Anda di halaman 1dari 5

Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia

A. Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum


1. Konsep Perlindungan dan Penegakan Hukum
Perlindungan hukum menurut Andi Hamzah merupakan daya upaya yang dilakukan secara
sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah dan swasta yang bertujuan mengusahakan
pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang
ada. Makna tersebut tidak terlepas dari fungsi hukum, yaitu untuk melindungi kepentingan
manusia.
Simanjuntak mengartikan perlindungan hukum sebagai segala upaya pemerintah untuk
menjamin adanya kepastian hukum serta memberi perlindungan kepada warganya agar hak-haknya
sebagai warga negara tidak dilanggar. Dengan demikian, suatu perlindungan dapat dikatakan
sebagai perlindungan hukum apabila mengandung unsur-unsur sebagai berikut.
1) Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya.
2) Jaminan kepastian hukum.
3) Berkaitan dengan hak-hak warga negara.
4) Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya.
Perlindungan hukum di Indonesia diberikan juga kepada hak atas kekayaan intelektual (HaKI).
Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual meliputi, hak cipta dan hak atas kekayaan
industri.
Hukum dapat secara efektif menjalankan fungsinya untuk melindungi kepentingan manusia.
Dengan kata lain, perlindungan hukum dapat terwujud apabila proses penegakan hukum
dilaksanakan. Proses penegakan hukum merupakan salah satu upaya untuk menjadikan hukum
sebagai pedoman dalam setiap perilaku masyarakat maupun aparat atau lembaga penegak hukum.
Penegakan hukum merupakan syarat terwujudnya perlindungan hukum. Kepentingan setiap
orang akan terlindungi apabila hukum yang mengaturnya dilaksanakan baik oleh masyarkat
ataupun aparat penegak hukum.

2. Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum


Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan karena dapat mewujudkan hal-hal
berikut ini.
1) Tegaknya supremasi hukum
Supremasi hukum bermakna bahwa hukum mempunyai kekuasaan mutlak dalam mengatur
pergaulan manusia dalam berbagai macam kehidupan.
2) Tegaknya keadilan
Tujuan utama hukum adalah mewujudkan keadilan bagi setiap warga negara. Setiap warga
negara dapat menikmati haknya dan melaksanakan kewajibannya merupakan wujud dari
keadilan.
3) Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat
Perdamaian akan terwujud apabila setiap orang merasa dilindungi dalam segala bidang
kehidupan.
Menurut Soerjono Soekanto, keberhasilan proses perlindungan dan penegakan hukum tidaklah
semata-mata menyangkut ditegakkannya hukum yang berlaku, akan tetapi sangat bergantung pada
beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.
a. Hukumnya
Yang dimaksud adalah undang-undang yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan ideologi
negara. Undang-undang haruslah dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat di
mana undang-undang tersebut diberlakukan.
b. Penegak hukum
Pihak-pihak yang terlibat dalam bidang penegakan hukum. Mereka harus menjalankan tugas
sesuai dengan peranannya masing-masing. Menjalankan tugas dengan mengutamakan keadilan
dan profesionalisme.
c. Masyarakat
Masyarakat lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan. Masyarakat harus
mengetahui dan memahami hukum yang berlaku, serta menaati hukum yang berlaku dengan
penuh kesadaran.
d. Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Sebab ketersediaan sarana dan
fasilitas yang memadai merupakan suatu keharusan bagi keberhasilan penegakan hukum.
e. Kebudayaan
Sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan
hidup. Kebudayaan mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku.

B. Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjalin Keadilan dan Kedamaian


1. Peran Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
Polri merupakan lembaga negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Berkaitan dengan
penanganan tindak pidana sebagaimana yang diatur dalam KUHP, Polri sebagai penyidik utama
yang menangani setiap kejahatan secara umum dalam rangka menciptakan keamanan dalam negeri,
Pasal 16 Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia
menetapkan kewenangan sebagai berikut.
a. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.
b. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk
kepentingan penyidikan.
c. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.
d. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan.
e. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri.

2. Peran Kejaksaan Republik Indonesia


Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara,
khususnya di bidang penuntutan. Penuntutan merupakan tindakan jaksa untuk melimpahkan
perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur
dalam undang-undang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang
pengadilan.
Keberadaan Kejaksaan Republik Indonesia diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun
2004, kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum dituntut untuk lebih berperan dalam menegakkan
supremasi hukum, perlindungan kepentingan umu, penegakan hak asasi manusia, serta
pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Yang menjadi tugas dan wewenang
Kejaksaan dikelompokkan menjadi tiga bidang, berikut.
a. Di Bidang Pidana
1) Melakukan penuntutan.
2) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan.
3) Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana berdasarkan undang-undang.
b. Di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara
Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan atas
nama negara atau pemerintah.
c. Dalam Bidang Ketertiban dan Ketenteraman Umum
1) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
2) Pengamanan kebijakan penegakan hukum.
3) Pengawasan peredaran barang cetakan.

3. Peran Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman


Diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
Berdasarkan undang-undang tersebut, kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh
Mahkamah Agung, meliputi badan peradilan yang berada di lingkungan, Peradilan Umum,
Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara, serta Mahkamah Konstitusi.
Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
mengadili. Dalam upaya menegakkan hukum dan keadilan serta kebenaran, hakim diberi kekuasaan
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan. Dengan kata lain, hakim tidak boleh dipengaruhi
oleh kekuasaan-kekuasaan lain dalam memutuskan perkara.
Menurut UU RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, hakim berdasarkan jenis
lembaga peradilan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, berikut.
a. Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut dengan Hakim Agung.
b. Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung.
c. Hakim pada Mahkamah Konstitusi disebut dengan Hakim Konstitusi.

4. Peran Advokat dalam Penegakan Hukum


Advokat adalah orang yang berprofesi memberikan jasa hukum. Jasa hukum yang diberikan berupa
konsultasi, bantuan, mewakili, membela, mendampingi, dan melakukan tindakan hukum.
Keberadaan advokat sebagai salah satu penegak hukum diatur dalam UU RI Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat. Adapun persyaratan untuk menjadi advokat di Indonesia dalam Pasal 3 UU
tersebut.
1) Warga NRI
2) Bertempat tinggal di Indonesia
3) Lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat
4) Tidak pernah dipidana, jujur, bertanggung jawab, adil, dan integritas tinggi

Adapun tugas dari advokat adalah membuat dan mengajukan gugatan, jawaban, tangkisan,
sangkalan, memberi pembuktian, mendesak segera disidangkan atau diputuskan perkaranya.
Seorang advokat juga mempunyai hak dan kewajiban yang dilindungi undang-undang. Adapun
hak-haknya.
1) Bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara.
2) Bebas menjalankan tugas untuk membela perkara.
3) Tidak dapat dituntut secara perdata atau pidana.
4) Berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen.
Kewajiban yang harus dipatuhi.
1) Dilarang membedakan perlakuan terhadap klien.
2) Wajib merahasiakan sesuatu yang diketahui atau diperoleh.
3) Dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan.

5. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)


Dibentuk pada tahun 2003 berdasarkan UU RI No. 30 Tahun 2002. Dibentuk bertujuan untuk
mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi. Tugas-tugas KPK sebagai berikut.
a. Koordinasi dan supervisi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana
b. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana.
c. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana.

Dalam menjalankan tugas dan wewenang, KPK berpedoman pada asas sebagai berikut.
1) Kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan uu
dan keadilan setiap kebijakan menjalankan tugas dan wewenang.
2) Akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa kegiatan dan hasil kegiatan dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
3) Keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi.
4) Kepentingan umum, yaitu asas yang mendahulukan kesejahteraan umum (aspiratif, akomodatif,
dan selektif).
5) Proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara tugas, wewenang,
tanggung jawab, dan kewajiban KPK.

C. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara


1. Penyebab Terjadinya Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati atau memperoleh haknya sebagaimana
yang ditetapkan oleh undang-undang. Pengingkaran kewajiban warga negara terjadi ketika warga
negara tidak mematuhi aturan yang dibuat oleh negara. Di antaranya disebabkan oleh faktor-faktor
berikut.
a. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri
b. Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara
c. Sikap tidak toleran
d. Penyalahgunaan teknologi
e. Penyalahgunaan kekuasaan
f. Ketidaktegasan aparat penegak hukum
2. Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara
a. Proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan
b. Tingkat kemiskinan dan angka pengangguran masih cukup tinggi
c. Merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan, pemerkosaan,
kekerasan dalam rumah tangga, dan sebagainya
d. Terjadinya tindak kekerasan mengatasnamakan agama
e. Angka putus sekolah yang cukup tinggi mengindikasikan belum terlaksana secara sepenuhnya
amanat Pasal 31 ayat (1)
f. Pelanggaran hak cipta

D. Penanganan Pelanggaran Hak dan Kewajiban


1. Upaya Pemerintah dalam Kasus Pelanggaran Hak dan Kewajiban
a. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan
b. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
d. Kerja sama yang harmonis antar golongan
e. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat
f. Profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan
g. Prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat melalui pendidikan

Contoh Soal
1. Contoh hak politik
a. Kebebasan memilih partai politik
b. Hak ikut serta kegiatan pemerintahan
c. Hak membuat atau mendirikan partai politik
d. Hak memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
2. Contoh hak ekonomi
a. Kebebasan melakukan transaksi jual beli
b. Hak mendapatkan pekerjaan
c. Hak mendapatkan gaji/upah
3. Contoh pelanggaran kewajiban
a. Tidak mentaati peraturan lalu lintas
b. Membuang sampah sembarangan
c. Tidak membayar pajak
d. Melanggar hak asasi orang lain
e. Merusak fasilitas umum
f. Melakukan korupsi

Anda mungkin juga menyukai