Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena hanya dengan

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan

Makalah dengan judul Pengertian dan Perkembangan Perbandingan Hukum.

Penulisan makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah

Perbandingan Hukum.

Dalam penyusunan makalah ini kami buat dengan usaha semaksimal mungkin

dan dengan penjelasan sesuai literatur yang kami pakai agar mudah dipahami oleh para

pembaca.

Jika ditemukan adanya ketidaksempurnaan makalah ini kami menerima kritik

dan saran yang membangun dari pembaca, agar kami dapat melakukan perbaikan

untuk penulisan yang berikutnya.

Penulis,

Kelompok 1

Kelas D304 Fakultas Hukum

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ 1

DAFTAR ISI .............................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4

C. Tujuan penulisan ................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Perbandingan Hukum ...................................................... 5

B. Tujuan dan Manfaat Perbandingan Hukum ....................................... 10

C. Sasaran Perbandingan Hukum ........................................................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 17

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbandingan Hukum adalah lmu pengetahuan yang usianya masih relatif


muda di Indonesia. Dari sejarah diketahui bahwa Perbandingan Hukum sejak
dahulu sudah dipergunakan orang tetapi baru secara insidental. Perbandingan
Hukum baru berkembang secara nyata pada akhir abad ke-191. Pendalaman secara
intense terhadap disiplin ilmu ini berawal dari Eropa yang dipelopori oleh
Montesquieu (Prancis), Mansfield (Inggris) dan Von Feuerbach, Thibaut dan Gans
(Jerman), lebih-lebih pada saat sekarang di mana negara-negara di dunia saling
berinteraksi dengan Negara yang lain dan saling membutuhkan hubungan yang
erat.

Perbandingan Hukum menjadi lebih diperlukan karena dengan Perbandingan


Hukum, kita dapat mengetahui jiwa serta pandangan hidup bangsa lain termasuk
hukumnya. Dan dengan saling mengetahui hukum suatu negara, sengketa dan
kesalahpahaman dapat dihindari sehingga tercapailah perdamaian dunia.

Perbandingan Hukum mempunyai peranan penting di bidang hukum secara


nasional maupun internasional. Oleh karena itu semakin perlu diketahui atau
dipelajari karena mempunyai berbagai manfaat antara lain, dapat membantu dalam
rangka pembentukan hukum nasional disamping mempunyai peranan penting
dalam rangka hubungan antar bangsa dan sebagainya. Pendeknya Perbandingan
Hukum mempunyai peranan penting di segala bidang kajian hukum. Pernyataan
diataslah yang melatar belekangi pentingnya Perbandingan Hukum dalam tatanan
hukum di Indonesia.

1
R. Soeroso, Perbandingan Hukum Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hal.1.

3
Perkembangan Perbandingan Hukum sebagai ilmu disebabkan karena
tumbuhnya suatu kebutuhan di kalangan para sarjana hukum pada waktu itu untuk
kembali kepada prinsip universalisme yang selalu melekat pada semua cabang ilmu
pengetahuan termasuk ilmu pengetahuan hukum setelah mengalami masa ketika
prinsip nasionalisme menguasai alam pikiran manusia. Dalam perkembangannya
sekarang, Perbandingan Hukum tidak mempunyai obyek tersendiri.

Akan tetapi mempelajari hubungan-hubungan sosial yang telah menjadi


obyek studi dari cabang-cabang hukum yang telah ada.

B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan pengertian Perbandingan Hukum

2. Menjelaskan manfaat dan tujuan Perbandingan Hukum

3. Menjelaskan sasaran Perbandingan Hukum

C. Tujuan penulisan

Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah agar kami semua
mahasiswa/i mampu memahami tentang masalah Perbandingan Hukum.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perbandingan Hukum

Sejumlah penulis telah berusaha untuk mendefinisikan istilah Perbandingan


Hukum, tetapi kebanyakan dari mereka hanya menggarisbawahi tujuan dan fungsi
dari Perbandingan Hukum tersebut. Dalam kenyataannya, Perbandingan Hukum
merupakan subjek dari asal mula dan pertumbuhan yang baru saja terjadi di mana
masih banyak kontroversi terkait dengan sifatnya. Gutteridge telah berpendapat
secara tepat yang pada intinya bahwa Definisi hukum telah dikenal dengan hal-hal
yang kurang memuaskan, oleh karenanya adalah tepat jika hal ini menjadi suatu
kontroversi yang tidak kunjung menghasilkan hasil apapun.

Hal ini, khususnya, merupakan situasi di mana setiap usaha yang dilakukan
untuk mendefinisikan tentang istilah Perbandingan Hukum namun sejak persoalan
pokok tidak terlihat nyata maka hal tersebut menjadi salah satu kendalanya. Dalam
bukunya Prof. Darji Damodiharjo mendefinisikan Perbandingan Hukum sebagai
cabang ilmu (hukum) yang memperbandingkan sistem-sistem hukumyang berlaku
dalam satu atau beberapa masyarakat. 2

Banyak istilah asing yang menyatakan mengenai Perbandingan Hukum ini,


diantaranya adalah Comparative Law, Comparative Jurisprudence, Foreign Law
(istilah Inggris), Droit Compare (istilah Perancis), Rechtsvergelijking (istilah
Belanda) dan Rechtsvergleichung atau Vergleichende Rechlehre (istilah Jerman).

Di dalam Blacks Law Dictionary dikemukakan bahwa Comparative Jurisprudence


adalah suatu studi mengenai prinsip-prinsip ilmu hukum dengan melakukan
perbandingan berbagai macam sistem hukum.

2
Prof. Darji Darmodiharjo, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal.19.

5
Menurut H.C Gutteridge, pada hakikatnya Perbandingan Hukum merupakan suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan jalan membanding-bandingkan sistem
hukum yang satu dengan yang lain.

Meskipun terdapat segala kesulitan untuk mendefinisikan istilah tersebut,


para penulis dan ahli hukum telah memberikan definisi mereka dengan caranya
masing-masing. Kebanyakan dari definisi tersebut menyatakan bahwa mereka
hanya memasukan fungsi-fungsi dan tujuan dari Perbandingan Hukum
dibandingkan bentuk dan sifat dasarnya. Sejak Perbandingan Hukum terlihat
sebagai pengertian yang samar-samar dengan lingkup yang tidak dapat ditentukan,
para penulis dalam definisinya masing-masing hanya menyatakan hasil yang
dicapai dalam berbagai bidang sosial dan hubungan internasional.

Beberapa pandangan atau tanggapan terhadap Perbandingan Hukum:3

1. Perbandingan Hukum sebagai Sejarah Umum


Pada akhir abad 19, Joseph Kohler berpendapat bahwa istilah
Universale Rechtsgeschiechte itu sama dengan Vergleichende
Rechtswissenchaft yakni Sejarah Hukum sama dengan Perbandingan
Hukum. Disamping itu Sir Frederick Pollack menganggap bahwa tidak
ada perbedaan antara Historical jurisprudance dan Comparative
jurisprudance.
Kedua anggapan tersebut sudah mengarah bahwa Perbandingan Hukum
sama dengan sejarah hukum daripada hukun secara umum.

2. Perbandingan Hukum sebagai Ilmu Hukum


Beberapa pakar hukum pada akhir abad 19 seperti Eduardo Lambert,
Raymond, Salcilles, Arminjon menyatakan Perbandingan Hukum
sebagai ilmu pengathuan hukum yang berdiri sendiri.
Hal ini didasari dari pemikiran bahwa Perbandingan Hukum
memberikan hasil-hasil baru yang tidak akan didapat jika hanya

3
R. Soeroso, Perbandingan Hukum Perdata, Sinar Grafika, 2014, Jakarta, hal 3 8.

6
mempelajari cabang-cabang hukum intern. Beberapa Serjana Hukum
yang turut menganggap Perbandingan Hukum sebagai Ilmu Hukum
antara lain :
a. Prof. Kusmadi Pudjosewojo, SH dalam bukunya Pedoman
Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Ilmu Hukum meliputi:
1) Ilmu Pengetahuan Hukum Positif.
2) Ilmu Pengetahuan Sosiologi Hukum.
3) Ilmu Pengetahuan Sejarah Hukum.
4) Ilmu Perbandingan Hukum.
5) Ilmu Hukum.
6) Ilmu Pengetahuan Filsafat Hukum.
7) Ilmu Pengetahuan Politik Hukum.

b. JGH Bellefroid dalam pendapatnya bahwa Ilmu Hukum


terdiri dari :
1) Dogmatika Hukum.
2) Sejarah Hukum.
3) Perbandingan Hukum.
4) Politik Hukum.
5) Ajaran Hukum.

c. Prof. Mr. Dr. L.J. van Apeldoorn, Ilmu Hukum itu meliputi:
Sosiologi Hukum, Sejarah Hukum, Perbandingan Hukum.

d. Dr. Soedjono Dirdjosisworo, SH dalam bukunya PIH, 1982


menyebutkan Ilmu Hukumsebagai ilmu kenyataan,
meliputi:
1) Sosiologi Hukum.
2) Antropologi Hukum.
3) Psikologi Hukum.

7
4) Sejarah Hukum.
5) Perbandingan Hukum.

3. Perbandingan Hukum sebagai Metode


Dr. Soenarjati Hartono, SH menyebutkan dalam bukunya:
Perbandingan Hukummerupakan metode penyelidikan dan bukan suatu
cabang ilmu sebagaimana seringkali menjadi anggapan sementara
orang. Metode yang dipakai adalah membanding-bandingkan salah satu
lembaga hukum (legal institution) dari sistem hukum yang satu dengan
lembaga hukum yang lain yang kurang lebih mempunyai kesamaan.
Selain itu Soenarjati juga menjelaskan disamping sebagai metode
perbandingan, dapat juga dipandang sebagai metode pendidikan, karna
dengan mudah dapat menjelaskan:
1. Mengapa berbagai macam sistem hukum masih juga menunjukan
persamaan-persamaan.
2. Hal-hal apa yang (mungkin) menyebabkan persamaan dan/atau
perbedaan dalam dua sistem hukum berlainan.
3. Bahwa dalam sistem hukum yang samapun akan dapat ditemukan
perbedaan-perbedaan setempat.
4. Bahwa suatu sistem hukum tidak selamanya menunjukan ciri-ciri yang
sama.
5. Bahwa cara menyelesaikan masalah hukum yang sama dan bermacam-
macam, sehingga didlam hukum tidak berlaku dalil satu jawaban untuk
suatu masalah.
6. Bahwa tidak mungkin orang dapat menyusun suatu sistem hukum yang
sempurna, yang akan berlaku untuk selama-lamanya.

8
Sejarah Perbandingan Hukum dapat dilihat dalam sejarah hukum itu sendiri, yakni:

1. (430-470 SM) plato melakukan kegiatan memperbandingkan


hukum,dalam karyanya politeia (negara) plato membandingkan
bentuk-bentuk negara.
2. (384-322 SM) aristoteles dalam politiknya membandingkan peraturan-
peraturan dari berbagai negara.
3. (372-287 SM) theoprastos memperbandingkan hukum yang berkitan
dengan jual beli di berbagai negara.
4. Dalam collatio (mosaicurium et romanium legum collatio),suatu karya
yang penulisnya tidak di kenal,di perbandingkan antar undang-undang
mozes (pelateuch) dengan ketentuan-ketentuan yang mirip dari hukum
romawi.
5. (1930) study perbandingan antar organisasi negara dari inggris dengan
prancis di lakukan oleh forteuscue.
6. (1687-1755) montequie dalam lesprit de lois (1748)
memperbandingkan organisasi negara dari inggris dan perancis.
7. (1687-1716) leibniz menulis suatu uraian tentang semua sistem hukum
seluruh dunia, ia yakin dengan cara itu dapat menemukan semua dasar
hukum.
8. (1900) di paris di adakan kongres dunia pertama yang memikirkan
tentang metode dan tujuan Perbandingan Hukum.di putuskan bahwa
Perbandingan Hukum harus di pusatkan pada hukum yang nyata-nyata
berlaku (law in action) dan tidak semata-mata pada bunyi undang-
undang saja.

9
B. Tujuan dan Manfaat Perbandingan Hukum

Tujuan Perbandingan Hukum.4

1. Kebutuhan Teoritis.
Dihubungkan dengan kebutuhan ilmiah maka Perbandingan Hukum:
a. Menunjukan titik-titik persamaan dengan titik-titik perbedaan
daripada berbagai sistem hukum yang diperbandingkan.
b. Menunjukan bahwa terhadapt masalah yang sama, dapat dicapai
penyelesaian yang berbeda-beda.

2. Kebutuhan Praktis.
a. Di bidang Nasional
Hukum positif di Indonesia masih banyak yang berasal dari
warisan hukum zaman kolonial5 yang sudah barang tentu tidak
sesuai dengan alam kemerdekaaan, dan juga kebutuhan Hukum
Nasional di masyarakat harus juga berdasarkan pada hukum adat
dan filsafat hidup bangsa Indonesia. Berdasarkan hal-hal tersebut
secara singkat diperlukan hukum nasional yang dapat memenuhi
kebutuhan hidup bangsa yang merdeka tanpa mengorbankan
kepribadian bangsa Indonesia. Dalam hal inilah Hukum
Perbandingan diperlukan peranannya.

b. Di bidang Internasional
Dalam hubungan nya dengan Hukum Internasional, Hukum
Perbandingan mempunyai tujuan dan peranan :
1) Membantu pembuatan perjanjian-perjanjian internasional
dan perjanjian-perjanjian di bidang Hukum Perdata
Internasional.

4
R. Soeroso, Perbandingan Hukum Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hal 17 20.
5
Yulies Tiena Masriani, Pengantar Hukum Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2004, hal.13.

10
2) Dapat menghindari persengketaan dan kesalahpahaman
internasional. Hubungan ini terjadi hanya antar Bangsa yang
dapat terjadi karena kesalahpahaman atau pengertian dan
bahasanya dapat diartikan berlaianan, sebagai contoh :
Perjanjian Kerjasama antara Indonesia dan Malaysia dalam
pemberantasan Penyelundupan.
Menurut hukum Indonesia Penyelundupan adalaha
mengeluarkan dan memasukan barang dari Indonesia tanpa
izin pemerintah, lain halnya dengan Malaysia dimana
penyelundupan adalah impor-ekspor barang-barang
terlarang seperti senjata api, narkotika, obat bius, candu dan
sebagainya.

Manfaat Perbandingan Hukum menurut beberapa pakar hukum antara lain : 6

1. Tahir Tungadi
a. Berguna untuk unifikasi dan kodifikasi nasional, regional dan
internasional.
b. Untuk harmonisasi hukum, antara konvensi internasional dengan
peraturan perndang-undangan nasional.
c. Untuk pembaharuan hukum, yakni dapat memperdalam
pengetahuan tentang hukum nasional dan dapat secra obyektif
melihat kebaikan dan kekurangan hkum nasional.
d. Untuk menentukan asas-asas umum dari hukum (terutama bagi
hakim pengadilan internasional). Hal ini penting untuk
menentukan the general principles of law yang merupakan
sumber penting dari public internasional.

6
Ade Maman Suherman, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, hal.
18 - 19.

11
2. Ade Maman Suherman.
a. Manfaat internal

Dengan mempelajari perbandingan sistem hukum dapat


memahamipotret budaya hukum suatu negaranya sendiri dan
mengadopsi hal-hal yang positif dari sistem hukum asing guna
pembangunan hukum nasional.

b. Manfaat eksternal

Dengan mempelajari perbandingan sistem hukum baik individu,


organisasi maupun negara dapat menngambil sikap yang tepat dalam
melakukan hubungan hukum dengan negara lain yang berlainan sistem
hukumnya untuk kepentingan harmonisasi hukum dalam pembentukan
hukum supranasional.

3. Rene David dan Brierley


a. Berguna dalam penelitian hukum yang bersifat historis dan
filosofis.
b. Penting untuk memahami lebih baik dan untuk mengembangkan
hukum nasioanal.
c. Membantu dalam pengembangan pemahaman terhadap bangsa-
bangsa lain dalam rangka menciptakan hubungan/suasana yang
baik bagi perkembangan hubungan-hubungan internasional.

C. Sasaran Perbandingan Hukum

Yang menjadi sasaran Perbandingan Hukum ialah (sistem atau bidang)


hukum di negara yang mempunyai lebih dari satu sistem hukum (misalnya hukum
perdata dapat diperbandingkan dengan hukum perdata tertulis) atau bidang-bidang
hukum di negara yang mempunyai satu sistem hukum (seperti misalnya syarat
causalitas dalam hukum pidana dan perdata, konstruksi perwakilan dalam hukum

12
perdata dan pidana atau sistem (bidang) hukum asing diperbandingkan dengan
sistem (bidang) hukum sendidri (misalnya law of contract dibandingkan dengan
hukum perjanjian).

Uraian tentang sistem hukum asing semata-mata bukanlah merupakan


Perbandingan Hukum, meskipun dalam menguraikan itu pada hakekatnya kita
tidak dapat lepas dari pengaruh pandangan tentang hukum sendiri. Rhein stein
membedakan antara uraian tentang sistem hukum asing yang disebutnya
Auslandsrechtskunde dengan Rechtsvergleichung.

Dikatakannya bahwa Auslandsrechtskunde harus dikuasai kalau kita


hendak mengadakan Perbandingan Hukum, karena kita baru dapat
memperbandingkan hukum asing dengan hukum sendiri kalau menguasai juga
hukum asing itu. Dalam pandangan Rheinstein ini maka Auslandsrechrtskunde ini
harus dikuasai lebih dulu sebelum kita mulai dengan Perbandingan Hukum (Rene
de Groot, 1986: 10).

Lebih konkritnya dalam memperbandingkan hukum yang diteliti adalah


hukum yang hidup (the law in action), jadi bukan semata-mata hanya hukum yang
dimuat dalam peraturan perundang-undangan atau yang diuraikan dalam buku-
buku saja (the law in the books), tetapi juga penafsiran undang-undang atau
penemuan hukum dalam peradilan dan dalam kepustakaan.

Jadi yang diperbandingkan adalah hukum sebagaimana nyata-nyata


berfungsi di dalam masyarakat di tempat tertentu. Di sini perlu diteliti fungsi
pemecahan yuridis dalam prakteknya serta adanya pengaruh faktor-faktor asing.
Sara pendekatan hukum semacam ini dengan mempelajari hukum yang hidup, yang
nyata-nyata berlaku disebut functional approach, suatu pendekatan hukum
dengan memperhatikan berlakunya hukum secara fungsional.

Dalam memperbandingkan hukum dikenal dua cara, yaitu memperbandingkan


secara makro dan secara mikro. Perbandingan secara makro adalah suatu cara
memperbandingkan masalah-masalah hukum pada umumnya. Perbandingan secara

13
mikro adalah suatu cara memperbandingkan masalah-masalah hukum tertentu.
Tidak ada batasan tajam antara perbandingan secara makro dan mikro.

Hukum yang telah diketahui yang akan diperbandingkan disebut comparatum,


sedangkan hukum yang akan diperbandingkan dengan yang telah diketahui disebut
comparandum. Setalah diketahui dua hukum itu perlu ditetapkan apa yang akan
diperbandingakan itu, misalnya mengenai perjanjian, perkawinan dan sebagainya.
Ini disebut tertium comparatum.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perbandingan Hukum merupakan kegiatan memperbandingkan sistem hukum yang


satu dengan yang lain baik antar bangsa,negara,bahkan agama,dengan maksud
mencari dan mensinyalir perbedaan-perbedaan serta persamaan-persamaan dengan
memberi penjelasannya dan meneliti bagaimana berfungsinya hukum dan
bagaimana pemecahan yuridisnya di dalam praktek serta faktor-faktor non hukum
yang mana saja yang mempengaruhinya.penjelasannya hanya dapat di ketahui
dalam sejarah hukumnya,sehingga Perbandingan Hukum yang ilmiah memerlukan
perbandingan sejarah hukum.

Manfaat Perbandingan Hukum ialah:

1. Berguna untuk unifikasi dan kodifikasi nasional, regional dan


internasional.
2. Untuk harmonisasi hukum, antara konvensi internasional dengan
peraturan perndang-undangan nasional.
3. Untuk pembaharuan hukum, yakni dapat memperdalam pengetahuan
tentang hukum nasional dan dapat secra obyektif melihat kebaikan dan
kekurangan hkum nasional.
4. Untuk menentukan asas-asas umum dari hukum (terutama bagi hakim
pengadilan internasional). Hal ini penting untuk menentukan the
general principles of law yang merupakan sumber penting dari public
internasional.

Yang menjadi sasaran Perbandingan Hukum ialah (sistem atau bidang) hukum di
negara yang mempunyai lebih dari satu sistem hukum (misalnya hukum perdata
dapat diperbandingkan dengan hukum perdata tertulis) atau bidang-bidang hukum
di negara yang mempunyai satu sistem hukum (seperti misalnya syarat causalitas

15
dalam hukum pidana dan perdata, konstruksi perwakilan dalam hukum perdata dan
pidana atau sistem (bidang) hukum asing diperbandingkan dengan sistem (bidang)
hukum sendidri (misalnya law of contract dibandingkan dengan hukum perjanjian).

16
DAFTAR PUSTAKA

Darmodiharjo, Darji. Pokok Pokok Filsafat Hukum, Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama, 2006.

Maman Suherman, Ade. Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, Jakarta: Raja


Grafindo Persada, 2012

Soeroso, R. Perbandingan Hukum Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2014

Tiene Masriani, Yulies. Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2004.

17

Anda mungkin juga menyukai