Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN


MASYARAKAT
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:

“Manajemen Pendidikan”
Dosen Pengampu:
Parida, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 5:


Misria Hastuti
Siti Nursira Hidayani
Selvi Wahyuni

SEMESTER III
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH LINGGA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan penguasa alam, tempat menyembah dan
tempat memohon pertolongan yang memiliki kekuasaan atas penguasa, yang
memiliki ilmu di atas orang yang berilmu, dengan berkah rahmatnya saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Manajemen hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat.”
Makalah ini dibuat guna memberikan informasi kepada pembaca
mengenai manajemen hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat dan juga
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen pendidikan.
Kami mengucapkan terimaksih kepada Ibu selaku dosen mata kuliah
manajemen pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehinga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kritik dan kami yang membangun kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Singkep Barat, 31 Oktober 2021.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3


A. Konsep dasar lembaga pendidikan dan masyarakat ............................. 3
B. Jenis-jenis hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat .......... 4
C. Hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat .................................. 8
D. Bentuk kerja sama lembaga pendidikan dengan masyarakat ............. 10
E. Peningkatan dan pendayagunaan partisipasi masyarakat ................... 11

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 15


A. Kesimpulan ........................................................................................ 15
B. Saran ................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan masyarakat dengan sekolah merupakan suatu kegiatan yang


bertujuan memperoleh kepercayaan dan sangat penting dalam manajemen
guna untuk mencapai tujuan yang spesifik dari organisasi lembaga
pendidikan. Pengertian hubungan masyarakat dengan sekolah mempunyai
pemikiran yang berbeda namun tujuan dan fungsinya sama yaitu untuk
menciptakan opini publik yang menguntungkan sekolah dan lembaga
pemerintah yang bersangkutan .Berupa mengatur informasi internal dan
eksternal dengan memberikan informasi serta penjelasan seluas mungkin
kepada publik mengenai kebanyakan baik program maupun tindakan –
tindakan lembaga. tujuan dan tugas utama hubungan masyarakat dengan
sekolah yaitu salah satunya menyusun rencana bagaimana cara-cara
memperoleh bantuan yang melibatkan masyarakat dalam kegiatan
pendidikan baik secara individual seperti membuka kesempatan konsultasi
antara orang tua peserta didik dengan guru sekolah ,komite sekolah,
organisasi atau alumni. Demikian juga respon yang timbul di kalangan
masyarakat menjadi umpan balik dan informasi yang disampaikan harus
mendapat perhatian yang sepenuhnya . Berbagai teori mengatakan baik
mengenai definisi sistem informasi manajemen maupun penjelasan arti dan
tujuan. Jika sebuah fungsi manajemen kurang dilaksanakan dan diabaikan
oleh sebuah lembaga maka lembaga pendidikan akan hancur dan tidak lagi
diminati masyarakat Karena kurang sosialisasi dan berkomunikasi dengan
masyarakat baik secara langsung maupun melalui media.1

1
Fithriani, “Manajemen Hubungan Masyarakat dengan Lembaga Sekolah” (https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/intel/article/view/4442 ,diakses pada 31 Oktober 2021, 10:10)

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep lembaga pendidikan dengan masyarakat?


2. Apa saja jenis-jenis kegiatan lembaga pendidikan dengan masyarakat?
3. Bagaimana hubungan kelembagaan pendidikan dengan masyarakat?
4. Bagaiman bentuk kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat?
5. Bagaimana peningkatan dan pendayagunaan partisipasi masyarakat?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah untuk mengetahui:


1. Konsep lembaga pendidikan dengan masyarakat,
2. Jenis-jenis kegiatan lembaga pendidikan dengan masyarakat,
3. Hubungan kelembagaan pendidikan dengan masyarakat,
4. Bentuk kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat, dan
5. Peningkatan dan pendayagunaan partisipasi masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Lembaga Pendidikan dan Masyarakat


Organisasi pendidikan merupakan suatu sistem yang terbuka. Sebagai
sistem terbuka, berarti lembaga pendidikan selalu mengadakan kontak
hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai suprasistem. Kontak
hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga itu tidak
mudah punah atau mati. Hanya sistem terbuka yang memiliki negentropy,
yaitu suatu usaha yang terus-menerus untuk menghalangi kemungkinan
terjadinya entropy atau kepunahan. Ini berarti hidup atau matinya sistem itu
sebagian terbesar ditentukan oleh usaha lembaga itu sendiri. Konsep ini bisa
dicocokkan dengan praktek-praktek pendidikan yang telah terjadi. Sekolah
yang tidak memiliki nama baik di mata masyarakat dan akhirnya mati,
adalah sekolah yang tidak mampu membuat hubungan baik dengan
masyarakat pendukungnya. Dengan berbagai sebab masyarakat enggan
menyekolahkan putra-putrinya ke sekolah itu, hal tersebut yang membuat
sekolah itu tidak mempunyai siswa, dan sebaliknya.
Sejalan dengan konsep diatas, pemerintah menyerukan bahwa
pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua,
dan masyarakat. Dengan demikian tampaklah bahwa lembaga pendidikan
itu bukanlah badan yang berdiri sendiri dalam membina pertumbuhan dan
perkembangan putra-putri bangsa, melainkan ia merupakan suatu bagian
yang tidak terpisahkan dari masyarakat yang luas. Ada hubungan saling
memberi dan saling menerima antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat sekitarnya.
Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan fungsi rangkap
terhadap masyarakat yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaru,
Dikatakan fungsi layanan karena ia melayani kebutuhan-kebutuhan
masyarakat, dan fungsi pemimpin sebab ia memimpin masyarakat disertai
dengan penemuan-penemuannya untuk memajukan kehidupan masyarakat.
Selanjutnya dengan mengadakan kontak hubungan dengan masyarakat
memudahkan organisasi pendidikan tersebut mampu menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi lingkungannya. Lembaga pendidikan lebih
mudah menempatkan dirinya di masyarakat dalam arti dapat diterima
sebagai bagian dari milik warga masyarakat. Lembaga pendidikan dapat
mengikuti arus dinamika masyarakat lingkungannya.
Pendekatan situasional memang diperlukan oleh lembaga pendidikan
sebagai sistem terbuka. Pendekatan ini mengharuskan lembaga-lembaga itu
menaruh perhatian kepada masyarakat dan mengamati aspirasi mereka,

3
kebutuhan mereka, kemampuan, dan kondisi mereka. Manajer pendidikan
bersama warga masyarakat mencoba berusaha mencari jalan keluar dan
mewujudkannya dalam lembaga pendidikan untuk keputusan bersama.
Hubungan kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat, mengikuti
perubahan-perubahan lingkungan dengan pendekatan situasional,
memungkinkan lembaga itu tetap berdiri. Sebab ia berada dalam hidup
bersama masyarakat dan sekaligus penerang/inovator bagi masyarakat.
Inilah yang perlu diusahakan oleh manajer pendidikan.
Sama halnya dengan pertahanan hidup, layanan tehadap masyarakat
juga akan semakin meningkat bila hubungan lembaga pendidik dengan
masyarakat semakin baik. Masyarakat akan puas karena banyak warga yang
diperhatikan, lembaga terbuka bagi para warga masyarakat yang ingin
berpatisipasi dalam pendidikan, termasuk mengajukan usul tentang hal-hal
yang mereka inginkan terjadi atau dilaksanakan di lembaga.2

B. Jenis-Jenis Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat


Menurut Don Begin (1984), public relations dibedakan menjadi
external public relations (humas ke luar) dan internal public relations
(humas ke dalam). Oleh karena itu, di sekolah dikenal adanya kegiatan
publisitas ke luar dan publisitas ke dalam.
1. Kegiatan Eksternal
Kegiatan ini selalu berhubungan atau ditujukan kepada publik
atau masyarakat di luar warga sekolah. Ada dua kemungkinan yang
bisa dilakukan yakni secara langsung (tatap muka) dan tidak langsung.
Kegiatan tatap muka misalnya rapat bersama dengan pengurus BP3
setempat, berkonsultasi dengan tokoh-tokoh masyarakat, melayani
kunjungan tamu dan sebagainya. Kegiatan eksternal tidak langsung
adalah kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat melalui
perantaraan media tertentu, seperti:3
a. Penyebaran informasi melalui televisi
Berhasil tidaknya menggunakan televisi sebagai alat media
publisitas sekolah, tergantung pada program yang telah
disiapkan sebelumnya di dalam program itu disusun hal-hal atau
pokok-pokok yang akan disajikan kepada penontonnya. Maka

2
Fina Wulandari,”Manajemen hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat”,
(https://finawulandari90.wordpress.com/2020/06/05/manajemen-hubungan-lembaga-pendidikan-
dengan-masyarakat ,diakses pada tanggal 31 Oktober 2021, pukul 11:05)
3
Syiifa,”Manajemen hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat”
(http://syiffa93yuhu.blogspot.com/2013/09/manajemen-hubungan-lembaga-
pendidikan.html?m=1 ,diakses pada tanggal 31 Oktober 2021,pukul 11:45)

4
dari itu, informasi melalui televisi memerlukan persiapan yang
lebih cermat daripada informasi melalui radio. Informasi melalui
televisi dapat dilaksanakan dengan cara ceramah biasa,
wawancara, ceramah dengan alat-alat peraga, diskusi,
sandiwara, acara cerdas tangkas, kegiatan kesenian dan
sebagainya.

b. Penyebaran informasi melalui radio


Radio merupakan media massa yang penting yang mampu
menjangkau publik yang luas. Karena itu, sekolah dapat
mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari radio ini untuk
kepentingan publisitas. Beberapa hal yang penting seperti kapan
pendaftaran siswa baru, kegiatan pendidikan dan data sekolah
dapat diinformasikan ke luar melalui radio.

c. Penyebaran informasi melalui media cetak


Yang dimaksud media cetak adalah surat kabar, majalah, buletin
dan sebagainya. Kadang-kadang semuanya ini disebut pers
dalam arti sempit. Dalam hubungannya dengan kegiatan humas,
pers dapat dikatakan sebagai penyalur informasi yang
menguntungkan.

d. Pameran sekolah
Pameran sekolah dimaksud untuk menunjukkan hasil pekerjaan
para siswa serta masyarakat pada umumnya.

2. Kegiatan Internal
Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam, sasarannya tidak
lain adalah warga sekolah yang bersangkutan yakni para guru, tenaga
tata usaha dan seluruh siswa.
Pada prinsipnya, kegiatan internal bertujuan untuk:
a. Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan
sekolah,situasi dan perkembangannya.
b. Menampung sarana-sarana dan pendapat-pendapat dari warga
sekolah dalam hubungannya dengan pembinaan dan
pengembangan sekolah.
c. Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya
kerja sama antar warga sekolah sendiri.

5
Kegiatan internal dapat dibedakan atas kegiatan langsung dan
tidak langsung. Kegiatan langsung ini dapat berupa, antara lain:
a. Rapat dewan guru
b. Upacara sekolah
c. Karyawisata/rekreasi bersama
d. Penjelasan lisan pada berbagai kesempatan yang ada, misalnya
pada pertemuan arisan, syawalan dan sebagainya

Sedangkan mengenai kegiatan yang tidak langsung dapat


berupa:
a. Penyampaian informasi melalui surat edaran
b. Penggunaan papan pengumuman di sekolah
c. Penyelenggaraan majalah dinding
d. Menerbitkan buletin sekolah untuk dibagikan kepada warga
sekolah
e. Pemasangan iklan/pemberitahuan khusus melalui media massa
pada kesempatan-kesempatan tertentu

