Anda di halaman 1dari 17

Pengertian pembangunan

berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses
pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat) yang
berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa
depan" (Menurut Brundtland Report dari PBB, 1987.
Istilah pembangunan berkelanjutan diperkenalkan
dalam World Conservation Strategy (Strategi
Konservasi Dunia) yang diterbitkan oleh United
Nations Environment Programme (UNEP),
International Union for Conservation of Nature and
Natural Resources (IUCN), dan World Wide Fund
for Nature (WWF) pada 1980. Pada 1982, UNEP
menyelenggarakan sidang istimewa memperingati
10 tahun gerakan lingkungan dunia (1972-1982) di
Nairobi, Kenya, sebagai reaksi ketidakpuasan atas
penanganan lingkungan selama ini.
Syarat-syarat proses pembangunan
berkelanjutan
1. Menempatkan suatu kegiatan dan proyek
pembangunan pada lokasi yang secara ekologis, benar;
2. Pemanfaatan sumberdaya terbarukan (renewable
resources) tidak boleh melebihi potensi lestarinya serta
upaya mencari pengganti bagi sumberdaya tak-
terbarukan (non-renewable resources);.
3. Pembuangan limbah industri maupun rumah tangga
tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi pencemaran. Dan
4. Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi
kapasitas daya dukung lingkungan (carrying capacity)
Undang-Undang tentang pengelolaan
lingkungan hidup
Dalam pelaksanaan pembangunan di era Otonomi
Daerah, pengelolaan lingkungan hidup tetap mengacu
pada Undang-undang No 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan juga Undang-undang
No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta
Undang-undang No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah. Dalam melaksanakan
kewenangannya diatur dengan Peraturan Pemerintah No
25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
Berbicara mengenai lingkungan hidup tidak bisa
lepas dari UU nomor 32 tahun 2009 tetang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
atau sering disingkat dengan UUPLH. Dimana
dalam Undang-undang ini diatur kewenangan
antara pusat dan daerah dalam perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup.
Regulasi pemerintah memberikan
kewenangan kepada PemDa
1. Aspek perencanaan yang dilakukan melalui inventarisasi
lingkungan hidup, penetapan wilayah ekorigen dan
penyusunan RPPLH (Rencana Perlindungan dan Pengelolalaan
Lingkungan Hidup.
2. Aspek Pemanfaatan SDA yang dilakukan berdasarkan RPPLH.
3. Aspek Pengendalian terhadap pencemaran dan kerusakan
fungsi lingkungan hidup yang meliputi pencegahan,
penanggulangan dan pemulihan Pemeliharaan lingkungan
hidup yang dilakukan melalui upaya konservasi Sumber Daya
Alam.
4. Aspek Pengawasan dan Penegakkan hukum.
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup
a. Sumber daya alam yang mencakup air, tanah,
udara, hutan, kandungan mineral, dan
keanekaragaman hayati.
b. Sumber daya manusia yang mencakup jumlah
penduduk, pendidikan, kesehatan, keterampilan,
dan kebudayaan.
c. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mencakup
transportasi, informasi, komunikasi, dan hasil-hasil
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) lainnya.
Ciri-ciri pembangunan berwawasan
lingkungan

1. Menjamin pemerataan dan keadilan.


2. Menghargai keanekaragaman hayati.
3. Menggunakan pendekatan integratif.
4. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Unsur-unsur lingkungan hidup
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang
terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan, dan jasad renik.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang
dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan
keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri
dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim,
dan lain-lain
Konsep pembangunan berkelanjutan
Konsep pembangunan berkelanjutan
diperkenalkan sebagai hasil debat antara
pendukung pembangunan dan pendukung
lingkungan. Konsep pembangunan yang
berkelanjutan ini terus berkembang. Pada tahun
1987, Edward B. Barbier mengusulkan bahwa
pembangunan berkelanjutan harus dilihat sebagai
interaksi antara tiga system : sistem biologis dan
sumber daya, sistem ekonomi dan sistem sosial.
Pengertian AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang sering disingkat
AMDAL, merupakan reaksi terhadap kerusakan lingkungan
akibat aktivitas manusia yang semakin meningkat.
AMDAL mulai berlaku di Indonesia tahun 1986 dengan
diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1086.
Karena pelaksanaan PP No. 29 Tahun 1986 mengalami
beberapa hambatan yang bersifat birokratis maupun
metodologis, maka sejak tanggal 23 Oktober 1993 pemerintah
mencabut PP No. 29 Tahun 1986 dan menggantikannya
dengan PP No. 51 Tahun 1993 tentang AMDAL dalam rangka
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan AMDAL. Dengan
Penerapan AMDAL
penerapan AMDAL di negara-negara berkembang ditujukan untuk :
a. Untuk mengidentifikasi kerusakan lingkungan yang mungkin dapat terjadi
akibat kegiatan pembangunan
b. Mengidentifikasi kerugian dan keuntungan terhadap lingkungan alam dan
ekonomi yang dapat dialami oleh masyarakat akibat kegiatan pembangunan
c. Mengidentifikasi masalah lingkungan yang kritis yang memerlukan kajian lebih
dalam dan pemantauannya.
d. Mengkaji dan mencari pilihan alternatif yang baik dari berbagai pilihan
pembangunan.
e. Mewujudkan keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan.
f. Memabantu pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pembangunan dan pihak
pengelola lingkungan untuk memahami tanggung jawab, dan keterkaitannya satu
sama lain.
Tujuan AMDAL
1. Mengidentifikasikan rencana usaha dan/atau kegiatan
yang akan dilakukan terutamayang berpotensi
menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup.
2. Mengidentifikasikan komponen-komponen lingkungan
hidup yang akan terkenadampak besar dan penting.
3. Memprakirakan dan mengevaluasi rencana usahan
dan atau kegiatan yangmenimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup.
4. Merumuskan RKL dan RPL.
Manfaat AMDAL
Bagi Pemerintahan
a. Menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya
pencemaran air,pencemaran udara, kebisingan, dan lain sebagainya.
Sehingga tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan, dan
keselamatan masyarakat.
b. Menghindari pertentangan yang mungkin timbul, khususnya
dengan
masyarakat dan proyek - proyek lain.
c. Mencegah agar potensi sumber daya yang dikelola tidak rusak.
d. Mencegah rusaknya sumber daya alam lain yang berada diluar
lokasi proyek, baik yang diolah proyek lain, masyarakat, ataupun yang
belum diolah.
Bagi pemilik modal.
a. Menentukan prioritas peminjaman sesuai dengn
misinya.
b. Melakukan pengaturan modal dan promosi dari
berbagai sumber modal.
c. Menghindari duplikasi dari proyek lain yang tidak
perlu.
d. Untuk dapat menjamin bahwa modal yang
dipinjamkan dapat dibayar kembali oleh proyek sesuai
pada waktunya, sehingga modal tidak hilang.
Bagi pemilik proyek.
a. Melihat masalah-masalah lingkungan yang akan
dihadapi dimasa yang akan datang.
b. Melindungi proyek yang melanggar undang –undang
atau peraturan yang berlaku.
c. Mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah yang
akan dihadapi dimasa yangakan datang.
d. Melindungi proyek dari tuduhan pelanggaran atau
suatu dampak negatif yang sebenarnya tidak dilakukan.
Bagi masyarakat.
a. Mengetahui rencana pembangunan didaerahnya.
b. Turut serta dalam pembangunan di daerah sejak awal.
c. Mengetahui kewajibannya dalam hubungan dengan proyek
tersebut.
d. Memahami hal ihwan mengenai proyek secara jelas akan ikut
menghindarkan timbulnya kesalahpahaman.
5. Bagi peneliti dan ilmuan.
a. Kegunaan didalam penelitian.
b. Kegunaan didalam analisis kemajuan dan ilmu pengetahuan.
c. Kegunaan didalam meningkatkan keterampilan didalam penelitian
dan meningkatkan pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai