NIM : 1304020085
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti sidang tugas akhir
Perencanaan Wilayah dan Kota (SPWK)Pada Program Studi perencanaan
Wilayah dan Kota , Fakultas Teknik
Universitas Hindu Indonesia
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik
Universitas Hindu Indonesia
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik
Universitas Hindu Indonesia
Menyatakan bahwa dalam dokumen ilmiah Tugas akhir ini tidak terdapat bagian
dari karya ilmiah lain yang telah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di
suatu lembaga Pendidikan Tinggi, dan juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang /lembaga laian, kecuali yang
secara tertulis disitasi dalam dokumen ini dan disebutkan sumbernya secara
lengkap dalam daftar pustaka.
Dengan demikian saya menyatakan bahwa dokumen ilmiah ini bebas dari
unsure- unsur plagiasi dan apabila dokumen ilmiah Tugas akhir ini dikemudian
hari terbukti merupakan plagiasi dari hasil karya penulis lain dan/atau dengan
sengaja mengajukan karya atau pendapat yang merupakan hasil karya penulis
lain, maka penulis bersedia menerima sanksi dan/atau sanksi hukum yang
berlaku.
Denpasar,……………………2021
Denpasar,……………………2020
Yang menyatakan
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Ida Sang hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya,penelitian/tugas
akhir ini dapat diselesaikan. Penulisan dan penyusunan usulan penelitian /tugas
akhir ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan maupun saran dari berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Denpasar,……………………2021
BAB I PENDAHULUAN
5.2. Strategi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Desa Kuwum -------- 71
Daftar Pustaka
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Nama Banjar Dinas dan Desa Adat di Desa Kuwum ------------------------ 35
Tabel 4.3. Komposisi Jumlah, Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Desa
Kuwum ----------------------------------------------------------------------------------------- 40
PENDAHULUAN
Pariwisata adalah suatu fenomena sosial yang sangat kompleks dan menyatu
dampak yang besar sekali terhadap sistem nilai masyarakat, baik dampak yang
bersifat positif maupun dampak yang bersifat negatif. Dampak yang didasarkan
ketika program pariwisata Inti Rakyat (PIR) dilucurkan oleh Menteri Pariwisata.
dari segi pendanaan, pembinaan, bantuan keahlian, maupun teknis. Secara umum
faktor pariwisata digunakan sebagai alternatif pemecah masalah perekonomian
dikunjungi oleh banyak wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah
satu daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah adalah budaya
dan keindahan alamnya. Desa Wisata ini yang terletak di Desa Kuwum,
keasrian wilayah desa yang didukung oleh budaya pertaniannya yang masih
tradisional. Para wisatawan bisa menikmati pemandangan alam yang masih asri.
permainan air, wisata agro, spiritual dan wisata alam. Beberapa wahana
wahana permainan air dalam terowongan sepanjang 4 km, serta wisata spiritual
sumber daya dan keunikan tradisi dan budaya yang melekat pada komunitas
tersebut merupakan unsur penggerak utama kegiatan desa wisata. Di lain pihak,
komunitas lokal yang tumbuh dan hidup berdampingan dengan suatu objek wisata
menjadi bagian dari sistem ekologi yang saling kait mengait. Keberhasilan
Permasalahan yang ada dalam pengembangan desa wisata alam dedari ialah
hal untuk meningkatkan sumber daya masyarakat, upaya tersebut dapat dilakukan
Desa Kuwum?
Kuwum?
di Desa Kuwum.
masyarakat.
berikut :
oleh dua budayawan pada sekitar tahun 1960, yaitu Moh. Yamin dan Prijono. Kedua
budayawan ini memberikan masukan kepada pemerintah saat itu untuk mengganti
istilah tour agar sesuai dengan bahasa khas Nusantara. Istilah Pariwisata sendiri
Yang bila diartikan secara keseluruhan, pariwisata adalah Pergi Secara Lengkap,
Pariwisata menurut Spillane (1987: 20) adalah perjalanan dari satu tempat ke
dalam dimensi social, budaya, alam dan ilmu. Sedangkan Pendit (2003: 20),
atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya
suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara
bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau diluar negeri,
meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari
kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia
dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
objek dan daya tarik wisata. Sedangkan pariwisata adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta
wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan suatu perjalanan
wisata dengan waktu tinggalnya sekurang kurangnya 24 jam di daerah atau negara
lain, jika waktu wisata kurang dari 24 jam maka dapat disebut dengan pelancong.
segi: 1) Jumlahnya: a) Individual Tour, yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan
oleh satu orang atau sepasang suami istri; b) Family Group Tour, yaitu suatu
perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai
hubungan kekerabatan satu sama lain; c) Group Tour, yaitu suatu perjalanan wisata
yang dilakukan bersama sama minimal 10 orang, dengan dipimpin oleh seorang yang
beristirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin
karena adanya keinginan untuk mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan cara
untuk ikut serta dalam festival-festival seni musik, teater, tarian rakyat, dan lain-lain.
Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism). Jenis ini dapat dibagi dalam dua
kategori : a. Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan karena adanya peristiwa-
peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, World Cup, dan b. Sporting
Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin
berlatih dan mempraktekan sendiri, seperti pendakian gunung, olahraga naik kuda,
dan lain-lain.
Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism) Perjalanan usaha ini
adalah bentuk professional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan
pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada pelakunya baik pilihan daerah
oleh ratusan dan bahkan ribuan peserta yang biasanya tinggal beberapa hari di kota
atau faktor pendukung yang harus diperhatikan, seperti yang dijelaskan oleh
(Darat, Laut dan Udara), c) Restoran, d) Objek Wisata, e) Atraksi Wisata (Tradisi
Pendit (2003), menyebutkan bahwa terdapat sepuluh unsur pokok dalam industri
pariwisata. Industri pariwisata di suatu negara atau daerah tidak akan berjalan dengan
5) Atraksi,
6) Akomodasi,
7) Pengangkutan (Courier),
8) Harga-harga,
yang pertama ini terkait dengan peran pemerintah dalam rangka mengelola
melalui kebijakannya.
2. Perasaan Ingin Tahu. Pada awalnya hakikat paling utama yang melahirkan
pariwisata adalah perasaan manusia yang terdalam, yang seba ingin tahu
segala sesuatu selama hidup di dunia. Manusia ingin tahu segala sesuatu di
negara asing, cara hidup dan adat istiadat negeri antah berantah, udara dan
hawa udara yang berbeda beda di berbagai negeri, keindahan dan keajaiban
alam dengan bukit, gunung, lembah serta pantainya, dan berbagai hal yang
3. Sifat Ramah Tamah. Sifat ramah tamah rakyat Indonesia ini merupakan salah
keindahan alam dan atraksi yang menarik, sifat ramah tamah ini juga
merupakan investasi tak nyata dalam arti kata sesungguhnya pada industri
tentang waktu dan jarak tempuh yang dibutuhkan oleh wisatawan untuk
bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi, atau umumnya disebut
objek wisata, baik yang biasa berlangsung tiap harinya serta yang khusus
menjamin kesehatan, serta hal-hal kebutuhan hidup sehari hari yang layak
membutuhkan syarat tertentu, antara lain jalan yang baik, lalu lintas lancar,
alat angkutan yang cepat disertai dengan syarat secukupnya dalam bahasa
perjalan yang lebih murah dan lebih baik, sudah tentu wisatawan akan
memilihnya.
9. Publisitas dan Promosi. Publisitas dan promosi yang dimaksud disini adalah
secara teratur dan berkelanjutan baik. Ke dalam Publisitas dan promosi ini
ditujukan pada masyarakat dalam negeri sendiri dengan maksud dan tujuan
yang unik dan memenuhi standar dunia industri pariwisata serta menyajikan
Selain memiliki beberapa konsep, desa wisata juga dikenal memiliki beberapa
see”. Artinya di tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi
wisata yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain. Dengan
kata lain, daerah itu harus mempunyai daya tarik yang khusus dan unik
tersendiri.
saat ini melakukan perjalanan wisata berdasarkan alas an dan tujuan yang
minat wisatawan akan tujuan wisata yang bervariasi. Hiruk pikuk keadaan perkotaan
bisa membuat mereka tenang dari segala kepenatan, serta juga bisa berinteraksi
pontensi besar dalam sektor pariwisata, sehingga cocok untuk dijadikan desa
wisata.
wisata sebagai suatu wilayah pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang
mencerminkan keaslian desa, baik dari segi kehidupan sosial budaya, adat istiadat,
aktifitas keseharian, arsitektur bangunan, dan struktur tata ruang desa, serta
potensi yang mampu dikembangkan sebagai daya tarik wisata, misalnya: atraksi,
dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat
yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. (Nuryanti, Wiendu: 1993).
Terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata sebagai
berikut:
a. Akomodasi: sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau
partisipasi aktit.
Menurut Hadiwijoyo (2012) beberapa hal yang memungkinkan satu desa bisa
disebut desa wisata adalah dengan adanya beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Aksesbilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi wisatawan dengan
b. Memiliki objek – objek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan
c. Masyarakan dan aparat desa menerima dan memberikan dukungan yang tinggi
g. Berhubungan dengan objek wisata lain yang sudah dikenal oleh masyarakat.
salah satu model pembangunan yang sedang mendapatkan banyak perhatian dari
kepariwisataan ke depan.
masyarakat sebagai suatu proses yang tidak saja hanya mengembangkan potensi
ekonomi masyarakat yang sedang tidak berdaya, namun demikian juga harus
berupaya dapat meningkatkan harkat dan martabat, rasa percaya diri dan harga
golongan masyarakat yang powerless (tidak berdaya), biasanya mereka yang sedang
dalam bentuk penguatan ekonomi lokal, yang antara lain berupa devisa, pendapatan
tambahan kepada masyarakat, serta peluang pekerjaan yang dapat ditangkap oleh
Dalam kegiatan kepariwisataan ada beberapa pihak yang memiliki peran dan
2013:217).
PEMERINTAH
Fasilitator
SWASTA MASYARAKAT
Industri/ Tuan Rumah,
Pengembang/ Pelaksana/Subjek
Investor Pengembangan
masyarakat masih sangat kecil bila dibandingkan dengan kedua stakeholder lainnya.
Penyebabnya adalah tidak adanya atau lemahnya akses yang mereka miliki kepada
sumberdaya (resource) pariwisata yang ada dan rendahnya pelibatan mereka dalam
menjadi sorotan penting menurut pakar kepariwisataan dunia. Murphy (1988), Larry
Dawyer, Peter Forsyth dan Wayne Dwyer (2010) dalam Sunaryo (2013:219)
komunitas, dengan faktor utama bahwa sumber daya dan keunikan komunitas lokal
baik berupa elemen fisik maupun non fisik (tradisi dan budaya) yang melekat pada
pariwisata berjalan dengan baik dan dikelola dengan baik maka hal yang paling
sosial dan ekonomi dari kegiatan pariwisata untuk masyarakat setempat. Masyarakat
lokal memiliki kedudukan yang sama pentingnya sebagai salah satu pemangku
kepariwisataan.
