Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN UTS HUKUM TATA LINGKUNGAN B

NAMA : ARDI RESTU HALAWA


NPM : 19600120
GRUB :B

1. A. PENGERTIAN EKOLOGI : Ekologi berasal dari bahasa Yunani oikos (rumah atau


tempat hidup) dan logos (ilmu). Secara harafiah ekologi merupakan ilmu yang
mempelajari organisme dalam tempat hidupnya atau dengan kata lain mempelajari
hubungan timbal-balik antara organisme dengan lingkungannya.
Contohnya: Ekologi kelautan misalnya ekologi pada laut tropis di sana terjadi interaksi
antara ekosistem hutan mangrove, ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang. Laut
tropis memiliki beberapa karakteristik seperti suhu yang hangat, hasil laut yang relatif
tinggi, dan memiliki banyak keanekaragaman organisme.

B. PENGERTIAN EKOSISTEM :
Suatu proses yg terbentuk krna adanya hubungan timbal balik anatar makhluk hidup
dengan lingkungannya.
contoh ekosistem alami;laut,hutan,sungai,danau,rawa-rawa,gunung.
buatan;sawah,waduk,aquarium,taman,kebun binatang,tambak.

2. SECARA SINGKAT Perkembangan UULH NO.4/1982


Sejak era 1980-an, berkembang tuntutan yang meluas agar kebijakan-kebijakan resmi
negara yang pro lingkungan dapat tercermin dalam bentuk perundang-undangan yang
mengingat untuk ditaati oleh semua pemangku kepentingan (stakeholder). Tak terkecuali,
Indonesia juga menghadapi tuntutan yang sama, yaitu perlunya disusun suatu kebijakan
yang dapat dipaksakan berlakunya dalam bentuk undang-undang tersendiri yang
mengatur mengenai lingkungan hidup.
           Itu juga sebabnya, maka Indonesia menyusun dan akhirnya menetapkan
berlakunya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UULH 1982). Inilah produk hukum pertama yang
dibuat di Indonesia, setelah sebelumnya dibentuk satu kantor kementerian tersendiri
dalam susunan anggota Kabinet Pembangunan III, 1978-1983. Menteri Negara Urusan
Lingkungan Hidup yang pertama adalah Prof. Dr. Emil Salim yang berhasil meletakkan
dasar-dasar kebijakan mengenai lingkungan hidup dan akhirnya dituangkan dalam bentuk
undang-undang pada tahun 1982.
          Lahirnya UULH 1982 tanggal 11 Maret 1982 dipandang sebagai pangkal tolak atau
awal dari lahir dan pertumbuhan hukum lingkungan nasional. Sebelum lahirnya UULH
1982 sesungguhnya telah berlaku berbagai bentuk peraturan perundang-undangan tentang
atau yang berhubungan dengan lingkungan hidup atau sumber daya alam dan sumber
daya buatan, yang dipandang sebagai rezim hukum nasional klasik. Rezim hukum
lingkungan klasik berisikan ketentuan-ketentuan yang melindungi kepentingan sektoral,
sementara masalah-masalah lingkungan yang timbul semakin kompleks sehingga
peraturan perundang-undangan klasik tidak mampu mengantisipasi dan menyelesaikan
masalah-masalah lingkungan secara efektif, sedangkan rezim hukum lingkungan modern
yang dimulai lahirnya UULH 1982 berdasarkan pendekatan lintas sektoral atau
komprehensif integral.
           UULH 1982 merupakan sumber hukum formal tingkat undang-undang yang
pertama dalam konteks hukum lingkungan modern di Indonesia. UULH 1982 memuat
ketentuan-ketentuan hukum yang menandai lahirnya suatu bidang hukum baru, yakni
hukum lingkungan karena ketentuan-ketentuan itu mengandung konsep-konsep yang
sebelumnya tidak dikenal dalam bidang hukum. Di samping itu, ketentuan-ketentuan
UULH 1982 memberikan landasan bagi kebijakan pengelolaan lingkungan hidup.
          

3. SECARA SINGKAT PERKEMBANGAN UULH no.32/2009?


Tonggak sejarah pengaturan Hukum Lingkungan di Indonesia secara komprehensif
atau disebut environmental oriented law adalah dengan lahirnya Undang-undang Nomor 4
Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan (LN 1982 No.
12, TLN No. 3215), yang disingkat dengan Undang-Undang Lingkungan Hidup. yang
kemudian diganti dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (LN 1997 No. 12, TLN No. 3215) yang disingkat UUPLH dan
sekarang diganti lagi dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (LNRI Tahun 2009 Nomor 140 TLN Nomor 5059)
yang disingkat dengan UUPPLH. Kini kebijakan pengelolaan lingkungan telah tertuang
melalui Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 yang menginstruksikan
bahwa pembangunan yang dilaksanakan harus memperhatikan lingkungan atau disebut
pembangunan berkelanjutan sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 1 angka 3 Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa “Pembangunan berkelanjutan
adalah upaya sadar dan terencana , yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial dan
ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup
serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan”.
Menurut Pasal 2 Undang-undang No. 32 Tahun 2009 bahwa Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan asas: tanggung jawab negara;
kelestarian dan keberlanjutan; keserasian dan keseimbangan; keterpaduan; manfaat;
kehati-hatian; keadilan; ekoregion; keanekaragaman hayati;pencemar membayar;
partisipatif; kearifan lokal; tata kelola pemerintahan yang baik; dan otonomi daerah.UU
No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai
Undang-undang baru menjanjikan banyak hal perubahan.
Perbedaan mendasar antara Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 ini adalah
adanya penguatan tentang prinsip-prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang didasarkan pada tata kelola pemerintahan yang baik karena dalam setiap proses
perumusan dan penerapan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup serta penanggulangan dan penegakan hukum mewajibkan
pengintegrasian aspek transparansi, partisipasi, akuntabilitas, dan keadilan.

4. 5 elemen kunci dalam Rule of law yang menjadi pembeharuan hukum lingkungan
hidup?
 Kepastian hukum
 Peradilan yang independen
 Penegakan hukum yang efektif
 Pembentukan peraturan perundang-undangan yang partisipatif
 Akses terhadap keadilan, terutama bagi masyarakat yang termarginalkan dan tidak
beruntung.
5. PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN?
Prinsip-prinsip dari pembangunan berkelanjutan, antara lain:

 Equity (pemerataan), pemerataan adalah merupakan target pokok dari


pembangunan yang berkelanjutan. Dengan adanya pemerataan diharapkan mampu
meminimalisasi adanya kesenjangan baik dari segi ekonomi dan sosial serta dapat
memberikan kesempatan yang seimbang bagi semua masyarakat.
 Ekonomi, pendekatan pembangunan dari sisi ekonomi pada pembangunan
berkelanjutan menitikberatkan pada meningkatnya keahlian para pekerja sehingga
dapat meningkatkan daya saing dalam memperoleh pekerjaan yang layak,
mendapatkan pendapatan yang lebih baik, sehingga bisa meningkatkan performa
infrastruktur dasar seperti perumahan, sistem air, jalan, dan lainnya, serta
infrasruktur informasi.
 Energi, penghematan energi adalah hal yang harus diterapkan dalam
pembangunan berkelanjutan. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan
mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan, seperti menggunakan
pencahayaan alami pada bangunan-bangunan yang dibangun, mengutamakan
pembangunan transportasi massal dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
demi menghemat penggunaan sumber-sumber energi.
 Ekologi, dalam pembangunan berkelanjutan kita harus berupaya untuk melakukan
pelestarian ekologi dengan cara semaksimal mungkin menggunakan  lahan
campuran,  membuat sistem integrasi antara transportasi dan bangunan,
memperhatikan akan keberadaan ruang terbuka hijau, dan melakukan pembatasan
terhadap pemekaran kota secara berlebihan.
 Engagement (peran serta),  masyarakat harus berperan serta dalam proses
pembangunan berkelanjutan. Pemerintah juga turut berperan sebagai fasilitator
pemberdayaan masyarakat yang mampu menampung aspirasi dari masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai