Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena hanya dengan
Penulisan makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah
Perbandingan Hukum.
Dalam penyusunan makalah ini kami buat dengan usaha semaksimal mungkin
dan dengan penjelasan sesuai literatur yang kami pakai agar mudah dipahami oleh para
pembaca.
dan saran yang membangun dari pembaca, agar kami dapat melakukan perbaikan
Penulis,
Kelompok 1
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
R. Soeroso, Perbandingan Hukum Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hal.1.
3
Perkembangan Perbandingan Hukum sebagai ilmu disebabkan karena
tumbuhnya suatu kebutuhan di kalangan para sarjana hukum pada waktu itu untuk
kembali kepada prinsip universalisme yang selalu melekat pada semua cabang ilmu
pengetahuan termasuk ilmu pengetahuan hukum setelah mengalami masa ketika
prinsip nasionalisme menguasai alam pikiran manusia. Dalam perkembangannya
sekarang, Perbandingan Hukum tidak mempunyai obyek tersendiri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah agar kami semua
mahasiswa/i mampu memahami tentang masalah Perbandingan Hukum.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Hal ini, khususnya, merupakan situasi di mana setiap usaha yang dilakukan
untuk mendefinisikan tentang istilah Perbandingan Hukum namun sejak persoalan
pokok tidak terlihat nyata maka hal tersebut menjadi salah satu kendalanya. Dalam
bukunya Prof. Darji Damodiharjo mendefinisikan Perbandingan Hukum sebagai
cabang ilmu (hukum) yang memperbandingkan sistem-sistem hukumyang berlaku
dalam satu atau beberapa masyarakat. 2
2
Prof. Darji Darmodiharjo, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal.19.
5
Menurut H.C Gutteridge, pada hakikatnya Perbandingan Hukum merupakan suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan jalan membanding-bandingkan sistem
hukum yang satu dengan yang lain.
3
R. Soeroso, Perbandingan Hukum Perdata, Sinar Grafika, 2014, Jakarta, hal 3 8.
6
mempelajari cabang-cabang hukum intern. Beberapa Serjana Hukum
yang turut menganggap Perbandingan Hukum sebagai Ilmu Hukum
antara lain :
a. Prof. Kusmadi Pudjosewojo, SH dalam bukunya Pedoman
Pelajaran Tata Hukum Indonesia, Ilmu Hukum meliputi:
1) Ilmu Pengetahuan Hukum Positif.
2) Ilmu Pengetahuan Sosiologi Hukum.
3) Ilmu Pengetahuan Sejarah Hukum.
4) Ilmu Perbandingan Hukum.
5) Ilmu Hukum.
6) Ilmu Pengetahuan Filsafat Hukum.
7) Ilmu Pengetahuan Politik Hukum.
c. Prof. Mr. Dr. L.J. van Apeldoorn, Ilmu Hukum itu meliputi:
Sosiologi Hukum, Sejarah Hukum, Perbandingan Hukum.
7
4) Sejarah Hukum.
5) Perbandingan Hukum.
8
Sejarah Perbandingan Hukum dapat dilihat dalam sejarah hukum itu sendiri, yakni:
9
B. Tujuan dan Manfaat Perbandingan Hukum
1. Kebutuhan Teoritis.
Dihubungkan dengan kebutuhan ilmiah maka Perbandingan Hukum:
a. Menunjukan titik-titik persamaan dengan titik-titik perbedaan
daripada berbagai sistem hukum yang diperbandingkan.
b. Menunjukan bahwa terhadapt masalah yang sama, dapat dicapai
penyelesaian yang berbeda-beda.
2. Kebutuhan Praktis.
a. Di bidang Nasional
Hukum positif di Indonesia masih banyak yang berasal dari
warisan hukum zaman kolonial5 yang sudah barang tentu tidak
sesuai dengan alam kemerdekaaan, dan juga kebutuhan Hukum
Nasional di masyarakat harus juga berdasarkan pada hukum adat
dan filsafat hidup bangsa Indonesia. Berdasarkan hal-hal tersebut
secara singkat diperlukan hukum nasional yang dapat memenuhi
kebutuhan hidup bangsa yang merdeka tanpa mengorbankan
kepribadian bangsa Indonesia. Dalam hal inilah Hukum
Perbandingan diperlukan peranannya.
b. Di bidang Internasional
Dalam hubungan nya dengan Hukum Internasional, Hukum
Perbandingan mempunyai tujuan dan peranan :
1) Membantu pembuatan perjanjian-perjanjian internasional
dan perjanjian-perjanjian di bidang Hukum Perdata
Internasional.
4
R. Soeroso, Perbandingan Hukum Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2014, hal 17 20.
5
Yulies Tiena Masriani, Pengantar Hukum Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2004, hal.13.
10
2) Dapat menghindari persengketaan dan kesalahpahaman
internasional. Hubungan ini terjadi hanya antar Bangsa yang
dapat terjadi karena kesalahpahaman atau pengertian dan
bahasanya dapat diartikan berlaianan, sebagai contoh :
Perjanjian Kerjasama antara Indonesia dan Malaysia dalam
pemberantasan Penyelundupan.
Menurut hukum Indonesia Penyelundupan adalaha
mengeluarkan dan memasukan barang dari Indonesia tanpa
izin pemerintah, lain halnya dengan Malaysia dimana
penyelundupan adalah impor-ekspor barang-barang
terlarang seperti senjata api, narkotika, obat bius, candu dan
sebagainya.
1. Tahir Tungadi
a. Berguna untuk unifikasi dan kodifikasi nasional, regional dan
internasional.
b. Untuk harmonisasi hukum, antara konvensi internasional dengan
peraturan perndang-undangan nasional.
c. Untuk pembaharuan hukum, yakni dapat memperdalam
pengetahuan tentang hukum nasional dan dapat secra obyektif
melihat kebaikan dan kekurangan hkum nasional.
d. Untuk menentukan asas-asas umum dari hukum (terutama bagi
hakim pengadilan internasional). Hal ini penting untuk
menentukan the general principles of law yang merupakan
sumber penting dari public internasional.
6
Ade Maman Suherman, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, hal.
18 - 19.
11
2. Ade Maman Suherman.
a. Manfaat internal
b. Manfaat eksternal
12
perdata dan pidana atau sistem (bidang) hukum asing diperbandingkan dengan
sistem (bidang) hukum sendidri (misalnya law of contract dibandingkan dengan
hukum perjanjian).
13
mikro adalah suatu cara memperbandingkan masalah-masalah hukum tertentu.
Tidak ada batasan tajam antara perbandingan secara makro dan mikro.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yang menjadi sasaran Perbandingan Hukum ialah (sistem atau bidang) hukum di
negara yang mempunyai lebih dari satu sistem hukum (misalnya hukum perdata
dapat diperbandingkan dengan hukum perdata tertulis) atau bidang-bidang hukum
di negara yang mempunyai satu sistem hukum (seperti misalnya syarat causalitas
15
dalam hukum pidana dan perdata, konstruksi perwakilan dalam hukum perdata dan
pidana atau sistem (bidang) hukum asing diperbandingkan dengan sistem (bidang)
hukum sendidri (misalnya law of contract dibandingkan dengan hukum perjanjian).
16
DAFTAR PUSTAKA
Tiene Masriani, Yulies. Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2004.
17