Lebih lanjut dikemukakan oleh Sunaryo (2013: 138) bahwa dalam pembangunan
tersebut dikenal dengan istilah community based tourism (CBT) atau pariwisata
tourism) ini pada prinsipnya merupakan salah satu gagasan yang penting dan kritis
oriented model) yang seringkali mendapatkan banyak kritik telah mengabaikan hak
pembangunan kepariwisataan tidak bisa lepas dari sumber daya dan keunikan
komunitas lokal, baik berupa elemen fisik maupun non fisik (tradisi dan budaya),
yang merupakan unsur penggerak utama kegiatan wisata itu sendiri sehingga
semestinya kepariwisataan harus dipandang sebagai kegiatan yang berbasis pada
yang ada.
lokal serta kelompok lain yang memiliki ketertarikan atau minat kepada
kepariwisataan setempat, dan tata kelola kepariwisataan yang memberi ruang kontrol
yang diterima oleh masyarakat dari pembangunan pariwisata. Oleh karena itu pada
kepariwisatan yang berbasis pada masyarakat atau community based tourism, yaitu :
kepariwisataan.
masyarakat
sektor ekonomi lainnya, seperti transportasi, perhotelan, kuliner, budaya dan lain
Pariwisata ini tentu saja tidak akan berjalan dengan sendirinya, namun
penting yaitu peranan pemerintah, baik itu dalam hal pembuatan kebijakan yang
Melalui kebijakan yang diambil oleh pemerintah, diharapkan sektor pariwisata dari
Dengan melihat fakta fakta yang telah dijelaskan sebelumnya, maka keberhasilan
di sektor pariwisata tidak akan bisa dilepaskan dari peran Pemerintah selain sebagai
memiliki potensi pariwisata tersendiri dima desa kuwum memiliki potensi alam,
budaya, hasil alam yang mempu untuk menarik perhatian wisatawan jika dikelola
MASYARAKAT PEMERINTAH
PARIWISATA BERBASIS
MASYARAKAT
POTENSI MASALAH
ANALISA
STRATEGI
METODE PENELITIAN
apaka intervensi sosial telah menghasilkan hasil yang diinginkan. Penelitian ini di
tunjukan untuk mengetahui pontensi dan strategi dalam pembentukan desa wisata
kelemahan, peluang dan ancaman dalam kondisi yang saat ini. Analisa SWOT
SWOT ada 4 yaitu: Analisis SWOT terdiri dari empat faktor yaitu :
yang ada di dalam perusahaan atau organisasi saat ini. Kelemahan ini bisa
persaingan.
c. Opprtunity-O (Peluang); Analisa peluang ini menggambarkan kondisi dan
menyebabkan kemunduran.
Keempat komponen di atas dituangkan dalam matrik SWOT. Matrik ini dapat
mengambarkan secara jelas peluang dan ancaman (faktor eksternal) yang dihadapi
bagian dari lingkungan makro, dan menambahkan aspek demografi dan alam
kedalamnya. Kekuatan – kekuatan yang ada didalam lingkungan makro ini tidak
dapat dikendalikan dan harus dipantau serta ditanggapi oleh perusahaan karena
kompetitif.
segala sesuatu yang ada di lapangan (bersifat empiris) serta berorientasi kepada
melalui data sekunder dari buku, jurnal terkait, Kementrian Pariwisata dan
sehingga dapat disimpulkan strategi yang relevan untuk mendukung upaya Desa
Kuwum menjadi desa wisata. Freddy (2014) menyatakan bahwa Analisis SWOT
adalah instrumen perencanaan strategi yang klasik dengan mengunkakan kerangka
kerja kekutan dan kelemahan, pelung dan ancaman, instrumen ini memberikan
strategi.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu
data yang diperoleh peneliti secara langsung dari responden atau lokasi
terhadap responden yang berada di Objek Wisata Alam Dedari, data skunder
adalah sumber data penelitian yang diperoleh media perantara atau secara
tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
- Data primer
- Data skunder
arsip desa wisata, brosur dan acara peliputan media di Desa Wisata Alam
Dedari.
foto yang berhubungan langsung dengan potensi objek wisata informasi yang
a. Observasi
b. Wawancara
memberdayakan masyarakat.
ditawarkan.
susun terlebih dahulu, malah di sesuaikan dengan keadaan dan ciri yang
berikut :
- Reduksi Data
pembahasan.
- Penyajian Data
telah berjalan.
- Penarikan Kesimpulan
adalah :
-Jenis – jenis
wisata spiritual
-Kondisi sarana
dan prasarana
-Kondisi lembaga
wisata
Rencana -Objek
pengembangan
-Masyarakat
desa wisata
berbasis -Lembaga
masyarakat
-Jumlah
masyarakat
-Kondisi
Infrastruktur
-Jenis – jenis
kelembagaan
BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Badung. Desa Dinas Kuwum berbatasan dengan Desa Perean (sebelah utara),
Desa Cau Blayu (sebelah timur), Desa Sembung (sebelah selatan), dan Desa
Marga (sebelah barat). Desa ini memiliki 4 (empat) dusun/banjar, dapat di lihat di
Desa Kuwum merupakan desa dinas yang terdiri dari 4 dusun atau banjar
dinas yaitu Banjar Kuwum, Banjar Nyelati, Banjar Balangan, dan Banjar
Balangan Kangin dapat dilihat pada Tabel 4.1. Secara adat, Desa Kuwum juga
mewilayahi 2 desa adat yaitu Desa Adat Kuwum, dan Desa Adat Balangan.
