Disusun Oleh :
Amel Lidia (25117006)
Miranda Berliana (25117018)
Muhammad Khoiril I. (25117028)
Annisa Amini S. (2511736)
Ester Fivi Oktavia S. (25117044)
Nadia Silviana (25117057)
Shinta Marsella U. (25117071)
Desti Ayu Dwi A. (25117082)
Alvie Nanda G. (25117091)
Destya Kurnia Jayanti (25117101)
Puji syukur yang kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan karuniaNya yang masih memberikan kami kesehatan serta
kekuatan sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Evaluasi
Kelurahan Sumur Putri, Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung, Lampung. Kami
berharap dari hasil makalah ini dapat membantu dalam penilaian yang sesuai
dengan 5 pilar sanitasi. Kami ucapkan terima kasih kepada para warga yang
memberikan waktu dan tempat untuk dapat kami wawancara dan mohon maaf
jika dalam makalah yang kami susun ini terjadi kesalahan dalam hal berkata -
kata maupun menjelaskan materi yang dibahas dalam makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih belum sempurna dan masih perlu di
tingkatkan lagi. Oleh karena itu, kami sangat memerlukan saran dan kritik yang
KELOMPOK 03
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang sehingga
perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar disembarang tempat, khususnya
kebadan air yang jugadigunakan untuk mencuci, mandi, dan kebutuhan lainnya.
Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, bahwa dalam rangka
STBM.
1
masyarakat dengan metode pemicuan. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu
komunitas tidak buang air besar sembarangan (BABS) atau Open Defecation
Free (ODF). Prinsip dari pelaksanaan STBM adalah meniadakan subsidi untuk
fasilitas sanitasi dasar dengan pokok kegiatan menggali potensi yang ada di
solidaritas sosial.
desa berperan dan bertanggung jawab dalam membentuk tim fasilitator desa atau
kader pemicu STBM untuk memfasilitasi gerakan masyarakat dan pada tingkat
berkoordinasi dengan Badan Pemerintahan yang lain dan memberi dukungan bagi
dengan melibatkan lintas sektor dengan sektor kementerian kesehatan dan aksi
indonesia. STBM diselenggarakan dengan berpedoman pada lima pilar yaitu Stop
Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS),
Mengelola Air Minum dan Makanan dengan Aman, Mengelola Sampah dengan
2
Pelaksanaan program STBM dimulai dari pilar pertama yaitu Stop BABS
yang merupakan pintu masuk sanitasi total dan merupakan upaya memutuskan
rantai kontaminasi kotoran manusia terhadap air baku minum, makanan dan
dengan baik?
1.3 TujuanMasalah
3
b. Untuk mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan penerapan 5 pilar
Putri.
Masyarakat (STBM) dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang ada.
1.4 Manfaat
b. Bagi Peneliti
Masyarakat.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hasil
5
BAB III
34%
Menerapkan
Tidak Menerapkan
66%
Dari grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa ada beberapa point dalam pilar 1
yang belum terpenuhi yaitu point dimana warga belum mempunyai tutup
kloset,Sebagian besar masyarakat di kelurahan sumur putri meggunakan kloset
jongkok yang tidak berpenutup dan juga otomatis tidak memiliki anal
cleansing.Masyarakat mengatakan bahwa mereka lebih nyaman menggunakan
kloset jongkok dibandingkan kloset duduk,mereka lebih mementingkan sisi
comfortbility.
6
Pilar 2 : Cuci Tangan Pakai Sabun
15%
Menerapkan
Tidak Menerapkan
85%
Dari grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa setiap warga di kelurahan sumur
putri sudah sadar akan pentingnya cuci tangan baik sebelum aktifitas maupun
sesudah aktifitas.Mereka mengatakan bahwa cuci tangan sebelum makan itu
adalah harus dilakukan walaupun hanya menggunakan air.Nampaknya untuk
kalangan anak-anak belum terlalu sadar akan pentingnya cuci tangan disamping
orang tua yang selalu mengingtkan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan.
1
Pilar 3 : Mengolah Air Minum dan
Makanan dengan Aman
28%
Menerapkan
Tidak Menerapkan
72%
Dari grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa ada beberapa point dalam pilar
ketiga yang belum terpenuhi yaitu point mengolah air sebelum
diminum.Kebiasaan masyarakat yang menggunakan galon isi ulang menyebabkan
mereka percaya begitu saja dengan perkataan penjual air isi ulang yang
mengatakan bahwa air tersebut sudah bisa langsung di minum. Faktanya penjual
air isi ulang hanya menggunakan alat filter air biasa dan tidak ada pengujian
lab,berbeda dengan perusahaan air minum yang telah menjamin airnya layak
konsumsi melalui serangkaian uji lab dll. Seharusnya masyarakat lebih peka
terhadap hal kecil seperti ini,tidak hanya percaya terhadap perkataan penjual dan
sadar akan pentingnya kualitas air minum bagi kesehatan mereka.
2
Pilar 4 : Mengolah Sampah dengan
Benar
37%
Menerapkan
Tidak Menerapkan
63%
Dari grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa ada beberapa point dalam pilar ke
empat yang belum terpenuhi yaitu point ada perlakuan dengan aman terhadap
sampah yang akan dibuang. Masyarakat di kelurahan sumur putri mayoritas sudah
sadar akan dampak buruk sampah bagi kesehatan mereka dan juga bagi keindahan
lingkungan. Masalahnya mereka belum mengetahui bagaimana cara
memperlakukan sampah padat dengan aman, mayoritas warga hanya membakar
sampah di halaman belakang rumah mereka dan ada juga yang dikebun. Hal
tersebut dapat dimaklumi, karena kurangnya sosialisasi tentang cara perlakuan
sampah padat dari pemerintah dan juga buruknya sistem pengolahan sampah yang
ada di Indonesia terutama di provinsi lampung.
1
Pilar 5 : Mengolah Limbah Cair RT
dengan Aman
Menerapkan
50% 50%
Tidak Menerapkan
Dari grafik di atas dapat kita simpulkan bahwa ada beberapa point dalam pilar ke
lima yang belum terpenuhi yaitu point pengolahan limbah cair sebelum di
buang.Sama kasusunya seperti sampah padat,untuk limbah cair warga juga tidak
tahu bagaimana cara mengolahnya,mayoritas warga langsung menyalurkan
limbah cair mereka ke saluran drainase tanpa adanya pengolahan.Selain
ketidaktahuan mereka factor finasial menjadi salah satu mengapa mereka tidak
mau mengolah limbah cair sebelum dibuang ke saluran drainase.
2
5 Pilar STBM
31%
Menerapkan
Tidak Menerapkan
69%
3.2 Pembahasan
Sumur Putri, ternyata sudah banyak warga Kelurahan Sumur Putri yang
sembarangan, cuci tangan pakai sabun, mengolah air minum dan makanan
dengan aman, mengolah sampah dengan benar, dan mengolah limbah cair rumah
tangga dengan aman. Pada pilar 1, yaitu stop buang air besar sembarangan
persentase yang menerapkan pilar tersebut ada sebanyak 66% dan yang tidak
menerapkan pilar ada sebanyak 34%. Pada pilar 2, yaitu cuci tangan pakai sabun
persentase yang menerapkan pilar tersebut ada sebanyak 85% dan yang tidak
menerapkan pilar ada sebanyak 15%. Pada pilar 3, yaitu mengolah air minum dan
makanan dengan aman persentase yang menerapkan pilar tersebut ada sebanyak
72% dan yang tidak menerapkan pilar ada sebanyak 28%. Pada pilar 4, yaitu
mengolah sampah dengan benar persentase yang menerapkan pilar tersebut ada
1
sebanyak 63% dan yang tidak menerapkan pilar ada sebanyak 37%. Pada pilar 5,
yaitu mengolah limbah cair rumah tangga dengan aman persentase yang
menerapkan pilar tersebut ada sebanyak 50% dan yang tidak menerapkan pilar ada
pilar STBM adalah 69% dan yang tidak menerapkan adalah 31%. Bisa dibilang
warga Kelurahan Sumur Putri sudah memahami dan menerapkan 5 pilar STBM
yang sesuai dengan peraturan yang ada. Warga Kelurahan Sumur Putri sudah
sadar akan masalah kesehatan, sehingga ketua RT dari kelurahan tersebut sudah
dan menerapkan hidup sehat melalui penerapan5 pilar STBM yang baik dan
benar. Sebagian besarnya warga kelurahan ini sadar, namun sebagian kecilnya
masih ada warga yang belum memahami apa itu sanitasi dan menerapkan 5 pilar