Dosen Pengampu
Alfian Zurfi, S.T., M.Si.
Mutiara Fajar, S.T., M.T.
TUGAS BESAR
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (TL 3135)
Disusun oleh:
Menyetujui,
i
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS BESAR
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (TL 3135)
Disusun oleh:
Menyetujui,
Asisten
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang maha Esa, karena Rahmat dan Hidayah-Nya Tugas Besar ini
dapat diselesaikan. Tugas ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah SPAM.
Tugas ini membahas tentang rencana sistem penyediaan air minum 10 tahun ke depan di Kota
Balikpapan.
Terselesaikannya Tugas Besar ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pak Alfian Zurfi, S.T., M.Si. dan Bu Mutiara Fajar, S.T., M.T., selaku dosen mata kuliah
sistem penyediaan air minum
Tak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada assisten tugas besar SPAM dan
teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga tugas ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan mendapatkan hasil yang terbaik. Penulis ucapkan mohon
maaf jika ada kesalahan dalam pembuatan dan pengetikan. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih.
iii
DAFTAR ISI
v
4. Rekapitulasi Kebutuhan Total Air dan Kebutuhan Puncak .................................. 51
4.8 Analisis Data Menggunakan Software Epanet ............................................................... 53
BAB V KESIMPULAN .......................................................................................................... 55
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 55
5.2 Saran ............................................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 56
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 57
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tata Guna Lahan Kota BalikpapanTahun 2018……………………………….…...15
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Kota Balikpapan Tahun 2009 - 2018….…………………….….15
Tabel 3.3 Mata Pencaharian Penduduk Kota Balikpapan Tahun 2018…………................….16
Tabel 3.4 Jenis Pemukiman Penduduk Kota Balikpapan Tahun 2018……………………….16
Tabel 3.5 Fasilitas Perkotaan Kota Balikpapan Tahun 2018……………………………........16
Tabel 4.1 Perhitungan Metode Least Square............................................................................18
Tabel 4.2 Perhitungan Standar Deviasi Metode Least Square………………………….…....19
Tabel 4.3 Perhitungan Metode Geometri……………………………......................................20
Tabel 4.4 Perhitungan Standar Deviasi Metode Geometri.......................................................20
Tabel 4.5 Perhitungan Metode Eksponensial……………………………………………....…21
Tabel 4.6 Perhitungan Standar Deviasi Metode Eksponensial…………………….................22
Tabel 4.7 Rekapitulasi Metode Terpilih………………………………………………….......22
Tabel 4.8 Hasil Proyeksi Penduduk Dengan Metode Terpilih (Least Squarae)....……….......23
Tabel 4.9 Persentase Jenis Pemukiman…………………………………………………….…24
Table 4.10 Kebutuhan Air Domestik……………………………………………………........24
Tabel 4.11 Standar Kebutuhan Air Non Domestik………………………………………...…26
Tabel 4.12 Kebutuhan Air…………………………………………………………….........…35
Tabel 4.13 Perhitungan HGL – EGL…………………………………………………..……..39
Tabel 4.14 Distribusi Reservoir………………………………………………………………42
Tabel 4.15 Jumlah Penduduk Masing-masing Blok Kota Balikpapan Tahun 2033…….........44
Tabel 4.16 Kebutuhan Air Domestik Setiap Blok …………………………………………...45
Tabel 4.17 Persebaran Fasilitas di Kota Balikpapan ………………………………………...45
Tabel 4.18 Kebutuhan Air Non Domestik Setiap Blok………………………………...…….50
Tabel 4.19 Rekapitulasi Total Kebutuhan Air dan Kebutuhan Puncak…………………........52
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kota Balikpapan Tahun 2019………………………………..14
Gambar 4.1 Peta Daerah Pelayanan………………………………………………...………...42
Gambar 4.2 Peta Pembagian Blok Distribusi...……………………………………………….43
Gambar 4.3 Pipa Distribusi dengan Nilai Tekanan dan Kecepatan Aliran…………………...54
Gambar 4.4 Nilai Tekanan Setiap Junction…………………………………………………..55
Gambar 4.5 Nilai Diameter dan Kecepatan Setiap Pipa……………………………………...55
Gambar 4.6 Profil Memanjang………………………………………………………………..63
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Air bersih dan air murni merupakan bahan yang semakin penting dan juga langka dengan
semakin majunya IPTEK, masyarakat dan peradaban industri. Sebaliknya berkat perkembangan
IPTEK mutu air pun semakin dapat diperbaiki. Hingga saat ini penyediaan oleh pemerintah
menghadapi keterbatasan, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. Keadaan
ini berarti menggambarkan bahwa pelayanan air bersih belum dirasakan merata dan dinikmati
oleh sebagian besar masyarakat. Sebagian besar masyarakat masih menggunakan air sungai,
danau, sumber-sumber air, atau hanya mengandalkan air hujan. Untuk di daerah perkotaan,
pada umumnya sumber air bakunya dari sungai, yang makin hari tercemar oleh ulah masyarakat
sendiri dengan membuang sampah sembarangan dan juga dari banyak barang bekas rumah
tangga, pabrik dan lainnya.
Dengan keadaan yang demikian kemudian dihadapkan kepada kebutuhan air bersih yang
meningkat karena penggunaan dan pertumbuhan penduduk, perlu ada upaya yang menyeluruh.
Air bersih secara umum diartikan sebagai air yang layak untuk dijadikan air baku bagi air
minum. Dengan kelayakan ini terkandung pula pengertian layak untuk mandi, cuci dan kakus.
Sebagai air yang layak untuk diminum, tidak diartikan bahwa air bersih itu dapat diminum
langsung, artinya masih perlu dimasak atau direbus hingga mendidih. Sebagai air yang layak
dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan hal tersebut di atas, diperlukan upaya penyediaan
air bersih. Penyediaan air bersih hendaknya memperhatikan sumber, kualitas dan kuantitasnya.
Sumber air bersih merupakan pemasok air bersih, oleh karena itu perlu dan harus diupayakan
menjaga keberadaan dan keberlanjutan sumber air.
1.2.1 Maksud
Penulisan tugas besar ini dimaksudkan untuk merancang Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) di Kota Bandar lampung dalam rangka pencapaian target akses air minum 100%
sehingga dapat dijadikan Pedoman Penyelenggaraan SPAM Kota Bandar Lampung.
1.2.2 Tujuan
1
2019-2033
b. Merancang sistem transmisi dan distribusi sesuai dengan standar yang berlaku
c. Untuk memenuhi kebutuhan air minum di tingkat kota
d. Sebagai pedoman perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum(SPAM)
e. Menentukan kebutuhan air tiap tahunnya di tingkat kota
Ruang lingkup tugas besar ini dibatasi oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
Untuk memberikan garis besar penulisan tugas besar ini, maka isi tugas besar ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. BAB I PENDAHULUAN : terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan, ruang
lingkup, dan sistematika penulisan.
b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA : terdiri dari penjelasan umum mengenai sumber air
baku, penentuan kebutuhan air, sistem transmisi air bersih, sistem pipa distribusi air
bersih, peraturan terkait SPAM .
c. BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI : menjelaskan gambaran wilayah
yang akan digunakan untuk perencanaan SPAM.
d. BAB IV RANCANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM : menjalaskan detail
tahapan rancangan sistem SPAM meliputi sumber air baku, penentuan kebutuhan air,
sistem transmisi air bersih, sistem distribusi air bersih, daerah pelayanan dan analisis
data menggunakan software epanet.
e. BAB V PENUTUP : berisi kesimpulan dan saran dari tugas besar ini.
f. DAFTAR PUSTAKA
g. LAMPIRAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Penyediaan Air Minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Sistem penyediaan
air minum yang selanjutnya disingkat SPAM merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana
penyediaan air minum. Sedangkan yang dimaksud air minum adalah air minum rumah tangga
yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum (PP No 122 Th 2015).
Air bersih dan air murni merupakan bahan yang semakin penting dan juga langka dengan
semakin majunya IPTEK, masyarakat dan peradaban industri. Sebaliknya berkat perkembangan
IPTEK mutu air pun semakin dapat diperbaiki. Keberadaan air bagi manusia sangat penting di
setiap harinya. Di Indonesia kebutuhan air untuk setiap orang mencapai 40 – 120 liter setiap
harinya. Namun persediaan air dari berbagai sumber air bersifat terbatas dan tersebar secara
tidak merata secara ruang dan waktu, diakibatkan adanya perbedaan iklim dan kemampuan
tanah menyimpan air. Selain itu, semakin meluasnya wilayah pencemaran air, akan mengurangi
daya dukung air bersih bagi kehidupan manusia, karena ketersediaan air seringkali tidak
mencukupi kebutuhan manusia akan air bersih (Siburian. P; 2006). Pengolahan air dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara, misalnya pengolahan secara konvensional yaitu
dengan cara penambahan tawas dan juga penyaringan baik menggunakan kain maupun pasir.
Namun pengolahan air secara tradisional ini belum optimal dan didapatkan air bersih yang
memenuhi persyaratan (Kurniawan. B; 2014).
Untuk keperluan air minum, rumah tangga, dan industri, secara umum dapat digunakan sumber
air yang berasal dari air sungai, mata air, danau, sumur, dan air hujan yang telah dihilangkan
zat-zat kimianya, gas beracun, atau kuman-kuman yang berbahaya bagi kesehatan. Sumber air
yang dapat kita manfaatkan pada dasarnya di golongkan sebagai berikut :
1. Air Hujan
Air hujan merupakan penyubliman awan/uap air menjadi air murni yang ketika turun dan
melalui udara akan melalui benda-benda yang terdapat di udara, diantara benda-benda yang
terlarut dari udara tersebut adalah: gas O2 , CO2 , N2 , juga zat-zat renik dan debu. Dalam
keadaan murni, air hujan sangat bersih, tetapi setelah mencapai permukaan bumi, air hujan
3
tidak murni lagi karena ada pengotoran udara yang disebabkan oleh pengotoran industri/debu
dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaklah
menampung air hujan terlebih dahulu, jangan pada saat hujan mulai turun karena masih
banyak mengandung kotoran (Sutrisno, 1996).
2. Air Permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mengalami pengotoran selama pengaliran. Dibandingkan dengan sumber
lain air permukaan merupakan sumber air yang tercemar berat. Keadaan ini terutama berlaku
bagi tempat-tempat yang dekat dengan tempat tinggal penduduk. Hampir semua sisa kegiatan
manusia yang menggunakan air atau dicuci dengan air, pada waktunya akan dibuang ke dalam
air permukaan. Disamping manusia, flora dan fauna juga turut mengambil bagian dalam
mengotori air permukaan, misalnya batang-batang kayu, daun-daun, tinja dan lain-lain. Jadi,
dapat dipahami bahwa air permukaan merupakan badan air yang mudah sekali dicemari
terutama oleh kegiatan manusia. Oleh karena itu, mutu air permukaan perlu mendapat
perhatian yang seksama kalau air permukaan akan dipakai sebagai bahan baku air bersih.
Beberapa sumber air yang termasuk ke dalam kelompok air permukaan adalah air yang berasal
dari sungai, danau, laut, lautan dan sebagainya (Kusnoputanto, 1986).
3. Air Tanah
Jumlah air di bumi relatif konstan, tetapi air tidak diam, melainkan bersirkulasi akibat
pengaruh cuaca sehingga terjadi suatu siklus yaitu siklus hidrologi. Pada proses tersebut air
hujan jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut ada yang mengalir masuk ke permukaan
(mengalami run off) dan ada juga yang meresap ke dalam tanah (mengalami perkolasi)
sehingga menjadi air tanah baik yang dangkal maupun yang dalam (Slamet, 2009). Air tanah
mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut,
di dalam perjalanannya ke bawah tanah membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni
dibandingkan dengan air permukaan. Secara praktis air tanah adalah air bebas polutan karena
berada di bawah permukaan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa air tanah dapat
tercemar oleh zat-zat yang mengganggu kesehatan. Air tanah terbagi atas 3 yaitu (Sutrisno,
1996):
a. Air Tanah Dangkal
Terjadi karena daya proses peresapan air permukaan tanah, lumpur akan tertahan demikian
pula dengan sebagian bakteri sehingga air tanah akan jernih. Air tanah dangkal akan
terdapat pada kedalaman 15 meter. Air tanah ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber air
minum melalui sumur-sumur dangkal. Dari segi kualitas agak baik sedangkan kuantitasnya
4
kurang cukup dan tergantung pada musim.
c. Mata air
Mata air adalah tempat dimana air tanah keluar kepemukaan tanah. Keluarnya air tanah
tersebut secara alami dan biasanya terletak di lereng- lereng gunung atau sepanjang tepi
sungai.
Berdasarkan munculnya kepermukaan air tanah terbagi atas 2 yaitu :
1. Mata air (graviti spring) yaitu air mengalir dengan gaya berat sendiri. Pada lapisan
tanah yang permukaan tanah yang tipis, air tanah tersebut menembus lalu keluar sebagai
mata air.
2. Mata air artesis berasal dari lapisan air yang dalam posisi tertekan. Air artesis
berusaha untuk menembus lapisan rapat air dan keluar ke permukaan bumi.
Air adalah sumber daya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup semua makhluk
hidup. Air juga sangat diperlukan untuk kegiatan industri, perikanan, pertanian dan usaha-usaha
lainnya. Dalam penggunaan air sering terjadi kurang hati-hati dalam pemakaian dan
pemanfaatannya sehingga diperlukan upaya untuk menjaga keseimbangan antara ketersediaan
dan kebutuhan air melalui pengembangan, pelestarian, perbaikan dan perlindungan. Dalam
pemanfaatan air khususnya lagi dalam hal pertanian, dalam rangka memenuhi kebutuhan
pangan serta pengembangan wilayah, Pemerintah Indonesia melakukan usaha pembangunan di
bidang pengairan yang bertujuan agar dapat langsung dirasakan oleh masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan air.
5
lain, peramalan penduduk (population forecast) bisa saja dengan/tanpa asumsi dan atau
kalkulasi tanpa kondisi, syarat dan pendekatan tertentu (Smith, et.al 2001).
Dalam perencanaan suatu sistem distribusi air minum, diperlukan beberapa kriteria sebagai
dasar perencanaan. Tujuan dari pengajuan beberapa kriteria perencanaan adalah untuk
mendapatkan suatu hasil perencanaan yang tepat dan terkondisi untuk suatu wilayah
perencanaan. Kebutuhan air bersih semakin lama semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk di masa yang akan datang. Untuk itu diperlukan proyeksi
penduduk untuk tahun perencanaan. Walaupun proyeksi bersifat ramalan, dimana
kebenarannya bersifat subyektif, namun bukan berarti tanpa pertimbangan dan metoda.
Ada beberapa metoda proyeksi penduduk yang digunakan untuk perencanaan.
Metoda ini juga dapat digunakan untuk daerah dengan perkembangan penduduk yang
mempunyai kecenderungan garis linear meskipun perkembangan penduduk tidak
selalu bertambah. Rumus perhitungannya :
Pn = a + b . x
Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa)
Metode ini merupakan metode regresi untuk mendapatkan hubungan antara sumbu
Y dan sumbu X dimana Y adalah jumlah penduduk dan X adalah tahunnya dengan
cara menarik garis linier antara data – data tersebut dan meminimumkan jumlah
pangkat dua dari masing – masing penyimpangan jarak data – data dengan garis yang
dibuat.
Persamaan yang digunakan :
Y = A + B.X
Dengan nilai a dan b adalah konstanta yaitu :
∑ 𝑋 2 . ∑ 𝑌 − ∑ 𝑋. ∑ 𝑋𝑌
B=
𝑛. ∑ 𝑋 2 − (∑ X)2
n. ∑ XY − ∑ X. ∑ Y
A=
n. ∑ X 2 − (∑ X)2
2. Metode Geometri
6
geometri. Pertumbuhan diasumsikan konstan untuk jangka waktu tertentu.Metode ini
banyak digunakan karena mudah dan mendekati kebenaran. Rumus perhitungannya:
Pn = Po( 1 +R )n
R = (( Po / Pt )^(1/n-1)) – 1
Dimana :
R = Ratio kenaikan penduduk rata-rata per tahun
Pt = Jumlah penduduk pada awal data
Po = Jumlah penduduk pada akhir data
n = selang waktu (tahun n - tahun terakhir)
t = Jumlah data dikurang 1
3. Metode Eksponensial
y = yo + Axa
𝑛. ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥. ∑ 𝑦 ∑ 𝑥 2 . ∑ 𝑦 − ∑ 𝑥. ∑ 𝑥𝑦
𝑎= 𝑏=
𝑛. ∑ 𝑥 2 − ∑ 𝑥. ∑ 𝑥 𝑛. ∑ 𝑥 2 − ∑ 𝑥. ∑ 𝑥
Log A = b
A = 10^b
Kelebihan dari metode eksponensial, antara lain rumus yang digunakan sederhana,
data yang diperlukan mudah dipenuhi, mudah dilakukan, dan model yang digunakan
sudah mendekati dinamika yang tidak linear. Sedangkan kelemahan dari metode ini,
yaitu mengabaikan rincian komponen dinamika kependudukan.
Untuk sebuah sistem penyediaan air minum, perlu diketahui besarnya kebutuhan dan
pemakaian air. Kebutuhan air dipengaruhi oleh besarnya populasi penduduk, tingkat
ekonomi dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, data mengenai keadaan penduduk
daerah yang akan dilayani dibutuhkan untuk memudahkan permodelan evaluasi sistem
distribusi air minum. Kebutuhan air bersih berbeda antara kota yang satu dengan kota yang
lainnya (Linsey and Franzini,1986).
Adapun kebutuhan air untuk berbagai macam tujuan pada umumnya dapat dibagi dalam :
a. Kebutuhan domestik
7
- Sambungan rumah
- Sambungan kran umum
b. Kebutuhan non domestik
- Fasilitas sosial (Masjid, panti asuhan, rumah sakit dan sebagainya)
- Fasilitas perdagangan/industri
Kebutuhan air tidak selalu sama untuk setiap saat tetapi akan berfluktuasi. Fluktuasi yang
terjadi tergantung pada suatu aktivitas penggunaan air dalam keseharian oleh masyarakat.
Pada umumnya kebutuhan air dibagi dalam tiga kelompok :
1. Kebutuhan rerata
2. Kebutuhan harian maksimum
3. Kebutuhan pada jam puncak
Kebutuhan harian maksimum dan jam puncak sangat diperlukan dalam perhitungan
besarnya kebutuhan air baku, karena hal ini menyangkut kebutuhan pada hari-hari tertentu
dan pada jam puncak pelayanan. Sehingga penting mempertimbangkan suatu nilai
koefisien untuk keperluan tersebut. Kebutuhan air harian maksimum dan jam puncak
dihitung berdasarkan kebutuhan dasar dan nilai kebocoran dengan pendekatan sebagai
berikut :
1. Kebutuhan harian maksimum = 1,15 x kebutuhan air rata-rata
2. kebutuhan pada jam puncak = 1,56 x kebutuhan harian maksimum
(Sumber : PDAM kota Medan)
Sistem transmisi adalah rangkain perpipaan yang mengalirkan air dari sumber air baku ke unit
pengolahan dan membawa air yang sudah diolah dari IPA ke reservoir distribusi. Perencanaan
teknis unit transmisi harus mengoptimalkan jarak antara unit air baku menuju unit produksi
dan/atau dari unit produksi menuju reservoir/jaringan distribusi sependek mungkin, terutama
untuk sistem transimisi distribusi (pipa transmisi dari unit produksi menuju reservoir). Hal ini
terjadi karena transmisi distribusi pada dasarnya harus dirancang untuk dapat mengalirkan debit
aliran untuk kebutuhan jam puncak, sedangkan pipa transmisi air baku dirancang mengalirkan
kebutuhan maksimum. Pipa transmisi sedapat mungkin harus diletakkan sedemikian rupa
dibawah level garis hidrolis untuk menjamin aliran sebagaimana diharapkan dalam perhitungan
agar debit aliran yang dapat dicapai masih sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pemasangan
pipa transmisi, perlu memasang angker penahan pipa pada bagian belokan baik dalam bentuk
8
belokan arah vertikal maupun belokan arah horizontal untuk menahan gaya yang ditimbulkan
akibat tekanan internal dalam pipa dan energi kinetik dari aliran air dalam pipa yang
mengakibatkan kerusakan pipa maupun kebocoran aliran air dalam pipa tersebut secara
berlebihan.Sistem transmisi harus menerapkan metode-metode yang mampu mengendalikan
pukulan air (water hammer) yaitu bilamana sistem aliran tertutup dalam suatu pipa transmisi
terjadi perubahan kecepatan aliran air secara tiba-tiba yang menyebabkan pecahnya pipa
transmisi atau berubahnya posisi pipa transmisi dari posisi semula.
Untuk mentransmisikan air minum ke unit pengolahan, kualitas dan tekanan yang cukup
memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan peralatan yang lain. Metode
dari pendistribusian air tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi unit
pengolahan berada. Menurut Peavy et.al (1985) sistem pengaliran yang dipakai adalah
sebagai berikut :
a. Cara Gravitasi
Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan
cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat
dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya memanfaatkan beda
ketinggian lokasi.
b. Cara Pemompaan
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk
mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Sistem ini digunakan jika
elevasi antara sumber air atau instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat
memberikan tekanan yang cukup.
1. Jenis-jenis Pompa
Klasifikasi pompa berdasarkan cara pemindahan dan pemberian energi pada cairan
dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif (positive
displacement pump) dan pompa kerja dinamis (non positive displacement pump).
Pompa pemindah positif (positive displacement pump) Pompa jenis ini merupakan
pompa dengan ruangan kerja yangs ecara periodik berubah dari besar ke kecil atau
sebaliknya, selama pompa bekerja. Energi yang diberikan kepada cairan ialah energi
potensial,sehingga cairan berpindah volume per volume.Yang termasuk dalam
kelompok pompa pemindah positif antara lain:
9
a. Pompa Reciprocating
b. Pompa Diaphragma
c. Pompa Rotari
Pompa kerja dinamis (non positive displacement pump) Pompa jenis ini adalah
pompa dengan volume ruang yang tidakberubah pada saat pompa bekerja. Energi
yang diberikan pada cairan adalah energi kecepatan, sehingga cairan berpindah
karena adanya perubahan energi kecepatan yang kemudian diubah menjadi energi
dinamis di dalam rumah pompa itu sendiri.
Head total pompa dalam merancang suatu sistem pompa, pertama-tama harus
diketahui debit dan head yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair yang akan
dipompakan. Pengertian head pompa adalah energi yang dapat diberikan pompa
dalam satuan elevasi. Head pompa berbeda-beda tergantung dari berat jenis fluida
yang dialirkan, tetapi standard yang biasa digunakan produsen pompa untuk
memberikan spesifikasi head pompa adalah head pompa dalam kolom air. Total
Dynamic Head secara umum digunakan untuk merancang sistem pompa dengan
memperhitungkan tekanan permukaan, perbedaan kecepatan aliran, perbedaan
tinggi, dan rugi-rugi yang akan terjadi di dalam sistem perpipaan. Hasil perhitungan
dari Total Dynamic Head adalah head minimum yang harus disediakan pompa untuk
mengalirkan fluida sesuai dengan sistem pompa yang sudah direncanakan.
Dari Head Pompa di atas kita dapat menentukan head total pompa dengan
persamaan dibawah ini:
Δhp : Perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua permukaan (m), = hp2 –
hp1 phΔ
10
hl : Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan, dll (m) h1 = hld +
hls
Head total pompa salah satunya dipengaruhi oleh berbagai kerugian pada sistem
perpipaan yaitu gesekan dalam pipa, katup, belokan, sambungan, reduser dll. Untuk
menentukan head total yang harus disediakan pompa, perlu menghitung terlebih
dahulu kerugaian-kerugaian pada instalasi. Dimana kerugian-kerugian tersebut akan
dijumlahkan untuk mengetahui kerugian head yang terjadi dalam instalasi. Berikut
akan dihitung kerugian head pemipaan dan instalasi pengujian pompa.
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang digunakan untuk
mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh (Triatmojo 1996 : 25). Fluida yang di
alirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas dan tekanan bisa lebih besar atau lebih
kecil dari tekanan atmosfer. Apabila zat cair di dalam pipa tidak penuh maka aliran
termasuk dalam aliran saluran terbuka atau karena tekanan di dalam pipa sama dengan
tekanan atmosfer (zat cair di dalam pipa tidak penuh), aliran temasuk dalam pengaliran
terbuka. Karena mempunyai permukaan bebas, maka fluida yang dialirkan dalah zat cair.
Tekanan dipermukaan zat cair disepanjang saluran terbuka adalah tekanan atmosfer.
Perbedaan mendasar antara aliran pada saluran terbuka dan aliran pada pipa adalah adanya
permukaan yang bebas yang (hampir selalu) berupa udara pada saluran terbuka. Jadi
seandainya pada pipa alirannya tidak penuh sehingga masih ada rongga yang berisi udara
maka sifat dan karakteristik alirannya sama dengan aliran pada saluran terbuka (Kodoatie,
2002: 215). Ada tiga persamaan dasar dalam Mekanika Fluida dan Hidrolika yang
berkaitan dengan pengaliran air dalam pipa yaitu persamaan kontinuitas, momentum dan
persamaan energi.
Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan konsumen, yang
mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah
pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem pemipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran,
tekanan tersedia, sistem pemompaan (bila diperlukan), dan reservoir distribusi. Sistem
distribusi air minum terdiri atas pemipaan, katup-katup, dan pompa yang membawa air yang
11
telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman, perkantoran dan industri yang
mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini adalah fasilitas penampung air yang telah
diolah (reservoir distribusi), yang digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi,
meter air untuk menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran.
Reservoar distribusi adalah bangunan penampung air minum dari instalasi pengolahan air
atau mata air untuk kemudian didistribusikan ke daerah pelayanan melalui jaringan pipa
distribusi. Reservoir distribusi mempunyai fungsi penting bagi sistem penyediaan air bersih
di suatu kota. Perbedaan kapasitas pada jaringan transmisi yang menggunakan kebutuhan
maksimum per hari dengan kebutuhan pada jam puncak untuk sistem distribusi,
menyebabkan dibutuhkannya reservoir distribusi. Saat pemakaian air berada di bawah rata-
rata, reservoir akan menampung kelebihan air untuk digunakan saat pemakaian maksimum.
Kapasitas reservoir ditentukan dari grafik fluktuasi pemakaian air selama sehari penuh (24
jam) dengan mengambil jumlah persentase dari surplus maksimum dan defisit minimum.
Ditambah dengan sejumlah cadangan untuk keperluan mendadak yang nantinya dapat
dipakai untuk mengatasi bahaya kebakaran. Kapasitas reservoir ini juga harus mampu
mengatasi kebutuhan air di saat puncak. Besarnya suplai ke reservoir merupakan debit rata-
rata yaitu sebesar 4,17 %, sehingga disaat pemakaian berada di bawah rata-rata reservoir
akan menampung kelebihan air untuk digunakan saat pemakaian maksimum. Namun bila
data fluktuasi pemakaian air tidak tersedia, maka perhitungan kapasitas reservoir dapat
langsung dihitung dengan memperkirakannya sebesar 15%-30% (Steel, Ernest W., 1989)
atau 15%-20% (Hammer, Mark J., 1986) dari debit rata-rata. Kapasitas reservoir dihitung
sebesar: (15%-30%).
Kriteria perencanaan teknis jaringan distribusi air bersih digunakan sebagaipedoman dalam
merencanakan jaringan distribusi air bersih, sehingga jaringan yang direncanakan dapat
memenuhi persyaratan teknis dan hidrolis serta ekonomis. Sistem distribusi air bersih
bertujuan untuk mengalirkan/membagikan air bersih keseluruh daerah pelayanan dengan
merata dan berjalan secara terus menerus sesuaidengan kebutuhan konsumen (SNI
7509:2011).
12
2.5.3 Hydraulic Grade Line(HGL) dan Energy Grade Line (EGL)
HGL (Hydraulic Grade Line) adalah garis hidrolis yaitu garis yang menghubungkan titik-
titik ketinggian tekanan sepanjang jalur pipa yang dihitung terhadap suatu datum tertentu.
EGL (Energi Grade Line) adalah garis energi yaitu garis yang menghubungkan titik-titik
ketinggian tekanan statis sepanjang jalur pipa yang dihitung terhadap suatu datum tertentu.
(Datum adalah titik/garis patokan yaitu muka air laut).
Epanet adalah salah satu software distribusi yang user friendly dan banyak di gunakan
untuk menganalisa jaringan sistem distribusi. Epanet 2.0 adalah program komputer yang
berbasis windows yang merupakan program simulasi dari perkembangan waktu dari profil
hidrolis dan perlakuan kualitas air bersih dalam suatu jaringan pipa distribusi, yang di
dalamnya terdiri dari titik/node/junction pipa, pompa, valve (akesoris) dan reservoir baik
ground reservoar maupun reservoir menara. Output yang dihasilkan dari program Epanet
2.0 ini antara lain debit yang mengalir dalam pipa, tekanan air dari masing masing
titik/node/junction yang dapat di pakai sebagai analisa dalam menentukan operasi instalasi,
pompa dan reservoir serta besarnya konsentrasi unsur kimia yang terkandung dalam air
bersih yang didistribusikan dan dapat digunakan sebagai simulasi penentuan lokasi sumber
sebagai arah pengembangan.
Peraturan yang terkait dengan sistem penyediaan air minum antara lain:
a. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air yang mengatur kualitas standar air baku yang dapat
diolah menjadi sumber air baku pengolahan air minum.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum.
d. Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum yang mengatur kualitas air minum yang harus diproduksi.
13
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
3.1 Umum
Peta adalah gambaran umum (konvensional) permukaan bumi pada bidang datar yang
diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi dengan tulisan serta simbol sebagai keterangan.
Berikut adalah peta administrasi Kota Balikpapan yang menjelaskan berbagai informasi
mengenai Kota Balikpapan.
Peta pada gambar 1 memuat informasi tentang bentuk topografi di Kota Balikpapan.Titik
terendah di Kota Balikpapan adalah 925 mdpl dan titik tertinggi adalah 1225 mdpl.Wilayah
perkotaan terletak di ketinggian 925-1100 mdpl.Dengan sungai utama bernama palolo yang
mengalir dari dataran tinggi hingga melewati perkotaan dan berakhir di laut.Kontur permukaan
tanah di dominasi oleh daratan yang landai dan beberapa bukit.
14
3.3 Aspek Sosial dan Ekonomi
Aspek sosial dan ekonomi meliputi data tata guna lahan, kependudukan yang kemudian dibagi
menjadi jumlah penduduk, mata pencaharian dan jenis pemukiman.
Lahan di Kota Balikpapan yang merupakan daratan yang landai dapat digunakan untuk
pemukiman, perkantoran, industri, perkebunan, pertanian dan lain-lain.Data mengeni tata
guna lahan dapat di lihat pada tabel 3.1.
Kependudukan meliputi tiga aspek yaitu jumlah penduduk, mata pencaharian dan jenis
pemukiman.
1. Jumlah Penduduk
15
7 2015 44891
8 2016 45091
9 2017 45291
10 2018 45491
2. Mata Pencharian
Akibat dari banyaknya penduduk yang tinggal di Kota Balikpapan mengakibatkan banyaknya
jenis fasilitas di Kota Balikpapan yang harus di sediakan pemerintah kota sehingga dapat
memenuhi kebutuhan penduduknya. Data jenis fasilitas dapat di lihat pada tabel 3.5.
16
b. SD 31 600 jiwa/unit
c. SMP 16 800 jiwa/unit
d. SMA 6 800 jiwa/unit
e. PT/Akademi 2 1500 jiwa/unit
2 Peribadatan
a. Masjid 31 400 jiwa/unit
b. Musola 35 100 jiwa unit
c. Gereja 5 400 jiwa/unit
3 Kesehatan
a. Rumah sakit 11 300 tt/unit
b. Puskesmas 21 40 tt/unit
c. Klinik 6 15 tt/unit
d. Apotik 6 5 tt/unit
4 Industri
a. Industri besar 8 2 Ha/unit
b. Industri kecil 31 200 m2/unit
5 Perdagangan
a. Pasar 6 700 m2/unit
b. Toko 301 50 m2/unit
c. Restoran 31 50 m2/unit
6 Perkantoran
a. Kantor besar 11 1000 m2/unit
b. Kantor menengah 15 600 m2/unit
c. Kantor kecil 26 300 m2/unit
7 Lain-lain
a. Hotel berbintang 3 6 200 tt/unit
b. Hotel melati/wisma 8 50 tt/unit
c. Bioskop 5 500 tt/unit
d. Stadium olahraga 2 4 Ha
e. Terminal bus 4 200 unit bus/hari
17
BAB IV
RANCANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
4.1 Umum
Rancangan SPAM adalah sebagai pedoman dan acuan dalam pelaksanaan konstruksi, sehingga
pelaksanaan pengembangan SPAM dapat terwujud sesuai dengan perencanaan awal. Secara
garis besar, pedoman ini memberikan acuan dalam penyusunan perencanaan teknis SPAM.
Muatan pedoman ini adalah perhitungan jumlah penduduk mengunakan metode least square,
geometri dan eksponensial. Rancangan SPAM disusun dengan menggunakan data penduduk
tahun 2009-2018 di Kota Balikpapan.
Rancangan sistem penyediaan air minum perpipaan Kota Balikpapan direncanakan selama 15
tahun yang dimulai dari tahun 2019 sampai 2033.
Metode proyeksi penduduk dibagi menjadi 3 yaitu metode least square, geometri, dan
eksponensial. Metode proyeksi ini digunakan untuk memprediksi jumlah peduduk di tahun
mendatang menggunakan data penduduk pada tahun – tahun sebelumnya.
Metoda ini juga dapat digunakan untuk daerah dengan perkembangan penduduk yang
mempunyai kecenderungan garis linear meskipun perkembangan penduduk tidak selalu
bertambah.
18
Dengan Persamaan: n = Jumlah Data
y = ax + b
𝑛. ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥. ∑ 𝑦 ∑ 𝑥 2 . ∑ 𝑦 − ∑ 𝑥. ∑ 𝑥𝑦
𝑎= 𝑏=
𝑛. ∑ 𝑥 2 − ∑ 𝑥. ∑ 𝑥 𝑛. ∑ 𝑥 2 − ∑ 𝑥. ∑ 𝑥
Perhitungan:
(10.38700)−(0.445210) (330.445210)−(0.38700)
𝑎= (10.330)−(0.0)
= 117 𝑏= (10.330)−(0.0)
= 44521
Dalam metode proyeksi ini, pertumbuhan penduduk diasumsikan mengikuti deret geometri.
Pertumbuhan diasumsikan konstan untuk jangka waktu tertentu.
19
Tabel 4.3 Perhitungan Metode Geometri
Jumlah Penduduk
Tahun X
Yt
2009 43591 -9
2010 43691 -8
2011 43791 -7
2012 43991 -6
2013 44091 -5
2014 45291 -4
2015 44891 -3
2016 45091 -2
2017 45291 -1
2018 45491 0
Jumlah 445210
Rata-rata 44521
Dengan Persamaan:
𝑦𝑜
y = yo (1 + r)x 𝑟 = ( 𝑦𝑡 )1/𝑡 − 1
Perhitungan:
45491 1/9
𝑟=( ) = 0,00475
43591
Sehingga diperoleh persamaaan:
y = 45491(1+0,00475)x
y0 = 45491(1+0,00475)-9 = 43590,87
y1 = 45491(1+0,00475)-8 = 43798,02
Untuk langkah selanjutnya dilakukan perhitungan standar deviasi untuk mengetahui nilai
penyumpangan yang terjadi.
Tabel 4.4 Perhitungan Standar Deviasi Metode Geometri
Tahun ke Jumlah Penduduk
Tahun
X Yt Yi Yi-Yt (Yi-Yt)²
2009 -9 43591 43590,87 -0,1267 0,01606
2010 -8 43691 43798,02 107,017 11452,7
2011 -7 43791 44006,15 215,145 46287,5
2012 -6 43991 44215,26 224,262 50293,7
2013 -5 44091 44425,37 334,373 111806
2014 -4 45291 44636,48 -654,52 428393
2015 -3 44891 44848,6 -42,405 1798,15
2016 -2 45091 45061,72 -29,284 857,559
2017 -1 45291 45275,85 -15,151 229,548
2018 0 45491 45491 0 0
Jumlah 445210 651117
Rata-rata 44521
20
Standar Deviasi 255,17
Penggunaan rumus ini apabila pertumbuhan penduduknya konstan atau kontinu tiap hari.
Dengan Persamaan:
y = yo + Axa
𝑛. ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥. ∑ 𝑦 ∑ 𝑥 2 . ∑ 𝑦 − ∑ 𝑥. ∑ 𝑥𝑦
𝑎= 𝑏=
𝑛. ∑ 𝑥 2 − ∑ 𝑥. ∑ 𝑥 𝑛. ∑ 𝑥 2 − ∑ 𝑥. ∑ 𝑥
Log A = b
A = 10b
Perhitungan:
(9.16,97)−(5,56.25,63) (4,22.25,63)−(5,56.16,97)
𝑎= (9.4,22)−(5,56.5,56)
= 1,456 𝑏= (9.4,22)−(5,56.5,56)
= 1,949
A= 101,949
A= 88,850
21
Sehingga diperoleh persamaaan:
y = 43591 + 88,850x1,456
y0 = 43591 + 88,850.(0)1,456 = 43591
y1 = 43591 + 88,850.(1)1,456 = 43680
Untuk langkah selanjutnya dilakukan perhitungan standar deviasi untuk mengetahui nilai
penyumpangan yang terjadi.
Jumlah
Metode Eksponensial
Tahun Penduduk
Jiwa(Yt) Proyeksi (Yi) Yi-Yt (Yi-Yt)²
2009 43591 43591 0 0
2010 43691 43680 -11 124
2011 43791 43835 44 1915
2012 43991 44031 40 1591
2013 44091 44260 169 28473
2014 45291 44516 -775 599912
2015 44891 44798 -93 8681
2016 45091 45101 10 110
2017 45291 45426 135 18134
2018 45491 45769 278 77219
Jumlah 445210 736159
Rata-rata 44521
Standar Deviasi 271,322
Nilai standar deviasi menujukan tingkat kesalahan setiap metode, semakin kecil nilai standar
deviasi maka semakin kecil kesalahan metode tersebut. Metode least square memiliki
standar deviasi terkecil sehingga metode least square terpilih sebagai metode proyeksi tahun
2019-2033.
22
Tabel 4.8 Hasil Proyeksi Penduduk Dengan Metode Terpilih (Least Squarae)
Priode (2019-2023)
Proyeksi
Tahun ke X Tahun Jumlah Penduduk
11 2019 45811
13 2020 46046
15 2021 46280
17 2022 46515
19 2023 46749
Priode (2024-2028)
Proyeksi
Tahun ke X Tahun Jumlah Penduduk
21 2024 46984
23 2025 47218
25 2026 47453
27 2027 47687
29 2028 47922
Priode (2029-2033)
Proyeksi
Tahun ke X Tahun Jumlah Penduduk
31 2029 48156
33 2030 48391
35 2031 48626
37 2032 48860
39 2033 49095
23
4.4 Perhitungan Kebutuhan Air
Perhitungan kebutuhan air digunakan untuk mengetahui jumlah air yang dibutuhkan konsumen
di Kota Balikpapan bedasarakan data kebutuhan air domestik dan non domestik.
Air domestik adalah air yang digunakan dalam kegiatan rumah tangga meliputi sambungan
rumah (SR) dan hidran umum (HU).
= 75%+(2/3 x 15%)
= 85%
= 10%+(1/3 x 15%)
= 15%
Jumlah penduduk tahun 2018 = 45491
Tingkat pelayanan = 40%
24
Kota kecil = SR : HU = 100 ltr/o/h : 30 ltr/o/h
Perhitungan SR
Perhitungan HU
- Jumlah pengguna saluran HU
Pengguna saluran HU x Jumlah penduduk terlayani
= 15% x 18196
= 2729 jiwa
- Debit saluran HU
Jumlah pengguna saluran HU x 30 ltr/o/h
= 2729 x 30 ltr/o/h
= 163770/86400
= 0,95 ltr/det
25
4.4.2 Kebutuhan Air Non Domestik
Air non doemstik adalah air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan fasilitas umum
seperti sekolah, tempat wisata, tempat ibadah, industri, perkantoran dan lain lain.
Fasilitas
No Pemakaian Air Satuan
(Non RumahTangga)
1 Asrama 120*) Ltr/penghuni/hari
2 Taman kanak-kanak 10 Ltr/siswa/hari
3 Sekolah Dasar 40*) Ltr/siswa/hari
4 SLTP 50*) Ltr/siswa/hari
5 SMU/SMK dan lebihtinggi 80*) Ltr/siswa/hari
6 RumahSakit 500*) ltr/tt/hari
7 Puskesmas 500-1000 ltr/unit/hari
8 PuskesmasPembantu 500-1000 ltr/unit/hari
9 Posyandu 500 ltr/unit/hari
10 Peribadatan 500-2000 ltr/unit/hari
11 Kantor 100**) ltr/pegawai dan guru/hari
12 Toko 100-200**) ltr/unit/hari
13 RumahMakan 1000 ltr/unit/hari
14 Hotel/Losmen 250-300**) ltr/unit/hari
15 Pasar 6000-12000 ltr/unit/ hari
16 Pabrik/Industri 60-100**) ltr/unit/hari
17 Pelabuhan/Terminal 10000-20000 ltr/unit/hari
18 SPBU 5000-20000 ltr/unit/hari
19 Pertamanan 25000 ltr/unit/hari
1. Sekolah
Unit x Kapsitas x Standar kebutuhan air
TK = 11 unit x 100 jiwa/unit x 10 ltr/o/h = 11000 ltr/h
= 0,13 ltr/s
26
SMA = 6 unit x 800 jiwa/unit x 80 ltr/o/h = 384000 ltr/h
= 4,44 ltr/s
= 19,1 ltr/s
= 0,52 ltr/s
5. Perdagangan
Pasar
- Jumlah Unit = 6 Unit
- Kapasitas = 700 jiwa/unit
- Standar Kebutuhan Air = 10000 l/unit/hari
Karena Standar kebutuhan air diketahui l/unit/hari maka tidak dibutuhkan
kapasitasnya.
Maka kebutuhan air pasar = Jumlah Unit × Standar kebutuhan air
= 6 Unit × 10000 l/unit/hari
= 60000 l/hari
= 0,7 ltr/s
Toko
- Jumlah Unit = 301 Unit
- Kapasitas = 50 m2 /unit
- Standar Kebutuhan Air = 150 l/unit/hari
Karena Standar kebutuhan air diketahui l/unit/hari maka tidak dibutuhkan
kapasitasnya.
Maka Kebutuhan air Toko = Jumlah Unit × Standar kebutuhan air
= 301 Unit × 150 l/unit/hari
= 45100 l/hari
= 0,52 ltr/s
28
Restoran
- Jumlah Unit = 31 Unit
- Kapasitas = 50 m2 /unit
- Standar Kebutuhan Air = 1000 l/unit/hari
Karena Standar kebutuhan air diketahui l/unit/hari maka tidak dibutuhkan
kapasitasnya.
Maka Kebutuhan air Restoran = Jumlah Unit × Standar kebutuhan air
= 31 Unit × 1000 l/unit/hari
= 31000 l/hari
= 0,36 ltr/s
6. Perkantoran
Asumsi 3m2 = 1 orang
Kantor besar
- Luas total daerah kantor = 11 unit x 1000 m2 /unit
= 11000 m2
- Jumlah karyawan = 11000 m2 x (1 orang/3 m2)
= 3666 orang
- Kebutuhan air = 3666 orang x100 l/ jiwa/hari
= 366600 l/hari
= 4,24 ltr/s
Kantor menengah
- Luas total daerah kantor = 15 unit x 600 m2 /unit
= 9000 m2
- Jumlah karyawan = 9000 m2 x (1 orang/3 m2)
= 3000 orang
- Kebutuhan air = 3000 orang x100 l/ jiwa/hari
= 300000 l/hari
= 3,5 ltr/s
Kantor kecil
- Luas total daerah kantor = 26 unit x 300 m2 /unit
= 7800 m2
- Jumlah karyawan = 7800 m2 x (1 orang/3 m2)
= 2600 orang
- Kebutuhan air = 2600 orang x100 l/ jiwa/hari
29
= 260000 l/hari
= 3 ltr/s
7. Lain-lain
Unit x kapasitas x pemakaian air
Hotel berbintang 3
- Jumlah Unit = 6 Unit
- Kapasitas = 200 tt/unit
- Standar Kebutuhan Air = 250 l/unit/hari
Karena Standar kebutuhan air diketahui l/unit/hari maka tidak dibutuhkan
kapasitasnya.
Maka Kebutuhan = Jumlah Unit × Standar kebutuhan air
= 6 Unit × 250 l/unit/hari
= 1500 l/hari
= 0,017 ltr/s
Wisma
- Jumlah Unit = 8 Unit
- Kapasitas = 50 tt/unit
- Standar Kebutuhan Air = 260 l/unit/hari
Karena Standar kebutuhan air diketahui l/unit/hari maka tidak dibutuhkan
kapasitasnya.
Maka Kebutuhan air = Jumlah Unit × Standar kebutuhan air
= 7 Unit × 260 l/unit/hari
= 2080 l/hari
= 0,024 ltr/s
Bioskop
- Jumlah Unit = 5 Unit
- Kapasitas = 500 tt/unit
- Standar Kebutuhan Air = 2000 l/unit/hari
Karena Standar kebutuhan air diketahui l/unit/hari maka tidak dibutuhkan
kapasitasnya.
Maka Kebutuhan air = Jumlah Unit × Standar kebutuhan air
= 5 Unit × 2000 l/unit/hari
= 10000 l/hari
30
= 0,12 ltr/s
Stadium olahraga
- Jumlah stadion = 2 unit
- Kapasitas = 4 Ha = 40.000 m2
- Asumsi : pengguna air di stadion sebesar 40%
setiap 2 m2 terdapat 1 orang penonton
Sehingga:
Jumlah penonton yang menggunakan air
1 orang
= 2 unit x 40.000 m2 × x 40% = 16000 orang
2 m2
31
= (64,596 + 72,37+ 83,128+ 95,534) ltr/s
= 315,63 ltr/s
= 0,32 m3/det
Diketahui:
100
Kebutuhan air rata-rata: 𝑥 𝑄 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
100 − 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟
Kebocoran: 20-30%
Perhitungan:
100
= 100 – 25 𝑥 0,084 m3 /s
= 0,112 m3/s
32
100
= 100 – 25 𝑥 0,096 m3 /s
= 0,13 m3/s
100
= 100 – 25 𝑥 0,11 m3 /s
= 0,15 m3/s
100
= 100 – 25 𝑥 0,13 m3 /s
= 0,173 m3/s
33
4.4.4 Fluktuasi Pemakaian Air
Tahap 1 (2019-2023)
1. Perhitungan Kebutuhan Maksimum
Tahap 2 (2024-2029)
1. Perhitungan Kebutuhan Maksimum
34
Tahap 3 (2029-2033)
1. Perhitungan Kebutuhan Maksimum
35
4.5 Sumber Air Baku
Untuk keperluan air minum, maka sumber air baku yang dapat digunakan untuk kebutuhan air
minum dapat terdiri dari mata air, air permukaan (sungai, danau, waduk, dll.), air tanah (sumur
gali, sumur bor) maupun air hujan. Dari segi kualitas air, kualitas mata air relatif jernih
dibandingkan dengan kualitas sumber air dari air permukaan pada umumnya, dengan demikian
mata air lebih baik digunakan dibandingkan dengan air permukaan.
Sistem transmisi air bersih adalah sistem perpipaan dari bangunan pengambilan air baku ke
bangunan pengolahan air bersih.
4.6.2 Perhitungan
Panjang Pipa = -
Qmax = 0,19 m3/s
Diameter
Q = A.v
0,19 = ¼ π d2.(1,5)
0,19
d=√1/4𝑋3,14𝑋1,5 = 0,40 m
Aksesoris = -
Kb = -
v = 1,5 m3/s
v2/2g = 0,115
hl minor = -
hl mayor = -
hl total = -
Elevasi = 1230 m
HGL0 = Elevasi pipa = 1230 m
36
EGL = HGL0 + v2/2g = 1230,12 m
Sisa tekan = 0
2. Titik 0 - a
Panjang Pipa = 63 m
Qmax = 0,19 m3/s
Diameter
D=0,4 m
Aksesoris = Gate valve & Kontraksi & Bend 11,5o
Kb = 0,1 & 0,5 & 0,0455
v = 1,5 m3/s
v2/2g = 0,115
hl minor gate valve = kb x v2/2g = 0,1 x 0,115 = 0,0115m
hl minor kontraksi = kb x v2/2g = 0,5 x 0,115 = 0,0575m
hl minor Bend 11,5 o = kb x v2/2g = 0,0455 x 0,115 =0,00523m
hl mayor = 6,82x(v/c)1,85x(L/D)1,667
= 6,82x(1,5/110)1,85x(63/0,4)1,667
= 0,7 m
hl total = 0,0115 + 0,0575 + 0,005 + 0,7 = 0,7752 m
Elevasi = -
HGL = -
EGL = -
Sisa tekan = -
3. Titik a
Panjang Pipa = -
Qmax = 0,19 m3/s
Diameter
D=0,4 m
Aksesoris = -
Kb = -
v = 1,5 m3/s
v2/2g = 0,115
hl minor = -
hl mayor = -
hl total = -
Elevasi = 1225 m
HGLa= HGL0 - Hltotal = 1230 – 0,7552= 1229,22 m
37
EGL = HGLa + v2/2g= 1229,22 + 0,115 = 1229,34 m
Sisa tekan = HGLa – elevasi=1229,22 - 1225 = 5,08 m
4. Titik a- b
Panjang Pipa = 141 m
Qmax = 0,19 m3/s
Diameter
D=0,4 m
Aksesoris = -
Kb = -
v = 1,5 m3/s
v2/2g = 0,115
hl minor = -
hl mayor = 6,82x(v/c)1,85x(L/D)1,667
= 6,82x(1,5/110)1,85 x (141/0,4)1,667
= 1,568 m
hl total = 1,568 m
Elevasi = -
HGL = -
EGL = -
Sisa tekan = -
38
Tabel 4.13 Perhitungan HGL - EGL
Panjang Pipa Qmaks Diameter Aksesoris Kb v v2 /2g Headloss Headloss Headloss Elevasi HGL EGL Sisa tekan
Segmen
(m) (m3 /det) (m) (m/s) Minor (m) Mayor (m) Total (m) Pipa(m) (m)
Bangunan
penangkap air baku - 0,19 0,4 - - 1,5 0 0 0 0 1230 1230 1230,12
(0)
0,19 0,4 Gate Valve 0,1 1,5 0,115 0,0115
Titik 0-a 63 0,19 0,4 Kontraksi 0,5 1,5 0,115 0,0575 0,700944 0,7752
0,19 0,4 Bend 11,5 0,0455 1,5 0,115 0,005233
Titik a 0,19 0,4 1,5 0,115 0 0 0 1224,14 1229,22 1229,34 5,084824
Titik a-b 141 0,19 0,4 - 0 1,5 0,115 0 1,568779 1,56878
Titik b 0,19 0,4 1,5 0,115 0 0 0 1200,5 1228,43 1228,55 27,93122
Titik b-c 174 0,19 0,4 - 0 1,5 0,115 0 1,93594 1,93594
Titik c 0,19 0,4 1,5 0,115 0 0 0 1174 1228,06 1228,18 54,06406
Titik c-d 141 0,19 0,4 Bend 11,5 0,0455 1,5 0,115 0,005233 1,568779 1,57401
Titik d (BPT) 0,19 0,4 1,5 0,115 0 0 0 1150 1150 1150,12 0
Titik d-e 117 0,19 0,4 Bend 11,5 0,0455 1,5 0,115 0,005233 1,301753 1,30699
Titik e 0,19 0,4 1,5 0,115 0 0 0 1124,48 1148,69 1148,81 24,21301
0,19 0,4 Bend 11,5 0,0455 1,5 0,115 0,005233
Titik e-f 105 0,19 0,4 Ekspansi 1 1,5 0,115 0,115 1,16824 1,29997
0,19 0,4 Gate Valve 0,1 1,5 0,115 0,0115
Titik f (WTP) 0,19 0,4 1,5 0,115 0 0 0 1109,43 1148,7 1148,82 39,27003
39
4.7 Sistem Distribusi
Sistem distribusi adalah jaringan perpipaan untuk mengalirkan air minum dari reservoir
menuju daerah pelayanan/ konsumen.
Jumlah Kompartemen = 4
𝑄 𝑚𝑎𝑥 (2033)
Q total = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑎𝑟𝑡𝑒𝑚𝑒𝑛
(20,14−(−5,44))
= x 4104 m3/hari
100
h=4–5m
P : L = (3 – 4) : 1 Jadi, P = 24 m
v=PxLxh L=8m
1049,8
L =√ = 7,63 = 8 m
18
40
Tabel 4.14 Distribusi Reservoir
Pengisian Pemakaian
Jam Selisih
Sendiri Akumulasi Sendiri Akumulasi
0-1 0 0 1 1 -1
1-2 0 0 1 2 -2
2-3 5,26 5,26 1,5 3,5 1,76
3-4 5,26 10,52 1,5 5 5,52
4-5 5,26 15,78 5 10 5,78
5-6 5,26 21,04 7 17 4,04
6-7 5,26 26,3 12 29 -2,7
7-8 5,26 31,56 8 37 -5,44
8-9 5,26 36,82 3,5 40,5 -3,68
9-10 5,26 42,08 1 41,5 0,58
10-11 5,26 47,34 1,5 43 4,34
11-12 5,26 52,6 3 46 6,6
12-13 5,26 57,86 2 48 9,86
13-14 5,26 63,12 1,5 49,5 13,62
14-15 5,26 68,38 1 50,5 17,88
15-16 5,26 73,64 3 53,5 20,14
16-17 5,26 78,9 8 61,5 17,4
17-18 5,26 84,16 9,5 71 13,16
18-19 5,26 89,42 8 79 10,42
19-20 5,26 94,68 5 84 10,68
20-21 5,26 99,94 7 91 8,94
21-22 0 99,94 5 96 3,94
22-23 0 99,94 2 98 1,94
41
4.7.2 Daerah Pelayanan
Daerah pelayanan adalah area yang akan dilintasi oleh pipa distribusi untuk mengalirkan
air dari bangunan penyimpanan air. Berikut adalah peta daerah pelayanan yaitu Kota
Balikpapan.
Pada perhitungan perpipaan distribusi hal yang harus dilakaukan adalah membagi wilayah
distribusi menjadi beberapa blok, kemudian setiap blok dihitung jumlah fasilitasnya untuk
mengetahui jumlah kebutuhan air di setiap blok.
Dalam perhitungan ini hal yang harus dilakukan adalah menghitung jumlah
penduduk di setiap blok bedasarkan data tahun 2033 dan persentase kepadatan
penduduk di setiap blok. Berikut gambar peta Kota Balikpapan yang sudah dibagi
menjadi 6 blok wilayah distribusi.
42
Gambar 4.2 Peta Pembagian Blok Distribusi
D = 20% E = 5% F = 30%
43
Tabel 4.15 Jumlah Penduduk Masing-masing Blok Kota Balikpapan
Tahun 2033
% Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk
Blok
Kepadatan Terlayani (jiwa) (jiwa)
A 23% 6775
B 12% 3535
C 10% 2946
29457
D 20% 5891
E 5% 1473
F 30% 8837
Jumlah 100% 29457
Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan air domestik di wilayah yang
sudah di bagi menjadi masing-masing blok menggunakan data dari jumlah penduduk
terlayani masing-masing blok tahun 2033 dan perhitungan sama seperti pada
perhitungan kebutuhan air domestik pada bab 4.4. Berikut contoh perhitungan :
= 636850/86400 = 40650/86400
= 7,37 l/s = 0,14 l/s
44
Tabel 4.16 Kebutuhan Air Domestik Setiap Blok
45
Wisma 2 2 0 3 1 10 18
Bioskop 1 0 0 1 1 4 7
Stadion Olahraga 1 0 0 1 0 2 4
Terminal Bus 2 0 1 2 1 2 8
Blok A
1. Sekolah
Unit x Kapsitas x Standar kebutuhan air
TK = 4 unit x 100 jiwa/unit x 10 ltr/o/h = 4000 ltr/h
= 0,046 ltr/s
= 3,47 ltr/s
46
Puskesmas = 7 unit x 40 tt/unit x 500 ltr/u/h = 140000 ltr/h
= 1,62 ltr/s
= 0,173 ltr/s
47
Toko
- Jumlah Unit = 0 Unit
- Kapasitas = 50 m2 /unit
- Standar Kebutuhan Air = 150 l/unit/hari
Karena Standar kebutuhan air diketahui l/unit/hari maka tidak dibutuhkan
kapasitasnya.
Maka Kebutuhan air Toko = Jumlah Unit × Standar kebutuhan air
= 0 Unit × 150 l/unit/hari
= 0 l/hari
= 0 ltr/s
Restoran
- Jumlah Unit = 8 Unit
- Kapasitas = 50 m2 /unit
- Standar Kebutuhan Air = 1000 l/unit/hari
Karena Standar kebutuhan air diketahui l/unit/hari maka tidak dibutuhkan
kapasitasnya.
Maka Kebutuhan air Restoran = Jumlah Unit × Standar kebutuhan air
= 8 Unit × 1000 l/unit/hari
= 8000 l/hari
= 0,092 ltr/s
6. Perkantoran
Asumsi 3m2 = 1 orang
Kantor besar
- Kebutuhan air = 0 l/s
Kantor menengah
- Kebutuhan air = 0 l/s
Kantor kecil
- Kebutuhan air = 0 l/s
48
7. Lain-lain
Unit x kapasitas x pemakaian air
Hotel berbintang 3
- Jumlah Unit = 4 Unit
- Kapasitas = 200 tt/unit
- Standar Kebutuhan Air = 250 l/unit/hari
Karena Standar kebutuhan air diketahui l/unit/hari maka tidak dibutuhkan
kapasitasnya.
Maka Kebutuhan = Jumlah Unit × Standar kebutuhan air
= 4 Unit × 250 l/unit/hari
= 1000 l/hari
= 0,011 ltr/s
Wisma
- Jumlah Unit = 2 Unit
- Kapasitas = 50 tt/unit
- Standar Kebutuhan Air = 260 l/unit/hari
Karena Standar kebutuhan air diketahui l/unit/hari maka tidak dibutuhkan
kapasitasnya.
Maka Kebutuhan air = Jumlah Unit × Standar kebutuhan air
= 2 Unit × 260 l/unit/hari
= 520 l/hari
= 0,006 ltr/s
Bioskop
- Jumlah Unit = 1 Unit
- Kapasitas = 500 tt/unit
- Standar Kebutuhan Air = 2000 l/unit/hari
Karena Standar kebutuhan air diketahui l/unit/hari maka tidak dibutuhkan
kapasitasnya.
Maka Kebutuhan air = Jumlah Unit × Standar kebutuhan air
= 7 Unit × 2000 l/unit/hari
= 14000 l/hari
= 0,023 ltr/s
49
Stadium olahraga
- Jumlah stadion = 1 unit
- Kapasitas = 4 Ha = 40.000 m2
- Asumsi : pengguna air di stadion sebesar 40%
setiap 2 m2 terdapat 1 orang penonton
Sehingga:
Jumlah penonton yang menggunakan air
1 orang
= 1 unit x 40.000 m2 × x 40% = 8000 orang
2 m2
50
Peribadatan
Masjid 0,191 0,0521 0,0521 0,2431 0,0521 0,2083
Mushola 0,081 0,0289 0,0231 0,0752 0,0174 0,0637
Gereja 0,0579 0,0116 0,0116 0,0463 0,0116 0,0926
Kesehatan
Rumah Sakit 3,4722 3,4722 1,7361 5,2083 1,7361 13,889
Puskesmas 1,6204 0,463 0,6944 1,3889 0,2315 1,8519
Klinik 0,1736 0,1736 0,0868 0,1736 0,0868 0,3472
Apotek 0,0752 0,0231 0,0058 0,0579 0,0058 0,0868
Industri
Industri Besar 0 0 2,0833 1,6204 0 0
Industri Kecil 0,0139 0,3611 0,0833 0 0,0833 0
Perdagangan
Pasar 0,2315 0,1157 0,1157 0,1157 0 0,3472
Toko 0 0 0 0 0,0868 0,5295
Restoran 0,0926 0,0116 0 0,1042 0,0231 0,1968
Perkantoran
Kantor Besar 0 0 0 0 0 6,9444
Kantor Menegah 0 0 0 0 0 5,0926
Kantor Kecil 0 0 0 0 0 3,8194
Lain - Lain
Hotel Bintang 3 0,0116 0,0029 0 0,0087 0,0087 0,0289
Wisma 0,006 0,006 0 0,009 0,003 0,0301
Bioskop 0,0231 0 0 0,0231 0,0231 0,0926
Stadion Olahraga 0,463 0 0 0,463 0 0,9259
Terminal Bus 0,1157 0 0,0579 0,1157 0,0579 0,1157
Total 15,56 7,53 6,72 17,38 4,20 43,20
Diketahui:
100
Kebutuhan air rata-rata: 𝑥 𝑄 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 sub blok
100 − 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟
Kebocoran: 20-30%
Blok A
51
Q total = kebutuhan domestik + kebutuhan non domestik
= 7,51 + 15,56
= 23,07 l/s
=0,023 m3/s
100
Q rata = 100 – 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝑄 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 sub blok
100
= 100 – 25% 𝑥 23,07
= 30,76 l/s
= 0,030 m3/s
Kebocoran = Qrata – 𝑄 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 sub blok
= 30,76 – 23,07
= 7,69 l/s
= 0,007 m3/s
Perhitungan Kebutuhan Maksimum
Qmax = Fmax x kebutuhan air rata-rata
= 1,1 x 30,76
= 33,84 l/s
= 0,033 m3/s
Perhitungan Kebutuhan Puncak
Qpuncak = Fpuncak x kebutuhan air rata-rata
= 1,5 x 30,76
= 46,14 l/s
52
4.8 Analisis Data Menggunakan Software Epanet
Gambar 4.3 Pipa Distribusi dengan Nilai Tekanan dan Kecepatan Aliran
Gambar di atas merupakan jalur pipa distribusi air minum di Kota Balikpapan yang melintasi 6
blok daerah pelayanan dengan kebutuhan air dan elevasi permukaan tanah yang bervariasi. Jalur
yang digunakan adalah jenis pararel, diameter pipa outlet 500 mm di reservoir dengan elevasi
1100 m. Air mengalir dengan kecepatan lebih dari 1 m/det pada pipa 1 dan pipa 2, kemudian
pada pipa 3 terjadi kontraksi pada pipa yang menyebabakan kecepatan aliran bertambah hingga
melebihi 2 m/det. Pada pipa 4 dan 5 kecepatan aliran turun karena jauhnya jarak yang ditempuh,
kemudian di pipa 6 dan terjadi penurunan kecepatan aliran karena kenaikan elevasi pipa.