Tabel 4.1. Nama Banjar Dinas dan Desa Adat di Desa Kuwum
Desa Kuwum berada pada topografi yang beragam mulai dari dataran tinggi
curah hujan 620 mm/tahun dan suhu udara berkisar antara 28ᴼ C -30ᴼC.
Secara geologi, jenis tanah di Desa Kuwum adalah latosol yang merupakan
hasil pelapukan material vulkanik Gunung Agung. Latosol adalah jenis tanah
yang subur yang memiliki potensi dalam bidang pertanian dan perkebunan.
Sumber mata air Desa Kuwum sebagian besar berasal dari Danau Beratan
bagian utama yaitu kawasan terbangun dan kawasan tak terbangun. Adapun jenis
– jenis pengunaan lahan di Desa Kuwum antara lain luas penggunaan lahan sawah
penggunaan lahan umum sebesar 14,93 Ha sekitar 5,26%, dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Berdasarkan Profil Desa Kuwum pada tahun 2019, jumlah penduduk laki –
laki 1.541 jiwa, angka tersebut menyatakan bahwa jumlah penduduk laki – laki
lebih sedikit dari pada perempuan yang berjumlah 1.575 jiwa dengan perbedaan 4
orang di wilayah studi dengan sex ratio sebagai berikut. Persentase sex ratio
adalah 99,74%. Karena selisih jumlah penduduk laki - laki dan perempuan tidak
terlalu besar, sehingga dengan demikian dapt dikatakan cukup seimbang, dimana
terdapat 1 orang laki – laki diantara 1 orang perempuan yang dapat dilihat pada
Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Komposisi Jumlah, Umur, dan Jenis Kelamin Penduduk Desa Kuwum
LAKI -
NO KELOMPOK UMUR JUMLAH PEREMPUAN
LAKI
1 0-4 186 98 88
2 5-9 224 108 116
3 10-14 229 128 101
4 15-19 214 104 110
5 20-24 211 112 99
6 25-29 187 95 92
7 30-34 184 92 92
8 35-39 247 112 135
9 40-44 189 96 93
10 45-49 278 133 145
11 50-54 232 117 115
12 55-59 225 117 108
13 60-64 143 67 76
14 65-69 114 53 61
15 70-74 110 48 62
16 75+ 143 61 82
Total 3116 1541 1575
Sumber : Profil Desa Kuwum, 2019
tidak/belum sekolah sekitar 696 jiwa atau 23,32%, masih TK/Play Group 62 jiwa
atau 2,08%, tamat SD 635 jiwa atau 21,28%, tamat SMP 344 jiwa atau 11,53%,
tamat SLTA 973 jiwa atau 32,61%, Tamat Diploma / Sarmud 65 jiwa atau 2,18%
dan Tamat sarjana 209 jiwa atau 7,00%. Dari 2984 jiwa seluruh masyarakat di
proses belajar dan terdapat pula peduduk yang tidak pernah sekolah maupun tidak
tamat sekolah tingkat SD yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
LAKI -
NO TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN
LAKI
1 Usia 3 - 6 tahun yang belum Masuk tk 56 40
2 usia 3 - 6 tahun yang sedang TK/play group 24 38
3 usia 7 - 18 tahun tidak pernah sekolah 276 265
4 usia 18 - 56 tahun tidak pernah sekolah 12 24
5 usia 18 - 56 tahun pernah sd tetapi tidak tamat 20 3
6 tamat sd/sederajat 275 360
7 tamat smp/sederajat 171 173
8 tamat sma/sederajat 552 421
9 tamat D-1/sederajat 15 13
10 tamat D-3/sederajat 17 20
11 tamat S-1/sederajat 103 94
12 tamat S-2/sederajat 7 5
Total 1541 1575
Sumber : Profil Desa Kuwum 2019
Sehingga didapatkan jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 1.992 jiwa atau
65,57% dari jumlah penduduk keseluruhan di wilayah studi yang dapat dilihat
pemerintahan Desa Dinas dan Desa Adat. Desa Dinas dipimpin oleh seorang
Kepala Desa/Perbekel sedangkan pada Desa Adat dipimpin oleh seorang Bendesa
Adat. Khusus untuk Desa Adat, di wilayah penelitian terdapat dua Desa Adat,
yaitu Desa Adat Kuwum Nyelati dan Desa Adat Balangan. Di masing – masing
Desa Adat terdapat dua Banjar Adat, yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
4.6.
Masing – masing Banjar Adat dipimpin oleh seorang Kelian Adat. Selain
mengurus Banjar Adat, Kelian Adat juga wajib membantu Bendesa Adat dalam
pedoman dalam menjalankan setiap kegiatan berupa Awig – Awig dan Perarem
Desa Adat , maupun Awig – Awig dan Perarem di masing – masing Banjar Adat.
Setiap masyarakat yang tinggal di Wilayah Penelitian diwajibkan untuk mengikuti
Kahyangan Tiga (Pura Desa, Pura Puseh dan Pura Dalem), Pura Keluarga/Pura
Dadia, dan Pura Umum lainnya sesuai dengan kepercayaan maupun sejarah di
masing – masing Desa Adat. Nama-nama pura yang terdapat antara lain sebagai
berikut :
Tabel 4.7 Nama – Nama Pura di Desa Kuwum
No Nama Lokasi
1 Pura Desa Dan Puseh Desa Adat Kuwum Nyelati Desa Adat Kuwum Nyelati
8 Pura Desa Dan Puseh Desa Adat Balangan Desa Adat Balangan
Kawasan Desa Kuwum dilintasi oleh jalan kolektor primer yang tepat
berada di tengah – tengah wilayah Desa Kuwum. Selain jalan kolektor, Desa
maupun antar desa di sekitar Desa Kuwum. Kondisi jalan di Desa Kuwum
pada umumnya masih baik dengan perkerasan homix, beton dan paving.
persawahan. Menurut data profil Desa Kuwum Tahun 2020, panjang jalan
yang terdapat di Desa Kuwum adalah sekitar 6,90 Km. Berikut ini gambaran
sudah mengajukan Desa Kuwum sebagai kawasan Desa Wisata sejak tahun 2017.
