Anda di halaman 1dari 21

26

A. Limbah
Limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan. Limbah dapat
menimbulkan pencemaran yang merusak funsi lingkungan hidup
terutama di daerah yang padat penduduk. Lingkungan hidup yang
mengalami pencemaran cukup berat adalah sungai-sungai, danau, daerah
perkotaan dan daerah industri yang padat. Di samping itu, pembangunan
yang pesat juga telah menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan
bagi lingkungan. Masalah utama di perkotaan dan indusrti adalah
masalah limbah serta kerawanan lingkungan.1
Limbah yang termasuk limbah B3 adalah limbah yang memenuhi
salah satu atau lebih dari karakteristik di bawah ini:
1. Mudah meledak
Limbah yang mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi
kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang
dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.
2. Mudah terbakar
Limbah mudah terbakar adalah limbah yang apabila berdekatan
dengan api, gesekan atau sumber nyala lainnya akan mudah menyala
atau terbakar dan apabila telah nyata akan terus terbakar hebat dalam
waktu lama.

3. Bersifat reaktif
Limbah yang bersifat reaktif adalah limbah yang dapat
menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen.
4. Beracun
Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang
berbahaya bagi manusian dan lingkungan. Limbah B3 dapat
menyebabkan kematian dan sakit, apabila masuk kedalam tubuh
melalui pencernaan, kulit atau mulut.
5. Menyebabkan infeksi
1 R.M Gatot P. Soemartono,26Hukum Lingkungan Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014)
h. 134
Limbah yang menyebabkan infeksi sangat berbahaya karena
mengandung kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera dan
ditularkan pada pekerja, pembersih jalan, masyarakat disekitar lokasi
pembuangan limbah.
6. Bersifat korosif
Limbah yang bersifat korosif dapat menyebabkan iritasi pada
kulit.
7. Jenis lainnya
Limbah lain apabila diuji dengan metode teksilogi dapat
diketahui termasuk dalam jenis limbah B3, misalnya dengan metode
penghitungan dosis yang dapat menyebabkan kematian 50% populasi
makhluk hidup yang dijadikan percobaan.

B. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dalam hal pengelolaan lingkungan hidup di jelaskan dalam
undang- undang nomor 32 tahun 2009 dalam pasal 13 bahwa
pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan
hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup ini
terdiri atas tiga hal yaitu:
1. Pencegahan
2. Penanggulangan,
3. Pemulihan lingkungan hidup dengan menerapkan
instrument.
Instrument yaitu berupa kajian lingkungan hidup strategis (KLHS),
tata ruang, baku mutu lingkungan hidup, kriteria baku mutu kerusakan
lingkungan hidup, AMDAL, UKL-UPL, perizinan, instrumen ekonomi
lingkungan hidup, peraturan perundangan berbasis lingkungan hidup,
anggaran berbasis lingkungan hidup, analisis resiko lingkungan hidup,
audit lingkungan hidup serta instrument lain sesuai dengan kebutuhan
dan atau perkembangan ilmu pengetahuan.
Pengelolaan lingkungan hidup diselenggarakan atas asas tanggung
jawab negara, asas keberlanjutan dan asas manfaat yang bertujuan untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembangunan berkelanjutan
yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana
yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumber daya kedalam
proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan
mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa yang akan datang.
Pengelolaan lingkungan hidup memiliki beberapa sasaran, diantaranya:
1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia
dan lingkungan hidup.
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang
memiliki sikap dan tidak melindungi dan memebina lingkungan hidup.
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan masa akan dating.
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
6. Terlindunginya NKRI terhadap dampak usaha atau kegiatan diluar
wilayah negara yang menyebabkan pencemaran atau pengrusakan
lingkungan hidup.
Dalam Undang-Undang Lingkungan Hidup NO 32 Tahun 2009 di
sebutkan juga bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
bertujuan untuk:
1. Melindungi wilayah Indonesia dari pencemaran lingkungan.
2. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia
3. Mejamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian
ekosistem.
4. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.
5. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup
6. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa
akan datang.
7. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup
sebagai bagian dari hak asasi manusia
8. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana
9. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan, dan
10. Mengantisipasi isu lingkungan global. Hukum lingkungan tidak
hanya mengatur tentang pemanfaatannya saja, tetapi
juga termasuk mengatur bagaimana cara
mempertahankannya dari aspek pemanfaatannya guna
kesejahteraan semua orang di dalam masyarakat.
Setiap manusia berkewajiban memelihara kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup. Menurut Koesnadi hardja Soemantri, di Indonesia
hukum lingkungan memiliki beberapa aspek, yaitu:
1. Hukum tata lingkungan
2. Hukum perlindungan lingkungan
3. Hukum kesehatan lingkungan
4. Hukum pencemaran lingkungan
5. Hukum lingkungan transnasional atau internasional
6. Hukum perselisihan lingkungan (dalam kaitannya dengan misalnya
penyelesaian masalah ganti kerugian, dan sebagainya). Keseluruhan
aspek di atas sesuia dengan perkembangan pengelolaan lingkungan
hidup di masamasa akan dating.2
Masyakarat dalam hal ini memilki hak dan kesempatan yang sama
dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan pengelolaan
lingkungan hidup. Peran masyarakat dapat berupa peran sosial,
pemberian pendapat, pengaduan dan juga juga termasuk memberikan
informasi atau laporan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kepedulian
dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, meningkatkan
kemandirian, keberdayaan masyarakat itu sendiri, kemitraan, baik dalam

2 M Gatot Soemartono, Mengenal Hukum Lingkungan Indonesia, (Jakarta:


Sinar Grafika,1991) h. 51
menumbukhkembangkan kemampuan masyarakat dalam melakukan
pengawasan sosial mupun dalam menjaga kearifan lokal dalam rangka
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Pengawasan pengelolaan limbah tersebut dilakukan oleh Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan. Pengawasan tersebut meliputi
pemantauan penataan persyaratan serta ketentuan tertentu. Namun
penanggulangan masalah ini menghadapi kesukaran, terutama dalam hal
pengumpulan, tempat pembuangan yang aman, pemanfaatan limbah
tersebut dan peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya
penanggulangannya. Dewasa ini limbah yang paling banyak
menimbulkan pencemaran lingkungan adalah limbah industri, limbah
pemukiman kota, limbah kenderaan bermotor, limbah pertanian dan
pariwisata. Akibatnya lingkungan hidup yang paling tercemar adalah
perairan sungai, danau dan pesisir serta udara dan tanah.

C. Peraturan Perundang-Undangan tentang Limbah


Pada dasarnya pengelolaan limbah di Indonesia mengacu pada
prinsip-prinsip dan pedoman pembangunan berkelanjutan yang telah
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan, khususnya Undang-
Undang No. 23 tentang Pengelolaan limbah telah diatur dalam:
1. Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah
2. Peraturan Pemerintah No 85 tahun 1999 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah No 18 tahun 1999.
Peraturan pemerintah yang mengatur tentang pemanfaatan
air limbah untuk digunakan sebagai pupuk pada lahan di perkebunan
kelapa sawit yaitu:
1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2003
tentang Pedoman Tekhnis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah dari
Industri Minyak Kelapa Sawit Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun 2003
Tentang Pedoman Syarat dan Tata Cara Perizinan Pemanfaatan Air
Limbah Industri Minyak Sawit Pada Tanah di Perkebunan Kelapa
Sawit.
3. Untuk melakukan pengelolaan limbah cair, diwajibkan melakukan
kajian terlebih dahulu tentang kelayakan pemanfaatan air limbah
sebagai pupuk pada tanah di perkebunan. Hasil dari kajian akan
menjadi dasar dalam pemberian izin pemanfaatan tersebut.
Sebagaimana kita ketahui, saat ini telah ditetapkan dan
diundangkan Peraturan Pemerintah nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan. Kemudian sebagai upaya pelaksanaan ketentuan dari
peraturan tersebut, kemudian ditetapkan beberapa Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup, antara lain :
1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup
2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor. 17 Tahun 2012
tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis
Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan.
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau
Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup Peraturan
Pemerintah di atas disusun sebagai pelaksanaan ketentuan dalam
Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, khususnya ketentuan dalam Pasal 33 dan Pasal 41.
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 mengatur dua instrumen
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu instrumen
kajian lingkungan hidup, dalam bentuk amdal dan UKL-UPL serta
instrumen Izin Lingkungan.
Upaya melestarikan kemampuan lingkungan, analisis mengenai
damapak lingkungan bertujuan untuk menjaga agar kondisi lingkungan
tetap berada pada suatu derajat mutu tertentu demi menjamin
kesinambungan pembangunan. Peranan instansi yang berwenang
memberikan keputusan tentang proses analisis mengenai dampak
lingkungan sudah jelas sangat penting. Keputusan yang diambil aparatur
dalam proses administrasi yangditempuh pemrakarsa sifatnya sangat
menentukan terhadap mutu lingkungan, karena AMDAL berfungsi
sebagai instrumen pencegahan pencemaran lingkungan.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup yang diterbitkan
pada Tahun 2012, yaitu peraturan teknis terkait terbitnya PP Nomor 27
Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Peraturan tersebut adalah Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Keterlibatan Masyarakat dalam AMDAL dan Izin Lingkungan. Peraturan
ini mengatur tentang tata cara pelibatan masyarakat dalam proses
AMDAL, dimulai dari pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan
yang saat ini hanya dilakukan 10 (sepuluh) hari, masyarakat mana saja
yang dilibatkan dalam proses AMDAL, penunjukan wakil masyarakat
yang terlibat dalam keanggotan Komisi Penilai AMDAL, dan pelaksanaan
konsultasi publik. Selain itu peraturan ini juga mengatur peran masyarakat
dalam proses penerbitan izin lingkungan, dimana dalam penerbitan izin
lingkungan di atur adanya pengumumam pada saat permohonan dan
pesertujuan izin lingkungan.
Terbitnya Permen LH Nomor 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan
Masyarakat dalam Proses AMDAL dan Izin Lingkungan, maka Keputusan
Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat
dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL dinayatakan dicabut
dan tidak berlaku.
Pengelolaan adalah proses yang membatu merumuskan
kebijaksanaan dan tujuan memberikan pengawasan terhadap semua hal
yang terlibat dalam pelekasanaan dan pencapain tujuan. Artinya bahwa
pengelolaan ini penting unrtuk segala aspek yang berkaitan dengan
kepentingan publik, khusunya kepentingan masyarakat kelurahan
tlogomas untuk memilki lingkungan yang lestari atau kelestarian
lingkungan hidup yang baik agar tidak terjadi segela sesuatu yang
merugikan. Sebut saja kesehatan, pelestarian lingkungan yang tidak
diatur dengan baik oleh pemrintahan maupun masyarakat akan
berdampak pada beberapa aspek yakni kesehatan, social budaya dan
ekonomi. Pengelolaan dapat diartikan suatu proses kegiatan yang
dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan. Serta, pengelolaan juga merupakan cara
bagaimana menciptakan effecivennes usaha secara effisien melalui
fungsi tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasional yang telah
ditetapkan. Griffin, mendefinisikan Pengelolaan sebagai berikut:
‘management is the proses of planning and decision making,

organizing, leading and controlling and organization human, financial,

physical and information recources to archieve organization goals in an

efficient and effectife manner” 3

Dapat diaktakan bahwa Pengelolaan merupakan bagai dari peran


penting Pemerintah, Pemerintahan dan Pemerintah Daerah. Sebab
Pemerintahan diartikan sebagai proses pemenuhan dan perlindungan
tuntutan yang diperintah (masyarakat) akan jasa publik yang tidak
diprivatisasikan dan layanan civil tepat pada saat diperlukan oleh yang
bersangkutan. Pemerintah merupakan lembaga yang berkewajiban
mememuhi kebutuhan-kebutuhan itu.4
Pengelolaan Pemerintah Daerah merupakan proses pengelolaan
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang mencakup perencanaan
pemerintahan, pengorganisasian atau kelembagaan pemerintahan,
penggunaan sumber-sumber dan dan pengawasan penyelenggaraan
pemerintah pada tataran pemerintahan daerah. Secara umum aspek-
aspek Pengelolaan Pemerintahan
Daerah. Terry dalam The Liang Gie yang menyatakan bahwa:

1. Perencanaan (Palnning)

3 Ibid hlm. 88
4 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
“Planning is the selecting and relating of fac and the making and

using of asumptions regarding he future in he visualization and formulation

of proposed activition believed necessary o achieve desired result” 5

Sesuai dengan Undang-Undang No 25 Tahun 2004 Tentang


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Menyatakan bahwa
Perencanaan adalah Proses menentukan tindakan masa depan yang
tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber
daya yang tersedia. Sejalan dengan pengertian Perencanaan Publik
yang dilakukan pada tataran masyarakat local yang diprakarsai oleh
pemerintahan daerah sebagai administrator local, maka proses
kegiatan ini dapat disebut dengan perencanaan pemerintahan
daerah.
Manfaat perencanaan dalam Pemerintah daerah ialah : 1)
terciptanya tujuan yang jelas, objektif dan rasional. 2) segala kegiatan
terarah, teratur dan efisien. 3) untuk meningkatkan pendayagunaan
sumber daya yang dimilki. 4) menyebabkan semua aktivitas
bermanfaat. 5) dapat memperkecil resiko. 6) memberikan landasan
hukumuntuk pengendalian. 7) merangsang peningkatan prestasi
kerja. 8) perencanaan memberikan gambaran seluruh pekerjaan
dengan jelas dan lengkap. Aspek-aspek perencanaan pemerintahan
meliputi:
a. Dokumen Perencanaan;

b. Kegiatan yang direncanakan;


c. Proses perencanaan;

d. Tahapan penyususnan perencanaan.

