Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PERKEMBANGAN PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN LINGKUNGAN
 ENVIRONMENTAL CONCERN
 
 
CODE OF HAMMURABI (PERATURAN TENTANG PERUMAHAN)
 (1892-1750 SM)
 
sanksi pidana dikenakan kepada seseorang apabila ia membangun rumah
sedemikian gegabahnya sehingga runtuh dan menyebabkan cederanya orang
lain
ZAMAN ROMAWI
 
AQUEDUCTS
 teknik sanitasi dan perlindungan lingkungan
ABAD 17
 
Di Inggris ada kasus tuntutan oleh seorang pemilik tanah terhadap
tetangganya yang membangun peternakan sedemikian rupa, sehingga
baunya dibawa angin ke arah kebun si pemilik tanah
ABAD 18
 
Ditemukan peraturan yang mengatur tentang larangan dikeluarkannya asap yang
berlebihan di Inggris dan Amerika
 
ABAD 19
 
REVOLUSI INDUSTRI
 
Banyak peraturan per-uu-an yang memuat
ketentuan tentang :
 pengendalian asap
 gangguan yang ditimbulkan karena
pencemaran air
 Sanitasi
 pembuangan kotoran dan sampah
 hygiene perumahan
 pengawasan terhadap epidemi
 
Namun hukum dan keputusan
hakim sebelum abad 20 tidak
ditujukan untuk melindungi
lingkungan secara menyeluruh
(holistik), tetapi hanya untuk
beberapa aspek yang ruang
lingkupnya sempit
 Perkembangan peraturan per-uu-an yang bersifat menyeluruh
dan tersebar keseluruh dunia terjadi setelah adanya Konferensi
PBB tentang LH Manusia di Stockholm Swedia.

 Indonesia menyusun LAPORAN NASIONAL tentang keadaan


Lingkungan di Indonesia yang disusun berdasarkan hasil
“Seminar Pengelolaan LH Manusia dan Pembangunan Hukum
Nasional” di Bandung tanggal 15-18 Mei 1972

 Selanjutnya diadakan pertemuan di Monte-video, Uruguay 1981


yang disebut “Ad Hoc Meeting of Senior Government Officials
Expert in Environmental Law” yang antara lain menyatakan
hukum lingkungan merupakan alat penting untuk mengelola
lingkungan. Pada tahun 1982 diundangkan UU di bidang
lingkungan hidup yang pertama di Indonesia yaitu UU No. 4
Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan
LH
 UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup.

UU ini merupakan landasan berbagai


ketentuan dan peraturan mengenai masalah
pengelolaan lingkungan hidup seperti
perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup,
analisis mengenai dampak lingkungan, baku
mutu lingkungan dan lain-lain.
PERATURAN PER-UU-AN
SEBELUM UU No. 23/1997
 
HO (HINDER ORDONANTIE) Stb 26 Tahun 1926

GEFFARLIJKE STOFFEN ORDONANTIE (Ordonansi


Bahan Beracun Berbahaya)
ALASAN DIUNDANGKANNYA
UU No.23/1997
 
semakin tumbuh dan berkembangnya
pengetahuan serta kesadaran masyarakat
terhadap LH

terbentuknya berbagai peraturan per-uu-an


yang memasukkan pertimbangan LH

berkembangnya kelembagaan pengelolaan LH


lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan
hak asasi setiap warga negara Indonesia
(amanat UUD 1945).
Pembangunan ekonomi nasional diselenggarakan
berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan (Amanat UUD 1945)
semangat otonomi daerah  membawa
perubahan hubungan dan kewenangan antara
Pemerintah dan pemerintah daerah, termasuk di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
kualitas lingkungan hidup yang semakin
menurun  mengancam kelangsungan
perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya
pemanasan global yang semakin meningkat
mengakibatkan perubahan iklim 
memperparah penurunan kualitas lingkungan
hidup.
menjamin kepastian hukum dan memberikan
perlindungan terhadap hak setiap orang untuk
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat
 UU 23/97 sudah tdk sesuai lagi dengan dinamika
permasalahan LH yg semakin parah maupun
perkembangan kehidupan berbangsa dan
bernegara kita
 UU 23/97 tdk lagi mampu menangani dan
mengatasi segala permasalahan LH: antara lain krn
kewenangan KLH sangat terbatas dn berbagai
ketentuan yg tdk tegas dn rinci shg terjadi
manipulasi dlm implementasi (eg Amdal)
 UUD 45: psl 28 H menegaskan LH sbg hak asasi
manusia dan psl 33 menegaskan prinsip
pembangunan berkelanjutan
 Otonomi Daerah sdh memberikan banyak
kewenangan kpd Pemda termasuk LH
 LH belum menjadi arus utama kebijakan dan
program pembangunan di Indo. Visi pembangunan
berkelanjutan hanya jargon. Visi kita: LH hrs jadi
arus utama
 UU 23/97 masih menganut filosofi antroposentris
yg tdk sesuai lagi dengan kesadaran baru ttg LH yg
lebih biosentris dn ekosentris
 LH merupakan salah satu isu global selain
demokrasi dan HAM, khususnya isu pemanasan
global, yg memerlukan kebijakan dlm negeri yg pro
LH
 Berbagai instrumen perlindungan dan pengelolaan
LH yg sejalan dgn perkembangan ilmu
pengetahuan dn teknologi modern belum
diakomodasi dlm UU 23/97
 Perlu kepastian hukum atas perlindungan dan
pengelolaan LH yg lebih tegas dan pasti
adanya penguatan tentang prinsip-prinsip perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang didasarkan pada tata kelola
pemerintahan yang baik karena dalam setiap proses
perumusan dan penerapan instrumen pencegahan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta penanggulangan
dan penegakan hukum mewajibkan pengintegrasian aspek
transparansi, partisipasi, akuntabilitas, dan keadilan
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan (Pasal 127).
Efektif berlaku mulai tanggal 3 Oktober 2009.
Peraturan pelaksanaan yang diamanatkan
dalam Undang-Undang ini (ditetapkan paling
lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-
Undang ini diberlakukan (Pasal 126 UUPPLH)
Ada 19 PP yang diamanatkan oleh UU ini.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku. (Pasal 125
UUPPLH)
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,
semua peraturan perundang-undangan yang
merupakan peraturan pelaksanaan dari
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan atau belum diganti dengan
peraturan yang baru berdasarkan Undang-
Undang ini (Pasal 124 UUPPLH)

Anda mungkin juga menyukai