Pada saat ini posisinya masih dalam tahap penyusunan dokumen Rencana Induk
potensi objek wisata yang nantinya akan dijadikan daya tarik bagi wisata. Hal ini
juga bertujuan untuk memperkuat posisi Desa Kuwum sebagai salah satu kawasan
perempuan Ida I Gusti Agung Made Griya yang kawin ke Buruan Sanur. Beliau
diutus ke Kerajaan Mengwi untuk mencari Keputusan Raja tentang siapa yang
yang ditunjuk oleh Raja Mengwi atau Cokordo Mengwi. Kemudian Beliau atau
disampaikan kepada Ida I Gusti Ketut Kengetan (I Gusti Agung Ketut Griya ). Ida
bersama Istri keluar menanyakan hasil musyawarah dengan Raja Mengwi yang
Brahmana, Mengapa? Karena permaisuri Raja atau Cokordo adalah seorang janda
dan mempunyai anak masih kecil, dan itu kemungkinan Beliau tidak mampu
memerintah rakyatnya sendiri. Dan sekarang disebutlah seorang pemimpin baru
seorang Brahmana, kata beliau biarkan saja Kengetan, Katiklantang dan Samu
dirampas oleh Gianyar yang sukar sekali dipertahankan dan direbut kembali. Ada
soal yang lebih peting kita bicarakan saudaraku, bahwa sekarang di Desa
Sembung yang sejak lama berupa alas yang perlu yang perlu kiranya dibangun
kembali karena semua penduduk telah pergi ke desa lain atas bujukan dan ditakut-
takuti olehh yang berkuasa di Marga dan di Perean yang diakibatkan oleh
Nyelati pindah ketempat – tempat lain, terutama ke Marga. Sampai orang – orang
di sembung karena banyaknya pindah ke Marga, lalu disana di dirikan Pura Desa
sendiri yang diberi nama Bale Agung, dan terkenal dengan nama “Bale Agung
Marga telah mendirikan Pura Dalem Sekalan yang berdiri di Sembung Sobangan
Perintah dari maha Patih Mengwi supaya I Gusti Agung Kengetan/Ida I Gusti
Agung Ketut Griya supaya secepatnya pergi ke Sembung untuk mendirikan Desa
Sembung yang Baru. Dalam memperkokoh desa itu disekitarnya sebagai benteng
sebagai perbatasan yang teguh, supaya jangan sampai Kerajaan Mengwi diserang
dari belakang yaitu dari sebelah utara. Agar diusahakan sebanyak mungkin orang
perarudan dari Kengetan dan sekitarnya seperti Tauman, Belang, Belang Panda,
Pasekan dan Dajan Peken, agar bekas Rakyat Kengetan tersebut ditampung di
Sembung Baru. Juga bekas Keranjung, Nyelati dan Kuwum Agar diusahakan di
beri penduduk baru, sebab dikawatirkan Kerajaan Mengwi muda diserang dari
utara. Dan sekarang I Gusti Agung Ketut Griya/I Gusti Ketut Kengetan berbicara
dengan istrinya mengenai hal tersebut diatas. Istri beliau sangat setuju dan berkata
kalau kita berangkat ke Sembung bersama anak kita dan kita sudah tau dan kita
punya anak cuman satu yang akan meneruskan Pemerintahan kita disana
(Sembung).
Bliau mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan yang telah diberikan, juga
nasehat dan lain – lainnya bila diperlukan dan sekarang beliau membuat
berupa alas untuk menangkal serangan dari musuh (Marga dan Perean)
diperintahkan Anak Agung Gede Rai supaya membuat kerajaan kecil yang kedua
di Banjar Nyelati yaitu berdirinya pada tahun 1870 dengan diiringi oleh
pengikutnya + 800 orang. Anak Agung Gede Rai keluarga dai I Gusti Agung
Ketut Griya atau I Gusti Agung Ketut Kengetan di Puri Sembung. Jumlah tanah
yang dapat digarap rayatnya tidak seimbang dengan jumlah pengikutnya (kurang)
kemudian pada tahun 1875 beliau memperluas daerah sampai ke Banjar Kuwum,
dimana beliau membuat pusat pemerintahan di Jero Kuwum dan akhirnya beliau
dapan membagikan tanah garapan yang sama dengan yang lainnya. Rakyat mulai
membangun kubu – kubu oleh masyarakat kemudian di sebut Kuwu dan akirnya
mejadi Kuwum. Setelah pemerintahannya berjalan + 400 Tahun Ida Anak Agung
Gede Rai berpikir bagaimana cara agar masyarakat tentram, damai dan sejahtera.
dan akhirnya masyarakat Idane Tentram, adil dan mamur. Barulah lama – lama di
bangun Desa Balangan yang berada sekarang. Akirnya masyarakat Desa Kuwum
wisatanya. Pada saat ini pemerintah Desa Kuwum sedang melakukan penataan
terhadap potensi – potensi wisata yang ada maupun mengembangkan objek wisata
mancanegara untuk berkunjung. Secara umum jenis – jenis kegiatan wisata yang
komersial dan lain – lain. Adapun potensi – potensi wisata yang terdapat di Desa
Pura Taman Beji Pancoran Dedari berada di kawasan Banjar Nyelati. Pura
Beji ini adalah pura yang berfungsi sebagai beji atau tempat pembersihan bagi
Sesuwunan (Manifestasi Tuhan bagi umat Hindu) yang berada di Desa Adat
Kuwum Nyelati maupun Desa Adat Balangan. Lokasi Pura Taman Beji Pancoran
cukup menarik. Rencananya Pura Taman Beji Pancoran Dedari ini akan tata
menjadi objek wisata spiritual. Pura Taman Beji Pancoran Dedari ini akan
dijadikan tempat Melukat (pembersihan) bagi wisatawan (khusunya umat Hindu).
