Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EVALUASI 5 PILAR SANITASI DI KELURAHAN SUMUR


PUTRI

Dengan Dosen : BambangPrasetio, S.Hut., M.EM.

Disusun Oleh :
Amel Lidia (25117006)
Miranda Berliana (25117018)
Muhammad Khoiril I. (25117028)
Annisa Amini S. (2511736)
Ester Fivi Oktavia S. (25117044)
Nadia Silviana (25117057)
Shinta Marsella U. (25117071)
Desti Ayu Dwi A. (25117082)
Alvie Nanda G. (25117091)
Destya Kurnia Jayanti (25117101)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat rahmat dan karuniaNya yang masih memberikan kami kesehatan serta

kekuatan sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Evaluasi

5 Pilar Sanitasi Di Kelurahan Sumur Putri”. Makalah ini disusun memenuhi

tugas mata kuliah Sanitasi Berbasis Masyarakat.

Dalam makalah ini, kami membahas dan mengevaluasi hasil survei di

Kelurahan Sumur Putri, Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung, Lampung. Kami

berharap dari hasil makalah ini dapat membantu dalam penilaian yang sesuai

dengan 5 pilar sanitasi. Kami ucapkan terima kasih kepada para warga yang

memberikan waktu dan tempat untuk dapat kami wawancara dan mohon maaf

jika dalam makalah yang kami susun ini terjadi kesalahan dalam hal berkata -

kata maupun menjelaskan materi yang dibahas dalam makalah ini. Kami

menyadari bahwa dalam makalah ini masih belum sempurna dan masih perlu di

tingkatkan lagi. Oleh karena itu, kami sangat memerlukan saran dan kritik yang

dapat membangun, dan kami ucapkan terima kasih.

Lampung Selatan , 15 April 2019

KELOMPOK 03

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ............................................................................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup......................................................Error! Bookmark not defined.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang sehingga

diharapkan terjadi peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat adalah melalui program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

Permasalahan kesehatan lingkungan yang mendominasi adalah masalah

sanitasi. Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah sosial budaya dan

perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar disembarang tempat, khususnya

kebadan air yang jugadigunakan untuk mencuci, mandi, dan kebutuhan lainnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3

Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, bahwa dalam rangka

memperkuat upaya perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran

penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta

meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar perlu menyelenggarakan

STBM.

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan yang

digunakan untuk mengubah perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan

1
masyarakat dengan metode pemicuan. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu

komunitas tidak buang air besar sembarangan (BABS) atau Open Defecation

Free (ODF). Prinsip dari pelaksanaan STBM adalah meniadakan subsidi untuk

fasilitas sanitasi dasar dengan pokok kegiatan menggali potensi yang ada di

masyarakat untuk membangun sarana sanitasi sendiri dan mengembangkan

solidaritas sosial.

Dalam Permenkes RI Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi

Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) disebutkan tanggung

jawab pemangku kepentingan seperti di tingkat RT/Dusun/Kampung memiliki

tanggung jawab mempersiapkan masyarakat untuk berpatisipasi aktif, di tingkat

desa berperan dan bertanggung jawab dalam membentuk tim fasilitator desa atau

kader pemicu STBM untuk memfasilitasi gerakan masyarakat dan pada tingkat

kecamatan, pemerintahan kecamatan berperan dan bertanggung jawab

berkoordinasi dengan Badan Pemerintahan yang lain dan memberi dukungan bagi

kader pemicu STBM.

Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat merupakan strategi

dengan melibatkan lintas sektor dengan sektor kementerian kesehatan dan aksi

terpadu untuk menurunkan angka kejadian penyakit menular berbasis lingkungan

serta meningkatkan perilaku hygiene dan kualitas kehidupan masyarakat

indonesia. STBM diselenggarakan dengan berpedoman pada lima pilar yaitu Stop

Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS),

Mengelola Air Minum dan Makanan dengan Aman, Mengelola Sampah dengan

Benar, dan Mengelola Limbah Cair Rumah Tangga dengan Aman.

