PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
TUJUAN PEMBELAJARAN
PAGE 2
RESUME
ISI
Teknik Pengelolaan Limbah Cair
Manusia tidak bisa lepas dari air yang dimana air memiliki peranan yang sangat
penting terhadap kelangsungan hidup manusia, air yang bersih dan bebas limbah akan
menjamin kelangsungan hidup manusia. Limbah cair merupakan air bekas pakai dari
berbagai proses penggunaan yang telah mengandung bahan pencemar atau polutan
berupa senyawa organik dan anorganik. Pada umumnya, air limbah atau limbah cair
memiliki kuantitas yang lebih besar dibandingkan limbah jenis lainnya dan memiliki
tipikal kandungan polutan yang lebih beragam, antara lain; minyak, alkohol, fenol,
pewarna sintetis, dan logam berat. Standar kualitas air layak pakai yang diharapkan
biasanya memiliki karakteristik yang bervariasi dan sesuaikan dengan peruntukannya,
antara lain untuk keperluan air minum, air irigasi, atau air proses yang dimanfaatkan
untuk kebutuhan proses industri tertentu. Namun, secara umum dapat disimpulkan
bahwa air yang diperlukan tersebut harus memenuhi berbagai kriteria, antara lain tidak
mengandung polutan yang membahayakan atau setidaknya mengandung polutan yang
tidak diinginkan dengan nilai ambang batas seminimal mungkin sesuai dengan nilai
baku mutu yang diamanatkan dalam peraturan pemerintah atau institusi terkait
lainnya.
PAGE 3
RESUME
Polusi di udara yang disebabkan oleh industry dapat dikelola dengan beberapa cara,
yaitu dengan penelitian dan pemantauan dengan dilakukannya penelitian dan
pemantauan dapat diketahui faktor sumber emisi, dampak,kondisi sosial, ekonomi, dan
politik serta melakukan pengukuran lapangan sesuai dengan kondisi. Yang dimana hal
tersebut dapat dijadikan pertimbangan untuk kedepannya dalam menentukan langkah
apa saja yang perlu dan harus dilakukan dalam upaya penanggulangan polusi udara
yang sudah terjadi, pengelolaan polusi udara dapat juga dilakukan dengan
diperketatnya aturan mengenai emisi dan pelepasan karbon ke lingkungan oleh
pemerintah yang saat ini sudah diterapkan di Eropa.
Pada salah satu contoh kasus Masyarakat mengadukan aktivitas industri furniture-1,
sehingga perusahaan mendapat Surat Teguran I No 660.1/689 dari Bapedalda Kota
Semarang tanggal 16 Juli 2008 karena menimbulkan dampak debu dan asap yang
berasal dari cerobong boiler. Perusahaan diminta selalu membersihkan boiler, cerobong
asap, dan melengkapi dengan instalasi pengendalian pencemaran udara serta
melakukan penyiraman debu, sehingga tidak mencemari lingkungan. Kegiatan
bongkar muat kayu yang dilaksanakan pada malam hari telah menimbulkan
pencemaran suara berupa bising, sehingga dihentikan.
Ada beberapa teknik dalam pengelolaan polusi suara yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Gunakan material yang padat, tebal, dan massif untuk menyerap suara.
2. Buat ruangan dengan pembatasan gada (dinding), langit-langit dan lanai padat).
PAGE 4
RESUME
3. Buat pagar atau pembatas jalan yang dapat menyerap atau mencegai noise
masuk kedalam bangunan.
Pada pengelolaan limbah padat dan B3 industri dapat dilakukan dengan cara:
1. Penimbunan
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode
penimbunan terbuka atau open dumping dan metode sanitary landfill. Pada
metode penimbunan terbuka, sampah dikumpulkan dan ditimbun begitu saja
dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan, biasanya di lokasi tempat
pembuangan akhir (TPA). Metode penimbunan merupakan metode kuno yang
memberikan dampak negatif lain. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama
dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang
dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara dan
menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan
sampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air. Bersama
rembesan cairan tersebut, dapat terbawa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan
dan lingkungan.
2. Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran limbah padat menggunakan suatu alat yang
disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah
berkurang sangat banyak, bisa mencapai 90 %. Selain itu, proses insinerasi
menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau
untuk memanaskan ruangan. Meski demikian, tidak semua jenis limbah padat
dapat dibakar dalam insinerator. Jenis limbah padat yang cocok untuk insinerasi
di antaranya adalah kertas, plastik, dan karet, sedangkan contoh jenis limbah
padat yang kurang sesuai untuk insinerasi adalah kaca, sampah makanan, dan
baterai. Kelemahan utama metode insinerasi adalah biaya operasi. yang mahal.
Selain itu, insinerasi menghasilkan asap buangan yang dapat menjadi pencemar
udara serta abu pembakaran yang kemungkinan mengandung senyawa
berbahaya.
3. Pembuatan Kompos
PAGE 5
RESUME
Pembuatan kompos merupakan salah satu cara terbaik untuk mengurangi
timbunan sampah organik. Cara ini sangat cocok diterapkan di Indonesia,
karena cara pembuatannya relatif mudah dan tidak membutuhkan biaya yang
besar. Selain itu, kompos dapat dijual sehingga dapat memberikan pemasukan
tambahan atau bahkan menjadi alternatif mata pencaharian.
Berdasarkan bentuknya, kompos ada yang berbentuk padat dan cair. Pembuatan
kompos dapat dilakukan dengan menggunakan kompos yang telah jadi, kultur
mikroorganisme, atau cacing tanah. Contoh kultur mikroorganisme yang telah
banyak dijual di pasaran dan dapat digunakan untuk membuat kompos adalah
Effective Microorganism 4 (EM4). EM4 merupakan kultur campuran
mikroorganisme yang dapat meningkatkan degradasi limbah atau sampah
organik, menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun
pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan. EM4
mengandung mikroorganisme yang terdiri dari beberapa jenis bakteri, di
antaranya Lactobacillus sp., Rhodopseudomonas sp., Actinomyces sp., dan
Streptomyces sp., dan khamir (ragi), yaitu Saccaharomyces cerevisiae. Kompos
yang dibuat menggunakan EM4 yang dikenal juga dengan bokashi.
4. Daur Ulang
Berbagai limbah padat dapat didaur ulang guna mengurangi jumlahnya, salah
satu penerapannya adalah dijadikan produk baru yang jenisnya hampir sama
atau sama dengan produk jenis lain. Contohnya, limbah kertas bisa didaur ulang
menjadi kertas kembali. Limbah kaca dalam bentuk botol atau wadah bisa
didaur ulang menjadi botol atau wadah kaca kembali atau dicampur dengan
aspal untuk menjadi bahan pembuat jalan. Kaleng alumunium bekas bisa didaur
ulang menjadi kaleng alumunium lagi. Botol plastik bekas yang terbuat dari
plastik jenis polyetilen tertalat (PET) bisa didaur ulang menjadi berbagai produk
lain, seperti baju poliyester, karpet, dan suku cadang mobil.
PAGE 7
RESUME
PENUTUP
KESIMPULAN
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam upaya pengelolaan dan
perbaikan lingkungan, mulai dari screening, sampai dengan
menggunakan mikroorganisme sebagai media. Pengelolaan
lingkungan sangat memegang andil yang sangat penting dalam
keberlangsungan suatu kehidupan, kemajuan teknologi yang kian
maju membuat umat manusia terus berinovasi dalam upayanya
mengelola lingkungan tempat tinggalnya.
PAGE 9