Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2021/2022

Kode dan Mata Kuliah : SH406/Hukum Lingkungan dan Sumber Daya Alam

Nama : Muhammad Raihan Fadhali


NRP : 2087023

1. :
a) Lingkungan sebagai kesatuan ruang semua benda, daya, keadaan, dan mahkluk hidup,
termasuk manusia dan perlikaunya yang mempengaruhi kelangsungan hidup,
kehidupan, kesejahteraan manusia, serta mahkluk lain.
b) Terdapat Empat teori pengembangan hukum lingkungan yaitu:
a. Pengembangan Hukum lingkungan Berdasarkan Teori Pendekatan Ekonomi,
para penganut teori ini berpandngan bahwa pendekatan ekonomi terhadap
hukum lingkungan misalkan pencemaran lingkungan dipandang semata-mata
sebagai bentuk eksternaliti akibat pasar tidak memasukan seluruh unsur biaya
yang semestinya dimasukan ke dalam harga dari produk yang bersangkutan
b. Pengembangan Hukum Lingkungan berdasarkan teori hak, merupakan
Pengembangan hukum lingkungan yang didasarkan teori hak dipengaruhi
oleh  filsafat moral atau etika. Bahwa teori ini mencakup dua pemikiran
didalamnya yakni libertarianisme dan aliran pemikiran tentang hak-hak
hewan. Bahwa istem hukum mengakui keberadaan hak atas lingkungan
hidup, maka hak itu berfungsi sebagai pelindung bagi perorangan pemegang
hak untuk menolak keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan
pemerintah yang bertentangan atau mengancam hak atas lingkungan hidup,
meskipun keputusan atau kebijakan pemerintah secara ekonomi dianggap
efisien.
c. Pengembangan hukum ligkungan berdasarkan teori paternalism, bahwa
pendekatan paternalisme tidak melanggar kebebasan dan hak individual,
pengaturan hukum atau kebijakan yang dibangun atas dasar teori
paternalisme diperlukan keterbukaan institusi-institusi pemerintah dan
individu-individu memiliki akses dalam proses politik yang menghasilkan
kebijakan paternalisme negara
d. Pengembangna hukum lingkungan berdasarkan teori nilai kebijakan public,
penerapan teori ini yakni Peraturan Undang-undang di Indonesia yang
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup sudah banyak sekali, ini
berarti bahwa Indonesia telah berusaha untuk meminimalisir adanya
ekspolitasi lingkungan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab.
2. :
a) Terdapat empat deklarasi i lingkungan hidup internasional yang memperngaruhi
pertumbuhan dan perkembangan hukum lingkungan di Indonesia, yaitu:
 Deklarasi Stockholm 1972, deklarasi Stockholm telah meletakan dasar untuk
pengaturan global mengenai perlindungan lingkungan. Deklarasi ini dikenal
dengan deklarasi yang banyak menghasilkan ketentuan-ketentuan mengenai
perlindungan lingkungan yang bersifat internasional, deklrasi ini juga tidak
hanya ditujukan kepada negara saja tetapi seluruh manusia dimuka bumi.
Adanya deklarasi ini, membawa indoensia untuk mengambil Langkah dalam
perbaikan system pengelolaan lingkungan hidup, hal ini ditandai dengan
ditebitkannya Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup yang kemudian digantikan
oleh Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
 Deklarasi Nairobi, Deklarasi Nairobi lahir dari sidang khusus Gouverning
Council UNEP yang memuat 10 asas bagi pengelolaan lingkungan hidup di
dunia. Deklarasi ini menegaskan kembali tekad semua negara anggota PBB
untuk menyelamatkan dan membangun lingkungan hidup yang lebih baik
bagi kelangsungan hidup umat manusia. Deklarasi ini pada akhirnya tidak
berhasil meningkatkan kepatuhan dan kesadaran masyarakat internasional
termasuk Indonesia, dalah satu penyebabnya adalah sengketa antara utara dan
selatan terkait tugas dan tanggungjawab mereka dalam pengelolaan
lingkungan.
 Deklarasi Rio, deklarasi ini melahirkan prinsip Sustainable Development
(pembangunan berkelanjutan), berdasarkan prinsip ini pembangunan hanya
boleh dilakukan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa
mengurangi hak generasi yang akan datang. Prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan (sustainable development principles) yang termuat dalam
Deklarasi Rio ini kemudian dipandang sebagai sumber pengembangan
