Oleh :
GABY AYU NINGTYAS
NIM : P1337433117036
Oleh :
GABY AYU NINGTYAS
NIM : P1337433117036
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal atas :
NIM : P1337433117036
ii
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun oleh :
GABY AYU NINGTYAS
NIM : P1337433117036
Mengetahui:
Ketua Program Studi Diploma III Kesehatan Lingkungan
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
iii
PERNYATAAN
NIM : P1337433117036
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa proposal ini adalah betul-betul hasil karya saya
dan bukan hasil penjiplakan dari hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dan apabila kelak dikemudian hari terbukti dalam proposal ada unsur
penjiplakan, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Yang menyatakan
iv
BIODATA
NIM : P1337433117036
Agama : Islam
v
3. Seminar Nasional “ Darurat Sampah Plastik ”
Diklat : 1. Rumah Sakit Goeteng Taruna Dibrata
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, Sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “Studi Angka
Kuman Pada Alat Makan Di Rumah Tahanan Kelas IIB Kabupaten Purbalingga Tahun 2020“.
Tujuan penulisan proposal adalah sebagai syarat untuk mengerjakan tugas akhir pada
program Diploma III Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.Dalam penyelesaian proposal ini penulis banyak mendapat bantuan baik materill
maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Marsum, BE, SPd, MHP, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
2. Bapak Asep Tata Gunawan, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Kampus 7.
3. Bapak Suparmin, SST, M.Kes., selaku Ketua Program Studi Diploma III Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Kampus 7.
4. Budi Utomo, SKM, M.Si. Selaku Dosen pembimbing proposal yang telah memberikan
banyak bimbingan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
5. Sugeng Abdullah, SST, M.Si selaku pembimbing akademik yang telah memberikan saran.
Masukan serta motivasi.
6. Seluruh dosen pengajar dan karyawan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
7. Ayah, ibu, kakak, adek, teman serta segenap keluarga tercinta yang senantiasa selalu
menjadi penyemangat dalam penyusunan proposal ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah membantu dalam
penyusunan proposal tugas akhir ini.
Mudah-mudahan proposal ini dapat dilaksanakan penelitiannya. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan proposal tugas akhir ini masih terdapat kekurangan baik dalam
materi, teknik penulisan maupun sistematikanya. Oleh karena itu, saran dan kritik pembaca
untuk penyempurnaan sangat penulis harapkan. Semoga proposal tugas akhir ini dapat
bermanfaat.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... I
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN......................................................................... iv
BIODATA.................................................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 4
A. Sanitasi Makanan dan Minuman................................................ 4
B. Prinsip Higiene Sanitasi Makanan.............................................. 4
C. Angka Kuman Pada Alat Makan & Minum................................. 12
D. Faktor Yang Mempengaruhi Angka Kuman Pada Alat Makan.... 12
E. Cara Pemeriksaan Angka Kuman dan Standar Angka Kuman
Pada Alat Makan......................................................................... 13
F. Pengendalian Makanan & Minuman di Rutan............................ 14
G. Kerangka Teori............................................................................ 16
BAB III BAHAN DAN METODA................................................................... 17
A. Kerangka Pikir............................................................................. 17
B. Jenis Penelitian........................................................................... 20
C. Ruang Lingkup............................................................................ 20
D. Subyek Penelitian....................................................................... 21
E. Obyek Penelitian......................................................................... 21
F. Unit Analisa................................................................................. 21
G. Pengumpulan data...................................................................... 21
H. Cara Analisis Yang Dipakai......................................................... 23
I. Etika Peneliti............................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 24
LAMPIRAN ................................................................................................ 25
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Suhu Penyimpanan Bahan Makanan................................. 5
2.2 Penyimpanan Makanan Jadi/ Masak.................................. 9
2.3 Jumlah Sampel Makanan................................................... 12
3.1 Definisi Operasional Variabel............................................. 18
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Teori........................................................... 16
3.1 Kerangka Pikir............................................................. 17
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner Untuk Pengelola Dapur......................... 25
2. Kuesioner Untuk Penjamah Makanan.................... 26
3. Cheklist................................................................... 27
4. Blangko Hasil Pengujian Angka Kuman................. 29
5. Pemeriksaan Jumlah Angka Kuman...................... 30
6. Denah Lokasi......................................................... 33
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua peralatan yang kontak dengan makanan harus halus, bebas dari
bopeng, retak, dan bersisik, tidak beracun, tidak berpengaruh terhadap produk
makanan dan mampu menahan gosokan berulang pada waktu pencucian. Peralatan
dan perabotan harus dirancang dan dibuat untuk menjaga hygiene dan mencegah
bahaya kimia dan memudahkan dalam pembersihan. Kontaminasi makanan melalui
peralatan dan perabotan dapat di cegah dengan cara di bersihkan secara rutin dan
dilakukan desinfeksi bila di perlukan ( Ditjen PPM & PLP Depkes, 1998)
Berdasarkan Pasal 14 UU RI No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
menyebutkan bahwa narapidana berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dan
makanan yang layak. Berdasarkan pasal tersebut maka perlunya menjaga kualitas
makanan yang di sediakan bagi para narapidana maupun tahanan sangatlah penting.
