Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KLINIK SANITASI

“Klinik Sanitasi dalam Gedung (Registrasi, Persiapan Rencana Kebutuhan Konseling,


dan Koordinasi, Sosialisasi, Advokasi)”

Dosen Pembimbing :
A. T. Diana Nerawati, SKM., M.Kes
Winarko, SKM, M.Kes
Olievia Rachma Akhsani, S.KM., M.KL

Disusun Oleh Kelompok A Sub 1 :


Alivia Amanatus Suliha (P27833318005)
Rika Prawita Sari (P27833318012)
Eva Hesti Puspa Sari (P27833318015)
Amalia Dila Safitri (P27833318017)
Helmi Adi Winata (P27833318019)

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN SURABAYA
PROGRAM STUDI D-IV
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Persiapan Rencana Kebutuhan Konseling” ini tepat pada waktunya. Makalah ini
ditujukan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Klinik Sanitasi.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Prinsip Rencana Kebutuhan
Konseling ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 3 Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Klinik Sanitasi................................................................................................................. 3
B. Alur Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas ........................................ 4
C. Kegiatan Klinik Sanitasi di dalam Gedung ..................................................................... 6
BAB III.................................................................................................................................... 10
PENUTUP ............................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11
LAMPIRAN............................................................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, sebagaimana tercantum dalam Pasal 162 Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan.
Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan terbesar
masyarakat Indonesia. Hal ini tercermin dari ketinggiannya angka kejadian dan
kunjungan penderita beberapa penyakit kesarana pelayanan kesehatan seperti Infeksi
Saluran Pernasafasan (ISPA), TB Paru, Diare, Malaria, Demam Berdarah Dengue
(DBD), keracunan makanan, kecacingan, serta gangguan kesehatan / keracunan
karena bahan kimia dan pestisida.
Blum (1974) menyampaikan bahwa faktor lingkungan dan perilaku
mempunyai pengaruh terbesar terhadap status kesehatan, disamping faktor pelayanan
kesehatan dan genetik. Klinik sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk memberantas penyakit dengan
bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis dari petugas Puskesmas. Klinik sanitasi
bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian integral dari
kegiatan Puskesmas.
Dengan demikian petugas sanitasi bukan sebagai pengelola klinik santasi
dituntut mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam membantu menemukan
masalah lingkungan dan perilaku yang berkaitan dengan penyakit yang banyak
diderita masyarakat sehingga diharapakan mereka dapat berperan dalam upaya
memutuskan rantai penularan penyakit, dan dalam jangka panjang dapat mencegah
serta memberantas penyakit-penyakit berbasis lingkungan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari klinik sanitasi?
2. Bagaimana alur pelayanan kegiatan klinik sanitasi di puskesmas?
3. Bagaimana pelaksanaan kegiatan dari registrasi, persiapan rencana kebutuhan
konseling, dan koordinasi, sosialisasi, advokasi?

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang klinik sanitasi.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan alur pelayanan kegiatan
klinik sanitasi di puskesmas.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pelaksanaan kegiatan dari
registrasi, persiapan rencana kebutuhan konseling, dan koordinasi, sosialisasi,
advokasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Klinik Sanitasi
Klinik sanitasi adalah upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan
kesehatan antara promotif, preventif dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang
beresiko tinggi untuk mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan dan masalah
kesehatan lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh petugas bersama
masyarakat yang dapat dilaksanakan secara pasif dan aktif di dalam dan di luar
gedung puskesmas (Depkes RI, 2003).

Klinik sanitasi juga merupakan wahana masyarakat untuk mengatasi masalah


kesehatan lingkungan dan masalah penyakit berbasis lingkungan dengan bimbingan,
penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan sebagai
unit pelayanan yang berdiri sendiri, akan tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan
puskesmas dalam melaksanakan program ini berkerjasama dengan lintas program dan
lintas sektoral yang ada di wilayah kerja puskesmas (Depkes RI, 2000).

Adapun yang berkaitan erat dengan peranan klinik sanitasi adalah

1. Pasien Klinik Sanitasi

Pasien klinik sanitasi adalah penderlta penyakit yang diduga berkaitan


dengan kesehatan lingkungan yang dirujuk oleh petugas medis ke ruang klinik
sanitasi.

2. Klien Klinik Sanitasi

Klien klinik sanitasi adalah masyarakat umum bukan penderita


penyakit yang datang ke puskesmas untuk berkosultasi mengenai masalah
yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.

3. Konseling

Konseling adalah kegiatan wawancara mendalam dan penyuluhan yang


bertujuan untuk mengenali masalah lebih rinci kemudian diupayakan
pemecahannya yang dilakukan oleh tenaga sanitarian atau tenaga pelaksana

3
klinik sanitasi, sehubungan dengan konsultasi penderita atau klien yang datang
ke puskesmas tentang penyakit berhubungan dengan lingkungan dan
kesehatan lingkungan penduduk di wilayah kerja puskesmas.

4. Klinik Sanitasi Dalam Gedung

Kegiatan klinik sanitasi dalam gedung merupakan kegiatan yang


difokuskan pada identifikasi penyakit yang di derita pasien, kegiatan
konseling, penyuluhan dan membuat perjanjian untuk kunjungan rumah.

B. Alur Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas

1. Pelayanan pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang


diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan

 Pasien mendaftar di ruang pendaftaran.

 Petugas pendaftaran mencatat/mengisi kartu status.

 Petugas pendaftaran mengantarkan kartu status tersebut ke petugas


ruang pemeriksaan umum.

4
 Petugas di ruang pemeriksaan umum puskesmas (dokter, bidan,
perawat) melakukan pemeriksaan terhadap pasien.

 Pasien selanjutnya menuju ruang promosi kesehatan untuk


mendapatkan pelayanan konseling.

 Untuk melaksanakan konseling tersebut, tenaga kesehatan lingkungan


mengacu pada daftar pertanyaan.

 Hasil konseling dicatat dalam formulir pencatatan status kesehatan


lingkungan dan selanjutnya tenaga kesehatan lingkungan memberikan
lembar saran/tindak lanjut dan formulir tindak lanjut konseling kepada
pasien.

 Pasien diminta untuk mengisi dan menandatangani formulir tindak


lanjut konseling.

 Apabila hasil konseling menunjukkan kecenderungan berkembang atau


meluasnya penyakit atau kejadian kesakitan akibat faktor risiko
lingkungan, tenaga kesehatan lingkungan membuat janji inspeksi
kesehatan lingkungan.

 Setelah konseling, pasien dapat mengambil obat di ruang farmasi dan


selanjutnya pasien pulang.

2. Pelayanan pasien yang datang untuk berkonsultasi masalah kesehatan


lingkungan (dapat disebut klien)

 Klien mendaftar di ruang pendaftaran.

 Petugas pendaftaran memberikan kartu pengantar dan meminta klien


menuju ke ruang promosi kesehatan.

 Klien melakukan konsultasi terkait masalah kesehatan lingkungan atau


penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor
risiko lingkungan.

 Tenaga kesehatan lingkungan mencatat hasil konseling dalam formulir


pencatatan status kesehatan lingkungan, dan selanjutnya memberikan
5
lembar saran atau rekomendasi dan formulir tindak lanjut konseling
untuk ditindak lanjuti oleh pasien.

 Klien diminta untuk mengisi dan menandatangani formulir tindak


lanjut konseling.

 Apabila hasil konseling menunjukkan kecenderungan berkembang atau


meluasnya penyakit atau kejadian kesakitan akibat faktor risiko
lingkungan, tenaga kesehatan lingkungan membuat janji inspeksi
kesehatan lingkungan.

C. Kegiatan Klinik Sanitasi di dalam Gedung


1. Register/buku catatan pasien/penderita

Semua pasien yang datang berkunjung ke puskesmas mendaftar ke


bagian pendaftaran (loket), sedangkan untuk pengunjung masyarakat umum
atau klien yang akan berkonsultasi dapat secara langsung mendatangi petugas
klinik sanitasi atau mendaftar dahulu ke loket puskesmas disesuaikan dengan
kondisi daerah.

Kemudian petugas pendaftaran menyalin dan mencatat nama penderita


atau keluarganya, karakteristik penderita yang meliputi umur, jenis kelamin,
pekerjaan dan alamat, serta diagnosis penyakitnya ke dalam buku register atau
kartu status.

2. Persiapan rencana kebutuhan konseling

Apabila didapatkan pasien menderita penyakit yang berhubungan erat


dengan faktor lingkungan, maka petugas medis atau paramedis di puskesmas
merujuk pasien ke tenaga kesehatan lingkungan. Kriteria utama penderita
penyakit berbasis lingkungan yang dirujuk petugas medis antara lain sebagai
berikut.

 Pasien penderita penyakit yang diduga kuat berkaitan dengan faktor


lingkungan.

6
 Pada kunjungan sebelumnya pasien pernah menderita penyakit yang
sama (berulang).

 Dalam 1 keluarga terdapat 2 orang atau lebih penderita penyakit yang


sama. Khususnya untuk penderita TB paru BTA + harus dirujuk ke
petugas klinik sanitasi.

 Adanya kecenderungan jumlah penderita meningkat atau potensial


KLB.

Sebelum dilakukan konseling, perlu diketahui bahwa konseling adalah


hubungan komunikasi antara tenaga kesehatan lingkungan dengan pasien yang
bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan lingkungan
yang dihadapi. Dalam konseling, pengambilan keputusan adalah tanggung
jawab pasien. Pada waktu tenaga kesehatan lingkungan membantu pasien
terjadi langkah-langkah komunikasi secara timbal balik yang saling berkaitan
(komunikasi interpersonal) untuk membantu pasien membuat keputusan.

Tugas pertama tenaga kesehatan lingkungan adalah menciptakan


hubungan dengan pasien, dengan menunjukkan perhatian dan penerimaan
melalui tingkah laku verbal dan non verbal yang akan mempengaruhi
keberhasilan pertemuan tersebut. Konseling tidak semata-mata dialog,
melainkan juga proses sadar yang memberdayakan orang agar mampu
mengendalikan hidupnya dan bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.

Ciri-ciri konseling meliputi:

1) Konseling sebagai proses yang dapat membantu pasien dalam:

a) Memperoleh informasi tentang masalah kesehatan keluarga


yang benar.

b) Memahami dirinya dengan lebih baik.

c) Menghadapi masalah-masalahnya sehubungan dengan masalah


kesehatan keluarga yang dihadapinya.

d) Mengutarakan isi hatinya terutama hal-hal yang bersifat sensitif


dan sangat pribadi.

7
e) Mengantisipasi harapan-harapan, kerelaan dan kapasitas
merubah perilaku.

f) Meningkatkan dan memperkuat motivasi untuk merubah


perilakunya.

g) Menghadapi rasa kecemasan dan ketakutan sehubungan dengan


masalah kesehatan keluarganya.

2) Konseling bukan percakapan tanpa tujuan

Konseling diadakan untuk mencapai tujuan tertentu antara lain


membantu Pasien untuk berani mengambil keputusan dalam
memecahkan masalahnya.

3) Konseling bukan berarti memberi nasihat atau instruksi pada Pasien


untuk sesuatu sesuai kehendak Tenaga Kesehatan Lingkungan.

4) Konseling berbeda dengan konsultasi maupun penyuluhan

Dalam konsultasi, pemberi nasehat memberikan nasehat


seakanakan dia seorang “ahli" dan memikul tanggung jawab yang lebih
besar terhadap tingkah laku atau tindakan Pasien, serta yang dihadapi
adalah masalah. Sedangkan penyuluhan merupakan proses
penyampaian informasi kepada kelompok sasaran dengan tujuan
meningkatkan kesadaran masyarakat.

Pelaksanaan konseling dilakukan dengan fokus pada permasalahan


kesehatan yang dihadapi pasien. Berikut ini langkah-langkah persiapan
kegiatan konseling sebagai berikut:

 Menyiapkan tempat yang aman, nyaman dan tenang.

 Menyiapkan daftar pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang


dibutuhkan

 Menyiapkan media informasi dan alat peraga bila diperlukan seperti


poster, lembar balik, leaflet, maket (rumah sehat, jamban sehat, dan
lain-lain) serta alat peraga lainnya.

8
3. Koordinasi, sosialisasi, advokasi

Di ruang promosi kesehatan, tenaga kesehatan lingkungan melakukan


wawancara atau memberikan konseling untuk mengetahui dan membantu
menemukan permasalahan lingkungan dan perilaku yang diduga berkaitan erat
dengan kejadian penyakit atau masalah yang dialami pasien atau klien. Bila
dari hasil wawancara atau konseling tersebut tidak ada kesimpulan yang dapat
menjelaskan keterkaitan kejadian penyakit yang diderita dengan faktor
lingkungan atau perilaku, tenaga kesehatan lingkungan dapat
mengkonsultasikan ulang dengan dokter atau petugas yang memeriksa.

Setelah memberikan saran tindak lanjut, tenaga kesehatan lingkungan


membuat kesepakatan waktu dengan pasien atau klien untuk dilakukan
kunjungan rumah atau lapangan. Kriteria pasien atau klien yang perlu ditindak
lanjuti dengan kunjungan rumah atau lapangan adalah sama dengan kriteria
pasien yang perlu dirujuk, ditambah dengan kriteria lain terutama :

 Bila pasien atau klien yang hendak dikunjungi disuatu wilayah


jumlahnya relatif banyak, atau

 Alamat pasien atau klien berada di lokasi daerah endemis.

Untuk pasien penderita penyakit berbasis lingkungan setelah dilakukan


wawancara atau konseling pasien pergi mengambil obat ke bagian obat atau
apotik dan selanjutnya pulang ke rumah. Sedangkan untuk klien atau
masyarakat umum yang berkonsultasi, setelah dilakukan wawancara atau
konseling langsung pulang kerumah. Hasil kegiatan dan temuan tenaga
kesehatan lingkungan selanjutnya disampaikan pada forum lokakarya mini
puskesmas untuk dibahas dan dicarikan jalan penyelesaiannya sehingga
permasalahannya dapat diselesaikan secara terintegrasi dan komprehensif,
terutama dalam pelaksanaan tindak lanjutnya.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Klinik sanitasi juga merupakan wahana masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan lingkungan dan masalah penyakit berbasis lingkungan dengan bimbingan,
penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan sebagai
unit pelayanan yang berdiri sendiri, akan tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan
puskesmas dalam melaksanakan program ini berkerjasama dengan lintas program dan
lintas sektoral yang ada di wilayah kerja puskesmas (Depkes RI, 2000).
Adapun yang berkaitan erat dengan peran klinik sanitasi adalah pasien klinik
sanitasi, klien klinik sanitasi, konseling, dan klinik sanitasi dalam gedung.
Kegiatan sanitasi dalam gedung meliputi register/buku catatan
pasien/penderita, persiapan rencana kebutuhan konseling, koordinasi, sosialisasi,
advokasi.
B. Saran
Ditujukan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan klinik sanitasi
diberbagai puskesmas agar klinik sanitasi di puskesmas-puskesmas dapat berfungsi
semaksimal mungkin dalam melayani masyarakat.
Ditujukan kepada masyarakat agar memahami klinik sanitasi di puskesmas
agar bisa membantu masyarakat dalam menghadapi masalah berbasis lingkungan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan. 2002. Standar Prosedur Operasional Klinik Sanitasi untuk


Puskesmas. Jakarta: Departeman Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL).

Kemenkes. 2015. Nomor 13 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Di


Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Puskesmas Kota Jambi. 2009. Evaluasi Tentang Pelaksanaan Klinik Sanitasi Di Puskesmas
Kota Jambi Tahun 2009.

11
LAMPIRAN

LEMBAR STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN PASIEN/KLIEN


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA : …………………..
PUSKESMAS : ……………………
KECAMATAN : ……………………

KARTU STATUS KESEHATAN LINGKUNGAN


No. Reg :
Nama pasien :
Nama KK :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Golongan : umum / askes / lain – lain
Tanggal Konseling Inspeksi kesehatan Intervensi Keterangan
lingkungan
Kondisi / Saran Tanggal Hasil
masalah

12

Anda mungkin juga menyukai