuk juga memberikan
sponsor pada acara-acara kegiatan sosial guna mempererat hubungan antara
pimpinan dengan para anggotanya.
Literatur Pengenalan atau Informasi
Menurut Nasution dalam Benty dan Gunawan (2015:102) menyatakan
bahwa literatur pengenalan adalah berbagai naskah, materi atau buklet yang
berisikan riwayat singkat lembaga pendidikan dengan bagan-bagan, strukur
manajemen, dan aneka hal penting lainnya yang harus diketahui para
pegawai baru. Pada umumnya para pegawai baru diberikan buku katalog
yang berisi mengenai profil lembaga dengan tujuan agar pegawai baru dapat
memahami budaya yang ada dan diharapkan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan tujuan dari lembaga tersebut.
b. Jaringan Telepon Internal
Di lembaga pendidikan telah disediakan jaringan telepon agar para
staf dapat menyampaikan gagasannya mengenai beberapa hal. kebiasaan
penyampaian gagasan baru dapat dirangsang dengan memberikan paket
25

insentif. Misalnya paket insentif dapat diberikan kepada seorang pegawai


yang memberikan beberapa ide untuk meningkatkan efisiensi.
Adapaun teknik operasional yang dikemukakan oleh De Roche
dalam Rahmat(2016:135) adalah:
1. Home visits (Kunjungan rumah)
Dilakukan untuk konsultasi dalam mengetahui hal-hal yang menjadi
permasalahan bagi peserta ddik tersebut.
2. Open House (Silaturahmi)
Pada waktu-waktu tertentu, maka dapat diadakan silaturahmi, biasanya
dalam hariraya contoh Idul Fitri.
3. Speaker Beareu (Bagian Kehumasan)
Secara khusus guru perlu memilih topik-topik yang berkenaan dengan
pembicaraan di perkumpulan, kelompok, dan organisasi sekolah.
4. School and Classroom News Letter (Berita sekolah dan kelas)
Wahana komunikasi tertulis di sekolah dibutuhkan untuk mengabarkan
berita-berita umum yang ada di lingkungan sekolah.
5. Voting Reminder card (Kartu saran)
Bila sesuatu terjadi dan tidak dikehendaki oleh siapapun dan ini
merupakan hal yang yang perlu disampaikan kepada pihak pengelola
lembaga pendidikan, maka yang bersangkutan bisa menuliskannya
melalui kartu saran.
6. Success Card (Piagam penghargaan)
Apabila ada siswa atau orang tua yang telah turut serta dan memberikan
perhatian secara khusus kepada sekolah atau pemenang lomba yang
diadakan oleh sekolah .

Local Newspaper (Surat kabar lokal)

Berita-berita sekolah maupun berita dari rumah yang kira-kira akan


bermanfaat bagi para warga sekolah jika mengetahuinya akan lebih
bagus.
7. Activity Display (Pajangan kegiatan)
25

Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan, sebaiknya dipajang di


papan tersendiri untuk memberi sugesti kepada masayarakat yang belum
sempat ikut mempertimbangkan.
8. Class Project in The Community (Bakti sosial masyarakat)
Siswa adalah bagian masyarakat, untuk itu akan lebih bermakna hidup
bermasyarakat jika turut serta membantu sesama warga yang kurang
beruntung.
9. Letter to The Editor (Surat pada editor)
Keluhan atau sumbang saran yang sifatnya umum dari orang tua siswa
maupun guru.
10. Public Performance (Pertunjukan)
Apresiasi terhadap kreatifitas siswa dapat diwujudkan dalam pementasan
berkala, di samping itu akan memberikan rasa percaya diri kepada siswa
dan kebanggaan orang tua.
11. Suggestion Boxes (Kotak saran)
Kartu saran berfungsi sebagai tempat penampungan kartu saran tadi dan
harus diambil dan diperiksa secara berkala oleh pengelola.

D. Hambatan-Hambatan Teknik Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Dalam menjalin hubungan antara sekolah dan masyarakat tentunya tidak


selalu berjalan dengan lancer, melainkan terdapat hambatan-hambatan yang harus
dihadapi. Menurut Pidarta dalam Benty & Gunawan (2015:103) menyatakan
bahwa ada beberapa kendala mendasar yang dapat berdampak pada keharmonisan
hubungan, kendala tersebut antara lain: (1) kurangnya pemahaman masyarakat
akan pendidikan dan pemahaman warga sekolah mengenai hubungan sekolah dan
masyarakat dibangun; dan (2) kurangnya komunikasi antara sekolah dan
masyarakat, sehingga tercipta hubungan komunikasi satu arah yang
mengakibatkan sekolah tidak mengetahui keinginan masyarakat melainkan
sekolah memaksakan kehendaknya kepada masyarakat. Dalam hal ini, hendaknya
sekolah dapat mengetahui kendala-kendala tersebut untuk meminimalisir
pengaruh negatif terhadap upaya pengembangan pendidikan.

Pada kenyataannya membuktikan bahwa proses komunikasi hubungan


antara sekolah dan masyarakat menuai hambatan dan tidak selalu berjalan dengan
lancer. Secara umum kendala-kendala yang sering ditemukan yaitu komunikasi
yang terhambat dan tidak profesional, tindak lanjut program yang kurang lancar,
dan pengawasan yang tidak terstruktur.Untuk mengatasi kendala tersebut, terdapat
beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai alternatif penyelesaiannya, yaitu:
adanya laporan berkala mengenai berbagai kegiatan sekolah serta keuanggannya,
dan diadakannya berbagai kegiatan yang dapat mengakrabkan antara pihak
sekolah dengan masyarakat seperti dengan diadakannya kegiatan open house,
kunjungan timbal balik, dan program kegiatan bersama seperti seni atau
pertunjukan.

BAB III
PENUTUP

26
25

A. Kesimpulan

Manajemen hubungan masyarakat merupakan pengelolaan


hubungan atau komunikasi antara lembaga pendidikan dan masyarakat
untuk saling bekerjasama dalam memajukan pendidikan. Dalam
membangun hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat agar terjalin
secara baik, dalam pelaksanaannya memerlukan beberapa teknik. Teknik-
teknik tersebut meliputi teknik pertemuan kelompok, teknik tatap muka,
observasi dan partisipasi, serta surat menyurat dengan berbagai pihak yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan. Dengan adanya teknik-
teknik tersebut diharapkan dapat menjalin hubungan yang efektif dengan
masyarakat sekitar sekolah dan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam mengembangkan pendidikan.

Dalam kegiatannya sendiri humas memiliki dua macam kegiatan,


yang pertama yaitu kegiatan internal dan eksternal. Kegiatan ini dilakukan
dengan tujuan bahwa sekolah dapat mempublikasikan informasi baik
dalam lingkup sekolah itu sendiri maupun lingkup masyarakat secara luas.
Sehingga masyarakat dapat mengetahui dan berpartisipasi terhadap
program-program yang akan dilaksanakan di sekolah tersebut.
DAFTAR RUJUKAN

Benty, D.D.N. &Gunawan, I. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah dan


Masyarakat. Malang: UM Press.

Gaitan, C. D. 2012. Culture, Literacy, and Power In Family–Community–School–


Relationships.Theory Into Practice.(Online).
(https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00405841.2012.726060),
diakses pada 11 Februari 2019.

KBBI. 2019. Pengertian Diskusi.(Online) (http://kbbi.web.id/diskusi), diakses


pada 2 Maret 2019.

Ningrum, E.S.C. 2010. Memaksimalkan Peran HUMAS di Lembaga Pendidikan


Anak Usia Dini. Fondasia. (Online)
(https://journal.uny.ac.id/index.php/fondasia/article/view/5835/5046), Vol. 2,
Nomor 10, September 2010, diakses 10 Februari 2019.

Rahmat, A. 2016. Manajemen Humas Sekolah. Yogyakarta: Media Akademi.


Saihudin. 2018. Manajemen Institusi Pendidikan. Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia.

Widiarti, A., Lita, H.D.M., & Murib, B.R. 2017. Optimalisasi Teknik-Teknik
Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat. Artikel disajikan dalam
Seminar Nasional PendidikanSinergitas Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
dalamPenguatan Pendidikan Karakter, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Malang, 16 November 2017. (Online) (http://ap.fip.um.ac.id/wp-
content/uploads/2017/12/Annisa-Widiarti-Hapsari-Dwi-Marta-Lita-Barson-
Robert-Murib.pdf), diakses 9 Februari 2019.

Yulitasari, E., Maisyaroh, Soetopo, H. 2015. Pelaksanaan Hubungan Sekolah dan


Masyarakat di Sekolah Berbasis Pesantren (Studi Kasus Di Smp Ar-Rohmah
Putri Malang). (Online)
(http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/04/effa.pdf), diakses 11
Februari 2019.

27

Anda mungkin juga menyukai