Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Kegiatan Pendukung BK (Lanjutan)

Disusun & Diajukan Untuk Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah :


BIMBINGAN DAN KONSELING

Disusun Oleh:

EKSIRA ANTARI
NIM. 1910201045

Dosen Pembimbing :
RINA HARTUTI, M.Pd

MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

TAHUN AKADEMIK 2021


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak
terpisahkan (integral) dari keseluruhan program pendidikan. Program bimbingan
menunjang tercapainya tujuan pendidikan yaitu perkembangan individu secara optimal.
Oleh karena itu, kegiatan bimbingan dan konseling harus diselenggarakan dalam bentuk
kerjasama sejumlah orang untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan itu harus
diselenggarakan secara teratur, sistematik dan terarah atau berencana, agar benar-benar
berdaya dan berhasil guna bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa.Bimbingan
merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat
timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah,
supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin.
Dalam pemberian kegiatan pendukung bimbingan konseling bahwa kegiatan
pendukung bimbingan konseling meliputi aplikasi instrumen bimbingan konseling,
penyelenggaraan himpunan data, dan kegiatan khusus. Dalam ketiga kegiatan
pendukung bimbingan konseling tersebut dilakukan agar setiap permasalahan yang
dihadapi siswa dapat diselesaikan sehingga tidak menggangu jalannya proses
pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal
tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.
Berdasar latar belakang tersebut, makalah ini akan membahas tentang kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kegiatan pendukung bimbingan dan konseling?
2. Apa saja macam-macam kegiatan pendukung bimbingan dan konseling?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian kegiatan pendukung dalam bimbingan dan konseling.
2. Mengetahui macam-macam kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling
Menurut Prayitno dan Amti dalam (Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling
Pelaksanaan berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling memerlukan sejumlah
kegiatan pendukung. Agaknya Memang benar bahwa alat dan kelengkapan yang paling
handal dimiliki konselor untuk menjalankan tugas-tugas pelayanan ialah mulut dan
berbagai keterampilan berkomunikasi, baik verbal maupun non verbal. Kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan tentang lingkungannya,
baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan sekitarnya. Kegiatan ini
dimaksudkan agar para pembimbing dan guru lebih mudah memahami potensi dan
kekuatan, serta masalah yang dihadapi klien. dengan kegiatan pendukung ini
diharapkan akan terkumpul data-data yang akurat yang dihadapi oleh seorang klien.
Kegiatan pendukung pada umumnya tidak ditujukan secara langsung untuk
memecahkan atau mengentaskan masalah klien melainkan untuk memungkinkan di
perolehnya data dan keterangan lain serta kemudahan-kemudahan atau komitmen yang
akan membantu kelancaran dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap klien. Kegiatan
pendukung ini umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan sasaran layanan

B. Macam-Macam Kegiatan Bimbingan dan Konseling


1. Aplikasi Instrumentasi BK
Aplikasi instrumentasi bimbingan dan koseling, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
koseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik (klien/konseli),
keterangan tentang lingkunan peserta didik (konseli) dan lingkungan yang lebih luas.
Instrumen bimbingan dan konseling digunakan dan dikembangkannya berbagai instrumen,
baik berupa tes maupun non-tes.
1. Instrumen Tes
Tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku seseorang dan
menggambarkan dalam bentuk skala angka atau klasifikasi tertentu (Cronbach,
1970). Dalam bentuk nyata tes berbentuk serangkaian pertanyaan (tertulis atau
lisan) yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang di tes. Jawaban atau
pengerjaan atas pertanyaan atau tugas dijadikan dasar untuk menentukan tingkat
pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap atau kualifikasi orang yang
bersangkutan. Ada beberapa macam tes, seperti tes intelegensi, tes bakat, tes
kepribadian, tes hasil belajar, tes diagnostik. Secara umum kegunaan berbagai tes
itu ialah membantu konselor dalam:
1) Memperoleh dasar-dasar pertimbangan berkenaan dengan berbagai masalah
pada individu yang di tes, seperti masalah penyesuaian dengan lingkungan, masalah
prestasi atau hasil belajar, masalah penempatan atau penyaluran.
2) Memahami sebab-sebab terjadinya masalah diri individu.
3) Mengenali individu (misalnya disekolah) yang memiliki kemampuan yang
sangat tinggi atau sangat rendah yang memerlukan bantuan khusus.
4) Memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, atau keterampilan
seorang individu dalam bidang tertentu.
Berbagai hal yang dipeloleh konselor dari hasil tes dapat digunakan untuk
menetapkan jenis layanan yang perlu diberikan kepada individu yang dimaksudkan.

2. Instrumen Non-Tes
Instrument non tes meliputi berbagai prosedur, seperti pengamatan, wawancara,
catatan anecdote, angket, sosiometri, dan inventori yang dibekukan ( Prayitno dan
Erman Amti, 2004:319). Agar diperoleh hasil yang terandalkan, pengamatan dan
wawancara dilakukan dengan mempergunakan pedoman pengamatan dan pedoman
wawancara.
1) Pengamatan dan wawancara, dilakukan dengan mempergunakan pedoman
pengamatan atau pedoman wawancara.
2) Catatan anekdot, hasil pengamatan, khususnya tingkah laku yang tidak biasa
atau khusus yang perlu mendapatkan perhatian sendiri.
3) Angket dan daftar isian, untuk mengungkapkan berbagai hal, biasanya tentang
diri individu, oleh individu sendiri.
4) Sosiometri, yakni untuk melihat dan memberikan gambaran tentang pola
hubungan sosial diantara individu-individu dalam kelompok.
5) Inventori yang dibakukan, dapat diungkapkan berbagai hal yang biasanya
merupakan pokok pembahasan dalam rangka pelayanan Bimbingan dan
Konseling secara lebih luas, seperti pengungkapan jenis-jenis masalah yang
dialami individu, sikap dan kebiasaan belajar siswa.

Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang peserta didik/konseli ( baik individual maupun kelompok ), keterangan
tentang lingkungan peserta didik, dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data dan
keterangan ini dapat dilakukan dengan berbagai instrument, baik tes maupun non tes. Hasil
pengumpulan data itu dipakai dalam kegiatan layanan bimbing dan konseling sebagaimana
yang telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya. Fungsi utama bimbingan dan
konseling yang di embankan oleh kegiatan penunjang aplikasi instrumentasi ialah fungsi
pemahaman

2. Himpunan Data
Himpunan Data merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan
peserta didik (klien).
Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Penyelenggaraan himpunan data bermaksud
menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan
siswa dalam berbagai aspeknya. Data yang terhimpun merupakan hasil dari upaya aplikasi
instrumentasi, dan apa yang menjadi hasil himpunan data dimanfaatkan sebesar-besarnya
dalam kegiatan layanan bimbingan.
Materi umum himpunan data diantaranya sebagai berikut:
1. Identitas siswa (klien) dan keluarga.
2. Hasil aplikasi instrumentasi.
3. Hasil belajar, karya tulis, dan rekaman kemampuan siswa.
4. Catatan anekdot.
5. Informasi pendidikan dan jabatan.
6. Laporan dan catatan khusus.

3. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan peserta didik (klien/konseli) melalui kunjungan kerumahnya. Kegiatan ini
memerlukan kerja sama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga lainnya.
Kegiatan kunjungan rumah, dan juga pemanggilan orang tua ke sekolah, setidak-tidaknya
memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
1. Memperoleh data tambahan tentang permasalahan klien (siswa) khususnya yang
bersangkut-paut dengan keadaan rumah, atau orang tua.
2. Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan anaknya.
3. Membangun komitmen terhadap orang tua terhadap penangan masalah anaknya.
Materi umum kunjungan rumah, akan diperoleh berbagai data dan keterangan tentang
berbagai hal yang besar, kemungkinan ada sangkut pautnya dengan permasalahan siswa
atau klien. Data atau keterangan ini meliputi:
1. Kondisi rumah tangga dan orang tua.
2. Fasilitas belajar yang ada dirumah.
3. Hubungan antara keluarga.
4. Sikap atau kebiasaan siswa dirumah.
5. Berbagai pendapat orang tua dan anggota keluarga inti lainnya terhadap siswa atau
klien.
Komitmen orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan dan pengentasan
masalah siswa atau klien

4. Konferensi Kasus
Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien) dalam suatu forum
pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan,
keterangan kemudahan,dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut.
Secara umum tujuan dari konferensi kasus ialah mencari interpretasi yang tepat dan
tindakan-tindakan yang konkret yang dapat diambil. Atau dengan kata lain konferensi kasus
bertujuan untuk mendapat gambaran yang lebih tepat mengenai diri kasus dengan maksud
untuk memberikan pertolongan kepada kasus tersebut dalam memecahkan masalahnya.
1. Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang
permasalahan klien. Gambaran yang diperoleh lengkap dan saling sangkut paut data
atau keterangan yang satu dengan yang laiinya.
2. Terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dan yang bersangkutan, sehingga penanganan masalah itu menjadi
lebih mudah dan tuntas.
3. Terkoordinasinya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya menanganan
itu lebih efektif dan efisien.

5. Tampilan Kepustakaan
Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat
digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar,
dan karir/jabatan.
Kegiatan pendukung tampilan kepustakaan (TKp) membantu klien dalam memperkaya dan
memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami dan dibahas bersama
konselor pada khusunya, dan dalam pengembangan diri pada umumnya. Pemanfaatan
tampilan kepustakaan dapat diarahkan oleh konselor dalam rangka pelaksanaan pelayanan,
dan atau klien secara mandiri bahan-bahan yang ada di sana sesuai dengan keperluan.
Sebagaimana telah disinggung diatas, tujuan umum digunakannya tampilan kepustakaan
dalam rangka pelayanan konseling ialah:
1. Melengkapi substansi pelayanan konseling berupa bahan-bahan dan atau rekaman
lainnya yang ada dalam tampilan kepustakaan.
2. Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalam tampilan
kepustakaan untuk memperkuat pengentasan masalah dan pengembangan diri
pihak-pihak yang bersangkutan.
3. Mendorong klien untuk dapat memanfaatkan pelayanan konseling secara lebih
langsung dan berdaya guna.

6. Alih Tangan Kasus


Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik
(klien/konseli) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepihak lainnya.
Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang erat dan mantap antara berbagai pihak yang
dapat memberikan bantuan atas penanganan masalah tersebut (terutama kerja sama dari ahli
lain tempat kasus itu dialihtangankan).
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik, tepat, dan
tuntas atas masalah yang dialami siswa dengan jalan memindahkan penanganan kaasus dari
satu pihak kepada pihak yang lebih ahli. Atau dengan kata lain tujuan dari alih tangan kasus
ialah layanan alih tangan bertujuan untuk membantu melimpahkan siswa yang mengadapi
masalah tertentu kepada petugas didalam sekolah sendiri atau lembaga pelayanan alih
tangan kasus (rujukan) di luar sekolah disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan
wewenang yang dimilikinya maupun karena keterbatasan sumber manusiawi dan alat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan berbagai
layanan tersebut perlu ditunjang oleh sejumlah kegiatan. Instrumentasi bimbingan dan
konseling dengan mempergunakan berbagai teknis tes dan non-teknis perlu dikembangkan
oleh konselor. Kegiatan penunjang lain yang cukup pending adalah konferensi kasus,
kunjungan ke rumah, dan penyelenggaraan alih tangan. Masing-masing kegiatan tersebut
memiliki tujuan dan pola-pola pelaksanaannya sendiri yang kesemunya tidak lain untuk
meningkatkan penyelenggaraan dan keberhasilan segenap fungsi pelayanan bimbingan dan
konseling.

B. Saran
Saran yang ingin penulis kemukakan dalam kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling ini adalah antara konselor dan klien harus sungguh-sungguh dalam pemecahan
masalah-masalah yang dihadapai klien, demi kepentingan pribadi klien dan konselor
tersebut. Setiap kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan perencanaan yang disetujui.
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno.2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Bimbingan Konseling.Padang. FIP


UNP.

Anda mungkin juga menyukai