Selain dijadikan tempat Melukat, wisatawan lain juga dapat berkunjung sambil
menikmati pemandangan alam atau melihat wisatawan lain yang sedang Melukat.
Daya tarik wisata yang disajikan oleh Objek wisata ini adalah berupa
pemandangan taman dan kolam ikan yang dapat dijadikan tempat berfoto bagi
menambah nilai visual dari Objek Wisata Taman Pura Dalem Banjar Nyelati ini.
Pada tahun 2019, Pemerintah Desa Kuwum membuka jalur jogging track
melingkar di kawasan tegalan yang berada di Banjar Nyelati. Pada saat ini jalur
jogging track tesebut sudah selesai dibangun dan dapat dilintasi oleh masyarakat
sekitar. Pada jalur ini menawarkan pemandangan alam dengan view tebing,
tegalan dan juga sungai (Tukad Yeh Sungi) di sepanjang sebelah barat jalur ini.
Wisatawan yang berkunjung dapat mengelilingi jalur ini baik dengan berjalan
kaki, bersepeda maupun dengan mengendarai sepeda motor. Panjang jalur ini
sepanjang jalur ini akan dilakukan penataan dengan menanam pohon – pohon
berbuah seperti pohon pisang, pohon manggis, pohon durian, dan lain – lain.
Objek wisata Sungai (Tukad Yeh Sungi) adalah jenis objek wisata yang
memanfaatkan aliran Sungai Yeh Sungi untuk melakukan kegiatan wisata. Di sini
wisatawan dapat melakukan kegiatan pemandian atau memancing di aliran sungai.
Sungai (Tukad Yeh Sungi) merupakan sungai dengan aliran air yang tidak terlalu
deras dan juga terdapat bebatuan di tengah – tengah sungai. Bebatuan tersebut
dapat dimanfaatkan untuk tempat berpijak maupun duduk – duduk santai sambil
menikmati pemandangan aliran air sungai. Seperti yang sudah dijelaskan di atas,
bahwa Sungai (Tukad Yeh Sungi) ini berada di pinggiran sebelah barat jalur
jogging track yang baru di buka. Jadi selain melakukan kegiatan jogging atau
bersepeda di jalur tersebut, wisatawan juga dapat beristirahat sambil mandi atau
Objek Wisata Kolam Julit ini juga berlokasi di pinggir jalur jogging track
yang ada di Banjar Nyelati. Pada saat ini objek wisata Kolam Julit ini masih
dalam tahap perencanan. Nantinya Objek Wisata Kolam Julit ini akan menyajikan
kegiatan peternakan Ikan Julit (Ikan Sidat). Kolam Julit ini akan dibangun di
pinggiran Sungai (Tukad Yeh Sungi). Kegiatan yang ditawarkan pada wisatawan
pada kolam ini adalah melihat proses peternakannya, memberikan makan atau
yang mengalirkan air ke Sungai (Tukad Yeh Sungi) dan ke area persawahan yang
terdapat di Kawasan Banjar Kuwum dan Banjar Nyelati. Objek wisata ini masih
menawarkan pemandangan alam bebas dan juga aliran Sungai (Tukad Yeh
Sungi).
Pura Dalem Harum adalah pura yang memiliki nilai sejarah. Pura ini
awalnya merupakan Pura Dalem milik Desa Perean Kabupaten Tabanan. Pada
awalnya kawasan Desa Kuwum masuk daerah milik Kerajaan Puri Perean.
Setelah dikalahkan oleh Kerajaan Mengwi, akhirnya wilayah Desa Kuwum
menjadi milik kerajaan Mengwi Pada awalnya Desa Perean masih mengempon
Pura Dalem yang terdapat di Kawasan Desa Nyelati. Namun, pada suatu saat
diserang oleh hama semut. Sehinga akhirnya masyarakat di Banjar Nyelati – lah
yang mengempon Pura Dalem Harum ini. Selain nilai sejarah, terdapat pula
Prihal tersebutlah yang menjadi daya tarik wisata di Pura Dalem Harum ini.
Sama seperti Objek Wisata Kolam Julit, Objek Wisata Wahana Terowongan
air ini masih dalam tahap perecanaan. Rencananya terowongan ini akan di bangun
dari aliran air yang melewati Bendungan Canging. Wisatawan nantinya akan
Bendungan Canging sampai di sebelah utara Pura Dalem Banjar Nyelati. Kegiatan
wisata ini tentunya memerlukan dana yang cukup besar, oleh karena itu dibuatkan
perkemahan, maka selain berkunjung wisatawan juga dapat menginap dengan cara
wisata yang ditawarkan pada wisatawan adalah melihat peternakan lebah hitam
sambil menghisap madu langsung dari sarangnya. Objek Wisata Peternakan Madu
Lebah Hitam ini dikembangkan secara mandiri oleh pemiliknya masing – masing.
Mulai dari penataan, penyediaan taman, tempat beristirahat bagi para pengunjung
dan lain – lain. Hal lain yang menarik dari Objek Wisata Lebah Hitam ini adalah
terdapat beberapa jenis spesies lebah hitam berbeda yang dipelihara di peternakan
mereka. Selain jenis lebah hitam yang memang umum ada di Bali (jenis
Leavicep), terdapat pula lebah hitam lain seperti jenis Itama (lebah hitam yang
berasal dari Sumatra dan Kalimantan), jenis Torasika (lebah hitam yang berasal
dari Sumatra), Jenis Biroi (lebah hitam yang berasal dari Sulawesi) dan lain – lain.
Sama seperti di Banjar Nyelati, di kawasan Desa Adat Balangan juga dapat
dijadikan sebagai jogging track atau jalur sepeda. Hanya saja bedanya, bila di
kawasan Banjar Nyelati jogging track dan jalur sepeda berada di kawasan tegalan
dan pinggir sungai, di Desa Adat Balangan jogging track atau jalur sepeda bisa
dilakukan di jalan kawasan permukiman penduduk dan area persawahan. Untuk
jalur sepeda yang ada di Balangan tidak hanya melingkar di kawasan desa saja,
tetapi dapat terintegrasi dengan objek wisata lain seperti, Objek Wisata Sangeh
dan Objek Wisata Taman Mumbul dan berada di Desa Sangeh, Kecamatan
Abiansemal, Kabupaten Badung. Jalur sepeda ini akan dimulai dari depan Pura
area persawahan yang terdapat di Desa Balangan, kemudian keluar dari area
menyiapkan rest area untuk lokasi parkir bagi wisatawan yang akan berkunjung
maupun masyarakat yang melintas di Desa Kuwum. Di kawasan Rest Area ini
Kuwum ini juga akan melibatkan masyarakatnya untuk ikut serta dalam
mengembangkan Desa Wisata ini. Pada saat ini bentuk partisipasi masyarakat
Menurut Sunaryo (2013, 140), pada dasarnya terdapat 3 (tiga) prinsip pokok
sebagai berikut :
Keputusan
Kuwum telah melalukan rapat awal dengan masing – masing Bendesa Adat,
Kelian Adat, Kelian Dinas dan anggota Badan Permusyawatan Desa (BPD) yang
ada di Desa Kuwum, untuk membahas rencana pembangunan Desa Wisata ini.
Para Bendesa Adat, Kelian Adat, Kelian Dinas dan BPD ini diminta untuk
maupun pertanyaan dari masing – masing wilayah Desa Adat maupun Banjar
Adat dan Dinas. Setalah ditemukan kesepatan barulah Pemerintah Desa Kuwum
Kegiatan Kepariwisataan
Kuwum ini akan dibagi dengan menggunakan sistem saham. Namun, belum ada
persentase yang akan diperoleh dari hasil keuntungan yang ada. Sedangkan untuk
sebagainya.
Dalam hal ini Pemerintah Desa Kuwum telah melakukan kerjasama dengan
sendiri. Anggota PokDarWis ini akan diberikan pelatihan terlebih dahulu dari
Dinas Pariwisata Kabupaten Badung. Setela itu, anggota PokDarWis ini diminta
yang sudah dilakukan maupun masih tahap perencanaan. Adapun bentuk – bentuk
Sebagian besar Objek Wisata yang terdapat di Desa Kuwum masih dalam
tahap penataan dan terdapat pula beberapa Objek Wisata yang baru dibangun,
contohnya jalur jogging track yang terdapat di Banjar Nyelati. Jalur jogging track
ini dulunya merupakan kawasan tegalan, kemudian dibuka untuk dapat dijadikan
jalur jogging track. Pada saat pembukaan lahan tersebut, masyarakat diajak untuk
gotong – royong memberihkan pohon – pohon atau mengikis tebing yang terkena
jalur jogging track. Selain itu dalam penataan Objek – Objek wisata lain seperti,
penataan taman pada Pura Dalem Banjar Nyelati dan Pura Taman Beji Pancoran
Dedari, masyarakat juga diminta untuk ikut serta membantu sekaligus mengawasi
Seperti yang sudah dijelaskan pada jenis – jenis potensi wisata di Desa
Kuwum, terdapat beberapa objek wisata yang dibangun secara mandiri oleh
masyarakat. Objek Wisata tersebut adalah Objek Wisata Peternakan Madu Lebah
Hitam. Dengan adanya objek wisata ini tentunya akan menambah keragaman
objek wisata yang terdapat di Des Kuwum. Selain itu, Objek Wisata ini tentunya
akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Para peternak lebah hitam ini
membangun sendiri Objek wisata mereka masing – masing. Pada saat ini belum
bagi kedua belah pihak. Dimana pada posisi saat ini Desa Wisata Kuwum masih
tahap perencanaan, dengan dikenalnya Objek Wisata Peternak Madu Lebah Hitam
ini oleh masyarakat luas dapat mendokrak nama Desa Wisata Kuwum.
Kuwum. Sebagai contoh misalnya kegiatan wisata spiritual. Dalam hal ini
tentunya yang dapat menjadi pemandu bagi wisatawan adalah pemangku dari
masing – masing Pura yang akan dikunjugi. Posisi Pokdarwis di sini nantinya
memandu wisatawan yang mereka bawa. Kemudian hasil yang didapatkan dari
merekrut beberapa masyarakat lokal yang dirasa mampu untuk menjadi pemandu
wisata.
(sekaa), yang terdiri dari Sekaa Tabuh dan Sekaa Kidung (Santhi) yang tersebar di
masing – masing banjar. Kelompok seni (sekaa) ini diminta untuk lebih aktif
dalam melakukan kegiatan seperti latihan dan ngayah di Pura. Kegiatan masing –
masing kelompok seni (sekaa) ini juga akan menjadi daya tarik lain bagi
(Sekaa Teruana – Teruni) di masing – masing Banjar. Sekaa Teruna – Teruni ini
juga kerap aktif dalam membantu masyarakat untuk melakukan kegiatan gotong
royong seperti bersih – bersih atau ngayah di Pura. Sekaa Teruna – Teruni di
masing – masing Banjar juga memiliki Sekaa Tabuh mereka tersendiri. Biasanya
mereka juga akan melakukan kegiatan latihan menabuh dan juga ngayah
megambel di Pura. Selain itu, ada juga kegiatan seni yang merupakan ciri khas
pemuda di Bali pada masa penyambutan Hari Raya Nyepi. Biasanya para pemuda
akan melakukan pengarakan ogoh – ogoh satu hari sebelum hari Raya Nyepi.
Biasanya para pemuda akan membuat secara langsung ogoh – ogoh tersebut.
5. Pelestarian Subak
tentunya sangatlah penting. Terdapat aturan (Awig – Awig) yang harus dipatuhi
yang dapat menjaga kelestarian kawasan pertanian di Desa Kuwum adalah bagi
pemilik tanah di kawasan Desa Adat harus mengikuti setiap kegiatan ayah yang
ada di Desa Adat (Karang Ayah). Aturan tersebut tentunya sangat dipatuhi oleh
masyarakat. Dimana mereka akan sedikit enggan untuk menjual tanah mereka
kepada orang lain, begitu juga sebaliknya bagi para pembeli akan berpikir dua kali
untuk membeli tanah tersebut. Kondisi ini tentunya menjadi bentuk partisipasi
Desa Wisata Kuwum ini adalah desa wisata yang baru dibentuk, sehingga
berikut :
1. Permasalahan Finansial
yang sangat signifikan bagi perkembangan penataan Desa Wisata Kuwum. pada
saat ini proyek penataan Desa Kuwum sedang dihentikan sementara sampai batas
waktu yang belum bisa ditentukan. Penataan akan dilanjutkan kembali setelah
kondisi keuangan pemerintah pulih kembali. Namun walaupun demikian
Pemerintah Desa Kuwum tetap optimis untuk mengembangkan desa wisata ini
menunggu keputusan dari Pemerintah Desa tanpa mencoba untuk ikut membantu
memberikan ide – ide dalam hal mengembangkan potensi yang ada di Desa. Hal
ini tentunya dapat menghambat perkembangan Desa Wisata Kuwum ini. Sebagian
masyarakat juga masih belum tahu tindakan apa yang harus mereka ambil untuk
Sistem pengelolaan wisata di Desa Kuwum masih kurang maksimal. Hal itu
dapat dilihat dari pergerakan pengembangan Desa Wisata Kuwum yang tidak
kawasan Desa Wisata yang baru terbangun. Sebagian besar masyarakat tentunya
tidak terlalu mahir dalam menggunakan bahasa asing. Namun, seiring berjalannya
watu tentunya permasalahan ini akan dapat diatasi dengan kebiasaan masyarakat
kegiatan Desa Wisata. Hal ini tentunya diakibatkan oleh kurangnya pelatihan dan
juga sosialisasi dari Pemerintah Desa maupun PokDarWis. Oleh karena itu
Memadai
prasarana yang mendukung kegiatan wisata sangatlah penting. Kondisi yang ada
saat ini di Kawasan Desa Wisata Kuwum belum memiliki sarana dan prasarana
pendukung yang memadai. Contohnya seperti sarana tempat sampah dan juga
sistem pengangkutan sampah itu sendiri. Kemudian sarana lain yang belum
digunakan bagi para pengunjung. Desa Wisata Kuwum juga belum memiliki loket
masuk bagi para pengunjung yang akan berkunjung di Desa Wisata Kuwum.
Untuk masalah prasarana adalah belum adanya penyediaan jaringan sanitasi yang
sembarangan.
7. Belum Tersedianya Akomodasi Pendukung Kegiatan Wisata yang
Memadai
Kuwum sebagian besar masih merupakan warung – warung kecil milik penduduk
sekitar. Pemilik warung – warung ini diberikan pelatihan dan juga sosialisasi
tentang menata warung mereka menjadi lebih baik. Kemudian belum adanya
sebagainya.
tentang melakukan penanggulangan terhadap limbah, baik itu berupa limbah padat
(sampah) dan limbah cair. Sebagian besar dari mereka membuang limbahnya
(tebe). Hal ini tentunya dapat merusak lingkungan dan juga pemandangan yang
Kuwum
di bawah ini.
Uraian Penjelasan
lebah hitam
Wisata
maksimal
tersedia
penangulangan limbah
(SDM)
Desa Kuwum. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan study banding ke
kegiatan wisata. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan fasilitas yang
6.1. Simpulan
Setelah menganalisis hasil penelitian dan pengelolaan data maka penulis
mengambil kesimpulan :
6.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka saran
Eka mahadewi dan Putu Sudana. 2017. Model Strategi Pengembangan Desa
Wisata Berbasis Masyarakat di Desa Kendran. Gianyar : Penerbit
Universitas Udayana.
Profil Desa Kuwum Tahun 2015, 2016, 2017, 2018, dan 2019.
Kecamatan Mengwi Dalam Angka Tahun 2015, 2016, 2017, 2018, dan 2019
Penerbit Bps Badung