Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN KE I

TINJAUAN UMUM HUKUM LINGKUNGAN


A. Tujuan Pembelajaran.
Pada pertemuan ini akan dijelaskan hal-hal yang terkait dengan tinjauan umum hukum
lingkungan. Setelah menyelesaikan perkuliahan mahasiswa diharapkan menjadi
memahami tentang hukum lingkungan yang mampu memahami tentang :
1. Tinjauan Umum Hukum Lingkungan
2. Dinamika Lingkungan Hidup Dan Berbagai Permasalahannya
3. Pengaturan, Azas, Hak dan Kewajiban, Kewenangan, dan Instrumen Dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup
5. Hak Atas Lingkungan
6. Dasar Hukum, Azas, Dan Tujuan Pengellaan Lingkungan Hidup
7. Pengaturan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dan Pengendalian Perusakan
Lingkungan Hidup
8. UTS
9. Penegakan Hukum Lingkungan Dalam Bingkai Pengelolaan Lingkungan Hidup
10. Penegakan Hukum Lingkungan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan
11. Pencagahan Dan Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan
12. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Secara Alternatif.
13. Mekanisme Penyelesaian Sengketa Lingkungan Internasional
14. Rekonstruksi Paradigma Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup.
15. Diskursus Hijau Dalam Perspektif Kedaulatan Lingkungan.
16. UAS

B. Uraian Materi.
Penjabaran dari materi tentang Tinjauan Umum Hukum Lingkungan
1. Wacana Konstitusi Hijau
Wacana dan istilah green constitution merupakan fenomena baru baik didunia
praktik maupun akademis termasuk para ahli hukum dan konstitusi. Pada akhir
Agustus 2008 seorang hakim konstitusi Prof. Dr. Ahmad Sodiki. SH
mengutarakan pentingnya pengkajian perubahan kelima UUD 1945 termasuk
mengadopsikan gagasan green constitution.
Sejak tahun 1970-an istilah green constitution sering dipakai untuk
menggambarkan keterkaitan sesuatu dengan ide perlindungan lingkungan
hidup.Dalam kuliah-kuliah untuk tingkat S3 di UI penulis sering melontarkan
gagasan mengenai pentingnya konstitusi hijau, kedaulatan lingkungan dan bahkan
konsepsi demokrasi model baru yang di istilahkan sebagai ekokrasi (ecocracy).
Istilah ekokrasi (ecocracy) dapat dipakai untuk melengkapi khazanah pengertian
yang tercermin dalam istilah-istilah democracy, nomocracy dan theocracy.
Istilah ecocracy dikenal pada akhir tahun 1990 yang mulai dilontarkan dalam
berbagai forum dan media massa berkenaan dengan isu lingkungan hidup. Wacana
atau diskursus tentang ekokrasi masih bersifat terbatas, yaitu hanya terkait dengan
pembangunan dalam konteks hubungan-hubungan internasional. Maraknya dan
meluasnya kampanye lingkungan hidup diseluruh dunia pada dasawarsa 1970-an
banyak bermunculan partai-partai yang menamakan sebagai Partai Hijau (Green
Party).
Pada era 1980-an berkembang tuntutan secara meluas agar kebijakan-kebijakan
negara yang pro-lingkungan tercermin dalam bentuk peraturan perundang-
undangan untuk ditaati oleh semua pihak yang berkepentingan. Oleh sebab itu
Indonesia menyusun dan menetapkan berlakunya UU No. 4 Tahun 1982 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai produk hukum pertama.
Sejak diundangkannya UU No. 4 Tahun 1982 berbagai produk peraturan
perundang-undangan resmi berhasil ditetapkan sebagai kebijakan yang diharapkan
dapat dijadika pegangan dalam setiap geraka dan langkah pembangunanyang
dilakukan, baik oleh pemerintah, masyarakat maupun badan usaha. Peraturan
perundang-undangan tersebut dapat dimukakan sebagai berikut:
a. UU tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 1997 (Lembar Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 No. 68 Tambahan Lembaran Negara No.
3699).
b. PP No. 54 Tahun 2000 tentang Lembaga Penyedia Jasa Layanan
SengketaLingkungan Hidup diluar Pengadilan (Lembaran Negara Tahun 2000
No.113 Tambahan Lembaran Negara No. 3982).
c. PP No. 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran
Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan
(Lembaran Negara Tahun 2001 No. 10Tambahan Lembaran Negara 4076).
d. PP No.40 Tahun 2003 sebagai pelaksana UU tentang Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Negara
Lingkungan Hidup di bidang Pengendalian Dampak Lingkungan (Lambaran
Negara Tahun 2003 No. 81 Tambahan Lembaran Negara No. 4303).
e. PP No. 52 Tahun 2008 tentang Tarif dan Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak yang Berlaku pada Kementerian Negara Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Tahun2008 No.110 Tambahan Lembaran Negara No.4882). Namun
semua produk peraturan perundang-undangan tersebut dipandang belum
mencukupi untuk memaksa para penentu kebijakan untuk tunduk mematuhi
kebijakan-kebijakan dibidang lingkungan hidup.

2. Knstitusi Hijau Diberbagai Negara


Diantara negara-negara yang sudah mencantumkan ketentuan mengenai
perlindungan lingkungan dalam konstitusi dapat membagi kedalam empat
kelompok. Pertama, konstitusi yang memuat ketentuan spesifik mengenai
perlindungan lingkungan hidup, yang secara eksplisit mengatur perlindungan
lingkungan hidup, termasuk ketentuan konkret mengenai prosedur penegakannya
misalnya konstitusi Spanyol. Kedua, konstitusi yang mengintgrasikan ketentuan
mengenai lingkungan hidup dalam ketentuan mengenai jak asasi manusia.
Kelompok kedua ini mengkaitkan isu lingkungan dengan jaminan hak asasi
manusia, misalnya Polandia. Ketiga, konstitusi yang hanya mengatur lingkungan
hidup secara implisit atau menetukan jaminan hak-hak asasi tertentu dapat dipakai
untuk kepentingan perlindungan lingkungan hidup dalam praktik, contoh
Indonesia, dimana Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 hanya menyebutkan prinsip-
prinsip dasar yang harus dan masih harus dijadikan dasar bagi kebijakan
lingkungan hidup. Keempat, kelompok konstitusi yang mengaitkan garis-garis
besar kebijakan lingkungan tertentu dengan tugas atau tanggung jawab lembaga
negara tertentu untuk melestarikan lingkungan hidup dan mengatasi kerusakan
alam, contoh nya adalah konstitusi Portugal yang mengaitkan kebijakan
lingkungan dengan tanggung jawab atau kewajiban negara untuk melindungi dan
melestarikannya.
a. Portugal, Portugal adalah suatu negara Republik yang terletak di kawasan
Eropa Barat Daya (Southwestern europe) tergolong negara mengengah
kebawah diantara negara-negara maju di Eropa. Nama asli negara ini dulunya
adalah Lusitania yang kemudian berubah menjadi Portugal atau Portugis.
Kerajan Portugal berubah menjadi Republik yang diproklamasikan pada 5
Oktober 1910. Sejak tahun 1910-1926 dikenal sebagai “periode of Portuguese
First Republic”. Dimana konstitusi Portugal menegaskan prinsip pemisahan
antara gereja dan negara (sekularisme). Ketidakpuasan masyarakat atas
pemerintahan Salazar maka terjadilah kudeta dan tanggal 25 April 1974
sebagai sejarah lahirnya republik kedua dengan pemerintahan yang demokratis
Tepat satu tahun sejarah terbentuknya republik kedua yaitu pada 25 April 1975
Portugal mengadakan PEMILU bebas dan demokratis yang pertama dalam
sejarah untuk memilih para wakil rakyat yang duduk di parlemen. Pada 2 April
1976 para perwakilan rakyat inilah yang mengesahkan undang-undang dasar
yang dikenal dengan konstitusi 1976.
b. Spanyol, Spanyol adalah negara kerajaan (Reino de Espana) yang
bersebelahan dengan negara Portugal dan Perancis dengan luaas wilayah yang
menempatkannya sebagai negara terluas kedua sesudah Perancis. Pada tahun
1812 Konstitusi yang disebut dengan Cadiz Constitution mulai
memperkenalkan sistem pemilihan anggota parlemen pada 1834. Royal
Charter ditetapkan dan mengubah struktur parlemen Spanyol menjadi
bikameral. Selanjutnya, pada 1837 konstitusi baru disahkah oleh parlemen,
namun pada 1840 dihentikan berlakunya dan pemerintahan ditentukan
berdasarkan dekrit oleh Baldomero Espartero sampai 1843. Setelah itu,
disusunlah konstitusi baru yang disahkan pada 1845 dan berlaku samapi
dengan1869 ketika terjadi revolusi yang dikenal dengan The Glorious
Revolution yang berhasil menumbangkan Raja dan melahirkan konstitusi baru
yaitu The Glorious Revolution Constitution (1869-1876). Pada 1931 disahkan
konstitusi baru yang disebut Constitution of the Second Republic. Pada 1977
perubahan drastis mulai terjadi dengan diselengggarakannya PEMILU yang
demokratis. Setelah parlemen hasil PEMILU dibentuk, disusunlah Konstitusi
baru yang kemudian dikenal sebagai Konstitusi 1978.
c. Polandia, Polandia merupakan bekas negara komunis di Eropa Timur tepatnya
disebelah tengah uatara Eropa. Dalam Konstitusi yang berlaku sekarang adalah
Konstitusi 1997. Pada 2 April 1997 National Assembly mengesahkan
Konstitusi 1997 yang disetujui oleh rakyat melalui referendum nasional pada
25 Mei 1997 dan mulai berlaku pada 17 Oktober 1997. Konstitusi 1997
mengadopsi prinsip-prinsip baru yang diakui secara luas oleh umat manusia
berkenaan dengan pentingnya perlindungan terhadap lingkungan hidup. UUD
Repbublik Polandia yang berlaku sejak 17 Oktober 1997 secara eksplisit
mencantumkan ketentuan mengenai lingkungan hidup dalam Bab I Artikel 5
yang menyatakan bahwa Republik Polandia harus melindungi kemerdekaan
dan integritas wilayah dan menjamin kebebasan dan hak-hak setiap orang dan
setiap warga negara, keamanan warga negara, menjaga warisan-warisan
nasional dan harus menjamin perlindungan atas lingkungan alam sejalan
dengan prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sejak
1980-an diadopsinya ide konsep pembangunan alam (natural evironment)
yang tumbuh dan berkembang secara gradual. Pada 1983 diantara para ahli
berkembang luas gagasan dan konsepsi yang kemudian disebut sebagai The
Green Lung of Poland yang nantinya dikaitkan pula dengan eco-developmet of
the North-Eastern Poland.
d. Perancis, Perancis merupakan salah satu bangsa pelopor dalam perjuangan
untuk kebebasan, demokrasi, dan hak asasi didunia. Hal ini tercemin dalam
Declaration of the Rights of Man and of Citizens 1789 yang sering dijadikan
referensi dalam perkembangan sejarah mengenai kebebasan manusia, dimana
deklarasi ini dipandang sekelas dengan dokumen yang serupa diakui dalam
sejarah Inggris dan Amerika Serikat, yaitu Magna Charta dan Bill of Rights.
Karena pentingnya deklarasi ini, maka dicantumkan pula pada Pembukaan
Konstitusi Perancis modern yang dimulai sejak UUD 1946. Penyebutan
Declaration of Rights juga tercantum pada Preambul Konstitusi yang terdapat
dalam UUD yang disahkan pada 1958. UUD ini disebut dengan Konstitusi
Republik Ke-lima (Constitution of the Fifth Republic) yang mulai berlaku pada
4 Oktober 1958 sampai saat ini dan dijadikan referensi hukum. Dalam
perkembangan Konstitusi ke-lima mengalami perubahan-perubahan dari waktu
ke waktu sesuai dengan perkembangan kebutuhan. Salah satu perubahan yang
mendasar terhadap Konstitusi 1958 adalah terjadinya perubahan pada 2006
yaitu ketika pembukaanya diubah menjadi “Piagam Lingkungan” yang
disejajarkan dengan Declaration of the Rights of Man and of Citizens. Dengan
diadobsikannya Piagam Lingkungan kedalam pembukaan UUD, maka dapat
dikatakan telah terjadi revolusi besar dalam sejarah Perancis yaitu
konstitusinya berubah menjadi “hijau” (Green Constitution). Piagam
Lingkungan ini disahkan oleh National Asssembly dan disetujui oleh senat
Perancis pada 24 Juni 2004. Piagam Lingkungan ini kemudian resmi dikenal
sebagai Environment Charter of 2004.
e. Ekuador, Ekuador adalah sebagai negara yangberbentuk republik di Amerika
Selatan. Ekuador pernah bergabung dengan Venezuela, Kolombia dan Panama
pada 1819 dan menjadi negara merdeka yang berdiri sendiri setelah runtuhnya
Kolombia pada 1830. Pada Tahun 2008 Ekuador mengadakan referendum
dalam rangka memantapkan stabilitas politiknya, melalui referendum ini
berhasil memperoleh suara mayoritas rakyat (64%) mendukung gagasan
Konstitusi baru. Dengan Konstitusi baru ini kekuasaan presiden menjadi
bertambah kuat. Konstitusi hijau yang paling baru adalah Konstitusi Ekuador
yang disahkan oleh National Assembly pada 10 April 2008 dan berlaku setelah
mendapat persetujuan rakyat melalui referendum. Konstitusi inilah yang
pertama kali menegaskan adanya hak alam sebagai subyek dalam kehidupan
dunia dalam wadah negara konstitusional.