2
Pelaksanaan program STBM dimulai dari pilar pertama yaitu Stop BABS

yang merupakan pintu masuk sanitasi total dan merupakan upaya memutuskan

rantai kontaminasi kotoran manusia terhadap air baku minum, makanan dan

lainnya. STBM diharapkan dapat mengubah perilaku kelompok masyarakat

dalam upaya memperbaiki keadaan sanitasi lingkungan, sehingga tercapai kondisi

Open Defecation Free (ODF) pada suatu komunitas atau desa.

Maka dari itu, kelompok kami melakukan wawancara di Kelurahan Sumur

Putri untuk mengetahui penerapan 5 pilar STBM di wilayah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana penerapan 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM) di Kelurahan Sumur Putri ?

b. Apa saja permasalahan dalam pelaksanaan penerapan 5 pilar Sanitasi

Total Berbasis masyarakat (STBM) pada warga Kelurahan Sumur Putri ?

c. Bagaimana cara mengubah prilaku masyarakat Kelurahan Sumur Putri

agar menerapkan 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

dengan baik?

1.3 TujuanMasalah

a. Untuk mengetahui apakah penerapan 5 pilar Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) di Kelurahan Sumur Putri sudah diterapkan sesuai

dengan peraturan yang ada.

3
b. Untuk mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan penerapan 5 pilar

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pada warga Kelurahan Sumur

Putri.

c. Untuk mengetahui bagaimana cara mengubah prilaku masyarakat

Kelurahan Sumur Putri agar menerapkan 5 pilar Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang ada.

1.4 Manfaat

a. Bagi warga kelurahan Sumur Putri

Sebagai bahan masukan dalam penyelenggaraan pilar-pilar STBM

sehingga masyarakat dapat mengetahui pentingnya penerapan pilar STBM.

b. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman dan wawasan tentang pelaksanaan program

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan dapat mengaplikasikan

ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan Sanitasi Berbasis

Masyarakat.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkupnya adalah mengevaluasi penerapan 5 pilar Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat (STBM) di Kelurahan Sumur Putri, Kecamatan

Teluk Betung Selatan, pada tanggal 06 April 2019.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hasil

5
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Wawancara

Pilar 1 : Stop Buang Air Besar


Sembarangan

34%
Menerapkan
Tidak Menerapkan
66%

Dari grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa ada beberapa point dalam pilar 1
yang belum terpenuhi yaitu point dimana warga belum mempunyai tutup
kloset,Sebagian besar masyarakat di kelurahan sumur putri meggunakan kloset
jongkok yang tidak berpenutup dan juga otomatis tidak memiliki anal
cleansing.Masyarakat mengatakan bahwa mereka lebih nyaman menggunakan
kloset jongkok dibandingkan kloset duduk,mereka lebih mementingkan sisi
comfortbility.

6
Pilar 2 : Cuci Tangan Pakai Sabun

15%

Menerapkan
Tidak Menerapkan

85%

Dari grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa setiap warga di kelurahan sumur
putri sudah sadar akan pentingnya cuci tangan baik sebelum aktifitas maupun
sesudah aktifitas.Mereka mengatakan bahwa cuci tangan sebelum makan itu
adalah harus dilakukan walaupun hanya menggunakan air.Nampaknya untuk
kalangan anak-anak belum terlalu sadar akan pentingnya cuci tangan disamping
orang tua yang selalu mengingtkan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan.

1
Pilar 3 : Mengolah Air Minum dan
Makanan dengan Aman

28%

Menerapkan
Tidak Menerapkan

72%

Dari grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa ada beberapa point dalam pilar
ketiga yang belum terpenuhi yaitu point mengolah air sebelum
diminum.Kebiasaan masyarakat yang menggunakan galon isi ulang menyebabkan
mereka percaya begitu saja dengan perkataan penjual air isi ulang yang
mengatakan bahwa air tersebut sudah bisa langsung di minum. Faktanya penjual
air isi ulang hanya menggunakan alat filter air biasa dan tidak ada pengujian
lab,berbeda dengan perusahaan air minum yang telah menjamin airnya layak
konsumsi melalui serangkaian uji lab dll. Seharusnya masyarakat lebih peka
terhadap hal kecil seperti ini,tidak hanya percaya terhadap perkataan penjual dan
sadar akan pentingnya kualitas air minum bagi kesehatan mereka.