Salah satu cara yang dapat di lakukan adalah dengan melakukan pencucian alat
makan yang baik dan benar sehingga alat makan yang di gunakan tidak menjadi media
penularan penyakit bagi para narapidana dan tahanan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas alat makan di Rumah Tahanan Kelas IIB
Kabupaten Purbalingga perlu dilakukan pemeriksaan angka kuman pada alat makan
yang di gunakan oleh para tahanan dan narapidana. Beberapa faktor yang perlu di
perhatikan untuk menjaga kualitas alat makan di Rumah Tahanan Kelas IIB Kabupaten
Purbalingga adalah cara pencucian alat makan, penyimpanan alat makan, serta tempat
pencucian alat makan. Upaya peningkatan kebersihan alat makan di Rumah Tahanan
kelas IIB Kabupaten Purbalingga dapat di lakukan salah satunya dengan cara
pemeriksaan angka kuman pada alat makan sesuai dengan standar angka kuman
pada alat makan yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1096
Tahun 2011 tentang Hygiene Sanitasi Jasa Boga yang menyatakan bahwa angka
kuman pada alat makan adalah sebesar 0 cfu/cm.
1
2
B. Perumusan Masalah
1. Proses pencucian alat makan di Rumah Tahanan Kelas IIB Kabupaten Purbalingga
belum memenuhi peryaratan kesehatan karena proses pencucian alat makan di
lakukan oleh tahanan dan narapidana di sel tahanan masing – masing sehingga
belum menjamin kebersihan alat makan yang di cuci.
3
2. Belum pernah dilakukan pemeriksaan angka kuman pada alat makan di Rumah
Tahanan Kelas IIB Kabupaten Purbalingga sehingga belum diketahui kebersihan
alat makan yang di gunakan tahanan dan narapidana di sel tahanan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui angka kuman pada alat makan di Rumah Tahanan Kelas IIB
Kabupaten Purbalingga
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui jenis alat makan yang digunakan di Rumah Tahanan Kelas IIB
Kabupaten Purbalingga
b. Melakukan sampling usap alat makan pada alat makan yang di gunakan di
Rumah Tahanan Kelas IIB Kabupaten Purbalingga
c. Melakukan pemeriksaan sampel usap alat makan di Rumah Tahanan Kelas IIB
Kabupaten Purbalingga
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Sebagai sumbangan pemikiran dan memberi masukan mengenai gambaran
tentang kualitas alat makan yang di gunakan di Rumah Tahanan Kelas IIB
Kabupaten Purbalingga.
2. Bagi Pemerintah
Sebagai masukan dan menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
kualitas alat makan di Rumah Tahanan Kelas IIB Kabupaten Purbalingga.
3. Bagi Almamater
Sebagai informasi dan sumber kepustakaan bidang sanitasi alat makan.
4. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan penulis tentang kualitas alat makan
Rumah Tahanan Kelas IIB Kabupaten Purbalingga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
(1) Timah Hitam (Pb) (2) Arsenikum (As) (3) Tembaga (Cu) (4) Seng
(Zn) (5) Cadmium (Cd) (6) Antimon (Stibium) (7) dan lain-lain
c) Talenan terbuat dari bahan selain kayu, kuat dan tidak melepas
bahan beracun.
d) Perlengkapan pengolahan seperti kompor, tabung gas, lampu, kipas
angin harus bersih, kuat dan berfungsi dengan baik, tidak menjadi
sumber pencemaran dan tidak menyebabkan sumber bencana
(kecelakaan).
2) Wadah penyimpanan makanan
a) Wadah yang digunakan harus mempunyai tutup yang dapat menutup
sempurna dan dapat mengeluarkan udara panas dari makanan untuk
mencegah pengembunan (kondensasi).
b) Terpisah untuk setiap jenis makanan, makanan jadi/masak serta
makanan basah dan kering.
3) Peralatan bersih yang siap pakai tidak boleh dipegang di bagian yang
kontak langsung dengan makanan atau yang menempel di mulut.
4) Kebersihan peralatan harus tidak ada kuman Eschericia coli (E.coli) dan
kuman lainnya.
5) Keadaan peralatan harus utuh, tidak cacat, tidak retak, tidak gompal dan
mudah dibersihkan.
f. Persiapan pengolahan harus dilakukan dengan menyiapkan semua peralatan
yang akan digunakan dan bahan makanan yang akan diolah sesuai urutan
prioritas.
g. Pengaturan suhu dan waktu perlu diperhatikan karena setiap bahan makanan
mempunyai waktu kematangan yang berbeda. Suhu pengolahan minimal
900C agar kuman patogen mati dan tidak boleh terlalu lama agar kandungan
zat gizi tidak hilang akibat penguapan.
h. Prioritas dalam memasak
1) Dahulukan memasak makanan yang tahan lama seperti goreng-gorengan
yang kering
2) Makanan rawan seperti makanan berkuah dimasak paling akhir
3) Simpan bahan makanan yang belum waktunya dimasak pada
kulkas/lemari es
4) Simpan makanan jadi/masak yang belum waktunya dihidangkan dalam
keadaan panas
8
5. Pengangkutan makanan
a. Pengangkutan bahan makanan
1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).
2) Menggunakan kendaraan khusus pengangkut bahan makanan yang
higienis.
3) Bahan makanan tidak boleh diinjak, dibanting dan diduduki.
4) Bahan makanan yang selama pengangkutan harus selalu dalam keadaan
dingin, diangkut dengan menggunakan alat pendingin sehingga bahan
makanan tidak rusak seperti daging, susu cair dan sebagainya.
b. Pengangkutan makanan jadi/masak/siap santap.
1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).
2) Menggunakan kendaraan khusus pengangkut makanan jadi/masak dan
harus selalu higienis.
3) Setiap jenis makanan jadi mempunyai wadah masing-masing dan
bertutup.
4) Wadah harus utuh, kuat, tidak karat dan ukurannya memadai dengan
jumlah makanan yang akan ditempatkan.
5) Isi tidak boleh penuh untuk menghindari terjadi uap makanan yang
mencair (kondensasi).
6) Pengangkutan untuk waktu lama, suhu harus diperhatikan dan diatur agar
makanan tetap panas pada suhu 600C atau tetap dingin pada suhu 400C.
10
6. Penyajian makanan
a. Makanan dinyatakan laik santap apabila telah dilakukan uji organoleptik dan
uji biologis dan uji laboratorium dilakukan bila ada kecurigaan.
1) Uji organoleptik yaitu memeriksa makanan dengan cara meneliti dan
menggunakan 5 (lima) indera manusia yaitu dengan melihat
(penampilan), meraba (tekstur, keempukan), mencium (aroma),
mendengar (bunyi misal telur), menjilat (rasa). Apabila secara
organoleptik baik maka makanan dinyatakan laik santap.
2) Uji biologis yaitu dengan memakan makanan secara sempurna dan
apabila dalam waktu 2 (dua) jam tidak terjadi tanda – tanda kesakitan,
makanan tersebut dinyatakan aman.
3) Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui tingkat cemaran makanan
baik kimia maupun mikroba. Untuk pemeriksaan ini diperlukan sampel
makanan yang diambil mengikuti standar/prosedur yang benar dan
hasilnya dibandingkan dengan standar yang telah baku.
b. Tempat penyajian Perhatikan jarak dan waktu tempuh dari tempat
pengolahan makanan ke tempat penyajian serta hambatan yang mungkin
terjadi selama pengangkutan karena akan mempengaruhi kondisi penyajian.
Hambatan di luar dugaan sangat mempengaruhi keterlambatan penyajian.
c. Cara penyajian Penyajian makanan jadi/siap santap banyak ragam
tergantung dari pesanan konsumen yaitu :
1) Penyajian meja (table service) yaitu penyajian di meja secara bersama,
umumnya untuk acara keluarga atau pertemuan kelompok dengan
jumlah terbatas 10 sampai 20 orang.
2) Prasmanan (buffet) yaitu penyajian terpusat untuk semua jenis makanan
yang dihidangkan dan makanan dapat dilih sendiri untuk dibawa ke
tempat masing-masing.
3) Saung (ala carte) yaitu penyajian terpisah untuk setiap jenis makanan
dan setiap orang dapat mengambil makanan sesuai dengan
kesukaannya.
4) Dus (box) yaitu penyajian dengan kotak kertas atau kotak plastik yang
sudah berisi menu makanan lengkap termasuk air minum dan buah yang
biasanya untuk acara makan siang.
5) Nasi bungkus (pack/wrap) yaitu penyajian makanan dalam satu
campuran menu (mix) yang dibungkus dan siap santap.
11
6) Layanan cepat (fast food) yaitu penyajian makanan dalam satu rak
makanan (food counter) di rumah makan dengan cara mengambil sendiri
makanan yang dikehendaki dan membayar sebelum makanan tersebut
dimakan.
7) Lesehan yaitu penyajian makanan dengan cara hidangan di lantai atau
meja rendah dengan duduk di lantai dengan menu lengkap.
d. Prinsip penyajian
1) Wadah yaitu setiap jenis makanan di tempatkan dalam wadah terpisah,
tertutup agar tidak terjadi kontaminasi silang dan dapat memperpanjang
masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan makanan.
2) Kadar air yaitu makanan yang mengandung kadar air tinggi (makanan
berkuah) baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk
mencegah makanan cepat rusak dan basi.
3) Pemisah yaitu makanan yang ditempatkan dalam wadah yang sama
seperti dus atau rantang harus dipisah dari setiap jenis makanan agar
tidak saling campur aduk.
4) Panas yaitu makanan yang harus disajikan panas diusahakan tetap
dalam keadaan panas dengan memperhatikan suhu makanan, sebelum
ditempatkan dalam alat saji panas (food warmer/bean merry) makanan
harus berada pada suhu > 600C.
5) Bersih yaitu semua peralatan yang digunakan harus higienis, utuh, tidak
cacat atau rusak.
6) Handling yaitu setiap penanganan makanan maupun alat makan tidak
kontak langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir.
7) Edible part yaitu semua yang disajikan adalah makanan yang dapat
dimakan, bahan yang tidak dapat dimakan harus disingkirkan.
8) Tepat penyajian yaitu pelaksanaan penyajian makanan harus tepat
sesuai dengan seharusnya yaitu tepat menu, tepat waktu, tepat tata
hidang dan tepat volume (sesuai jumlah).
e. Sampel atau contoh
1) Setiap menu makanan harus ada satu porsi sampel (contoh) makanan
yang disimpan sebagai bank sampel untuk konfirmasi bila terjadi
gangguan atau tuntutan konsumen.
2) Penempatan sampel untuk setiap jenis makanan dengan menggunakan
kantong plasti steril dan sampel disimpan dalam suhu 100C selama 1 x
24 jam.
12
3) Sampel yang sudah tidak diperlukan lagi tidak boleh dimakan tetapi
harus dibuang.
4) Jumlah makanan yang diambil untuk sampel sebagai berikut:
Tabel 2.3 Jumlah Sampel Makanan
NO. SAMPEL MAKANAN JUMLAH
1. Makanan kering/ goreng dan 1 potong
kue
2. Makanan berkuah 1 potong + kuah 1
sendok sayur
3. Makanan penyedap/ sambal 2 sendok makan
4. Makanan cair sayur 1 sendok
5. Nasi 100 gram
6. Minuman 100 cc
c. Pencucian bahan makanan yang tidak dimasak atau dimakan mentah harus
dicuci dengan menggunakan larutan Kalium Permanganat (KMnO4) dengan
konsentrasi 0,02% selama 2 menit atau larutan kaporit dengan konsentrasi
70% selama 2 menit atau dicelupkan ke dalam air mendidih (suhu 80° C
-100° C) selama 1 – 5 detik.
d. Peralatan dan bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan dalam tempat
yang terlindung dari pencemaran serangga, tikus dan hewan lainnya.
2. Penjamah makanan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 715 (2003, h.
2) menyatakan bahwa :
“Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan
makanan dan peralatan melalui dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan,
pengangkutan sampai dengan penyajian”.
13
E. Cara Pemeriksaan Angka Kuman Pada Alat makan dan Minum serta Standar
Angka Kuman Pada Alat Makan
Berdasarkan SNI 7388,2009 Uji Angka Lempeng Total erupakan metode
kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba pada suatu sampel.
Angka Lempeng Total menunjukkan jumlah mikroba dalam suatu produk. ALT secara
umum tidak terkait dengan bahaya keamanan makanan, namun bermanfaat untuk
menunjukkan kualitas, masa simpan, kontaminasi, dan status higiene/sanitasi selama
proses produksi. Media plating (sumber energi) yang digunakan dalam pengujian ALT
dapat mempengaruhi jumlah dan jenis bakteri yang diisolasi karena perbedaan
persyaratan nutrisi dan garam pada tiap mikroba (KTI Noventhi Tresna Bonowati,
2017)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1096
Tahun 2011 tentang Higiene sanitasi Jasaboga, angka kuman pada alat makan adalah
0 cfu/cm2.
14
G. Kerangka Teori
Makanan Penyimpanan
Siap Saji Alat Makan
Memenuhi Tidak
Syarat Memenuhi
Syarat
A. Kerangka Pikir
1. Kerangka Pikir
INPUT PROSES
OUTPUT
1. Mengetahui Jumlah
angka kuman pada
alat makan
17
18
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan analisis
deskriptif untuk memperoleh gambaran sanitasi di Rumah Tahanan Kelas IIB Kabupaten
Purbalinga dan mencari keterangan-keterangan secara faktual tentang angka kuman
pada alat makan di Rumah Tahanan Kelas IIB Kabupaten Purbalingga.
C. Ruang Lingkup
1. Waktu
a. Persiapan : September - November
b. Pelaksanaan : Desember - Februari
c. Penyelesaian : Maret - April
2. Lokasi
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Rumah Tahanan Kelas IIB Kabupaten
Purbalingga yang beralamat di Jl. Alun – alun selatan No.1 Purbalingga Lor, Kec.
Purbalingga Kab. Purbalingga. Pemeriksaan sampel dilaksanakan di Laboratorium
Laboratorium Daerah Purbalingga.
21
3. Materi
Peralatan makan yang kita gunakan harus bersih, agar kita terhindar dari
kemungkinan penularan penyakit, oleh karena itu perlu dilakukan uji sanitasi alat
makan. Uji sanitasi alat makan lazimnya menggunakan uji ALT (Angka Lempeng
Total) untuk mengetahui jumlah kuman yang ada di alat makan tersebut.
D. Subyek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah peralatan makan yang di gunakan di Rumah
Tahanan Kelas IIB Kabupaten Purbalingga. Sedangkan sampel yang diambil yaitu
Sendok, piring, garpu, dan gelas. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling, cara pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti jika peneliti
mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Metode penelitian yang digunakan untuk pemeriksaan mikroba adalah metode TPC
(Total Plate Count) dengan cara tuang (Pour Plate). Prinsip dari metode TPC ini adalah
apabila sel bakteri yang masih hidup ditumbuhkan pada media agar, maka sel tersebut
akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata
tanpa menggunakan mikroskop.
E. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah alat makan piring 5% dari jumlah tahanan dan
narapidana, gelas 5% dari jumlah tahanan dan narapidana, sendok dan garpu 5% dari
jumlah tahanan dan narapidana.
F. Unit Analisa
Unit analisa yang di teliti adalah jumlah koloni yang terdapat dalam setiap sampel
alat makan yang diperiksa lalu membandingkannya dengan Peraturan Menteri Kesehatan
RI NO. 1096 Tahun 2011.
G. Pengumpulan Data
1. Jenis data
a. Data umum
Data umum pada Rumah Tahanan Kelas IIB Kabupaten Purbalingga adalah
jumlah tahanan, jumlah narapidana, proses pencucian alat makan, proses
penirisan alat makan, dan proses penyimpanan alat makan.
22
b. Data khusus
Data khusus pada Rumah Tahanan Kelas IIB Kabupaten Purbalingga adalah
jumlah angka kuman yang ada pada alat makan serta jumlah dan jenis alat makan
yang digunakan.
2. Sumber data
a. Data primer
Data primer diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan pemeriksaan terhadap
jumlah kuman di laboratorium Daerah Purbalingga
b. Data skunder
Data skunder bersumber dari Petugas di Rumah Tahanan Kelas IIB Kabupaten
Purbalingga.
3. Cara pengumpulan data
Cara pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah :
a. Observasi
Observasi penulis mengadakan pengamatan pada lokasi meliputi :
1) Kualitas air bersih
2) Tempat pencucian alat makan
3) Tempat penirisan alat makan
4) Tempat penyimpanan alat makan
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada :
1) Kepala Rumah Tahanan Kelas IIB Kabupaten Purbalingga
2) Penjamah makanan
c. Pemeriksaan
Data yang dikumpulkan dari hasil pemeriksaan yaitu pemeriksaan angka kuman
pada alat makan menggunakan metode usap alat makan.
d. Instrumen atau alat pengumpul data
1) Observasi menggunakan checklist
2) Wawancara menggunakan kuesioner
4. Cara pengolahan data
a. Editing, yaitu proses pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
terhadap semua data yang terkumpul, pencatatan hasil pengamatan dan
pengukuran yang diperoleh di lapangan.
b. Coding, yaitu proses pengelompokan data yang telah terkumpul untuk
memudahkan dalam pengolahan data.
23
I. Etika Peneliti
Penelitian yang kami lakukan dengan sampel dalam hal usapan alat di Rumah Tahanan
Kelas IIB Kabupaten Purbalingga, maka kami harus meminta persetujuan kepada
responden untuk pengambilan data-data guna penelitian meliputi :
1. Informed Consent
Lembar persetujuan yang diberikan responden yang berisi tentang penjelasan
penelitian yang akan dilakukan. Hal ini untuk meminta ijin dan menghormati hak-hak
responden.
2. Membina hubungan baik dengan responden
Sikap ramah, sopan dari peneliti merupakan upaya untuk melakukan pendekatan dan
menjalin hubungan baik terhadap responden.
3. Menjaga kerahasiaan responden
Kerahasiaan informasi responden, peneliti akan menjaga dan memperhatikan
dengan baik serta tidak akan memberikan identitas dan permasalahan responden
kepada orang lain.
24
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Atikah Yuni. 2012. Studi Kualitas Alat Makan (Piring) Di Pedagang Kaki Lima Gang
Mayong Kabupaten Purbalingga.Purwokerto.
Bonowati, Noventhi Tresna. 2017. Deskripsi Angka Kuman Pada Daun Pisang Yang
Digunakan Sebagai Alas Makan Pada Rumah Makan Di Kecamatan Purwokerto
Timur Kabupaten Banyumas. Purwokerto.
Depkes.1998. Pedoman Pengawasan Kualitas Makanan. Jakarta: Ditjen PPM dan PLP.
Kemenkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun
2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
....................., 2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098 Tahun
2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Resto. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI
....................., 2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 715 Tahun
2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Presiden Republik Indonesia. 1995. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
1995 Tentang Pemasyarakatan. Jakarta : 1995
Merta, I Wayan, Nyoman Mastra. 2011. Observasi Angka Kuman Usap Alat Makan Di Panti
Asuhan Tattwam Asi Renon Denpasar. Denpasar: Poltekkes Denpasar
25
LAMPIRAN 1
Kuesioner
Untuk Pengelola Dapur
A. Data Umum
1. Nama Responden :
2. Jenis Kelamin :
3. Alamat :
4. Pendidikan :
5. Tanggal Wawancara :
B. Data Khusus
6. Apakah pernah dilakukan pemeriksaan angka kuman pada alat makan di Rutan
Purbalingga?
7. Jika pernah, berapa sekali dalam setahun dilakukan pemeriksaan angka kuman pada
alat makan di Rutan Purbalingga?
8. Berapa jumlah penjamah makanan di Rutan Purbalingga ?
9. Apakah terdapat tahanan ataupun narapidana yang memiliki penyakit menular ?
10. Jika ada, apakah dilakukan pencucian alat makan yang khusus untuk penderita
tersebut ?
