PENDAHULUAN
1
Dalam makalah ini dengan topik teknik pengolahan industri makan
yaitu makanan tahu. Tahu merupakan salah satu jenis makanan sumber
protein dengan bahan dasar kacang kedelai yang sangat digemari oleh
masyarakat Indonesia. Sebagian besar produk tahu di Indonesia dihasilkan
oleh industri skala kecil yang kebanyakan terdapat di Pulau Jawa. Industri
tersebut berkembang pesat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk.
Namun, di sisi lain industri ini menghasilakan limbah cair yang berpotensi
mencemari lingkungan. Industri tahu membutuhkan air untuk
pemprosesannya, yaitu untuk proses sortasi, perendaman, pengupasan kulit,
pencucian, penggilingan, perebusan dan penyaringan.
2
Teknologi pengolahan limbah tahu dapat dilakukan dengan proses
biologis sistem anaerob, aerob dan kombinasi anaerob-aerob. Teknologi
pengolahan limbah tahu yang ada saat ini pada umumnya berupa
pengolahan limbah dengan sistem anaerob, hal ini disebabkan karena biaya
operasionalnya lebih murah. Dengan proses biologis anaerob, efisiensi
pengolahan hanya sekitar 70%-80%, sehingga airnya masih mengandung
kadar pencemar organik cukup tinggi, serta bau yang masih ditimbulkan
sehingga hal ini menyebabkan masalah tersendiri (Herlambang, 2002).
Pengolahan limbah cair tahu dengan sistem anaerob yang sudah ada
tersebut, tentunya harus dikelola dengan baik dan dipelihara secara rutin.
Ini juga memerlukan perhatian dari berbagai pihak terkait terutama
pemerintah dan pemilik industri tahu. Hal ini penting agar proses
pengolahan limbah tetap berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang
optimal. Dari berbagai teknologi pengolahan limbah yang sudah ada, maka
akan dilakukan kajian untuk mengetahui teknologi pengolahan limbah tahu
yang efektif dan efisien beserta kelebihan dan kekurangannya dan
dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam makalah ilmiah ini akan
diangkat permasalahan diantaranya:
1.4 Manfaat
Pada makalah ilmiah ini, kami berharap dapat memberikan ilmu baru
kepada para pembaca makalah ini, yaitu seputar teknik pengolahan limbah
industri makanan khususnya industri pengolahan limbah tahu. Kami juga
berharap makalah ilmiah ini dapat memberikan kesadaran kepada
masyarakat akan bahayanya air buangan industri tahu.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Menurut Undang-undang Republik Indonesia (UU RI) No. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH),
definisi limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Definisi secara
umum, limbah adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,
pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas
dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang
bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).
6
limbah tidak langsung terproduksi sebelum proses maupun sesudah
proses produksi (Ginting, 2007).
Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi
tergantung dari jenis dan besar kecilnya industri, pengawasan pada proses
industri, derajat pengolahan air limbah yang ada. Puncak tertinggi aliran
selalu tidak akan dilewati apabila menggunakan tangki penahan dan bak
pengaman. Untuk memperkirakan jumlah air limbah yang dihasilkan oleh
industri yang tidak menggunakan proses basah di perkirakan sekitar 50
m/ha/hari. Sebagai patokan dapat dipergunakan adalah berupa air limbah
apabila industri tersebut tidak menggunakan kembali air limbah. Apabila
industri tersebut memanfaatkan kembali air limbahnya, maka jumlahnya
akan lebih kecil lagi. Adapun banyaknya pemakaian air dari suatu industri
seperti terlihat pada Tabel 2.5. Dengan demikian jumlah air limbahnya
adalah sebanyak jumlah tersebut dikalikan 85 atau 95% (Sugiharto, 2008).
7
BAB III
PEMBAHASAN
Jumlah kebutuhan air proses dan jumlah limbah cair yang dihasilkan
dilaporkan berturut-turut sebesar 45 dan 43,5 liter untuk tiap kilogram
bahan baku kacangkedelai. Pada beberapa industri tahu, sebagian kecil dari
limbah cair tersebut (khususnya air dadih) dimanfaatkan kembali sebagai
bahan penggumpal. Limbah cair industri tahu mengandung bahan-bahan
organik kompleks yang tinggi terutama protein dan asam-asam amino
dalam bentuk padatan tersuspensi maupun terlarut. Adanya senyawa-
senyawa organik tersebut menyebabkan limbah cair industri tahu
mengandung BOD, COD dan TSS yang tinggi yang apabila dibuang ke
perairan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat menyebabkan pencemaran.
8
3.2 Karakteristik Limbah Cair Industri Tahu
Untuk limbah industri tahu tempe ada dua hal yang perlu
diperhatikan yakni karakteristik fisika dan kimia. Karakteristik fisika
meliputi padatan total, suhu, warna
dan bau. Karakteristik kimia meliputi bahan organik, bahan anorganik dan
gas. Suhu buangan industri tahu berasal dari proses pemasakan kedelai.
Suhu limbah cair tahu pada umumnya lebih tinggi dari air bakunya, yaitu 80
0C sampai 100 0C. Suhu yang meningkat di lingkungan perairan akan
mempengaruhi kehidupan biologis, kelarutan oksigen dan gas lain,
kerapatan air, viskositas, dan tegangan permukaan.
9
Parameter yag digunakan untuk menunjukkan karakter air buangan
industri tahu adalah:
1. Parameter fisika, seperti kekeruhan, suhu, zat padat, bau,dan
lain-lain.
2. Parameter Kimia
a. Kimia Organik : kandungan organik (BOD, COD,
TOC), oksigen terlarut (DO), minyak/lemak, Nitrogen-Total
(N-Total), dan lain-lain.
b. Kimia anorganik: pH, Ca, Pb, Fe, Cu, Na, sulfur, H2S ,
dan lain-lain.
Beberapa karakteristik limbah cair industri tahu yang penting antara lain:
3.2.2 BOD
BOD (Biochemical Oxygen Demand), merupakan parameter untuk
menilai jumlah zat organik yang terlarut serta menunjukkan jumlah oksigen
yang diperlukan oleh aktivitas mikroba dalam menguraikan zat organik
secara biologis di dalam limbah cair. Limbah cair industri tahu mengandung
bahan-bahan organik terlarut yang tinggi.
3.2.3 COD
COD (Chemical Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigen kimiawi
merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh oksidator (misal kalium
dikhormat) untuk mengoksidasi seluruh material baik organik maupun
anorganik yang terdapat dalam air. Jika kandungan senyawa organik dan
10
anorganik cukup besar, maka oksigen terlarut di dalam air dapat mencapai
nol sehingga tumbuhan, air, ikan-ikan dan hewan air lainnya yang
membutuhkan oksigen tidak memungkinkan hidup.
3.2.4 N-Total
N-Total (Nitrogen-Total) yaitu fraksi bahan-bahan organaik
campuran senyawa kompleks antara lain asam-asam amino, dan protein
(polimer asam amino). Dalam analisis limbah cair, N-Total terdiri dari
campuran N-organik, N-amonia, nitrat dan nitrit. Nitrogen organik dan
nitrogen amonia dapat ditentukan secara analitik menggunakan metode
Kjeldahl, sehingga lebih lanjut konsentrasi total keduanya dapat dinyatakan
sebagai Total Kjeldahl Nitrogen (TKN). Senyawan-senyawa N-Total
adalah senyawa-senyawa yang mudah terkonversi menjadi amonium
(NH4+) melalui aksi mikroorganisme dalam lingkungan air atau tanah.
Menurut Kuswardani (1985) limbah cair industri tahu mengandung N-Total
sebesar 434,78 mg/l.
3.2.5 pH
pH (Derajat Keasaman). Air limbah industri tahu sifatnya cenderung
asam, pada keadaan asam ini akan terlepas zat-zat yang mudah menguap.
Hal ini mengakibatkan limbah cair industri tahu mengeluarkan bau busuk.
11
3.3 Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu
Berbagai upaya untuk mengolah limbah cair industri tahu telah
dicoba dan dikembangkan. Secara umum, metode pengolahan yang
dikembangkan tersebut dapat digolongkan atas 3 jenis metode pengolahan,
yaitu secara fisika, kimia maupun biologis.
12
Koloid bermuatan negatif ini melalui gaya-gaya Van der Waals
menarik ionion bermuatan berlawanan dan membentuk lapisan kokoh
(lapisan stern) mengelilingi partikel inti. Selanjutnya lapisan kokoh (stern)
yang bermuatan positif menarik ion-ion negatif lainnya dari dalam larutan
membentuk lapisan kedua (lapisan difus). Kedua lapisan tersebut bersama-
sama menyelimuti partikel-partikel koloid dan membuatnya menjadi stabil.
13
Proses ini sangat peka terhadap faktor suhu, pH, oksigen terlarut
(DO) dan zat-zat inhibitor terutama zat-zat beracun. Mikroorganisme yang
digunakan untuk pengolahan limbah adalah bakteri, algae, atau protozoa
Sedangkan tumbuhan air yang mungkin dapat digunakan termasuk gulma
air (aquatic weeds).
14
3.4 Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Menggunakan Proses
Biofilter Aerobik
15
limbah yang praktis, mudah dioperasikan dan harganya terjangkau
khususnya bagi kelas menengah ke bawah.
Biofilter berupa filter dari media bahan PVC berbentuk sarang tawon
sebagai tempat pembiakan mikroorganisme senyawa polutan yang ada di
dalam air limbah tahu. Teknologi biofilter ini dapat diterapkan untuk
pengolahan air limbah rumah tangga (domestik), pengolahan air limbah
perkantoran, pengolahan industri tahu tempe, pengolahan limbah cair
rumah sakit.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Limbah industri tahu terdiri dari dua jenis, yaitu limbah cair dan
padat. Dari kedua jenis limbah tersebut, limbah cairlah merupakan bagian
terbesar dan berpotensi mencemari lingkungan. Sumber limbah cair tahu ini
berasal dari proses sortasi dan pembersihan, pengupasan kulit, pencucian,
penyaringan, pencucian peralatan proses dan lantai. Jumlah limbah cair
yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu sebanding dengan
penggunaan air untuk pemprosesannya.
Dengan demikian, maka dapat digolongkan metode pengolahan
yangndikembangkan dibagi 3 jenis metode pengolahan, yaitu secara fisika,
kimia maupun biologis.
4.2 SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahtt/limbahtt.html
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahtt/limbahtt.html
sugiharto, 1987
18