2
Pilar 4 : Mengolah Sampah dengan
Benar

37%
Menerapkan
Tidak Menerapkan
63%

Dari grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa ada beberapa point dalam pilar ke
empat yang belum terpenuhi yaitu point ada perlakuan dengan aman terhadap
sampah yang akan dibuang. Masyarakat di kelurahan sumur putri mayoritas sudah
sadar akan dampak buruk sampah bagi kesehatan mereka dan juga bagi keindahan
lingkungan. Masalahnya mereka belum mengetahui bagaimana cara
memperlakukan sampah padat dengan aman, mayoritas warga hanya membakar
sampah di halaman belakang rumah mereka dan ada juga yang dikebun. Hal
tersebut dapat dimaklumi, karena kurangnya sosialisasi tentang cara perlakuan
sampah padat dari pemerintah dan juga buruknya sistem pengolahan sampah yang
ada di Indonesia terutama di provinsi lampung.

1
Pilar 5 : Mengolah Limbah Cair RT
dengan Aman

Menerapkan
50% 50%
Tidak Menerapkan

Dari grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa ada beberapa point dalam pilar ke
lima yang belum terpenuhi yaitu point pengolahan limbah cair sebelum di
buang.Sama kasusunya seperti sampah padat,untuk limbah cair warga juga tidak
tahu bagaimana cara mengolahnya,mayoritas warga langsung menyalurkan
limbah cair mereka ke saluran drainase tanpa adanya pengolahan.Selain
ketidaktahuan mereka factor finasial menjadi salah satu mengapa mereka tidak
mau mengolah limbah cair sebelum dibuang ke saluran drainase.

2
5 Pilar STBM

31%

Menerapkan
Tidak Menerapkan

69%

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil yang didapat dari wawancara pada 15 rumah di Kelurahan

Sumur Putri, ternyata sudah banyak warga Kelurahan Sumur Putri yang

menerapkan 5 pilar sanitasi berbasis masyarakat,yaitu stop buang air besar

sembarangan, cuci tangan pakai sabun, mengolah air minum dan makanan

dengan aman, mengolah sampah dengan benar, dan mengolah limbah cair rumah

tangga dengan aman. Pada pilar 1, yaitu stop buang air besar sembarangan

persentase yang menerapkan pilar tersebut ada sebanyak 66% dan yang tidak

menerapkan pilar ada sebanyak 34%. Pada pilar 2, yaitu cuci tangan pakai sabun

persentase yang menerapkan pilar tersebut ada sebanyak 85% dan yang tidak

menerapkan pilar ada sebanyak 15%. Pada pilar 3, yaitu mengolah air minum dan

makanan dengan aman persentase yang menerapkan pilar tersebut ada sebanyak

72% dan yang tidak menerapkan pilar ada sebanyak 28%. Pada pilar 4, yaitu

mengolah sampah dengan benar persentase yang menerapkan pilar tersebut ada

1
sebanyak 63% dan yang tidak menerapkan pilar ada sebanyak 37%. Pada pilar 5,

yaitu mengolah limbah cair rumah tangga dengan aman persentase yang

menerapkan pilar tersebut ada sebanyak 50% dan yang tidak menerapkan pilar ada

sebanyak 50%. Dan apabila dirata-ratakan banyak persentase yang menerapkan 5

pilar STBM adalah 69% dan yang tidak menerapkan adalah 31%. Bisa dibilang

warga Kelurahan Sumur Putri sudah memahami dan menerapkan 5 pilar STBM

yang sesuai dengan peraturan yang ada. Warga Kelurahan Sumur Putri sudah

sadar akan masalah kesehatan, sehingga ketua RT dari kelurahan tersebut sudah

menerapkan program-program kepada warganya untuk memahami, mengetahui,

dan menerapkan hidup sehat melalui penerapan5 pilar STBM yang baik dan

benar. Sebagian besarnya warga kelurahan ini sadar, namun sebagian kecilnya

masih ada warga yang belum memahami apa itu sanitasi dan menerapkan 5 pilar

STBM yang baik, sehingga mereka melakukan sesuai kehendak mereka.

Anda mungkin juga menyukai