26
LAMPIRAN II
Kuesioner
Untuk Penjamah Makanan
A. Data Umum
1. Nama Responden :
2. Jenis Kelamin :
3. Alamat :
4. Pendidikan :
5. Tanggal Wawancara :
B. Data Khusus
1. Apakah Bapak / Ibu pernah mengikuti khursus penjamah makanan ?
c. Ya d. Tidak
2. Apakah Bapak / Ibu melakukan pemeriksaan kesehatan setiap 6
bulan sekali ?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah ada pelatihan khusus tentang hygiene sanitasi makanan
bagi penjamah makanan di Rutan Purbalingga ?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah peralatan selalu dibersihkan sebelum dan sesudah
digunakan ?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah peralatan makan Tahanan dan Narapidana di cuci kemabali
di dapur ?
a. Ya b. Tidak
27
LAMPIRAN III
Cheklist
A. Data Umum
1. Nama Pengelola :
2. Alamat :
3. Jumlah Penjamah Makanan :
4. Nama Pemeriksa :
5. Tanggal Pemeriksaan :
B. Data Khusus
LAMPIRAN IV
LAMPIRAN V
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. lampu busen
4. Lidi kapas/swab steril
5. Pipet ukur steril
6. Pipet filter
7. Cawan petri steril
8. Inkubator
9. Coloni counter
10. Sarung tangan steril
11. Spidol
12. Formulir untuk pemeriksaan
13. Gunting
14. Termos es/tas pembawa sampel.
B. Bahan
1. Larutan buffer phospat steril
2. Media PCA (Plate Count Agar)
3. Kertas cellotape
4. Alkohol
5. Kapas
6. Karet
7. Label
8. Kertas almunium foil
9. Koret api
10. Sampel alat makan
C. Cara Kerja
1. Pengambilan sampel
a. Persiapkan sarung tangan yang steril untuk mengambil sampel alat makan.
31
b. Ambil alat makan yang akan diperiksa masing-masing diambil 3 buah tiap jenis
yang diambil acak dari tempat penyimpanan.
c. Persiapkan catatan formulir pemeriksaan dengan membagi alat makan kelompok-
kelompok.
d. Persiapkan lidi kapas steril, kemudian buka tutup tabung reaksi dan masukkan lidi
kapas steril kedalamnya.
e. Lidi kapas steril dalam tabung reaksi di tekan ke dinding untuk membuang airnya
baru diangkat dan diusapkan pada setiap alat makan.
f. Permukaan alat makan yang diusap, cara melakukan:
1) Cangkir dan gelas : permukaan luar dan dalam bagian bibir setinggi 6 mm
2) Sendok : permukaan bagian luar dan dalam seluruh mangkok sendok.
3) Piring : permukaan dalam tempat makanan di letakkan dengan menyilang
siku-siku antara garis usapan yang satu dengan garis usapan kedua.
g. Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan 3 kali berturut-turut.
h. Setiap saat alat menggunakan satu swab yang diusapkan dengan cara seperti
pada butir 6
i. Setelah melakukan usapan, lidi kapas dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
batang lidi kapas dimasukkan ke dalam tabung reaksi, batang lidi kapas yang
terkena tangan dipatahkan/digunting, bibir tabung reaksi di panaskan, kemudian
ditutup.
j. Tempelkan kertas label, tulis etiket dengan spidol yang menyatakan nama alat
makan dan tempat diambilnya sampel.
k. Segera kirim ke laboratorium.
2. Pemeriksaan sampel
a. Aseptiskan tangan, meja dan alat kerja
b. Ambil suspensi sebanyak 1 ml masukkan ke dalam cawan petri dan beri label
(dilakukan secara duplo).
c. Tuangkan media PCA sebanyak ± 15 ml atau 1/3 tinggi cawan petri.
d. Homogenkan membentuk angka 0 atau 8, tunggu sampel padat/ membeku,
bungkus dengan kertas pembungkus.
e. Inkubasi piaran dengan suhu 37o
f. selama 2 x 24 jam.
Dengan rumus :
𝑝
Σ 𝐾𝑜𝑙⁄𝑐𝑚2 = Σ Kol × 5 ×
𝑞
32
Keterangan :
LAMPIRAN VI
Denah Lokasi