3. UUD Tahun 1945


a. Konstitusionalisasi Kebijakan Ekonomi dan Lingkungan
Ada dua hal penting yang diadobsikan kedalam gagasan UUD 19445 tentang
kekuasaan pasca perubahan keempat pada 2002 yaitu: (i) penegasan mengenai
konstitusionalisasi kebijakan ekonomi; dan (ii) peningkatan status lingkungan
hidup dikaitkan dengan hak-hak asasi manusia yang dijamin oleh UUD. Dari
penegasan pada rumusan Bab XIV UUD 1945 yang semula hanya berjudul
“Kesejahteraan Sosial” menjadi “Perekonomian Nasional dan Kesejahterann
Sosial”, yang keduanya dapat dilihat pada rumusan Pasal 28H ayat (1) yang
menentukan Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh kesehatan”.
b. Tentang Lingkungan Hidup
Ketentuan mengenai lingkungan hidup dirumuskan dalam pasal 28H ayat (1)
dan Pasal 33 ayat (4), oleh karena itu UUD 1945 sangat jelas pro-lingkungan
hidup, sehingga dapat disebut sebagai Green Constitution. Indonesia
merupakan satu negara kepulauan yang sangat rentan dan rawan bencana alam,
Lingkungan hidup harus dijaga untuk mencegah kerusakan alam yang
berdampak merugikan bangsa Indonesia.

c. Kedaulatan Negara
Dalam hubungan antar negara mutlak diperlukan adanya pengakuan
internasional akan eksistensi suatu negara yang dianggap merdeka dan
berdaulat. Tanpa ada pengakuan negara yang mengklaim dirinya sendiri
sepihak akan sulit ikut serta dalam pergaulan internasional. Para perancang
dan perumus UUD 1945 juga mendeklarasikan dengan tegas adanya prinsip
kedaulatan negara Indonesia pada pembukaan UUD 1945 alinea I, alinea II
untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan rakyat yang dibebankan kepada TNI
dalam Pasal 30 ayat (2).

d. Kedaulatan Lingkungan
Gagasan ekokrasi dan kedaulatan lingkungan dapat dikembangkan dalam
konteks kekuasaan yang dikonstruksikan dalam mekanisme hubungan antara
Tuhan, Alam dan Manusia. Sistem demokrasi yang bersifat anthropocentris
dan mengandaikan kedudukan sentral rakyat manusia dalam paradigma
berpikirnya harus diimbangi oleh sistem ecocracy yang memandang alam
semesta berada dalam hubungan kekuasaan yang seimbang dengan
manusia.Dalam ketentuan Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 yang ditetapkan
melalui Perubahan Ke-empat pada tahun 2002 telah diadobsikan menngenai
pentingnya prinsi-prinsip pembanguna berkelanjutan (sustainable
development) dan prinsip pembangunan yang berwawasan lingkungan. Prinsip
kedaulatan lingkungan yang terkandung dalam UUD 1945 juga merupakan
konstitusi yang hijau (green constitution).

4. Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan


a. Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan Berkelanjutan merupakan salah satu perwujudan dari wawasan
lingkungan yang dimaksud dalam Pasal 33 ayat (4) 1945. Istilah Pembangunan
Berkelanjutan baru mulai deperkenalkan oleh Rachel Carson melalui bukunya
Silent Spring terbit pertama kali pada 1962. Dalam pengertian sederhana,
Pembanguna Berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dapat
dirumuskan sebagi upaya sadar dan terencana memadukan lingkungan,
termasuk sumber dayanya kedalam proses pembangunan yang menjamin
kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa sekarang dan
generasi masa yang akan datang. Konvensi terpenti ada enam macam, tiga
diantaranya bersifat mengikat secara hukum (legally binding) dan tiga
diantaranya tidak mengikat (non-legally binding). Konvensi yang mengikat
secara hukum adalah:
1) Konvensi tentang keanekaragaman hayati atau Convention on Biological
Diversity (CBD) telah diklarifikasikan oleh 180 negara;
2) Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim atau United Nations
Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) ditandatangani 154
negara; dan
3) Convention to Combat Desertification (CCD), konvensi untuk mengatasi
degradasi lahan.
4) Deklarasi Rio tentang 27 Prinsip Hubunngan atara Lingkungan dan
Pembangunan, hasil KTT Bumi di Brazil;
5) Prinsip-prinsip tentang Hutan atau Forest Principles (Aut-horitative
Statement of Principles for a Global Consensus on Management,
Conservation, and Sustainable Developmet of All Types of Forest), yaitu
pernyataan resmi mengenai Prinsip-prinsip untuk Konsensus Global tentang
Pengelolaan, Konservasi, dan Pembangunan Berkelanjutanbagi Semua Tipe
Hutan; dan
6) Agenda 21, yang kemudian merupakan pedoman berisi rencana
komprehensif program pembangunan berkelanjutan dalam memasuki abad
ke-21.

b. Berwawasan Lingkungan
Istilah berwawasan lingkungan dimuat pertama kali dalam UU No 4 (LN 1982
No. 12 TLN 3215). Dalam Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 tentang
GBH, dalam pengertian pembangunan berkelanjutan terkandung wawasan
lingkungan sebagai elemen yang paling pokok. Semakin luasnya kerusakan
yang dialami lingkungan hidup serta diiringi perhatian umat manusia terhadap
persoalan lingkungan hidup mendorong PBB menyelenggarakan United
Conference on Human Environmet di Stockholm, Swedia yang dibuka pada 5
Juni 1972. Konfrensi ini menghasilkan resolusi yang menetukan dan
monumental dengan menyepakati terbentuknya badan khusus PBB untuk
masalah-masalah lingkungan hidup United Nations Environmental
Programme (UNEP) yang bermarkas di Nairobi, Kenya.

C. Contoh Soal .
1. Coba Saudara/i jelaskan apa yang dimaksud dengan pengertian green konstitional
2. Coba Saudara/i jelaskan bagaimana konstitusi mengatur tentang lingkungan hidup
3. Coba Saudara/i jelaskan apa yang dimaksud lingkungan, lingkungan hidup dan
hukum lingkungan.
4. Coba Saudara/i jelaskan apa yang dimaksud dengan ekologi, dan ekoistem.
5. Coba Saudara/i jelaskan bagaimana politik hukum lingkungan Indonesia.

D. Daftar Pustaka.
Rahmadi Takdir. Hukum Lingkungan di Indonesia. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2011).
Silalahi Daud M, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum
Lingkungan di Indonesia, (Bandung: Penerbit alumni, 2001).
Suparni Niniek, Pelestarian pengelolaan dan Penegakan Hukum Lingkungan.
Edisi Revisi. (Jakarta : Sinar Grafika, 1982).
Asshiddiqie Jimly. Green constitution, Nuansa Hijau Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (Jakarta : Rajawali Pers, 2010).
Supriadi. Hukum Lingkungan di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010)
Mukhlis. Buku Ajar Hukum Lingkungan, (Jakarta: Scopindo Media Pustaka, 2019
Simanullang Jatino. Lingkungan Sahabat Kita,
Wibisana Andri G. Hukum Lingkungan Teori, Legislasi dan Studi Kasus, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, Tahun 2010)
Fadli Mohammad. Muchlish, Lutfi Mustafa. Hukum dan Kebijakan Lingkungan.
(Jakarta: Tahun 2016)

Anda mungkin juga menyukai