Anda di halaman 1dari 8

TEKNOLOGI TEPAT GUNA GREASE TRAP (PERANGKAP MINYAK)

PADA WASTAFEL DENGAN FILTER LIMBAH

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

ETY HARDIYANTI (P07133319002)


WAHYU WULANDARI (P07133319003)
CAECILIA NOVENA DIANIKA (P07133319011)

Pembimbing :
Dr. Bambang Suwerda SKM, M.Sc

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan

kerusakan, pencemaran, dan pemulihan kualitas lingkungan. Hal tersebut telah

menuntut dikembangkannya berbagai perangkat kebijakan dan program

kegiatan yang didukung oleh sistem pendukung pengelolaan lingkungan

lainnya. Sistem tersebut mencakup kemantapan kelembagaan, sumber

daya manusia, dan kemitraan lingkungan, disamping itu perangkat hukum dan

perundangan, informasi serta pendanaan. Sifat keterkaitan (interdependensi)

dan keseluruhan (holistik) dari esensi lingkungan telah membawa konsekuensi

bahwa pengelolaan lingkungan, termasuk sistem pendukungnya tidak dapat

berdiri sendiri, akan tetapi terintegrasikan dengan seluruh pelaksanaan

pembangunan sektor dan daerah.

Kebersihan merupakan sebuah cerminan bagi setiap individu dalam

menjaga kesehatan yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari.

Kebersihan lingkungan merupakan suatu keadaan yang bebas dari segala

kotoran dan penyakit, yang dapat merugikan segala aspek yang menyangkut

setiap kegiatan dan perilaku lingkungan masyarakat, dimana kehidupan

manusia tidak bisa dipisahkan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial

(Buhungo, 2012).

Rumah tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan. Perilaku hidup

yang bersih dan sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada
seluruh anggota keluarga. Peranan keluarga dalam sebuah rumah memegang

kunci utama untuk meningkatkan kualitas kesehatan sejak dini. Karena jika

keluarga sehat, akan membentuk masyarakat yang sehat pula. Untuk itu, Sehat

harus diawali dari dalam rumah sendiri.

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism)

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al, 1995).

Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui

melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca

indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas

organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus

dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses

membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu

atau sadar (aspek knowledge), dari tahun menjadi mau (aspek attitude), dan

dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek

practice).

Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta

kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke

mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi.

Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung,

tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam


proses pengorganisasian masyarakat (community organisation) atau

pembangunan masyarakat (community development).

Limbah cair adalah air sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan.

Berdasarkan sumbernya, limbah cair di industri dibagi menjadi dua yaitu

limbah cair industri (industrial wastewater) dan limbah cair domestik (domestic

wastewater). Limbah cair domestik digolongkan menjadi dua jenis yaitu

berasal dari kotoran manusia (black water), dapur dan air pencucian lainnya

(grey water) yang sebelum dibuang ke lingkungan ataupun badan air harus

memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Baku mutu air limbah adalah ukuran

batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang

ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke

dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan (PermenLHK No. 68,

2016).

Limbah minyak dan lemak termasuk dalam kategori limbah organik

yang dapat menyebabkan masalah lingkungan seperti akumulasi pada pipa

sehingga menyebabkan sumbatan (Islam et al, 2013), berbahaya bagi

kehidupan di perairan (Manahan, 2009) dan dapat berpotensi menyebabkan

mutagenik dan karsinogenik pada manusia (Lan et al, 2009).

B. Tujuan

Pembuatan alat ini bertujuan untuk : Membuat output air limbah lebih bersih,

dengan memisahkan air dan minyak beserta limbah kasarnya dengan cara dan

metode sederhana.
BAB II

METODE PELAKSANAAN

A. Analisis Produk

Deksripsi dan Prinsip Kerja

Grease trap adalah bak kontrol yang berfungsi memisahkan minyak

dan lemak pada air limbah sehingga dapat dikumpulkan dan dihilangkan

dengan mudah. Grease trap dibuat dan dilengkapi dengan penutup anti

bau. Baffle atau pipa tee pada inlet dan outlet berfungsi mencegah

terjadinya turbulensi di permukaan air dan memisahkan komponen yang

mengapung dengan air limbah. Grease trap dapat dipasang langsung di

bawah bak cuci. Grease trap yang jenis ini harus sering dibersihkan

(seminggu sekali atau sebulan sekali).

Grease trap penyaring lemak/minyak produk ini biasanya dipasang

dibawah kitchen sink dan berfungsi untuk menyaring lemak dan sampah

padat agar tidak mengalir masuk ke dalam saluran pembuangan, sehingga

mencegah terjadinya penyumbatan pipa saluran, pencemaran lingkungan

dan mengganggu masyarakat sekitar karena limbah minyak/lemak berbau

sangat tidak sedap dan akan menyebar kemana-mana apabila sampai

mengalir ke saluran got yang terbuka.

Prinsip pemisahan grease trap ini memanfaatkan sifat natural

lemak/minyak yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari pada air,

sehingga cenderung mengapung/berada di permukaan.


B. Rincian Alat dan Bahan

- Bahan

1. Kontainer Plastik 1 buah

2. Kawat kasa ½ m

3. Kawat lilitan tembaga secukupnya

4. Pipa dan elbow

5. Mika secukupnya

6. Lem Kaca

7. Lem pipa

- Alat

1. Gergaji besi

2. Cutter

3. Gunting

4. Alat pemotong pipa

5. Bor Pipa

C. Rincian Anggaran Biaya

No Nama Bahan Jumlah Harga Satuan Harga


1. Kontainer plastik 1 buah Rp. 105.000 Rp. 105.000
2. Kawat kasa ½ m2 Rp. 20.000 Rp. 20.000
3. Kawat lilitan tembaga 1 buah Rp. 10.000 Rp. 10.000
4. Pipa 1 inch 1 buah Rp. 10.000 Rp. 10.000
5. Elbow 2 buah Rp. 3.000 Rp. 6.000
6. Mika 1m Rp. 25.000 Rp. 25.000
7. Lem kaca 1 buah Rp. 40.000 Rp. 40.000
JUMLAH Rp. 216.000
D. Cara Pembuatan

1. Siapkan alat dan bahan

2. Ukur dan potong kawat kasa sesuai ukuran untuk penyaringan kotoran

ditahap awal

3. Potong mika sesuai ukuran sejumlah 2 buah untuk penggunaan sekat di

dalam container plastik.

4. Potong pipa ukuran 1 inch (menyesuaikan ukuran) untuk di masukan

kedalam tempat saluran inlet maupun outlet.

5. Lubangi container dengan bor pipa untuk memasukkan pipa dan elbow

6. Lem mika penyekat dengan lem kaca agar menempel didalam kontainer

E. Desain Alat
DAFTAR PUSTAKA

Alimuddin, Hardianti, dkk. 2015. Primary Sedimentation.


Universitas Hasanuddin. Gowa.

Ngili, Y. 2009. Biokimia Struktur dan Fungsi Biomolekul. 1 st Edition.


Yogyakarta: Graha Ilmu

M. K. Sharma, A. Khursheed, and A. A. Kazmi, “Modified septic


tankanaerobic filter unit as a two-stage onsite domestic wastewater treatment
system,” Environ. Technol., vol. 35, no. 17, pp. 2183–2193, Sep. 2014.

R. T. Setiawati and I. F. Purwanti, “Perencanaan Instalasi Pengolahan Air


Limbah Domestik di Kecamatan Simokerto Kota Surabaya,” J. Tek. ITS, vol. 5,
no. 2, pp. D42–D46, Aug. 2016.

Anda mungkin juga menyukai