Hukum pada hakikatnya merupakan pagar pembatas, agar kehidupan manusia aman dan damai. Jika
tidak ada hukum, kesemrawutan di negara kita akan terjadi dalam segala hal.
Hukum itu merupakan aturan, tata tertib, dan kaidah hidup. Sampai saat ini belum ada kesepakatan
yang pasti mengenai arti hukum dikarenakan setiap ahlipun memberikan arti yang berlainan sesuai
sudut pandang masing-masing.
• Peraturan itu dibuat dan ditetapkan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
Karakteristik Hukum yaitu adanya perintah dan larangan yang harus dipatuhi semua orang.
Tugas Hukum :
3. menjaga jangan sampai terdapat perbuatan "main hakim sendiri" dalam pergaulan masyarakat.
PENGGOLONGAN HUKUM
• Hukum Traktat (hukum yang ditetapkan suatu negara dalam perjanjian antarnegara)
• Hukum Nasional (hukum yang berlaku dalam suatu wilayah negara tertentu)
• Hukum Internasional (hukum yang mengatur hukum antarnegara dalam dunia internasional)
• Hukum Greja (kumpulan norma yang ditetapkan oleh greja untuk para anggotanya)
3. Berdasarkan Bentuknya
• Hukum tertulis (ada 2 yaitu dikodifikasikan atau disusun secara sitematis dan yang tidak
dikodifikasikan)
• Hukum tidak tertulis (hukum yang hidup dan diyakini oleh warga masyarakat serta dipatuhi)
6. Berdasarkan Sifatnya
• Hukum yang Memaksa (hukum yang mau bagaimanapun harus dan mempunyai paksaan mutlak)
7. Berdasarkan Wujudnya
• Hukum objektif (hukum yang berlaku antara dua orang atau lebih dan bersifat umum)
• Hukum subjektif (hukum yang timbul dari hukum objektif yang berlaku terhadap seseorang atau lebih)
8. Berdasarkan Isinya
• Hukum Publik
- Hukum Pidana
- Hukum Internasional
- Hukum Perdata
TUJUAN HUKUM
Tujuan ditetapkannya hukum dalam suatu negara adalah untuk menegakkan kebenaran dan keadilan,
mencegah tindakan yang sewenang-wenang, melindungi hak asasi manusia, serta menciptakan suasana
yang tertib, tentram, aman, dan damai.
Tata hukum merupakan hukum positif atau hukum yang berlaku di suatu negara negara pada saat
sekarang.
Tata hukum bertujuan untuk mempertahankan, memelihara, dan melaksanakan tertib hukum bagi
masyarakat suatu negara sehingga dapat dicapai ketertiban dk negara tersebut.
Tata hukum Indonesia merupakan keseluruhan peraturan hukum yang diciptakan oleh negara dan
berlaku bagi seluruh masyarakat Indonesia yang berpedoman pada UUD NRI Tahun 1945.
Lembaga Peradilan merupakan wahana bagi setiap rakyat yang mencari keadilan untuk mendapatkan
haknya sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Peradilan Nasional berhubungan dengan kekuasaan kehakiman negara yang dilakukan oleh Mahkamah
Agung. Proses Peradilan dilaksanakan disuatu tempat yang dinamakan Pengadilan.
Pengadilan memiliki tugas untuk mengadili sesuai perkara hukum dan tidak membeda-bedakan orang.
2. UUD NRI Tahun 1945 Bab IX Pasal 24 ayat (2) dan (3)
• Peradilan Umum
• Peradilan Agama
• Peradilan Militer
- Pengadilan Militer
2. Mahkamah Konstitusi
• Kompetensi relatif, yaitu berkaitan dengan tugas dan wewenangnya untuk mengadili suatu perkara.
• Kompetensi absolut, yaitu berkaitan dengan wilayah hukum atau wilayah tugas suatu badan peradilan.
• Peradilan Umum
- Pengadilan Negeri, memiliki perangkat yaitu pemimpin, hakim, panitera, sekretaris, dan juru sita.
- Pengadilan Tinggi, memiliki perangkat yaitu pimpinan, hakim anggota, panitera, dan sekretaris.
• Peradilan Agama
- Pengadilan Agama, memiliki perangkat yaitu pemimpin, hakim, anggota, panitera, sekretaris, dan juru
sita.
- Pengadilan Tinggi Agama, memiliki perangkat yaitu pimpinan, hakim anggota, panitera, dan
sekretaris.
• Peradilan Militer
- Peradilan Militer memiliki perangkat oditurat militer, oditurat militer tinggi, oditurat jenderal, dan
oditurat militer pertempuran.
- Pengadilan Tata Usaha Negara, memiliki perangkat yaitu pimpinan, hakim anggota, panitera,
sekretaris, dan juru sita.
- Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, memiliki perangkat yaitu pimpinan, hakim anggota, panitera,
dan sekretaris.
• Mahkamah Konstitusi, memiliki perangkat diantaranya Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan, yang
susunan organisasi, fungsi, wewenang, dan tugasnya diatur lebih lanjut dengan keputusan Presiden dan
usul MA.
TINGKAT LEMBAGA PERADILAN
Dibentuk berdasarkan keputusan Presiden dan memiliki fungsi memeriksa tentang sah atau tidaknya
penangkapan atau penanganan yang diajukan oleh tersangka, keluarga, atau kuasanya kepada ketua
pengadilan dengan menyebutkan alasan-alasannya.
Salah satu fungsinya yaitu menjadi pimpinan bagi pengadilan-pengadilan negeri di dalam daerah
hukumnya dan memiliki wewenang mengadili perkara yang diputus pengadilan negeri dalam daerah
hukumnya yang dimintakan banding.
Wewenang MA dalam hal kasasi adalah membatalkan atau menyatakan tidak sah putusan hakim
pengadilan tinggi karena putusan itu salah dan tidak sesuai dengan UU.
- Pengadilan Negeri berperan dalam proses pemeriksaan, memustuskan, dan menyelesaikan perkara
pidana dan perdata di tingkat pertama.
- Pengadilan Tinggi berperan dalam menyelesaikan perkara pidana dan perdata pada tingkat kedua atau
banding.
- Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di
tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam.
- Peradilan Tata Usaha Negara berperan dalam proses penyelesaian sengketa tata usaha negara.
- Peradilan Militer berperan dalam menyelenggarakan proses peradilan dalam lapangan hukum pidana.
• Mahkamah Konstitusi
- MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final.
C. Menampilkan Sikap Yang Sesuai Dengan Hukum
menciptakan keselarasan
Penyebab ketidakpatuhan :
Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan bahkan kebutuhan
Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.
• Macam-macam Sanksi
Tujuan sanksi disegala bidang adalah sama yaitu untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat.
Norma Agama, Sanksinya Tidak langsung karena akan diperoleh setelah meninggal dunia
(pahala atau dosa)
Norma Kesusilaan, Sanksinya Tidak tegas, karena hanya diri sendiri yang merasakan (merasa
bersalah, menyesal, malu, dsb.)
Norma Kesopanan, Sanksinya Tidak tegas, tapi dapat diberikan oleh masyarakat dalam bentuk
celaan, cemoohan, atau pengucilan dalam pergaulan.
Norma Hukum, Sanksinya Tegas dan nyata serta mengikat dan memaksa bagi setiap orang
tanpa kecuali.