Secara umum Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional mengatur tentang:


5 Ibid 188
a. Membakukan fungsi perencanaan secara resmi dalam proses

pengelolaan pembangunan agar terdapat kepastian hukum

terhadap kegiatan perencanaan yang dilakukan oleh

pemerintah daerah;

b. Peneteapan pendekatan perencanaan, baik secara politis

eknokratik: partisipatif, up-down, maupun bottom-up;

c. Penetapan sirklus tahapan perencanaan, mulai dari

penyusunan, penetapan, pelaksanaan, pengendalian, dan

evaluasi;

d. Penetapan mekanisme perencanaan RPJMD, RPJMD, RKPD,

Dan Restra OPD.6

Terry menyatakan bahwa perencanaan diartikan sebagai


perhitungan dan penentu apa yang akan dijalankan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetepkan dimana menyangkut tempat,
oleh siapa pelaku itu atau pelaksana dan bagaimana tata cara
mencapai itu. Perencanaan merupakan suatu proses mempersipakan
serangkaian pengambilan keputusan untuk dilakukan tindakan
dalam mencapai tujuan organisasi, dengan dan tanpa menggunakan
sumber-sumber yang ada. Adapun aspek perencanaanya meliputi:
a). Apa yang dilakukan, b). Siapa yang melakukan, c). Dimana
dilakukannya, d). Apa saja yang diperlukan untuk tercapainya
tujuan, e). Cara melakukannya, f). Apa saja yang dilakukan agar
tercapainya tujuan.7

6 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan pembangunan


Nasional.
7 Ibid hlm 89
Dengan demikian kunci keberhasilan dalampengelolaan
Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik tersebut terletak pada
tahap perencanaan. . Perencanaan dalam Pengelolaan IPAL
merupakan tahap awal untuk mengatasi permasalahan Lingkungan
yang diakibatkan oleh buruknya pengelolaan pencemaran air yang
berakibat buruk pada media lingkungan.
2. Pelaksanaan (Organizing)

Pengorganisasian merupakan pengelompokan kegiatan-


kegiatan penugasan kegiatan-kegiatan penyediaan keperluaan,
wewenang untuk melakukan kegiatan. Dalam suatu organisiasi
dituntut adanya kerja sama antara dua orang atau lebih untuk
mencapai satu tujuan secara efektif dan efisien. Organisasi
merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,
pengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau
pekerjaan diantara para anggota organisasi agar tujuan organisasi
dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dipilih
orang yang memilki kemmapuan dn kompetensi dalam
melaksanakan tugas. Oleh kerean itu, perlu memilih dan menetukan
orang yang akan dipercaya atau diposisikan dalam posisi tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu diperhatikan dalam hal
proses penarikan, penempatan, pemberian latihan dan
pengembangan anggota-anggota organisasi.
Selanjutnya adalah Pengarahan adalah kegiatan untuk
membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan mengguankan
kekuatan pribadi atau kekuaasaan jabatan secara efektifitas dan pada
tempatnya demi kepentingannya jangka panjang Organisasi.
Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus
dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai
meminta atau bahkan mengancam. Tujuanya adalahagar tugas-tugas
dapat terselesaikan dengan baik..Fungsi pengarahan adalah suatu
fungsi kepemimpinanmanajer untuk meningkatkan efektifitas kerja
secara maksimal serta menciptakan lingkunganorganisasi yang
sehat, dinamis, dan lain sebagainya. 8

3. Pengawsaan (Controlling )

Pengawasan adalah kegiatan membandingkan atau mengukur


yang sedang atau sudah dilakukan dengan Standar, norma-norma
atau rencanarencana yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Pengawasan atau control merupakan bagian terakir dari fungsi
menejemnen dilaksanakan untuk mengetahui:
a. Apakah semua kegiatan telah dapat berjalan sesuai dengan

rencana sebelumnya.

b. Apakah didalam pelaksanaan terjadi hambatan, kerugian,

penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang, penyimpangan dan

pemborosan.

8 Ibid hlm 182


c. Untuk mencegah terjadinya kegagalan, penyalahgunaan kekuasaan dan

wewenang penyimpangan dan pemborosan.

d. Untuk meningkatkan efisien dna efektifitas organisasi.

Adapun Tujuan pengawasan adalah:

1). Menentukan danmenghillangkan sebab-sebab yang


menimbulkan

kesulitan sebelum kesulitan itu terjadi.

2). Mengadakan pencengahan dan perbaikan terhadap kesalahan-

kesalahan yang terjadi.

3). Mendapatkan efisien dan efektivitas. 9

C. Pelaksanaan Kebijakan sebagai Teori Pengelolaan Air Limbah Domestik


Setiap peristiwa di dunia ini tak dapat terlepas dari kebijakan publik
karenasegala sesuatu tersebut telah diatur dan direalisasikan melalui adanya
kebijakan. Yangperlu digaris bawahi adalah kebijakan tersebut dilakukan oleh
sejumlah aktor yangmempunyai kekuasaan yang mana tujuan mereka adalah untuk
kepentingan publik.Mulai dari kebijakan tentang ekonomi, kesehatan, pendidikan,
pertanian dan lain-lain.Hadirnya kebijakan publik di tengah kehidupan kita lewat
tindakan pembuatankeputusan kebijakan publik itu berdampak langsung pada
kehidupan individu,kelompok, dan masyarakat. Oleh sebab itu, di berbagai
tingkatan dalam prosestersebut akan banyak pula orang yang terlibat di dalamnya.10
Saat ini, persoalan-persoalan yang dihadapi oleh Pemerintah
sangatlahkompleks. Hal tersebut karena semakin beragamnya perilaku masyarakat
dalamtatanan sosial, ditambah lagi dengan perkembangan-perkembangan di segala
bidangsehingga tidak menutup kemungkinan untuk menambah permasalahan yang
ada. Permasalahan-permasalahan yang ada membutuhkan perhatian dan
penanganan yangcepat oleh pemerintah sehingga Pemerintah mempunyai tugas
untuk membuat kebijakan yang mampu mengatasi permasalahan yang menimpa.
Dengan demikiansaat ini kehidupan akan selalu berhadapan dengan kebijakan
publik. Berbicara mengenai kebijakan public.

9 Ibid hlm 88
10 Solichin Abdul Wahab, Op Cit, hlm. 6
Implementasi kebijakan adalah tahap yang penting dalam konteks kebijakan
publik karena untuk melihat bagaimana pelaksanaan kebijakan tersebut sehingga
sebuah kebijakan harus dilaksanakan dengan baik dan benar. Budi Winarno
menjelaskan bahwa :
Implementasi dikonseptualisasikan sebagai suatu proses, atau serangkaian
keputusan dan tindakan yang ditujukan agar keputusan-keputusan yang diterima
oleh lembaga legislatif bisa dijalankan. Implementasi juga bisa diartikan dalam
konteks
keluaran, atau sejauh mana tujuan-tujuan yang telah direncanakan
mendapatkandukungan, seperti tingkat pengeluaran belanja bagi suatu program.
Dampak implementasi mempunyai makna bahwa telah ada perubahan yang bisa
diukur dalam masalah yang luas yang dikaitkan dengan program, undang-undang
publik, dan keputusan yudisial. 11
Pengelolaan Air Limbah Domestik akan dianalisis menggunakan teori
implementasi kebiajkan public menggunakan teori Grindle. Kebijakan yang
diimplementasikan pelru melihat isi kebijakna yang berisi 6 variabel yakni: 1).
Kepentingan yang dipengaruhi, 2). Tipe manfaat, 3). Derajat perubahan yang
diinginkan, 4). Letak pengambilan keputusan, 5). Pelaksana program, dan Sumber
daya yang dilibatkan. Sedangkan implementasi kebijakan tersebut dilihat dari 3
variabel yakni Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat, Karakteristik
lembaga dan penguasa, dan tingkat kepatuhan dan respon pelaksan 12. Penjelasan
masing-masing variable tersebut yakni sebgaia berikut:
Isi kebijakan dipengaruhi oleh beberapa indikator diantaranya meliputi:

1. Kepentingan yang dipengaruhi

Dalam implementasikebijakan, setiapn orang pasti mempunyai


kepentingan di dalamnya, yang mana mereka akan berusaha melindungi
kepentingan tersebut. Kepentingan yang dimaksud yakni kepentingan kelomok
ssaran. Yang perlu dilihat adalah saejauh mana kepentingan kelompok sasaran
termuat dalam isi kebijakan. Dlaam kebijakan pengelolaam IPAL Domestik di
RT 3 RW 7, kepentingan kelompok sasaran tersebut cukup berpengaruh jika
masyarakt tdak bergerak, maka Implementasi kebijakan tersebut tidak terjadi.
Hal tersebut karena implementasi kebijakan tersebut tidak terjadi. Hal tersebut
karena implementasi ekbijakan berasl dari usulan masyarakat berupa

11 Budi Winarmo, Op. Cit, hlm.148


12 Armey Yudha Purwitasari, Loc.Cit
pembuatan proposal untuk memenuhi kebutuhan masyarkat itu sendiri
sehingga kebijakan terimplementasikan.
2. Tipe manfaat

Kebijakan harus diciptakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka


dariitu sebuah kebijakan harus mempunyai manfaat yang memberikan dampak
positifyang diterima oleh kelompok sasaran. Hal tersebut nantinya menganalisis
apakahkebijakan tersebut sesuai kebutuhan masyarakat dan potensi yang ada.
Dalamkebijakan Pengelolaan Instalasi pengolahan Air Limbah Domestik.
Masyarakat harus mengetahui manfaat darikebijakan karena walaupun
kebijakan tersebut untuk kebutuhan masyarakat dan untuklingkungan yang
ditinggali oleh masyarakat, kebijakan tersebut akan sulitdiimplementasikan jika
masyarakat belum memahami manfaat dari kebijakan Pengelolaan IPAL
Domestik tersebut.
3. Derajat perubahan yang diinginkan

Kebijakan dibuat untuk menghadirkan perubahan pada suatu bidang,


dengandemikian perubahan yang diinginkan harus mempunyai skala yang
jelas. Derajatperubahan yang diinginkan dalam pembangunan sanitasi yakni
perubahan tata nilaidan perilaku masyarakat, perubahan kesehatan masyarakat,
serta perubahan kondisilingkungan. Untuk mencapai derajat perubahan yang
diinginkan, maka diperlukanuntuk melakukan pendekatan kepada masyarakat
agar masyarakat pun peduli dengankebijakan yang ada. Pendekatan tersebut
dilakukan melalui sosialisasi sehinggaterjadi interaksi antara pemerintah dan
masyarakat untuk saling menyampaikanaspirasinya.
4. Letak pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan adalah hal yang penting dalam

implementasikebijakan karena nantinya menjelaskan apakah pengambilan

keputusan dan pelaksanaprogram sudah tepat atau belum. Letak pengambilan

keputusan tersebut dapat dilihatdari peran pelaksana program. Dalam hal ini,

rincian program kerja harus disusundengan jelas agar implementasi kebijakan

terarah dan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan. Dalam pembangunan

sanitasi, letak pengambilan keputusan beradapada Organisasi Perangkat Daerah

yang mempunyai tugas dan fungsi dalammenangani Pengelolaam IPAL


Domestik, yakni DPUPR, dan Masyarakat Kelurahan Tlogomas.

5. Pelakasanaan Program

Indikator ini akan menjelaskan bagaimana koordinasi antar


pelaksanaprogram mulai dari survei sampai pelaksanaan. Koordinasi tersebut
dapat dilihatanatar pemerintah dan pemerintah serta pemerintah dan
masyarakat. Pemerintah danpemerintah yakni berupa koordinasi pembagian
tugas kerja, sedangkan pemerintahdan masyarakat yakni pendampingan
pemerintah kepada masyarakat yang nantinyapemerintah dapat memberikan
pengetahuan, informasi, dan memfasilitasi masyarakatdalam implementasi
kebijakan baik dalam sosialisasi, penyusunan, danpelaksanaannya.
6. Sumberdaya yang dilibatkan

Dukungan sumberdaya adalah sumber daya manusia maupun sumber


dayanon-manusia. Sumberdaya manusia dapat diartikan sebagai
kelompokkelompokyang memiliki pengaruh, baik itu tokoh masyarakat, tokoh
pemuda, ataupun tokohagama. Dalam hal ini, kelompok tersebut
diidentifikasikan sebagai sebuah entitassosial yang punya tradisi, adat, nilai,
sehingga kebijakan harus bisa menyentuh nilainilai atau bersentuhan dengan
nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat. Selainitu, aktor yang
berkecimpung dalam pemerintahan, dalam hal ini adalah Organisasipemerintah
Daerah yang mempunyai tugas untuk menyejahterakan dan
memenuhikebutuhan masyarakat. Sumber daya nonmanusia di sini yakni
fasilitas dan sumberdaya anggaran, yang mana keduanya mampu memberikan
dukungan pada kebijakan. Sedangkan konteks implementasi meliputi :
a. Kekuasaan, kepentingan, strategi aktor yang terlibat

Dalam sebuah kebijakan perlu memperhatikan kekuatan atau

kekuasaan, kepentingan, serta strategi yang digunakan oleh para


aktor untuk kelancaranimplementasi kebijakan itu sendiri. Kekuasaan,
kepentingan, dan strategi actor tersebut harus mempunyai pengaruh yang
besar dan kuat yang menjadikanmasyarakat patuh sehingga kebijakan dapat
diimplementasikan dengan semestinya. Setiap aktor pasti mempunyai
kepentingan dalam implementasi kebijakan,kepentingan itulah yang
nantinya mengantarkan individu maupun kelompok
untukmemperjuangkan kepentingan tersebut. Kekuasaan dan kepentingan
tersebut dapatberasal dari pemerintah baik daerah, provinsi, maupun pusat,
serta masyarakat, yangmana mempunyai strategi dan upaya untuk
melaksanakan kebijakan tersebut.
b. Karakteristik Lembaga yang berkuasa

Dalam Pengelolaan IPAL Domestik, karakteristik lembaga yang


berkuasadapat dilihat dari bagaimana kepemimpinan lembaga yang
berpengaruh dalamimplementasikan kebijakan. Kepemimpinan tersebut
nantinya dapat menggerakkanmasyarakatluas dalam pengelolaan air
limbah domestik.
c. Tingkat kepatuhan dan daya tanggap

Tingkat kepatuhan dan daya tanggap tersebut dapat dilihat dari


kepatuhanmasyarakat dan Pemerintah terhadap kebijakan tersebut, apakah
mmengimplementasikan dengan baik sesuai jadwal dan perencanaan atau
tidak. Dalam Pengelolaam air limbah Domestik, pemerintah merupakan
fasilitator masyarakat karenakebijakan tersebut berbasis masyarakat. Dalam
hal ini, Pengelolaan air limbah Domestik sulit untuk dilaksanakan sesuai
jadwal karena fasilitator tersebut pun menyesuaikankemampuan
masyarakat sehingga tidak ada hukuman atas keterlambatan pencapaian.
Dalam penelitian ini, kebijakan pengelolaam air limbah Domestik
merupakankebijakan yang krisis. Maksudnya adalah kebijakan tersebut
merupakan kebijakanyang merubah tata nilai yang ada di dalam
masyarakat, sehingga untuk merubahtersebut harus membangun
kepercayaan dan pendekatan yang baik denganmasyarakat karena terdapat
kemungkinan bahwa masyarakat akan mengabaikankebijakan tersebut jika
tidak diimplementasikan dengan cara yang tepat. Jika haltersebut sampai
terjadi, maka akan terjadi kemandekan kebijakan, yang manapemerintah
pun akan merasa kesulitan dalam mengimplementasikan kebijakantersebut.
Implementasi kebijakan merupakan tahap yang kompleks dari
suatukebijakan. Dengan demikian harus ada upaya agar kebijakan tersebut
berhasil dalamprosesnya. Terdapat beberapa upaya untuk mendukung agar
kebijakan tersebut dapat berjalan dengan baik yakni, 13Pertama, memahami
hambatan yang timbul serta alas an yang melatarbelakanginya. Kedua,
menemukan dan mengaplikasikan jalan keluardari faktor penghambat
tersebut serta. Misalnya, kurangnya kemampuan anggotalegislatif dapat
diatasi melalui pendidikan, workshop maupun training.
Kurangnyasaluransaluran komunikasi yang efektif diatasi dengan
13 Ibid, hlm. 220-221
penciptaan saluransaluranbaru yang lebih efektif dan lain sebagainya.
Dengan demikian, masalah implementasikebijakan dapat diatasi dengan
cara pengenalan terhadap masalah yang timbul besertalatar belakang yang
melingkupinya, baru dibuat usulan-usulan untuk memperbaikimasalah
yang telah
diidentifikasi penyebabnya.

D. Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan Air

Limbah Domestik

Dalam rangka meningkatkan pelayanan sanitasi, diperlukan pengelolaan air


limbah domestic yang menyeluruh dan berkelanjutan dan melibatkan pertisiapasi
masyarakat. Air limbah domestic adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau
kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemn dan
asarama. Pengelolaan air limbah domestic adalahupaya terpadu dalam perencanaan,
penataan, pengolahan, pemeliharaan, dan pemantauan jaringan pengolahan, air
limbah domestic.
Pada pasal 1 Point 5 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 2 Tahun 2017

Tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik menyatakan bahwa Pengelolaan


Air Limbah Domestik adalah upaya terpadu dalam perencanaan, penataan,
pemeliharaan, dan pemantauan jarinngan pengolahan air limbah domestik.
Selanjutnya pada point 7 mmengatakan bahwa Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) adalah tempat pengolahan air limbah agar aman dibuang dimedia
linglkungan.
Pada point ke 17 mengatakan bahwa Pengolah air limbah domestik adalah
unit yang melaksanakan rangkaianan dan operasi dan pemeliharaan sarana dan
prasaran air limbah yang dapat berbentuk unit pelaksanan teknis, kelompok
masyarakat yang melaksanakan pengelolaan air limbah domestik. Pelaksanaan dan
pengawasan rangkaian dan operasi untuk menguragi kandungan pencemaran air
sehingga mencapai tingkat konsentrasi dan bentuk yang lebih sederhana dan aman
jika dibuang ke media lingkungan. Instalasi Pengolahan Air Limbah yang
selanjutnya disingkat IPAL adalah tempat pengelolahan air limbah agar aman
dibuang ke media lingkungan. IPAL terpusat adalah IPAL yang menerima air
limbah domstik dari jaringan perpipaan air limbah domesik terpusat. IPAL Komunal
adalah IPAL yang menerikam air limbah domestic dari jaringan perpipaan air
limbah domestic Komunal. Instalasi Pengolah Lumpur Tinja yang slanjtnya
disingkat IPLT adalah tempat pengolahan air limbah domestic lupur tinja sehingga
memenuhi baku mutu yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang telah di atur
dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2013
tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik.

E. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal


Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) adalah suatu perangkatperalatan
teknik beserta perlengkapannya yang digunakan untuk mengolah air buangan sisa
proses pembuangan segala bentuk kegiatan dalam permukiman yangdapat
menampung beberapa sambungan rumah. IPAL sangat bermanfaatbagi manusia
serta makhluk hidup lainnya, antara lain : a.mengolah air limbahdomestik agar
sumber air di sekitarnya dapat digunakan kembali sesuai kebutuhan. b.mencegah
pencemaran air sungai c. menjaga kehidupan biota-biota sungai. Adapuntujuan
IPAL yaitu untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar
daridomestik.
Selain itu, pembangunan IPAL Komunal ditujukan untuk
memperbaikisanitasi di suatu permukiman. Hal tersebut dikarenakan Sanitasi
merupakan hak asasimanusia yang harus didapatkan karena menyangkut kesehatan
manusia itu sendiri disamping terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.
Dengan demikian manusiadapat menjalani kehidupannya dengan baik karena
mereka tumbuh dan berkembangdalam permukiman yang bersih dan sehat. Saat ini
permasalahan dalam
permukimansangatlah banyak, salah satunya akses sanitasi yang buruk
sehingga dapat merusakelemen-elemen hayati dan non hayati dalam suatu
ekosistem.
Sanitasi merupakan salah satu komponen kesehatan lingkungan, yakni
perilaku yang disengaja untuk menjalankan hidup bersih dan sehat untuk
melindungi manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan
berbahaya lainnya agar nantinya kesehatan manusia dapat terjaga. Bahan buangan
yang dimaksud dapat berupa tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan
padat, limbah domestik, bahan buangan industri, serta bahan buangan
pertanian Untuk menjaga kebersihantersebut, maka dapat dilakukan dengan
14

teknologi seperti septic tank maupun ipalkomunal. Dalam hal ini, sanitasi

14 Mundiatun dan Daryanto, Loc.Cit


merupakan suatu upaya untuk memperbaikikehidupan manusia karena sanitasi
yang baik dapat berdampak pada sumber dayamanusia yang nantinya dapat
membantu pencapaian potensi maksimal manusia itusendiri, sehingga dapat
meningkatkan produktivitas di masa yang akan datang.
Dalam pengelolaan IPAL diperlukan upaya pemberdayaanmasyarakat yang
melibatkan partisipasi masyarakat. Hal tersebut dikarenakankebijakan tersebut tidak
akan berjalan tanpa adanya dukungan dari masyarakat.Partisipasi masyarakat akan
menjamin suatu perkembangan dan perubahan yangmana harus ditingkatkan
dahulu kesadarannya.
Tahap-tahap Pengelolaan Intalasi Pengolahan IPAL

Ada lima tahapan yang perlu dilalui dalam pengolahan air limbah yakni
sebagai berikut :
1. Air limbah dialirkan ke tempat instalasi. Dalam hal ini, terdapat alat yang

disediakan sebuah ruang pengaliran agar air limbah masuk ke dalam tempat

penyaringan dengan lancar.

2. Air limbah akan mellaui proses pertama yaitu suatu wadah yang berisi airyang

bercampur dengan pasir. Tujuannya untuk melakukan

pengendapanartikelpartikel kotor yang ada di air limbah tersebut. Nantinya

partikelpartikel kotor tersebut diendapkan oleh butiran-butiran kecil karbon

yangterselip di pasir sehingga mengikat partikel kotor dalam air limbah tersebut.

3. Air limbah yang telah disaring melalui wadah penampungan pasir

akanditeruskan ke wadah yang berisi batu kerikil. Fungsinya hampir sama

padawadah sebelunya di mana partikel-partikel yang tidak berhasil diendapkan

oleh pasir akan diproses oleh wadah berisi kerikil.

4. Air limbah akan menuju ke wadah berisi tanaman eceng gondok, ukuranwadah

ini lebih besar daripada dua wadah sebelumnya karena dalam prosesini

memerlukan banyak tanaman eceng gondok untuk menetralisasi air limbahyang


berfungsi untuk menyaring dan memebrsihkan partikel air yang kotorkarena

tanaman ini mempunyai zat kimcia bersifat penyerap seperti ammoniadan fosfat

5. Tahap terakhir yakni fase uji coba, yang mana wadah penampung ini berisi ikan

untuk mengetahui seberapa bersihnya air limbah yang disaring. Dari tahap

tersebut dapat disimpulkan bahwa jika air tersebut hidup dalam proses

penyaringan, maka air tersebut dapat dikatakan bersih, begitupun sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai