Dosen Pembimbing :
A. T. Diana Nerawati, SKM., M.Kes
Winarko, SKM, M.Kes
Olievia Rachma Akhsani, S.KM., M.KL
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Persiapan Rencana Kebutuhan Konseling” ini tepat pada waktunya. Makalah ini
ditujukan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Klinik Sanitasi.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Prinsip Rencana Kebutuhan
Konseling ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, sebagaimana tercantum dalam Pasal 162 Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan.
Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan terbesar
masyarakat Indonesia. Hal ini tercermin dari ketinggiannya angka kejadian dan
kunjungan penderita beberapa penyakit kesarana pelayanan kesehatan seperti Infeksi
Saluran Pernasafasan (ISPA), TB Paru, Diare, Malaria, Demam Berdarah Dengue
(DBD), keracunan makanan, kecacingan, serta gangguan kesehatan / keracunan
karena bahan kimia dan pestisida.
Blum (1974) menyampaikan bahwa faktor lingkungan dan perilaku
mempunyai pengaruh terbesar terhadap status kesehatan, disamping faktor pelayanan
kesehatan dan genetik. Klinik sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk memberantas penyakit dengan
bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis dari petugas Puskesmas. Klinik sanitasi
bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian integral dari
kegiatan Puskesmas.
Dengan demikian petugas sanitasi bukan sebagai pengelola klinik santasi
dituntut mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam membantu menemukan
masalah lingkungan dan perilaku yang berkaitan dengan penyakit yang banyak
diderita masyarakat sehingga diharapakan mereka dapat berperan dalam upaya
memutuskan rantai penularan penyakit, dan dalam jangka panjang dapat mencegah
serta memberantas penyakit-penyakit berbasis lingkungan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari klinik sanitasi?
2. Bagaimana alur pelayanan kegiatan klinik sanitasi di puskesmas?
3. Bagaimana pelaksanaan kegiatan dari registrasi, persiapan rencana kebutuhan
konseling, dan koordinasi, sosialisasi, advokasi?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang klinik sanitasi.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan alur pelayanan kegiatan
klinik sanitasi di puskesmas.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pelaksanaan kegiatan dari
registrasi, persiapan rencana kebutuhan konseling, dan koordinasi, sosialisasi,
advokasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klinik Sanitasi
Klinik sanitasi adalah upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan
kesehatan antara promotif, preventif dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang
beresiko tinggi untuk mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan dan masalah
kesehatan lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas bersama
masyarakat yang dapat dilaksanakan secara pasif dan aktif di dalam dan di luar
gedung puskesmas (Depkes RI, 2003).
3. Konseling
3
klinik sanitasi, sehubungan dengan konsultasi penderita atau klien yang datang
ke puskesmas tentang penyakit berhubungan dengan lingkungan dan
kesehatan lingkungan penduduk di wilayah kerja puskesmas.
4
Petugas di ruang pemeriksaan umum puskesmas (dokter, bidan,
perawat) melakukan pemeriksaan terhadap pasien.
6
Pada kunjungan sebelumnya pasien pernah menderita penyakit yang
sama (berulang).
7
e) Mengantisipasi harapan-harapan, kerelaan dan kapasitas
merubah perilaku.
8
3. Koordinasi, sosialisasi, advokasi
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Klinik sanitasi juga merupakan wahana masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan lingkungan dan masalah penyakit berbasis lingkungan dengan bimbingan,
penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan sebagai
unit pelayanan yang berdiri sendiri, akan tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan
puskesmas dalam melaksanakan program ini berkerjasama dengan lintas program dan
lintas sektoral yang ada di wilayah kerja puskesmas (Depkes RI, 2000).
Adapun yang berkaitan erat dengan peran klinik sanitasi adalah pasien klinik
sanitasi, klien klinik sanitasi, konseling, dan klinik sanitasi dalam gedung.
Kegiatan sanitasi dalam gedung meliputi register/buku catatan
pasien/penderita, persiapan rencana kebutuhan konseling, koordinasi, sosialisasi,
advokasi.
B. Saran
Ditujukan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan klinik sanitasi
diberbagai puskesmas agar klinik sanitasi di puskesmas-puskesmas dapat berfungsi
semaksimal mungkin dalam melayani masyarakat.
Ditujukan kepada masyarakat agar memahami klinik sanitasi di puskesmas
agar bisa membantu masyarakat dalam menghadapi masalah berbasis lingkungan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Puskesmas Kota Jambi. 2009. Evaluasi Tentang Pelaksanaan Klinik Sanitasi Di Puskesmas
Kota Jambi Tahun 2009.
11
LAMPIRAN
12