BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
A. Latar Belakang.............................................................................................2
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
BAB III.................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
1
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pendidikan dan masyarakat adalah faktor
pendidikan yang saling mempengaruhi karena keduanya memiliki timbale balik
yang tidak dapat dipisahkan. Seorang anak didik setelah mendapat pendidikan dari
keluarganya akan segera berlanjut untuk mencari ilmu di sekolah. Dalam
lingkungan yang baru tersebut peserta didik diberi berbagai macam ilmu
pengetahuan yang berguna bagi dirinya sendiri ataupun orang lain.
Pada dasarnya lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada dan
terjadi di sekeliling proses pendidikan itu berlangsung yang terdiri dari manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda mati. Keempat kelompok benda-
benda lingkungan pendidikan itu ikut berperan dalam rangka usaha setiap siswa
atau mahasiswa mengembangkan dirinya. Tetapi manajemen pendidikan menaruh
perhatiannya terutama kepada lingkungan yang berwujud manusia yaitu
masyarakat.
2
itu diperlukan kerjasama antara lembaga pendidikan dengan masyarakat demi
terciptanya masyarakat yang lebih maju.
Di sini perlu kita lihat sejauh mana pengaruh sekolah sebagai ladang
pendidikan (formal) dalam mencetak generasi yang siap terjun ke tengah-tengah
masyarakat, karena tidak jarang antara lembaga pendidikan dan masyarakat tidak
saling berinteraksi. Sebagian masyarkat menganggap bahwa pendidikan itu mahal
dan hanya menghabis-habiskan uang. Tetapi pada kenyataannya tidak dapat
dipungkiri bahwa seluruh bagian dari masyarakat membutuhkan pendidikan.
Maka dari itu perlu dibinanya komunikasi antara masyarakat dan lembaga
pendidikan tersebut dengan mengetahui jenis, bentuk dan hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat, dan cara peningkatkan dan pemberdayaan
partisipasi masyarakat terhadap pendidikan dan lembaga pendidikan itu sendiri,
dan semua itu perlu kita bahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,maka rumusan masalah yang diambil, yaitu:
1. Apa Konsep dasar hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat?
2. Apa saja Jenis-Jenis Kegiatan Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan
Masyarakat?
3. Apa saja Bentuk-Bentuk Kerjasama Lembaga Pendidikan Dengan
Masyarakat?
4. Peningkatan dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui Dasar Hubungan Lembaga Pendidikan dengan
Masyarakat
2. Untuk mengetahui Jenis-jenis Kegiatan Hubungan Lembaga Pendidikan
dengan Masyarakat
3. Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Kerjasama Lembaga Pendidikan dengan
Masyarakat
4. Untuk mengethui Peningkatan dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat
3
BAB II
PEMBAHASAN
Hanya sistem terbuka yang memiliki negentropy, yaitu suatu usaha yang
terus-menerus untuk menghalangi kemungkinan terjadinya entropy atau
kepunahan. Ini berarti hidup atau matinya sistem itu sebagian terbesar ditentukan
oleh usaha lembaga itu sendiri. Konsep ini bisa dicocokkan dengan praktek-
praktek pendidikan yang telah terjadi. Sekolah yang tidak memiliki nama baik di
mata masyarakat dan akhirnya mati, adalah sekolah yang tidak mampu membuat
hubungan baik dengan masyarakat pendukungnya. Dengan berbagai sebab
masyarakat enggan menyekolahkan putra-putrinya ke sekolah itu, hal tersebut
yang membuat sekolah itu tidak mempunyai siswa, dan sebaliknya.
4
Disamping layanan terhadap masyarakat berupa pendidikan dan
pengajaran, lembaga pendidikan juga menyediakan diri sebagai agen pembaru
atau penerang bagi masyarakat.
5
a. Memudahkan memperbaiki pendidik
b. Memperbesar usaha meningkatkan profesi pengajar
c. Konsep masyarakat tentang guru/dosen menjadi benar
d. Mendapatkan koreksi dari kelompok masyarakat
e. Mendapat dukungan moral dari masyarakat
f. Memudahkan meminta bantuan dari masyarakat
g. Memudahkan pemakaian media pendidikan masyarakat
h. Memudahkan pemanfaatan narasumber
6
B. Jenis-jenis Kegiatan Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat
1. Kegiatan Eksternal
Kegiatan ini selalu berhubungan atau ditujukan kepada publik atau masyarakat
di luar warga sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan yakni secara
langsung ( tatap muka ) dan tidak langsung. Kegiatan tatap muka misalnya rapat
bersama dengan pengurus BP3 setempat, berkonsultasi dengan tokoh-tokoh
masyarakat, melayani kunjungan tamu dan sebagainya. Kegiatan eksternal tidak
langsung adalah kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat melalui
perantaraan media tertentu, seperti:
Radio merupakan media massa yang penting yang mampu menjangkau publik
yang luas. Karena itu, sekolah dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya
dari radio ini untuk kepentingan publisitas. Beberapa hal yang penting seperti
7
kapan pendaftaran siswa baru, kegiatan pendidikan dan data sekolah dapat
diinformasikan ke luar melalui radio
Yang dimaksud media cetak adalah surat kabar, majalah, buletin dan sebagainya.
Kadang-kadang semuanya ini disebut pers dalam arti sempit. Dalam hubungannya
dengan kegiatan humas, pers dapat dikatakan sebagai penyalur informasi yang
menguntungkan.
d. Pemeran sekolah
Pameran sekolah dimaksud untuk menunjukkan hasil pekerjaan para siswa serta
masyarakat pada umumnya.
2. Kegiatan Internal
Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam, sasarannya tidak lain adalah warga
sekolah yang bersangkutan yakni para guru, tenaga tata usaha dan seluruh siswa.
Kegiatan internal dapat dibedakan atas kegiatan langsung dan tidak langsung.
Kegiatan langsung ini dapat berupa, antara lain:
8
d. Penjelasan lisan pada berbagai kesempatan yang ada, misalnya pada
pertemuan arisan, syawalan dan sebagainya
Pada era di mana terjadi salah kaprah mengenai hubungan antara lembaa
pendidikan dan masyarakat ini, hendaknya kaum akademisi mulai menjelaskan
kembali bagaimana hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat yang
sebenarnya harus terjadi. Pada masa ini, sekolah dianggap hanya sebagai “penjara
akademik” atau sarana untuk menyampaikan hal-hal yang bersifat akademis
kepada peserta didik. Dengan demikian kebanyakan orang menganggap cukup
dengan adanya komite sekolah dan bagian humas, maka hubungan antara sekolah
dan masyarakat sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Padahal, arti hubungan antara sekolah dan masyarakat sendiri jauh lebih
luas daripada itu dan mencakup beberapa bidang. Bidang-bidang tersebut adalah
bidang-bidang yang ada hubungannya dengan pendidikan anak-anak dan
pendidikan masyarakat pada umumnya.
a. Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid, antara
guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini
dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang
dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri anak.
9
Cara kerja sama tersebut dapat direalisasikan dengan mengadakan pertemuan
yang direncanakan secara periodik antara guru-guru di sekolah dengan para orang
tua murid. Di samping itu, dapat pula dilakukan dengan mengadakan kunjungan
ke rumah peserta didik di luar waktu sekolah untuk mengenal lingkungan di mana
peserta didik berkembang. Jika hal tersebut tidak dimungkinkan, dapat pula
dilakukanpertemuan antara guru dengan orang tua peserta didik per kelas untuk
mengadakan dialog terbuka mengenai masalah-masalah pendidikan yang sering
terjadi dalam keluarga, dan bagaimana cara mengatasinya.
b. Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama antara sekolah dan masyarakat yang
memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan
masyarakat tempat sekolah itu berada. Untuk itu diperlukan hubungan kerja sama
antara kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam masyarakat. Kegiatan
kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan
masyarakat. Demikian pula tentang pemilihan bahan pengajaran dan metode-
metode pengajarannya.
Oleh karena itu, tidak mustahil bahwa untuk menjelmakan para peserta didik
untuk menbantu dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh masyarakat
di luar lingkunngan sekolah. Kegiatan-kegiatan kerja sama semacam itu berarti
mendidik para peserta didik untuk berpartisipasi dan turut bertanggung jawab
tehadap masyarakat dan lingkungannya.
10
informasi akademik. Maka dari itu, untuk kembali mendapatkan fungsinya yang
sebenarnya, sekolah harus merupakan salah satu pusat belajar dari banyak pusat
belajar yang kini dikategorikan sebagai pendidikan nonformal.
a. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan warga masyarakat. Bentuk
hubungan ini bisa individual, bisa pula organisatoris:
1. Secara individual:
a. Orang tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi maupun untuk pemecahan
masalah anaknya.
b. Secara sukarela orang tua datang ke sekoah menyampaikan saransaran bahkan
sumbangan untuk kemajuan sekolah.
Organisasi ini akan lebih efektif bila sekolah mampu menggerakkan dan memanfaatkan
potensi yang ada di kalangan orang tua umpamanya:
11
a. Para dokter untuk duduk pada seksi UKS bahkan untuk mendirikan poliklinik
sekolah
b. Para insinyur untuk memberikan saran-saran dalam pembanguna sekolah
c. Para Profesional pejabat dan pengusaha lainnya yang juga akan dengan sukarela
membantu sekolah demi kepentingan anak-anaknya.
d. Para pemuka agama untuk peningkatan Imtaq ( iman dan taqwa )
12
d. Hubungan dengan Instansi lain
Hubungan kerjasama ini dapat juga dibina melalui MGMP, MKS, MGP, K3S,
K3M.
Sebagai contoh: kerjasama dengan bank dalam rangka penggalangan dana “gemar
menabung” pelajar. Begitu juga kerjasama dengan pertamanan dalam rangka
penghijauan.
Yang paling menarik bagi masyarakat adalah bila lembaga pendidikan itu
sanggup mencetak lulusan yang siap pakai. Artinya bila lulusan itu baik mereka
sebagai tenaga menengah maupun sebagai tenaga ahli tidak membutuhkan latihan
lagi sebelum bekerja, melainkan secara langsung dapat melaksanakan pekerjaan
13
dalam bidangnya secara relatif baik. Untuk mewujudkan lulusan seperti ini
memang merupakan tantangan berat bagi para manajer pendidikan.
BAB
14
III
A. Pertanyaan
1. Adakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan dengan
masyarakat, apa saja? Dan bagaimana cara menghadapinya?
2. Bagaimana kurikulum terutama muatan lokal?
3. Berikan contoh kerjasama yang menimbulkan hubungan timbal balik antara
sekolah, masyarakat, dan bagaimana cara menghasilkan hubungan yang
baik.
4. Apa yang dimaksud dengan BP3?
B. Jawaban
1. Ada, contohnya seperti dana pendidikan yang kurang
Banyak masyarakat miskin yang tidak bisa mendapatkan pendidikan yang
layak karena masalah biaya yang tinggi. Di indonesia saja, contohnya:
meskipun pemerintah sudah menghilangkan biaya pendidikan sampai
jenjang SMA, tapi masih saja ada dana informal yang hasrus dikeluarkan
para murid. Hal yang lebih memprihatinkan lagi adalah pemerintah hanya
bisa meniadakan biaya pendidikn sampai tingkat SMA saja. Sehingga banyak
siswa tidak bisa mengenyam bangku pendidikan tinggi yang sebenarnya
penting untuk didapatkan.
Cara menghadapinya dengan: kejar paket dan masuk kesekolah terbuka.
2. Program pendidikan yang isi dan media penyamaiannya dikaitkan dengan
lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib
dipelajari oleh murid di daerah tersebut. Menurut kurikulum 1994 kurikulum
muatan lokal adalah materi pelajaran yang diajarkan secara terpisah,
menjadi kajian tersendiri. Menurut soewardi kurikulum muatan lokal adaah
materi pelajaran dan pengenalan berbagai ciri has daerah tersebut, bukan
saja yang terdiri dari keterampilan, kerajinan, tetapi juga manipestasi
kebdayaan daerah legenda serta adat istiadat.
3. Dibidang sosial, partisipasi sekolah dengan masyarakat sekitar, seperti kerja
bakti, perayaan-perayaanhari besar nasional atau keagamaan, dan
sebagainya akan menambah daya tarik masyarakat sekitar akan kepedulian
sekolah terhadap lingkungan sekitar sebagai anggota masyarakat yang
senantiasa berwawasan lingkungan demi baktinya terhadap pembangunan
masyarakat.
4. BP3 adalah badan pembantu penyelenggaraan pendidikan.
BAB IV
15
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kegiatan Eksternal
2. Kegiatam Internal
16
j. Material untuk bangunan gedung
k. Auditing Keuangan
l. Kontrol terhadap kegiatan-kegiatan sekolah dan sejenisnya.
Dalam cara partisipasinya antara lain :
f. Ikut dalam pertemuan
g. Datang ke sekolah
h. Lewat surat
i. Lewat telepon
j. Ikut malam kesenian dan sejenisnya
17
DAFTAR PUSTAKA
http://syiffa93yuhu.blogspot.com/2013/09/manajemen-hubungan-lembaga-
pendidikan.html?m=1
http://izafaqih.blogspot.com/2011/04/manajemen-hubungan-lembaga-
pendidikan.html?m=1
https://id.scribd.com/doc/259031898/Manajemen-Hubungan-Lembaga-Pendidikan-
Dengan-Masyarakat
18