Pada era di mana terjadi salah kaprah mengenai hubungan antara


lembaa pendidikan dan masyarakat ini, hendaknya kaum akademis
mulai menjelaskan kembali bagaimana hubungan lembaga pendidikan
dan masyarakat yang sebenarnya harus terjadi. Pada masa ini, sekolah
dianggap hanya sebagai “penjara akademik” atau sarana untuk
menyampaikan hal-hal yang bersifat akademis kepada peserta didik.
Dengan demikian kebanyakan orang menganggap cukup dengan
adanya komite sekolah dan bagian humas, maka hubungan antara
sekolah dan masyarakat sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Padahal, arti hubungan antara sekolah dan masyarakat sendiri
jauh lebih luas daripada itu dan mencakup beberapa bidang. Bidang-
bidang tersebut adalah bidang-bidang yang ada hubungannya dengan
pendidikan anak-anak dan pendidikan masyarakat pada umumnya.
Jenis hubungan sekolah dan masyarakat itu sendiri dapat
digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal
mendidik murid, antara guru di sekolah dan orang tua di dalam
keluarga. Adanya hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi
perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat
mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri
anak.

6
Cara kerja sama tersebut dapat direalisasikan dengan
mengadakan pertemuan yang direncanakan secara periodik
antara guru-guru di sekolah dengan para orang tua murid. Di
samping itu, dapat pula dilakukan dengan mengadakan
kunjungan ke rumah peserta didik di luar waktu sekolah untuk
mengenal lingkungan di mana peserta didik berkembang. Jika
hal tersebut tidak dimungkinkan, dapat pula dilakukanpertemuan
antara guru dengan orang tua peserta didik per kelas untuk
mengadakan dialog terbuka mengenai masalah-masalah
pendidikan yang sering terjadi dalam keluarga, dan bagaimana
cara mengatasinya.

b. Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan


masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan
mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu
berada. Untuk itu diperlukan hubungan kerja sama antara
kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat.
Kegiatan kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan
tuntutan perkembangan masyarakat. Demikian pula tentang
pemilihan bahan pengajaran dan metode-metode pengajarannya.
Oleh karena itu, tidak mustahil bahwa untuk menjelmakan para
peserta didik untuk menbantu dalam kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh masyarakat di luar lingkunngan sekolah.
Kegiatan-kegiatan kerja sama semacam itu berarti mendidik
para peserta didik untuk berpartisipasi dan turut bertanggung
jawab tehadap masyarakat dan lingkungannya.

c. Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja sama antara


sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi resmi lain, baik
swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerja sama antara
sekolah satu dengan sekolah-sekolah lainnya, kepala pemerintah
setempat, ataupun perusahaan-perusahaan Negara, yang
berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada
umumnya.
Sebagai kesimpulan data dikemukakan bahwa dengan
dilaksanakannya ketiga hubungan tersebut, diharapkan sekolah
tidak lagi selalu ketinggalan dengan perubahan dan tuntutan
masyarakat yang senantiasa berkembang. Sehingga meskipun
digerus oleh arus globalisasi, sekolah tidak lagi hanya menjadi
penyalur informasi akademik. Maka dari itu, untuk kembali

7
mendapatkan fungsinya yang sebenarnya, sekolah harus
merupakan salah satu pusat belajar dari banyak pusat belajar
yang kini dikategorikan sebagai pendidikan nonformal.
Adanya hubungan sekolah dan masyarakat ini dimaksudkan pula
agar proses belajara yang berlaku di sekolah mengalami
perubahan, dari proses belajar dengan cara “menyuapi” dengan
bahan pelajaran yang telah dicerna oleh guru, menjadi proses
belajar yang inovatif, yaitu belajar secara antisipatoris dan
partisipatoris. Proses belajar yang inovatif ini tidak hanya
“belajar memecahkan masalah”, tetapi justru yang terpenting
adalah mengidentifikasi, mengerti, dan bila perlu merumuskan
kembali masalah itu. Peserta didik dididik untuk berpartisipasi
dalam arti luas di dalam kehidupan masyarakat, dan dapat
mengantisipasi kehidupan masyarakat yang akan datang tempat
mereka akan hidup dan terlibat di dalamnya setelah mereka
dewasa.4

C. Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat


Hubungan masyarakat dengan sekolah merupakan suatu kegiatan yang
bertujuan memperoleh kepercayaan dan sangat penting dalam manajemen
guna untuk mencapai tujuan yang spesifik dari organisasi lembaga
pendidikan. Pengertian hubungan masyarakat dengan sekolah mempunyai
pemikiran yang berbeda namun tujuan dan fungsinya sama yaitu untuk
menciptakan opini publik yang menguntungkan sekolah dan lembaga
pemerintah yang bersangkutan. Berupa mengatur informasi internal dan
eksternal dengan memberikan informasi serta penjelasan seluas mungkin
kepada publik mengenai kebanyakan baik program maupun tindakan –
tindakan lembaga.
Tujuan dan tugas utama hubungan masyarakat dengan sekolah yaitu
salah satunya menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan
yang melibatkan masyarakat dalam kegiatan pendidikan baik secara
individual seperti membuka kesempatan konsultasi antara orang tua peserta
didik dengan guru sekolah ,komite sekolah, organisasi atau alumni.
Demikian juga respon yang timbul di kalangan masyarakat menjadi umpan
balik dan informasi yang disampaikan harus mendapat perhatian yang
sepenuhnya . Berbagai teori mengatakan baik mengenai definisi sistem
informasi manajemen maupun penjelasan arti dan tujuan.

4
Choirul Huda,”Hubungan sekekolah dengan masyarakat dalam konteks pendidikan”,
(https://www.binaaku.web.id/2013/04/hubungan-sekolah-dengan-masyarakat.html ,diakses pada
tanggal 31 Oktober 2021, pukul 12:30)

8
Jika sebuah fungsi manajemen kurang dilaksanakan dan diabaikan
oleh sebuah lembaga maka lembaga pendidikan akan hancur dan tidak lagi
diminati masyarakat Karena kurang sosialisasi dan berkomunikasi dengan
masyarakat baik secara langsung maupun melalui media.5
Secara terperinci manfaat hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat adalah sebagai berikut:
Bagi lembaga pendidikan yakni :
b. Memudahkan memperbaiki pendidikan
c. Memperbesar usaha meningkatkan profesi pengajar
d. Konsep masyarakat tentang guru/dosen menjadi benar
e. Mendapatkan koreksi dari kelompok masyarakat
f. Mendapat dukungan moral dari masyarakat
g. Memudahkan meminta bantuan dari masyarakat
h. Memudahkan pemakaian media pendidikan masyarakat
i. Memudahkan pemanfaatan narasumber

Bagi masyarakat yakni :


a. Tahu hal-hal persekolahan dan inovasinya
b. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang pendidikan lebih
mudah diwujudkan
c. Menyalurkan kebutuhan berpatisipasi dalam pendidikan
d. Melakukan usul-usul terhadap lembaga pendidikan

5
Fithriani,”Manajemen hubungan masyarakat dengan lembaga sekolah”, (https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/intel/article/view/4442 ,diakses pada tanggal 31 Oktober 2021,pukul
13:05)

