Anda di halaman 1dari 6

Kebijakan Nasional Sanitasi Permukiman

Disusun Oleh :

Kelompok : 3

Kelas : 3 D3 B

Putri Handayani S P23133015049

Putri Triantari P23133015050

Rosa Eka Pratiwi P23133015057

Wahyuni Efrida D P23133015068

3 D3 B Kesehatan Lingkungan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12120
Telp. (021) 7395331

1. Latar Belakang
Perumahan dan permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia, juga mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam perannya sebagai pusat
pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan peningkatan kualitas generasi yang
akan datang, serta merupakan pengejawantahan jati diri. Terwujudnya kesejahteraan
rakyat dapat ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan
bermartabat, antara lain melalui pemenuhan kebutuhan papannya. Dengan demikian
upaya menempatkan bidang perumahan dan permukiman sebagai salah satu sektor
prioritas dalam pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya adalah sangat
strategis. Persoalan perumahan dan permukiman di Indonesia sesungguhnya tidak
terlepas dari dinamika yang terjadi dalam kehidupan masyarakat maupun kebijakan
pemerintah di dalam mengelola perumahan dan permukiman. Penyusunan arahan
untuk penyelenggaraan perumahan dan permukiman, sesungguhnya secara lebih
komprehensif telah dilakukan sejak Pelita V dalam bentuk Kebijaksanaan dan Strategi
Nasional Perumahan, namun penekanannya masih terbatas kepada aspek perumahan
saja. Dalam perjalanannya, acuan tersebut dirasakan kurang sesuai lagi dengan
berbagai perkembangan permasalahan yang semakin kompleks, sehingga diperlukan
pengaturan dan penanganan perumahan dan permukiman yang lebih terintegrasi.
Sehingga untuk itu perlu disusun suatu kebijakan dan strategi baru yang cakupannya
dapat meliputi bidang perumahan dan permukiman sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan.
Berangkat dari pertimbangan tersebut dan berlandaskan kepada UU No. 4
Tahun 1992 maka telah dikeluarkan Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan
Permukiman Tahun 1999, sebagai acuan pokok di dalam penyelenggaraan bidang
perumahan dan permukiman. Selanjutnya, seiring dengan perkembangan sosial politik
yang ada dan tuntutan reformasi serta perubahan paradigma penyelenggaraan
pembangunan nasional, dan dalam upaya menjawab tantangan serta agenda bidang
perumahan dan permukiman ke depan, maka dipandang perlu untuk menyempurnakan
Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman yang ada tersebut.

2. Permasalahan Sanitasi Lingkungan

Permasalahan sanitasi permukiman di Indonesia umumnya dapat terlihat dari


masih rendahnya kualitas dan tingkat pelayanan sanitasi - baik di perkotaan maupun
di perdesaan. Beberapa faktor yang menjadi penyebabnya antara lain adalah:
Masih rendahnya kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan
sanitasi, utamanya pada tahap pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana sanitasi di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri. Hal ini belum
termasuk pada keterlibatan dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan,
kontribusi pendanaan atau pun lahan, dll.
Masih kurangnya koordinasi antar pihak-pihak yang berkepentingan - baik di
tingkat pusat maupun daerah. Selain itu kurang padu dan komprehensifnya
perencanaan dan program pembangunan juga merupakan permasalahan yang
menyebabkan kurang efisien dan efektifnya pembangunan sanitasi permukiman.
Masih kurangnya minat dunia usaha untuk berinvestasi di sektor sanitasi. Alasan
yang umum dikemukakan adalah pertimbangan ekonomis dan keuangan,
peraturan dan perundangan yang belum mendukung, dll.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu terobosan di sektor


sanitasi. Terobosan tersebut adalah melalui suatu strategi dan program pembangunan
yang komprehensif, terintegrasi, jangka panjang, dan melibatkan berbagai pihak.
Strategi ini juga harus diikuti oleh komitmen dan kerja keras semua pihak, baik di
bidang pendanaan, penguatan kelembagaan & SDM, penegakan peraturan, pemilihan
opsi teknologi sanitasi yang tepat, dan peningkatan partisipasi dunia usaha dan
masyarakat.

Target Pembangunan Sanitasi Permukiman

Dalam rangka mengatasi permasalahan dan tantangan sanitasi permukiman,


utamnya yang disebabkan masih adanya masyarakat yang melakukan BAB di
sembarang tempat (BABS), masih belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan
sampah, semakin luasnya genangan di sejumlah daerah, serta adanya kecenderungan
semakin merosotnya kualitas kesehatan dan lingkungan pemukiman yang
penduduknya padat dan miskin.
Pemerintah Indonesia melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman (PPSP) mempunyai 3 target yang harus dicapai pada tahun 2014, yaitu:
Stop BAB sembarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan
Pengurangan timbulan sampah dari sumbernya dan penanganan sampah yang
berwawasan lingkungan
Pengurangan genangan di sejumlah kota dan kawasan

Beberapa langkah strategis yang akan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia


untuk mencapai target tersebut dilaksanakan melalui Program PPSP (tahun 2010-
2014) dengan sasaran:

Penambahan layanan jaringan air limbah terpusat sampai dengan 5% dari jumlah
penduduk perkotaan (5 juta penduduk, 16 kota) dan pembangunan Sanimas di 226
kota prioritas
Pelaksanaan praktek 3R untuk mengurangi timbulan sampah sebesar 20% dan
perbaikan manajemen pelayanan persampahan di 240 kota prioritas.

Pelaksanaan Program PPSP ini ditargetkan pada kota-kota metropolitan, besar,


dan sedang; kota-kota yang merupakan ibukota provinsi, kota-kota yang berstatus
otonom, serta kawasan perkotaan di wilayah kabupaten/kota yang kondisi sanitasinya
rawan. Diharapkan pada akhir tahun 2014, 330 kab/kota telah mempunyai Strategi
Sanitasi dan 160 kab/kota di antaranya telah mulai melaksanakan pembangunan
fisiknya.

Program PPSP
Dalam rangka memperbaiki kualitas sanitasi permukiman sekaligus mengejar
ketertinggalan pembangunan di sektor sanitasi, Pemerintah Indonesia telah menyusun
suatu Road Map atau Peta Jalan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman 2010 -2014. Berdasarkan Road Map tersebut PPSP akan melakukan 2
(dua) tahapan kegiatan, yaitu:
- Tahap Pertama yang utamanya merupakan penyiapan program PPSP secara
keseluruhan, dan sekaligus untuk meraih dukungan dari berbagai pihaknya, seperti
untuk dukungan politis dan administratif, serta persiapan pendanaan dari berbagai
sumber. Tahapan ini dilaksanakan pada tahun 2009.
- Tahap Kedua merupakan tahapan pelaksanaan program PPSP, yang meliputi
kegiatan persiapan dan pelaksanaan selama periode 2009-2014. Kegiatan ini
meliputi:
Kegiatan Persiapan yang meliputi penyelenggaraan Lokarya Nasional dalam
rangka penjaringan kabupaten/kota peserta Program PPSP, Road Show di
beberapa wilayah (regional), penyiapan fasilitator, Lokakarya Pembentukan
Pokja (Kelompok Kerja), pengembangan kelembagaan dan peraturan.
Kegiatan Pelaksanaan yang meliputi penyusunan Strategi Sanitasi Kota/Kab
(SSK), penyusunan Memorandum Program, implementasi, pemantauan,
pembimbingan, evaluasi dan pembinaan.

Pelaksanaan kegiatan tersebut di atas melibatkan berbagai pihak, baik pusat


maupun daerah. Kegiatan persiapan umumnya dikoordinasikan oleh Pusat (TTPS,
Pokja Bidang Advokasi). Selanjutnya pada tahap penyusunan SSK menjadi tanggung
jawab Pemerintah Daerah (Kota/Kab), sedangkan pada tahap penyusunan
Memorandum Program menjadi tanggung jawab Kementrian Pekerjaan Umum
bersama-sama dengan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kegiatan pemantauan, evaluasi
dan pembinaan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, propinsi, kabupaten dan
kota.

3. Ruang Lingkup Sanitasi Pemukiman

Ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman meliputi:

a. Pembinaan;
b. Tugas dan wewenang;
c. Penyelenggaraan perumahan;
d. Penyelenggaraan kawasan permukiman;
e. Pemeliharaan dan perbaikan;
f. Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh
g. penyediaan tanah;
h. Pendanaan dan pembiayaan
i. Hak dan kewajiban; dan
j. Peran masyarakat.
4. Kebijakan Nasional Sanitasi Pemukiman
a. Undang- undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman
b. UU RI No. 4/1992 tentang syarat permukiman sehat
c. Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/1999
tentang Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman
d. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2009
TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN
UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH
e. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1077/MENKES/PER/V/2011 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN
UDARA DALAM RUANG RUMAH
f. Keputusan Menteri Kesehatan No. 829 Tahun 1999 Tentang : Persyaratan
Kesehatan Perumahan
g. KepMen No 403 Tahun 2002 tentang Permukiman dan Prasarana Wilayah

DAFTAR PUSTAKA

http://www.sanitasi.net/ppsp.html

Ciptakarya.pu.go.id>kepmen_217_2002
Undang- undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman

Anda mungkin juga menyukai