Anda di halaman 1dari 6

C.

Upaya Pemerintah dalam Penanganan Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran


Kewajiban Warga Negara

Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati atau
memperoleh haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh undang-undang. Sedangkan
pengingkaran kewajiban warga negara biasanya disebabkan oleh tingginya sikap egoisme
yang dimiliki oleh setiap warga negara, yang ada di pikirannya hanya sebatas bagaimana cara
mendapat haknya, sementara yang menjadi kewajibannya dilupakan. Negara akan dapat
berjalan dengan baik bila warga negaranya mendukung. 

1.Upaya Pemerintah dalam Penanganan Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran


Kewajiban Warga Negara

Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Pernyataan itu tentunya sudah seringkali
kalian dengar. Pernyataan tersebut sangat releva dalam proses penegakan hak dan kewajiban
warga Negara. Tindakan terbaik dalam penegakan hak dan kewajiban warga adalah dengan
mencegah timbulnya semua factor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga Negara.APabila factor penyebabnya tidak muncul, pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga Negara dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkaan.

Tindakan terbaik dalam penegakan hak dan kewajiban warga Negara adalah dengan
mencegah timbulnya semua factor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga Negara . Apabila factor penyebabnya tidak muncul, pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga Negara dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan.

Berikut ini upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga Negara.
a.       Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan pendekatan
dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partipasi masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
b.      Mengomptimalkan peran lembaga lembaga selain lembaga tinggi Negara yang
berwewenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga Negara seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasional

1
Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM ), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) , dan
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan ( Komnas Perempuan )
c.       Meningkatkan kualitas pelayanan public untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga Negara oleh pemerintah.
d.      Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga lembaga politik terhadap setiap
upaya penegakan hak dan kewajiban warga Negara.
e.       Meingkatkan penyebarluasan prinsip prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat
melalui lembaga pendidikan formal ( sekolah/perguruan tinggi ) maupun non formal
( kegiatan kegiatan keagamaan dan kursus kursus ).
f.       Meingkatkan profesionalisme lembaga keamana n dan pertahanan Negara.
g.      Meningkatkan kerja sama yang harmonis antar kelompok atau golongan dalam masyarakat
agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing masing.

Selain melakukan upaya pencegahan, pemerintah juga menangani berbagai kasus yang sudah
terjadi. Tindakan penanganan dilakukan oleh lembaga-lembaga negara yang mempunyai
fungsi utama untuk menegakkan hukum, seperti berikut.

1. Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan


pelanggaran terhadap hak warga negara untuk mendapatkan rasa aman, seperti
penangkapan pelaku tindak pidana umum (pembunuhan, perampokan, penganiayaan
dan sebagainya) dan tindak pidana terorisme. Selain itu kepolisian juga menangani
kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran peraturan lalu lintas.
2. Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang
berkaitan dengan gerakan separatisme, ancaman keamanan dari luar dan sebagainya.
3. Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penanganan terhadap kasus-kasus korupsi
dan penyalahgunaan keuangan negara.
4. Lembaga peradilan melakukan perannya untuk menjatuhkan vonis atas kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

selain melakukan upaya pencegahan pemerintah yang menangani berbagai kasus yang sudah
terjadi. tindakan penanganan dilakukan oleh lembaga-lembaga negara yang mempunyai
fungsi untuk menegakkan hukum seperti berikut:

2
1. Kepolisian Negara RI

Salah satu Anggota Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan adalah


Kepolisian. Lembaga yang pertama ini sudah sangat familiar dengan masyarakat.
Keberadaannya bersinggungan langsung dengan masyarakat. Ada banyak unit yang
berada dalam lembaga kepolisian RI. Misalkan saja unit cyber crime yang melindungi
masyarakat dari kejahatan pelanggaran hukum di dunia maya dan SATLANTAS (Satuan
Lalu Lintas) yang mengatur mengenai kehidupan lalu lintas di jalanan umum
(Baca : Peran Lembaga Pengendalian Sosial)

Fungsi dari kepolisian sudah ditetapkan oleh pemerintah. Berarti keberadaannya telah
dijamin pula oleh pemerintah. Menurut Pasal 2 UU No. 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia : Menyebutkan bahwa “Fungsi kepolisian
adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat.”

Kepolisian Negara RI biasanya juga membantu keberlangsungan lembaga-lembaga


pemerintahan lain. Contohnya mengawal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Direktorat
Jenderal lain yang membutuhkan bantuan pengawalan hukum. Keberadaan kepolisian
sudah merata mulai dari tingkat pusat hingga daerah-daerah.

2. TNI

Tentara Nasional Indonesia (disingkat TNI) adalah nama sebuah angkatan perang dari
negara Indonesia. Pada awal dibentuk bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
kemudian berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan kemudian diubah
lagi namanya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) hingga saat ini.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) terdiri dari tiga angkatan bersenjata, yaitu TNI
Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. TNI dipimpin oleh
seorang Panglima TNI, sedangkan masing-masing angkatan dipimpin oleh seorang
Kepala Staf Angkatan. Panglima TNI saat ini adalah Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

3
Pada masa Demokrasi Terpimpin hingga masa Orde Baru, TNI pernah digabungkan
dengan POLRI. Penggabungan ini disebut dengan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia).

Sesuai Ketetapan MPR nomor VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan POLRI serta
Ketetapan MPR nomor VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan peran POLRI maka pada
tanggal 30 September 2004 telah disahkan Rancangan Undang-Undang TNI oleh Dewan
Perwakilan Rakyat yang selanjutnya ditandatangani oleh Presiden Megawati
Soekarnoputri pada tanggal 19 Oktober 2004.

3. Lembaga peradilan
Lembaga peradilan adalah lembaga yang menjalankan hokum dan mengatur segala
sesuatu hokum yang berlaku.
4. Komnas HAM
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM adalah sebuah lembaga mandiri di
Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya dengan fungsi
melaksanakan kajian, perlindungan, penelitian, penyuluhan, pemantauan, investigasi, dan
mediasi terhadap persoalan-persoalan hak asasi manusia. Komisi ini berdiri sejak tahun 1993
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia. Komnas HAM mempunyai kelengkapan yang terdiri dari Sidang Paripurna dan
Subkomisi. Di samping itu, Komnas HAM mempunyai Sekretariat Jenderal sebagai unsur
pelayanan. Ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan 2,5 tahun. Namun mulai
2013, ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan satu tahun.
5. Komisi Nasional Antikekerasan Terhadap Perempuan
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan atau Komnas Perempuan
adalah lembaga negara independen di Indonesia yang dibentuk sebagai mekanisme
nasional untuk menghapuskan Kekerasan terhadap Perempuan. Komnas Perempuan
didirikan tanggal 15 Oktober 1998 berdasarkan Keputusan Presiden No. 181/1998 yang
diperbarui oleh Perpres no 65 dan 66 tahun 2005. Komnas Perempuan merupakan 1 dari 3
lembaga HAM Nasional. 2 Lembaga HAM Nasional lainnya adalah Komnas HAM dan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Komnas Perempuan lahir dari tuntutan masyarakat sipil, terutama kaum perempuan
kepada pemerintah untuk mewujudkan tanggung jawab negara dalam menangapi dan
menangani persoalan kekerasan terhadap perempuan. Tuntutan tersebut berakar dari

4
tragedi kekerasan seksual yang dialami terutama perempuan etnis Tionghoa dalam
kerusuhan Mei 1998 di berbagai kota besar di Indonesia.
Untuk pengeluaran rutin, Komnas Perempuan memperoleh dukunganan dari Anggaran
Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN) dan hibah dari lembaga donor. Komnas
Perempuan melakukan pertanggungjawaban publik tentang program kerja maupun
pendanaanya. Hal ini dilakukan melalui laporan tertulis yang bisa diakses oleh publik
maupun melalui acara “Pertanggungjawaban Publik” di mana masyarakat umum dan
konstituen Komnas Perempuan dari lingkungan pemerintah dan masyarakat dapat
bertatap muka dan berdialog langsung.
Susunan organisasi Komnas Perempuan terdiri dari komisi Paripurna dan Badan Pekerja.
Anggota komisi Paripurna berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, profesi, agama
dan suku yang memiliki integritas, kemampuan, pengetahuan, wawasan kemanusiaan dan
kebangsaan serta tanggungjawab yang tinggi untuk mengupayakan tercapainya tujuan
Komnas Perempuan.

6. Komisi Perlindungan Anak Indonesia


Komisi Perlindungan Anak Indonesia, disingkat KPAI, adalah lembaga independen
Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak dalam rangka meningkatkan efektifitas penyelenggaraan
perlindungan anak. Keputusan Presiden Nomor 36/1990, 77/2003 dan 95/M/2004
merupakan dasar hukum pembentukan lembaga ini.
Anggota KPAI pusat terdiri dari 9 orang, berupa 1 orang ketua, 1 wakil ketua, 7 orang
anggota.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk menangani berbagai kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.

No
Lingkungan Perilaku Yang Ditampilkan
.
1. Di lingkungan 1. Menghormati anggota keluarga yang lebih tua
keluarga 2. Mengeluarkan pendapat dengan baik
3. Masing-masing  anggota keluarga menjalankan kewajiban

5
dan haknya dengan baik

2. Di lingkungan 1. Guru dan peserta didik memahami kewajiban dan haknya di


sekolah sekolah
2. Sebagai peserta didik harus mematuhi peraturan yang
dibuat oleh sekolah, sedangkan bagi guru menjalankan
kode etik profesinya.
3. Sebagai peserta didik tugas utamanya adalah belajar, jadi
waktu di sekolah digunakan sepenuhnya untuk menuntut
ilmu.

3. Di lingkungan
masyarakat
1. Saling menghargai dan saling menghormati antar sesama
warga masyarakat.
2. Memahami dengan baik apa yang menjadi kewajiban dan
hak sebagai warga masyarakat.
3. Saling mengingatkan tentang hak dan kewajiban masing-
masing sehingga tidak ada silang sengketa.

4. Di lingkungan
bangsa dan negara
1. Sebagai warga negara wajib menaati peraturan atau
undang-undang yang dibuat pemerintah.
2. Melaksankan kewajiban terlebih dahulu baru menuntut hak,
jangan menuntut hak tapi lalai akan kewajiban.
3. Memdukung semua kebijakan pemerintah yang berpihak
kepada rakayat, apabila ada kebijakan yang kurang tepat
dapat disampaikan melalui wakil rakyat.

Anda mungkin juga menyukai