9
D. Bentuk Kerjasama Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat
Menurut Drs. Ngalim Purwanto (1975) hubungan sekolah dengan
mayarakat mencakup hubungan sekolah dengan sekolah lain, sekolah
dengan pemerintah setempat, sekolah dengan instansi dan jawatan lain, dan
sekolah dengan msayarakat pada umumnya. Selanjutnya diuraikan bahwa
hendaknya semua hubungan itu merupakan hubungan kerja sama yang
bersifat pedagogis, sosiologis dan produktif yang dapat mendatangkan
keuntungan dan perbaikan serta kemajuan bagi kedua belah pihak.
Dalam hal ini dapat diperinci sebagai berikut:
1. Hubungan edukatif, adalah hubungan kerja sama dalam hal mendidik
murid, antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga.
Hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau
bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keragu-raguan
pendirian dan sikap pada diri anak.
2. Hubungan cultural, adalah usaha kerja sama antara sekolah dan
masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan
mengembangkan adanya saling membina dan mengembangkan
kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada.
3. Hubungan institusional, adalah hubungan kerja sama antara sekolah-
sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi lainnya baik
swasta maupun pemerintah. Misalnya hubungan sekolah dengan
puskesmas, pemerintah setempat, pertanian, pasar, dan sebagainya,
yang kesemuanya itu dilakukan dalam rangka perbaikan dan
kemajuan pendidikan. Dengan demikian siswa tidak lagi asing dengan
lingkungan tempat tinggalnya yang penuh dengan berbagai ragam
jenis profesi

Tinjauan yang lain (Drs. Ismed Syarief. 1976) menekankan bahwa


sekolah itu mesti berada masyarakat. Karena itu sekolah mau tidak mau
harus berhubungan dengan masyarakat. Hubungan keluar ini dapat ditinjau
dari beberapa yakni:
1. Hubungan dinas
2. Hubungan dengan BP 3.
3. Hubungan dan kerja sama dengan pihak lain di luar ketentuan atasan.
4. Kerja sama dengan sekolah-sekolah lain.
5. Hubungan dengan organisasi guru.6

6
Azid Zainuri, “Bentuk-bentuk Kerja Sama Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat”
(https://www.azid45.web.id/2018/06/bentuk-bentuk-kerja-sama-hubungan.html ,diakses pada
31 Oktober 2021, 14:20)

10
E. Peningkatan dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat
Sekolah bukanlah suatu kesatuan yang berdiri sendiri atau terpisah
dengan masyarakat, akan tetapi sekolah dan masyarakat merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Di satu sisi, sekolah membutuhkan
masukan dari masyarakat tentang sumber-sumber yang ada untuk
dimanfaatkan dalam proses pendidikan dan untuk menyusun program yang
relevan dengan kebutuhan masyarakat, sekolah sekaligus juga
membutuhkan dukungan dalam melaksanakan program tersebut.
Selain itu, masyarakat juga membutuhkan jasa sekolah untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai oleh sekolah
dan program-program pendidikan yang sesuai dengan keinginan.
Langkah penting yang dapat diambil oleh pengelola sekolah adalah
mengembangkan hubungan antara sekolah dan masyarakat dengan cara
mepelajari dan memahami dengan baik masyarakat yang ada disekitar
sekolah tersebut. Jalinan semacam ini akan terwujud apabila kepala sekolah
ataupun melalui wakilnya (wakil kepala sekolah bagian humas) dapat aktif
dan mampu membangun antara kedua belah pihak yang saling
menguntungkan dan memberi kepuasan.

1. Memahami masyarakat
Masyarakat sekolah menurut Gorton dapat dipandang sebagai
kesatuan yang meliputi total area geografis yang terdiri dari daerah
yang lebih dekat dengan sekolah maupun populasi dalam batas
individu. Untuk memahami masyarakat sekitar, pengelola sekolah
harus mempelajari macam-macam type-type individu dan organisasi
di masyarakat . dalam memahami masyarakat ini, Elsbree (Tim Dosen
IKIP, 229) memberikan prinsip, antara lain:
a. Ketahuilah masyarakat anda
b. Adakan survey program pendidikan anda dan bersahabatlah
dengan masyarakat.
c. Pelajarilah masyarakat melalui daerahnya dan dokumen-
dokumen
d. Jadilah anggota organisasi dalam masyarakat
e. Adakanlah kunjungan ke orang-orang penting di masyarakat
f. Layani masyarakat di daerah anda dengan baik.

Pengelola sekolah hendaknya memahami bahwa hubungan


sekolah dengan masyarakat tidak bisa lepas dari adanya masalah, ada
dua faktor penyebab, yaitu:

11
Faktor pertama, terkait dengan usaha pendidik dalam proses
pendidikan, yakni mengubah program atau sistem yang dalam hal
tertentu bertentangan dengan norma masyarakat. Seperti usaha
inovasi, integrasi, dan perencanaan pembelajaran modern, yang
terkadang malah dianggap menentang norma dalam tatanan
masyarakat tertentu, sebab sekolah tidak memberi harapan
sebagaimana yang diinginkan. Sehingga ada sudut pandang yang
berseberangan.

Faktor kedua, adanya intervensi masyarakat yang terlalu dalam


untuk mengetahui dan mengevaluasi apa yang berlangsung di sekolah
atau keterlibatan orang tua yang berlebihan, seperti ikut campur dalam
administrasi yang dilaksanakan oleh sekolah, menyensor buku
pelajaran secara individu, mencoba memodivikasi kurikulum secara
kelompok dan sebagainya. Walaupun dalam manajemen sekolah
modern keterlibatan masyarakat dalam pendidikan sangat penting,
namun kalau intervensinya terlalu dalam, maka akan menjadikan guru
sempit dalam melangkah.

2. Keterlibatan Orang Tua

Hubungan sekolah dengan masyarakat akan tumbuh dengan baik


apabila masyarakat dapat merasakan manfaat keikutsertaannya dalam
program sekolah. Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk
menjamin hubungan ini yaitu melibatkan orang tua dalam
perencanaan dan pelaksanaan program sekolah, dengan cara:
a. Mengadakan open house yang memberi kesempatan kepada
masyarakat luas untuk mengetahui program sekolah.
b. Mengundang tokoh masyarakat untuk menjadi pembicara atau
pembina, misalnya dokter yang tinggal di sekolah untuk
membina kesehatan, ulama’ untuk membina bidang keagamaan,
dan lain-lain.
c. Membangun kerjasama sekolah dengan masyarakat, misalnya
PBHN (Peringatan Hari Besar Nasional), PHBI (Peringatan Hari
Besar Islam), dan lain-lain.

12
3. Organisasi Orang Tua Murid

Organisasi ini merupakan organisasi konsultif dengan pimpinan


sekolah yang bertujuan agar pendidikan sdi di sekolah itu berjalan
lancar dan berkembang dengan baik. Di Indonesia, organisasi orang
tua murid ini mengalami empat kali perubahan nama, yaitu:
a. POMG (Perkumpulan Orang tua Murid Guru).
Organisasi ini berdasarkan UU pendidikan No.12 tahun
1945 pasal 28. Tujuan dari organisai ini adalah untuk
memelihara hubungan yang erat antara orang tua murid di
sekolah, agar sekolah dapat hidup subur dan lebih sanggup
memnuhi tugasnya sebagai tempat yang membentuk manusia
yang cakap dan warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah
air.

b. POM (Perkumpulan Orang tua Murid)


Perubahan organisasi ini disebabkan adanya isu di
masyarakat bahwa guru-guru telah menyalahgunakan keuangan
POMG.

c. BP3 (Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan)


Sejak tanggal 20 Nopember 1974, nama POM diganti
menjadi BP3 berdasar surat keputusan Nomor:17/1974.No.1974
yang ditandatangani oleh menteri dalam negeri dan menteri P
dan K. Tujuan dari BP3 ini adalah meningkatkan hubungan
yang erat dan kerja sama serta tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat dan pemerintah untuk menyempurnakan
kegiatan pendidikan.

d. Komite Sekolah
Pada tahun 2000, BP3 berubah menjadi Komite Sekolah.
Secara operasional, tugas dan wewenang komite sekolah adalah:
(d.1) Mendorong dan meninkatkan hubungan baik antara
masyarakat sekolah maupun pemerintah.
(d.2) Membantu kelancaran kegiatan pendidikan dan tidak
mencampuri urusan teknik pengajaran sekolah yang
menjadi wewenang kepala sekolah, guru dan pengawas.