hukum lingkungan nasional dan internasional sebagaimana halnya Deklarasi
Stockholm. Deklarasi ini memberikan pengaruh yang sangat besar juga bagi
Indonesia yakni asas-asas lingkungan yang semula diperkenalkan dalam
Deklarasi stocholm sebanyak 26 asas diperbarui oleh deklarasi rio menajdi 27
asas, asas tersebut dapat dilihat dalam GBHN Bab III huruf B ayat 10 TAP
MPR No. IV Tahun 1973.
 Deklarasi Johannesburg 2002, WSSD membahas tentang kesehatan,
biodiversitas, ekosistem, pertanian, air dan sanitasi, dan energi serta isu-isu
yang mempengaruhinya seperti finansial, perdagangan, transfer teknologi,
informasi, pendidikan, pola konsumsi, dan peningkatan kapasitas, Dua hasil
utama dari konferensi yaitu deklarasi politik, yang kemudian diadopsi oleh
semua negara yang hadir. Adapun pengaruh perkembangan hukum
internasional ini mempengaruhi kebijakan dan hokum lingkungan diberbagai
negara termasuk Indonesia. Berdasar pengkajian terhadap ketiga deklarasi
tersebut maka dapat ditemukan berbagai prinsip dan konsep rangka
pembangunan yang berlaku secara universal yang direalisasikan secara
implisit dalam substansi UU No. 23 tahun 1997.
b) Dari keempat deklarasi yang sudah dipaparkan diatas, menurut saya deklarasi
Stockholm lah yang memiliki peran paling besar dalam perubahan hukum lingkungan
di Indonesia, berlangsungnya deklarasi Stockholm 1972 ini mengikat Indonesia
dalam deklarasi tersebut dengan cara ndonesia mengambil beberapa langkah untuk
memasukin ketentuan dari deklarasi tersebt kedalam system hukum lingkungan di
Indonesia serta sebagai wujud untuk memperbaiki pengelolaan lingkungan hidup,
termasuk dengan diterbitkan Undang-undang pertama No. 4 tahun 1982 tentang
ketentuan-ketentuan pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup yang kemudian
dsigantikan oleh Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan
hidup dan digantikan oleh Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berlaku hingga saat ini.
3. :
1) Perbedaan anatara hukum lingkungan klasik dan modern ini dapat dilihat dari ruang
lingkup dan pendekatannya. Hukum lingkungan klasik berisikan ketentuan-ketentuan
yang melindungi sectoral, sedangkan pada dalam hukum lingkungan modern
ketentuannya berdasarkan pendekatan lintas sectoral atau komprehensif integral.
Contoh tujuan peraturan hukum lingkungan modern dan klasik yaitu : (A) berisikan
norma-norma untuk mengatur perbuatan manusia dengan tujuan melindungi
lingkungan dari pencemaran lingkungan dan perusakan lingkungan, hal ini seperti apa
yang daitud dalam Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 Tentang Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan. (B) norma-norma yang diperlukan untuk
kelestariannya agar terjamin dan dapat digunakan bagi generasi yang akan datang, hal
ini juga diatur Peraturan Pemerintah No.04 Tahun 2001 Tentang Pengendalian
Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan Dengan
Kebakaran Hutan dan atau Lahan.; (C) berisikan norma-norma yang bertujuan untuk
menjamin eksploitasi dan penggunaan sumber daya yang ada sebanyak-banyaknya
dalam waktu yang sesingkat mungkin.
2) baku mutu lingkungan yaitu ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau
komponen yang ada atau harus ada dan unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup,
contoh pengunaannya yaitu :
 Untuk menentukan apakah telah terjadi kerusakan lingkungan hidup
 baku mutu lingkungan disebutkan dalam Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu :
“Untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha
dan/atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku mutu
kerusakan lingkungan hidup”.
 Untuk memperkirakan Baku Mutu Air pada segmen Badan Air permukaan
sebagai penerima Air Limbah.
 Berdasarkan Pasal 1 Angka 15 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
tentang pengelolaan kualitas air dan Pengendalian pencemaran air, Baku
mutu air limbah
 Sebagai Perlindungan mutu laut didasarkan pada baku mutu air laut,dan
menentukan kriteria baku kerusakan laut dan status mutu laut.

baku kerusakan lingkungan hidup menurut Pasal 1 angka 13 UUPLH adalah ukuran
batas perubahan sifat fisik dan/atau hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang,
contoh penggunaannya yakni :

 kriteria baku kerusakan tanah untuk produksi biomassa;


 kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran
hutan dan/atau lahan;
 kriteria baku kerusakan terumbu karang;
 kriteria baku kerusakan padang lamun;
 kriteria baku kerusakan mangrove;
4. :
1) Dalam pasal 3 UUPPLH dijelakan beberapa poin mengenai tujuan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup, diantaranya yakni :
 Mewujudkan pembangunan berkelanjutan, contohnya menciptakan suatu
teknologi pengolahan libah yang canggih dan juga ramah lingkungan.
 Menjamin kelangsungan kehidupan mahkluk dan kelestarian ekosistem,
menjaga kelestarian fungsi lingkungan, contohnya
 Menjamin keselamatan, Kesehatan dan kehidupan manusia
 Melindungi wilayah negara kesatuan republic Indonesia dari pencemaran
atau kerusakan lingkungan hidup
 Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana
2) Asas tanggung jawab negara (state responsibility) demikian, sebagaimana ditentukan
pada Pasal 2 huruf a Nomor 32 Tahun 2009 memiliki pengertian yang cukup luas,
makna asas tersebut yakni :
 Negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam akan memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik
generasi masa kini maupun generasi masa depan.
 Negara menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat.
 Negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam
yang menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.
5. :
 instrumen pencegahan dalam rangka PPLH : (1) instrumen kajian lingkungan hidup
strategis dalah studi untuk memastikan diakomodirnya pertimbangan mengenai daya
tampung dan daya dukung lingkungan dalam rencana pembangunan dan/atau
kebijakan, rencana dan/atau program (KRP). Dalam UU PPLH, KLHS merupakan
instrumen pencegahan, dan pembuatan KLHS dalam pembangunan suatu wilayah
atau KRP merupakan kewajiban; (2) tata ruang, Tata Ruang sebagai pedoman
tentang bagaimana cara merencanakan dan mengatur pemanfaatan ruang yang ada di
suatu wilayah sehingga dapat tertib dan tidak menyimpang dari potensi serta masalah
yang ada (3) baku mutu lingkungan hidup, adalah ukuran batas atau kadar
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai
unsur lingkungan hidup; (4) baku kerusakan lingkungan hidup adalah ukuran batas
perubahan sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang
oleh lingkungan hidup untuk dapat tetap melestarikan fungsinya; (5) Amdal adalah
suatu kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu
usaha atau kegiatan yang direncanakan pada Iingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha tersebut; (6) upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup adalah
pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/ atau kegiatan yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan: (7)
Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup adalah seperangkat kebijakan ekonomi untuk
mendorong Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, atau Setiap Orang ke arah
Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup; (8) instrumen lain yang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah  ketentuan cadangan untuk
memberi ruang apabila perkembangan IPTEK di masa mendatang mensyaratkan baku
mutu lainnya; (9) perizinan, keputusan kelayakan lingkungan hidup atau pernyataan
kesanggupan pengelolaan lingkungan hidup yang telah mendapatkan persetujuan dari
Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah; (10) peraturan perundang-undangan
berbasis lingkungan hidup adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
 Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) adalah
perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya
perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu. Yang penyusunannya
merupakan kewajiban dari semua tingkatan pemerintahan, mulai dari Pusat,
Pemerintahan Provinsi sampai Pemerintahan Kabupaten dan Kota. relevansi RPPLH
dengan KLHS, RTRW dan RPJP/RPJM sebagai instrumen pencegahan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai