Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MANAJEMEN HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN


MASYARAKAT
“MANAJEMEN PENDIDIKAN”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

WANDA A31121101
PUTRI AYUNDA A31123011
ARDIANSYACH RAMADHANI AKBAR A31123025
MUH. HERDIANSYAH A31123057

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS TADULAKO
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
"MANAJEMEN HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN
MASYARAKAT". Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah
ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga
makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca

i
Halaman Judul..................................................................................................................
Kata pengantar.................................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................................
Bab I Pendahuluan..........................................................................................................
A. Latar belakang.......................................................................................................
B. Rumusan masalah..................................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................................
Bab II Kajian pustaka.....................................................................................................
A. Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat............................................
B. Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat........................
C. Ruang Lingkup Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat..................
D. Tujuan Hubungan Lembaga Pnedidikan dengan Masyarakat...............................
Bab III Pembahasan........................................................................................................
A. Konsep Dasar Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat....................
B. Jenis-jenis Kegiatan Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat
.............................................................................................................................
C. Bentuk-bentuk Kerja-sama Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat...............
D. Peningkatan dan Pendayagunaan Partispasi Masyarakat....................................
E. Pengertian Humas................................................................................................
F. Asas Kegiatan Humas..........................................................................................
Bab IV Penutup..............................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
Daftar Pustaka...............................................................................................................
Lampiran........................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Lembaga Pendidikan berada ditengah-tengah masyarakat dan bisa
dibilang mempunyai dua fungsi. Fungsi yang pertama adalah menjaga
kelestarian nilai-nilai positif yang ada dalam masyarakat, agar pewarisan
nilai-nilai masyarakat berlangsung dengan baik. Dan fungsi yang kedua
adalah sebagai lembaga yang dapat mendorong perubahan nilai dan tradisi
sesuai dengan kemajuan dan tuntutan kehidupan serta pembangunan.
Kedua fungsi ini seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya
dilakukan dalam waktu yang bersamaan.
Oleh karena itu fungsi yang seolah-olah saling bertentangan ini,
diperlukan saling pemahaman antara sekolah dan masyarakat. Tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa pendidikan dan masyarakat adalah faktor
pendidikan yang saling mempengaruhi karena keduanya memiliki timbal
balik yang tidak dapat dipisahkan. Seorang anak didik setelah mendapat
pendidikan dari keluarganya akan segera berlanjut untuk mencari ilmu di
sekolah. Dalam lingkungan yang baru tersebut peserta didik diberi
berbagai macam ilmu pengetahuan yang berguna bagi dirinya sendiri
ataupun orang lain.
Setelah itu ia akan beranjak ke lingkungan berikutnya yaitu
masyarakat, di sinilah ia akan mengaplikasikan segala ilmu yang telah
didapatnya ketika melakukan pendidikan di sekolah. Terkadang seorang
anak didik tidak dapat di terima di dalam masyarakat karena pendidikan
yang diterima di sekolah tidak sesuai dengan yang dibutuhkan di
masyarakat, sehingga peserta didik tersebut hanya bisa menjadi penonton
tanpa terlibat secara langsung di dalam masyarakat.
Pada dasarnya lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang
ada dan terjadi di sekeliling proses pendidikan itu berlangsung yang terdiri
dari manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda mati.
Keempat kelompok benda-benda lingkungan pendidikan itu ikut berperan

3
dalam rangka usaha setiap siswa atau mahasiswa mengembangkan dirinya.
Tetapi manajemen pendidikan menaruh perhatiannya terutama kepada
lingkungan yang berwujud manusia yaitu masyarakat.
Manusia merupakan bagian dari lingkungan masyarakat, seperti
manusia, pendidikan pun dapat dikatakan sebagai bagian dari masyarakat
karena pendidikan dapat memajukan cara pandang dan cara berperilaku
masyarakat. Lembaga pendidikan tempat pendidikan didapat pun sama
pentingnya.Maka dari itu diperlukan kerjasama antara lembaga pendidikan
dengan masyarakat demi terciptanya masyarakat yang lebih maju.

B. Rumusan masalah
1. Konsep Dasar Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat
2. Jenis-jenis Kegiatan Hubungan Lembaga Pendidikan dengan
masyarakat
3. Bentuk-bentuk Kerja sama Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat
4. Peningkatan dan Penyandagunaan Paertisipasi Masyarakat

C. Tujuan
1. Agar para pembaca dapat memahami konsep dasar hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat
2. Agar dapat mengetahui jenis-jenis kegiatan hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat
3. Agar mengetahui bentuk-bentuk kerja sama lembaga pendidikan
dengan masyarakat
4. Untuk menyelesaikan tugas dari dosen

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat


Kindred Leslie dalam bukunya School Public Relation dalam
Ismaya (2015:157), mengemukakan bahwa hubungan sekolah dan
masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan
masyarakat untuk berusaha menanamkan. pengertiaan warga masyarakat
tentang kebutuhan dari karya pendidikan serta mendorong minat dan
tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah.
Mulyasa dalam Rahmat (2016), menyatakan hubungan sekolah
dengan masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu sarana yang sangat
berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi
peserta didik di sekolah. Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan
antara lain untuk memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan
anak, memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan
penghidupan masyarakat, mengarahkan masyarakat untuk menjalin
hubungan dengan sekolah.
Pada dasarnya, mengandung makna pokok yang sama bahwa
hubungan sekolah dan masyarakat merupakan segala tindakan dalam
menciptakan hubungan harmonis antara suatu lembaga pendidikan dengan
masyarakatnya baik internal maupun eksternal agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan.

B. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat


Manajemen dan public relation atau yang kerap disebut dengan
hubungan masyarakat menurut Rhenald Kasali (1994) bahwa manajemen
dan public relation merupakan dua bidang ilmu yang berkembang secara
terpisah. Akan tetapi, perkembangannya pada abad ke-20 ini, manajemen
akhirnya berhasil meningkatkan peranannya pada hampir setiap
kehidupan. Seperti pada hubungannya antara manajemen dan bidang-

5
bidang lainnya, manajemen juga telah menyatu dengan public relations.
Artinya, manajemen telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi
penerapan konsepsi public relations dalam kehidupan manusia. Public
relations punya peranan yang penting dalam upaya mengefektifkan
organisasi dengan membangun hubungan jangka panjang dengan lembaga-
lembaga strategis.
Dalam pelaksanaan pekerjaannya, sudah barang tentu seorang
praktisi public relations akan menggunakan konsepkonsep manajemen
untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya, seperti membuat
rencana, melakukan persiapanpersiapan, melakukan aksi dan komunikasi,
dan ditutup dengan tindakan pengendalian yang disebut evaluasi (Kasali,
1994). Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat menurut J.C. Siedel
dalam Rahmat (2016:120) mengatakah bahwa public relation (Humas)
adalah proses yang berjalan terus menerus, dimana manajemen berusaha
untuk memperoleh good will dan pengertian dari para pegawai, langganan,
dan masyarakat luas. Kedalam melalui analisa, dan keluar melalui jalan
menggunakan pernyataan.
Jadi bahwa dalam pelaksanaan hubungan masyarakat merupakan
suatu proses yang terencana yang berkesinambungan guna memperoleh
itikad baik dari semua pihak, baik kepada pihak internal (Kepala sekolah,
guru, staf) maupun kepada pihak eksternal (orang tua, masyarakat). Jadi
dapat disimpulkan yang dimaksud dengan manajemen hubungan sekolah
dan masyarakat yaitu pengelolaan yang dilakukan oleh petugas humas
berkaitan dengan hal komunikasi antara lembaga/organisasi dengan pihak
masyarakatnya baik internal maupun eksternal dengan menggunakan
fungsifungsi manajemen untuk menciptakan hubungan yang harmonis.

C. Ruang Lingkup Hubungan Sekolah dan Masyarakat


Ruang lingkup hubungan sekolah dan masyarakat dalam suatu
organisasi atau lembaga, yaitu: 1) Humas eksternal (publik eksternal),
yang dimaksud dengan publik eksternal adalah publik umum
(masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang

6
positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Berdasarkan macam-macam
khalayak ini dikenal sebagai media massa, pemerintah, masyarakat
setempat, kontraktor, serta pelanggan (orang tua siswa); dan 2) Humas
internal (publik internal), yang dimaksud dengan publik internal adalah
publik yang menjadi bagian dari unit/organisasi/lembaga itu sendiri.
Tujuan hubungan sekolah dan masyarakat kedalam pada
hakikatnya untuk meningkatkan kegairahan bekerja para guru, tenaga
akademik, karyawan lembaga/instansi yang bersangkutan. Sebagai garis
besar, publik internal meliputi warga dalam sekolah, yaitu guru, siswa,
tenaga kependidikan, dan komite sekolah (Rahmat, 2016)

D. Tujuan Hubungan Sekolah dan Masyarakat


Hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai salah satu aktivitas
yang mendapat kedudukan setara dengan kegiatan pengajaran, pengelolaan
keuangan, pengelolaan kesiswaan dan sebagainya (substansi kegiatan
managemen sekolah) juga harus direncanakan, dikelola dan dievaluasi
secara baik. Tanpa perencanaan dan pengelolaan serta evaluasi yang baik,
tujuan yang hakiki dari kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat
tidak akan tercapai (Rahmat, 2016). Elsbree dalam Ismaya (2015) telah
mengemukakan tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak
2. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya
pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3. Untuk mengembangkan antusiasme saling bantu antara sekolah dengan
masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak.

Berdasarkan beberapa tujuan humas yang telah dikemukakan di atas


mengacu pada segala program yang dilaksanakan oleh bidang humas yang
jika dapat terlaksana, maka persepsi masyarakat tentang sekolah akan
dapat dibangun secara optimal.

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat


Organisasi pendidikan adalah merupakan suatu sistem yang
terbuka. Sebagai sistem terbuka, berarti lembaga pendidikan selalu
mengadakan kontak hubungan dengan lingkungannya yang disebut
sebagai suprasistem. Kontak hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga agar
sistem atau lembaga itu tidak mudah punah atau mati. Hanya sistem
terbuka yang memiliki negentropy, yaitu suatu usaha yang terus-menerus
untuk menghalangi kemungkinan terjadinya entropy atau kepunahan. Ini
berarti hidup atau matinya sistem itu sebagian terbesar ditentukan oleh
usaha lembaga itu sendiri. Konsep ini bisa dicocokkan dengan praktek-
praktek pendidikan yang telah terjadi.
Sekolah yang tidak memiliki nama baik di mata masyarakat dan
akhirnya mati, adalah sekolah yang tidak mampu membuat hubungan baik
dengan masyarakat pendukungnya. Dengan berbagai sebab masyarakat
enggan menyekolahkan putra-putrinya ke sekolah itu, hal tersebut yang
membuat sekolah itu tidak mempunyai siswa, dan sebaliknya. Sejalan
dengan konsep diatas, pemerintah menyerukan bahwa pendidikan adalah
tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat.
Dengan demikian tampaklah bahwa lembaga pendidikan itu bukanlah
badan yang berdiri sendiri dalam membina pertumbuhan dan
perkembangan putra-putri bangsa, melainkan ia merupakan suatu bagian
yang tidak terpisahkan dari masyarakat yang luas.
Ada hubungan saling memberi dan saling menerima antara
lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan
merealisasi apa yang dicita-citakan oleh masyarakat tentang
pengembangan putra-putri mereka. Disamping layanan terhadap
masyarakat berupa pendidikan dan pengajaran, lembaga pendidikan juga
menyediakan diri sebagai agen pembaru atau penerang bagi masyarakat.

8
Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan fungsi rangkap
terhadap masyarakat yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaru,
Dikatakan fungsi layanan karena ia melayani kebutuhan-kebutuhan
masyarakat, dan fungsi pemimpin sebab ia memimpin masyarakat disertai
dengan penemuan-penemuannya untuk memajukan kehidupan masyarakat.
Selanjutnya dengan mengadakan kontak hubungan dengan masyarakat
memudahkan organisasi pendidikan tersebut mampu menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi lingkungannya.
Lembaga pendidikan lebih mudah menempatkan dirinya di
masyarakat dalam arti dapat diterima sebagai bagian dari milik warga
masyarakat. Lembaga pendidikan dapat mengikuti arus dinamika
masyarakat lingkungannya. Pendekatan situasional memang diperlukan
oleh lembaga pendidikan sebagai sistem terbuka. Pendekatan ini
mengharuskan lembaga-lembaga itu menaruh perhatian kepada
masyarakat dan mengamati aspirasi mereka, kebutuhan mereka,
kemampuan, dan kondisi mereka. Manajer pendidikan bersama warga
masyarakat mencoba berusaha mencari jalan keluar dan mewujudkannya
dalam lembaga pendidikan untuk keputusan bersama.
Hubungan kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat,
mengikuti perubahan-perubahan lingkungan dengan pendekatan
situasional, memungkinkan lembaga itu tetap berdiri. Sebab ia berada
dalam hidup bersama masyarakat dan sekaligus penerang/inovator bagi
masyarakat. Inilah yang perlu diusahakan oleh manajer pendidikan.
manfaat hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah
sebagai berikut:

1. Bagi lembaga pendidikan yakni :


 Memudahkan memperbaiki Pendidikan
 Memperbesar usaha meningkatkan profesi pengajar
 Konsep masyarakat tentang guru/dosen menjadi benar
 Mendapatkan koreksi dari kelompok masyarakat
 Mendapat dukungan moral dari masyarakat

9
 Memudahkan meminta bantuan dari masyarakat
 Memudahkan pemakaian media pendidikan masyarakat
 Memudahkan pemanfaatan narasumber

2. Bagi masyarakat yakni :


 Tahu hal-hal persekolahan dan inovasinya
 Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang pendidikan lebih mudah
diwujudkan
 Menyalurkan kebutuhan berpatisipasi dalam pendidikan
 Melakukan usul-usul terhadap lembaga pendidikan

B. Jenis-Jenis Kegiatan Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan


Masyarakat
Menurut Don Begin (1984), public relations dibedakan menjadi
external public relations ( humas ke luar ) dan internal public relations
( humas ke dalam ). Oleh karena itu, di sekolah dikenal adanya kegiatan
publisitas ke luar dan publisitas ke dalam.
1. Kegiatan Eksternal
Kegiatan ini selalu berhubungan atau ditujukan kepada publik atau
masyarakat di luar warga sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa
dilakukan yakni secara langsung ( tatap muka ) dan tidak langsung.
Kegiatan tatap muka misalnya rapat bersama dengan pengurus BP3
setempat, berkonsultasi dengan tokoh-tokoh masyarakat, melayani
kunjungan tamu dan sebagainya. Kegiatan eksternal tidak langsung
adalah kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat melalui
perantaraan media tertentu, seperti:
a. Penyebaran informasi melalui televisi
Berhasil tidaknya menggunakan televisi sebagai alat media
publisitas sekolah, tergantung pada program yang telah disiapkan
sebelumnya di dalam program itu disusun hal-hal atau pokok-
pokok yang akan disajikan kepada penontonnya. Maka dari itu,
informasi melalui televisi memerlukan persiapan yang lebih cermat

10
daripada informasi melalui radio. Informasi melalui televisi dapat
dilaksanakan dengan cara ceramah biasa, wawancara, ceramah
dengan alat-alat peraga, diskusi, sandiwara, acara cerdas tangkas,
kegiatan kesenian dan sebagainya.
b. Penyebaran informasi melalui radio Radio
merupakan media massa yang penting yang mampu menjangkau
publik yang luas. Karena itu, sekolah dapat mengambil manfaat
yang sebesar-besarnya dari radio ini untuk kepentingan publisitas.
Beberapa hal yang penting seperti kapan pendaftaran siswa baru,
kegiatan pendidikan dan data sekolah dapat diinformasikan ke luar
melalui radi
c. Penyebaran informasi melalui media cetak
Yang dimaksud media cetak adalah surat kabar, majalah, buletin
dan sebagainya. Kadang-kadang semuanya ini disebut pers dalam
arti sempit. Dalam hubungannya dengan kegiatan humas, pers
dapat dikatakan sebagai penyalur informasi yang menguntungkan.
d. Pameran sekolah Pameran sekolah
Dimaksud untuk menunjukkan hasil pekerjaan para siswa serta
masyarakat pada umumnya.

2. Kegiatan Internal
Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam, sasarannya tidak lain
adalah warga sekolah yang bersangkutan yakni para guru, tenaga tata
usaha dan seluruh siswa. Pada prinsipnya, kegiatan internal bertujuan
untuk:
a. Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan
sekolah,situasi dan perkembangannya.
b. Menampung sarana-sarana dan pendapat-pendapat dari warga
sekolah dalam hubungannya dengan pembinaan dan
pengembangan sekolah.
c. Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja
sama antar warga sekolah sendiri.

11
Kegiatan internal dapat dibedakan atas kegiatan langsung dan tidak
langsung. Kegiatan langsung ini dapat berupa, antara lain:

a. Rapat dewan guru


b. Upacara sekolah
c. Karyawisata/rekreasi bersama
d. Penjelasan lisan pada berbagai kesempatan yang ada, misalnya
pada pertemuan arisan, syawalan dan sebagainya

Sedangkan mengenai kegiatan yang tidak langsung dapat berupa:

a. Penyampaian informasi melalui surat edaran


b. Penggunaan papan pengumuman di sekolah
c. Penyelenggaraan majalah dinding
d. Menerbitkan buletin sekolah untuk dibagikan kepada warga
sekolah
e. Pemasangan iklan/pemberitahuan khusus melalui media massa
pada kesempatan-kesempatan tertentu

C. Bentuk-Bentuk Kerja Sama Lembaga Pendidikan Dengan


Masyarakat
A. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan warga masyarakat.
Bentuk hubungan ini bisa individual, bisa pula organisatoris:
1. Secara individual:
a. Orang tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi maupun untuk
pemecahan masalah anaknya.
b. Secara sukarela orang tua datang ke sekoah menyampaikan
saransaran bahkan sumbangan untuk kemajuan sekolah.
Sebagai contoh: seseorang pensiunan Pustakawan secara
sukarela datang ke sekolah untuk “pembenahan” perpustakaan
sekolah.
2. Secara Organisasi melalui BP3
Organisasi ini akan lebih efektif bila sekolah mampu
menggerakkan dan memanfaatkan potensi yang ada di kalangan
orang tua umpamanya.

12
a. Para dokter untuk duduk pada seksi UKS bahkan untuk
mendirikan poliklinik sekolah
b. Para insinyur untuk memberikan saran-saran dalam
pembanguna sekolah
c. Para Profesional pejabat dan pengusaha lainnya yang juga akan
dengan sukarela membantu sekolah demi kepentingan anak-
anaknya.
d. Para pemuka agama untuk peningkatan Imtaq (iman dan taqwa)

B. Hubungan dengan Dunia Usaha/ Dunia Kerja


Biasanya ini merupakan bidang garapan guru bimbingan dan
konseling. Pelaksanaannya:
1. Mengundang tokoh yang berhasil untuk datang ke sekolah
Keberhasilan tokoh tersebut akan memotivasi semua pihak untuk
berbuat yang serupa.
2. Mengirim para anak didik ke dunia usaha/dunia kerja. Tentu saja
ini menguntungkan kedua belah pihak. Dunia kerja memperoleh
tenaga yang murah sedangkan para siswa mendapatkan
pengalaman kerja yang berharga.

C. Hubungan dengan Instansi lain


1. Hubungan dengan Sekolah lain: Hubungan kerjasama ini dapat
juga dibina melalui MGMP, MKS, MGP, K3S, K3M.
2. Hubungan dengan Lembaga/Badan-Badan Pemerintahan Swasta
Sebagai contoh: kerjasama dengan bank dalam rangka
penggalangan dana “gemar menabung” pelajar. Begitu juga
kerjasama dengan pertamanan dalam rangka penghijauan

D. Peningkatan dan Penyandagunaan Partisipasi Masyarakat


Masyarakat memandang sekolah (lembaga pendidikan) sebagai
cara yang menyakinkan dalam membina perkembangan para siswa atau
mahasiswa, karena itu masyarakat berpatisipasi dan setia kepadanya.

13
Namun hal ini tidak otomatis terjadi terutama dinegara-negara
berkembang termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyak warga
yang belum paham akan makna lembaga pendidikan, lebih-lebih bila
kondisi ekonomi mereka rendah, merek hampir tidak hirau akan lembaga
pendidikan. Pusat perhatian mereka adalah kebutuhan hidup sehari-hari.
Untuk mengikut sertakan warga masyarakat ini dalam membangun
pendidikan disekolah maupun perguruan tinggi, sudah sepatutnya para
manajer pendidikan melalui tokoh-tokoh masyarakat aktif menggugah
perhatian mereka.
Para manajer dapat mengundang para tokoh ini untuk membahas
bentuk-bentuk kerjasama dalam meningkatkan pendidikan. Keputusan
diambil secara musyawarah untuk memperoleh alternatif yang terbaik.
Yang paling menarik bagi masyarakat adalah bila lembaga pendidikan itu
sanggup mencetak lulusan yang siap pakai. Artinya bila lulusan itu baik
mereka sebagai tenaga menengah maupun sebagai tenaga ahli tidak
membutuhkan latihan lagi sebelum bekerja, melainkan secara langsung
dapat melaksanakan pekerjaan dalam bidangnya secara relatif baik.
Untuk mewujudkan lulusan seperti ini memang merupakan
tantangan berat bagi para manajer pendidikan. Bila manajer berhasil,
biasanya imbalannya dari warga masyarakat cukup besar. Mereka secara
antusias akan mendukung lembaga pendidikan bersangkutan baik secara
moral maupun material. Makin banyak orang tua yang merasakan
kepuasan itu, makin banyak dan makin besar pula partisipasi masyarakat
terhadap lembaga pendidikan itu. Inilah beberapa contoh partisipasi
masyarakat
A. dalam Pendidikan dalam bentuk partisipasi antara lain :
1. Dewan Pendidikan
2. Komite Sekolah
3. Persatuan orang tua siswa
4. Perkumpulan olahraga
5. Perkumpulan Kesenian
6. Organisai-organisasi yang lain

14
 Dalam bidang partisipasi antara lain :
1. Kurikulum terutama yang lokal
2. Alat-alat belajar
3. Dana
4. Material untuk bangunan gedung
5. Auditing Keuangan
6. Kontrol terhadap kegiatan-kegiatan sekolah dan sejenisnya.

 Dalam cara partisipasinya antara lain :


1. kut dalam pertemuan
2. Datang ke sekolah
3. Lewat surat d. Lewat telepon
4. Ikut malam kesenian dan sejenisnya

Inilah beberapa contoh partisipasi masyarakat dari hal bentuk, bidang dan
cara berpatisipasi dalam Pendidikan

E. Pengertian Humas
Terkait pembahasan di atas pasti ada hubungannya dengan humas
pasti ingatan kita akan tertuju pada hal yang berhubungan dengan
komunikasi, konfrensi pers, informasi, public relation, dan semacamnya,
seperti pembahasan di atas. Istilah hubungan masyarakat atau public
relations pertama kali dikemukakan oleh Presiden Amerika Serikat,
Thomas Jefferson, pada tahun 1807. Pada saat itu yang dimaksud dengan
public relations adalah foreign relations atau hubungan luar negeri. Hingga
kini pengertian humas masih menjadi bahan perdebatan para ahli. Oleh
karena itu, agar pengertian humas menjadi jelas berikut ini dikemukakan
beberapa pendapat ahli.
 Glen dan Denny Griswold (1968) menyatakan bahwa ”public relations
is the management function which evaluates public attitudes, identified
the policies, and procedures of an individual or organization with the

15
public interest, and executes a program of action to earn public
understanding and acceptance”. Uraian tersebut berarti humas
merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai dan
menyimpulkan sikap publik, menyesuaikan kebijaksanaan dan
prosedur instansi atau organisasi dengan kepentingan umum, serta
menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan
dukungan masyarakat.
 Oemi Abdurrahman (1975) menjelaskan humas sebagai upaya
memperoleh pengertian, dukungan, kepercayaan, serta penghargaan
pada dan dari publik suatu badan pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Berdasarkan keterangan dan batasan yang dikemukakan
para ahli, dapat disimpulkan bahwa humas adalah kegiatan yang
dilakukan bersama-sama antara lembaga dan masyarakat dengan
tujuan memperoleh pengertian, kepercayaan, penghargaan, hubungan
harmonis, serta dukungan (goodwill) secara sadar dan sukarela.
Kegiatan humas yang dilaksanakan lembaga-lembaga pendidikan
atau badan-badan penyelenggara pendidikan dimaksudkan untuk
mengabdi pada kepentingan pendidikan. Kemudian kegiatan itu
disebut humas pendidikan. Khusus di sekolah, kegiatan tersebut dapat
juga dinamakan publisitas sekolah.Kegiatan humas pendidikan atau
lebih konkret hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
memiliki latar belakang pemikiran yang tidak berbeda dengan kegiatan
humas pada umumnya. Oleh karena itu, proses kegiatan dan asas
penting dalam kehumasan secara umum dapat diterapkan di lembaga
Pendidikan

F. Asas Kegiatan Humas


Agar kegiatan humas dapat dilaksanakan dengan baik, terdapat beberapa
asas yang perlu diperhatikan sebagai pedoman.
 Asas pemberitaan resmi dan obyektif

16
Pada dasarnya setiap informasi yang diberikan oleh bagian humas
adalah informasi resmi dari instansi. Oleh karena itu, informasi humas
harus obyektif dan tidak berlebihan.
 Asas pemantauan keberesan intern instansi
Sukses tidaknya pelaksanaan kegiatan humas ditentukan oleh baik
tidaknya keadaan intern instansi bersangkutan, hubungan baik dengan
publik didasarkan pada pelaksanaan kegiatan yang baik pula dari
instansi sebagai suatu keseluruhan. Keberesan intern tersebut dapat
menyangkut berbagai hal, misalnya disiplin. Disiplin, digambarkan
dengan ketepatan waktu para karyawan dalam kedatangan dan
kepualangan dari kantor serta mematuhi peraturan yang berlaku di
kantor.
Keberesan intern instansi juga tergambar dari moral yang
ditegakkan, semisal para karyawan menegakkan sopan santun dan
etika. Bawahan hormat kepada atasan, atasan memperlakukan bawahan
dengan semestinya, dan karyawan santun melayani para tamu. Selain
moral, terdapat juga unsur moril, yakni berkaitan dengan semangat,
ketekunan dan giatnya karyawan. Hal lain yang juga mengindikasikan
keberesan intern instansi adalah prosedur.Jika prosedurnya
berbelitbelit, biasanya akan terjadi sesuatu yang mengecewakan. Hal
ini berakibat pada munculnya keengganan untuk berhubungan dengan
lembaga, oleh karena itu perlu dibuat prosedur yang ringkas dan
sederhana.
 Asas pertimbangan dan pengusahaan dukungan publik
Sebelum mengadakan kegiatan humas, perlu dipertimbangkan terlebih
dahulu berbagai kemungkinan dukungan publik karena kegiatan atau
proyek yang dianggap bertentangan dengan kepentingan umum
beresiko menghadapi hambatan. Kegiatan yang diharapkan dapat
memperoleh dukungan pun, kemungkinan besar harus didahului
dengan usaha penyadaran publik tentang manfaat kegiatan humas. Hal
itu dilakukan agar publik ikut mendukung dan mensukseskannya.
Sebagai contoh, proyek keluarga berencana. Meskipun proyek tersebut

17
sangat bermanfaat bagi masyarakat, untuk mendapatkan dukungan
publik harus dilakukan usaha penyadaran masyarakat terlebih dahulu.
 Asas pelangsungan hubungan
Apabila hubungan dengan publik sudah berjalan, perlu menjaga
hubungan tersebut dipertahankan dengan baik. Jangan sampai salah
satu di antara publik merasa kecewa sehingga memutuskan hubungan
kerjasama. Hubungan yang berkelanjutan juga dapat dimaknai sebagai
upaya kerjasama yang dikembangkan terus-menerus, tidak hanya pada
satu bidang atau insidental.
 Asas pemerhatian opini publik
Opini atau suara publik hendaknya diperhatikan dengan baik. Kritik-
kritik, kelakuankelakuan, pertanyaan-pertanyaan, pendapat-pendapat,
dan saran-saran membangun hendaknya diperhatikan pula. Meskipun
pada awalnya hubungan mendapat dukungan penuh, dalam proses
selanjutnya mungin terjadi hal-hal kurang memuaskan, kurang tepat,
atau bertentangan dengan kepentingan umum. Mungkin terdapat pula
rasa memiliki (sense of belonging) dari publik sehingga mereka ingin
memberikan saran-saran baik penyempurnaan suatu instansi.
 Asas Peningkatan Mutu dan Kegiatan
Petugas humas harus memikirkan dan mengusahakan agar mutu
kegiatan ditingkatkan sesuai dengan perkembangan instansinya.
Peningkatan mutu tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
kecakapan atau keahlian para petugas humas. Selain itu, dapat pula
meningkatkan teknik penyajian agar tidak membosankan sehingga
lebih menarik perhatian publik. Keenam asas tersebut merupakan
pedoman bagi penyelenggaraan kegiatan humas. Bukan berarti keenam
asas tersebut merupakan pedoman khusus hanya bagi petugas humas,
melainkan pedoman yang harus diperhatikan pula oleh pimpinan
instansi.

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari Pembahasan diatas, maka penulis dapat menentukan simpulan
bahwa Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi
yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah
masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan
mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan
masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah
penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan program-
program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap
eksis.

B. Saran
Setelah membaca hasil makalah ini, penulis menyarankan bahwa
agar dapat mencari referensi yang lain. Karena kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam menyajikan makalah tersebut

19
DAFTAR PUSTAKA

Alfiati Fatimah, Rahmat Mulyono. 2023.”Manajemen Hubungan Sekolah


Dengan Masyarakat (Husermas) Dalam Lembaga Pendidikan.”
Yogyakarta: UTS Yogyakarta file:///C:/Users/VICTUS/Downloads/684-
Article%20Text-2731-1-10-20230407.pdf

Gita Irawanda, M, Bachtiar. 2020. “Manajemen Hubungan Sekolah Dan


Masyarakat Di Smk Negeri Makassar”. Makassar: Universitas Nrgri
Makassar file:///C:/Users/VICTUS/Downloads/8728-24343-2-PB.pdf

Efni Wati. 2019. “Manajemen Hubungan Sekolah Dan Masyarakat”. Bengkulu,


Kabupaten Rejang Rebong file:///C:/Users/VICTUS/Downloads/1170-
Article%20Text-1427-2222-10-20170318.pdf
Fajar Shihab, Anis Zohriah ,Machdum Bachtiar. 2023. “Manajemen Hubungan
Masyarakat dengan Lembaga Pendidikan Islam”. Makassar: UIN Sultan
Maulana Hasanuddin
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/
14166/10901
Ade Saeful Anwar. 2022. “Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan
Dengan Masyarakat”. Banten: STKIP Mutiara Banten
https://ejurnal.stkipmutiarabanten.ac.id/index.php/jpm/article/view/
149/115
Drs. Hamdani, M.A. November, 2016. “Dasar-Dasar Kependidikan”. Bandung:
CV PUSTAKA SETIA, Jln. BKR (Lingkar Selatan) No. 162-164
Drs. Hikmat, M.Ag. Oktober, 2014. “Manajemen Pendidikan”. Bandung: CV
PUSTAKA SETIA, Jln. BKR (Lingkar Selatan) No. 162-164

20
LAMPIRAN

A. Bukti Peminjaman Buku Serta Cap dari Perpustakaan

B. Link copy Artikel & dan Jurnal


1. file:///C:/Users/VICTUS/Downloads/684-Article%20Text-2731-1-10-
20230407.pdf
2. file:///C:/Users/VICTUS/Downloads/8728-24343-2-PB.pdf
3. file:///C:/Users/VICTUS/Downloads/1170-Article%20Text-1427-
2222-10-20170318.pdf
4. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/
14166/10901
5. https://ejurnal.stkipmutiarabanten.ac.id/index.php/jpm/article/view/
149/115

21
WANDA Nama : WANDA
Nim : A311 21 101
Prodi : Pend. Sejarah
Kelas : A
No. Tlp : 0853 9501 8832
Asal : Palopo
AYUNDA Nama : Putri Ayunda
Nim : A311 23 011
Prodi : Pend. Sejarah
Kelas : A
No. Tlp : 0822 5908 0146
Asal : Wombo
ARDI Nama : Ardiansyach Ramadhani Akbar
Nim : A311 23 025
Prodi : Pend. Sejarah
Kelas : A
No. Tlp : 0856 9655 5378
Asal : Kec. Toili, Kab. Banggai
AHMAD Nama : Muhammad Herdiansyah
Nim : A311 23 057
Prodi : Pend. Sejarah
Kelas : A
No. Tlp : 0856 5699 1618
Asal : Palu, Sulawesi Tengah

22

Anda mungkin juga menyukai