13
(d.3) Mengusahakan bantuan dari masyarakat, baik berupa
benda, uang maupun jasa dengan tidak menambah beban
wajib bayar.
(d.4) Memberikan perimbangan kepala sekolah dan kepada
perwakilan Depdibud tentang permohonan keringanan atas
permohonan wajib bayar.7

7
Azid Zainuri, “Peningkatan dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat”
(https://www.azid45.web.id/2018/06/peningkatan-dan-pendayagunaan.html ,diakses pada 31
Oktober 2021, 16:00)

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Organisasi pendidikan merupakan suatu sistem yang terbuka. Sebagai
sistem terbuka, berarti lembaga pendidikan selalu mengadakan kontak
hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai suprasistem. Kontak
hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga itu tidak
mudah punah atau mati.
Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan fungsi rangkap
terhadap masyarakat yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaru,
Dikatakan fungsi layanan karena ia melayani kebutuhan-kebutuhan
masyarakat, dan fungsi pemimpin sebab ia memimpin masyarakat disertai
dengan penemuan-penemuannya untuk memajukan kehidupan masyarakat.
Jenis hubungan sekolah dan masyarakat itu sendiri dapat digolongkan
menjadi 3 jenis, yaitu: hubungan edukatif, hubungan kultural, dan hubungan
institusional.
Hubungan masyarakat dengan sekolah merupakan suatu kegiatan yang
bertujuan memperoleh kepercayaan dan sangat penting dalam manajemen
guna untuk mencapai tujuan yang spesifik dari organisasi lembaga
pendidikan. Tujuan dan tugas utama hubungan masyarakat dengan sekolah
yaitu salah satunya menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh
bantuan yang melibatkan masyarakat dalam kegiatan pendidikan baik secara
individual seperti membuka kesempatan konsultasi antara orang tua peserta
didik dengan guru sekolah ,komite sekolah, organisasi atau alumni.
Hubungan sekolah dengan mayarakat mencakup hubungan sekolah
dengan sekolah lain, sekolah dengan pemerintah setempat, sekolah dengan
instansi dan jawatan lain, dan sekolah dengan msayarakat pada umumnya.
Langkah penting yang dapat diambil oleh pengelola sekolah adalah
mengembangkan hubungan antara sekolah dan masyarakat dengan cara
mepelajari dan memahami dengan baik masyarakat yang ada disekitar
sekolah tersebut.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini apabila terdapat beberapa kesalahan
dalam cara penulisan baik penempatan kalimat maupun pembahasan,
penulis meminta maaf dan sekiranya pembaca dapat memperbaiki kesalahan
dalam pembuatan makalah. Dan kami berharap semoga makalah ini bisa
menambah pengetahuan para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/intel/article/view/4442
https://finawulandari90.wordpress.com/2020/06/05/manajemen-hubungan-
lembaga-pendidikan-dengan-masyarakat
http://syiffa93yuhu.blogspot.com/2013/09/manajemen-hubungan-lembaga-
pendidikan.html?m=1
https://www.binaaku.web.id/2013/04/hubungan-sekolah-dengan-
masyarakat.html
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/intel/article/view/4442
https://www.azid45.web.id/2018/06/bentuk-bentuk-kerja-sama-
hubungan.html
https://www.azid45.web.id/2018/06/peningkatan-dan-pendayagunaan.html

16

Anda mungkin juga menyukai