Tekanan di setiap junction kurang dari 100m yang disebabkan oleh kecilnya diameter pipa
distribusi dan elevasi di setiap junction.
53
Gambar 4.4 Nilai Tekanan Setiap Junction
54
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai debit air saat kebutuhan puncak berpengaruh terhadap kecepatan aliran, diameter
pipa, dan tekanan di dalam pipa. Sedangkan debit max berpengaruh terhadap diameter
pipa transmisi, dan dimensi reservoir
2. Pada perhitungan kebutuhan air didapatkan prediksi total nilai debit puncak pada tahun
2033 sebesar 0,255 m3/det di Kota Balikpapan, yang menandakan bahwa untuk
perencanaan sistem penyediaan air minum di Kota Balikpapan sampai tahun 2033 total
nilai debit puncak tidak boleh di bawah 0,255 m3/det, Jika nilai dibawah yang telah
diperkirakan kemungkinan akan terjadi kekurangan pasokan air di Kota Balikpapan.
3. Dimensi Jaringan Pipa yang digunakan pada pembangunan instalasi pengolahan air
minum 0,255 m3/det PDAM Kota Balikpapan adalah pipa transmisi air baku
berdiameter 400 mm dan pipa distribusi berdiameter 500 mm.
4. Daerah pelayanan Kota Balikpapan dibagi menjadi 6 blok dan masing-masing blok
memiliki kepadatan penduduk yang berbed-beda. Perhitungan kebutuhan air per blok
dilakukan untuk mengoreksi perhitungan debit secara keseluruhan dengan cara
membandingkan nilai debit total tiap blok dan keseluruhan. Didapatkan nilai debit total
yang sama sehingga dapat disimpulkan tidak ada perubahan data didalamnnya.
5.2 Saran
1. Dalam penentuan lokasi atau areal pipa distribusi hendaknya memperhatikan tata guna
lahan dan kepentingan instansi lainnya.
2. Fasilitas didalam peta sebaiknya dibuat sama jumlahnya dengan data fasilitas sehingga
pembaca dapat langsung mengerti fasilitas apa yang lebih dominan.
3. Bentuk fasilitas didalam peta dapat dibedakan bentuk satu sama lainnya supaya dapat
dibedakan.
4. Dalam pembacaan elevasi sebaiknya dilakukan dengan teliti karena sangat berpengaruh
saat menentukan jalur pipa distribusi.
5. Perhitungan sebaiknya menggunakan satuan yang sama agar mudah saat perhitungan.
6. Saat menggambar pipa distribusi di epanet sebaiknya menggunakan gambar bantu hasil
dari autocad, sehingga gambar di epanet sama sepeti gambar rancangan di autocad.
55
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah No 122 Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan Air Minum(SPAM)
Anjayani, Eni. 2009. Geografi kelas XI. Surakarta: PT. Cempaka Putih.
Haested, B., 2001. Pemodelan Sistem Penyediaan Air Bersih, Erlangga, Jakarta
Tri Joko. 2010. Unit Air Baku Dalam Sistem Penyedian Air Minum.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Radianta Triatmadja, 2007, Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan, DRAFT, Yogyakarta
Edok, 2018. Proyeksi Kebutuhan Air dan Identifikasi Pola Fluktuasi Pemakaaian
air.https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/11/920dd_2._Proyeksi_
Kebutuhan_Air_dan_Identifikasi_Pola_Fluktuasi_Pemakaian_Air.docx.pdf.(24
September 2019)
56
LAMPIRAN
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
5. Penyediaan Air Minum adalah kegiatan menyediakan Air Minum untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
6. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disingkat SPAM merupakan satu
kesatuan sarana dan prasarana penyediaan Air Minum.
Pasal 2
(1) SPAM diselenggarakan untuk memberikan pelayanan Air Minum kepada masyarakat untuk
memenuhi hak rakyat atas Air Minum.
(2) SPAM diselenggarakan dengan tujuan untuk:
a. tersedianya pelayanan air minum untuk memenuhi hak rakyat atas Air Minum;
b. terwujudnya pengelolaan dan pelayanan Air Minum yang berkualitas dengan harga yang
terjangkau;
c. tercapainya kepentingan yang seimbang antara pelanggan dan BUMN, BUMD, UPT,
UPTD,
Kelompok Masyarakat, dan Badan Usaha; dan
d. tercapainya penyelenggaraan Air Minum yang efektif dan efisien untuk memperluas
cakupan pelayanan Air Minum.
Pasal 3
Jenis SPAM meliputi:
a. SPAM jaringan perpipaan; atau
b. SPAM bukan jaringan perpipaan.
Pasal 4
(1) SPAM jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi:
a. unit air baku;
b. unit produksi;
c. unit distribusi; dan
d. unit pelayanan.
57
Paragraf 2
Unit Air Baku
Pasal 5
(1) Unit air baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a merupakan sarana
pengambilan dan/atau penyedia Air Baku.
(2) Unit air baku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. bangunan penampungan air;
b. bangunan pengambilan/penyadapan;
c. alat pengukuran dan peralatan pemantauan;
d. sistem pemompaan; dan/atau
e. bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.
Paragraf 3
Unit Produksi
Pasal 7
(1) Unit produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b merupakan
infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan Air Baku menjadi Air Minum
melalui proses fisika, kimia, dan/atau biologi.
(2) Unit produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. bangunan pengolahan dan perlengkapannya;
b. perangkat operasional;
c. alat pengukuran dan peralatan pemantauan; dan
d. bangunan penampungan Air Minum.
(3) Unit produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilengkapi dengan sarana
pengolahan lumpur sisa hasil pengolahan Air Baku menjadi Air Minum.
Paragraf 4
Unit Distribusi
Pasal 8
(1) Unit distribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c merupakan sarana
pengaliran Air Minum dari bangunan penampungan sampai unit pelayanan.
(2) Unit distribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. jaringan distribusi dan perlengkapannya;
b. bangunan penampungan; dan
c. alat pengukuran dan peralatan pemantauan.
(3) Pengaliran air pada unit distribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
menggunakan sistem pemompaan dan/atau secara gravitasi.
58
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 / Menkes / Per / IV / 2010
I. PARAMETER WAJIB
Kadar maksimum
No Jenis Parameter Satuan yang diperbolehkan
1 Parameter yang berhubungan
langsung dengan kesehatan
a. Parameter Mikrobiologi
1 ) E. Coli Jumlah per 100 0
ml sampel
2 ) Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 0
ml sampel
b. Kimia an – organik
1 ) Arsen mg / l 0,01
2 ) Flourida mg / l 1,5
3 ) Total Kromium mg / l 0,05
4 ) Kadmium mg / l 0,003
5 ) Nitrit, ( sebagai NO2- ) mg / l 3
6 ) Nitrat, ( sebagai NO3- ) mg / l 50
7 ) Sianida mg / l 0,07
8 ) Selenium mg / l 0,1
a. Parameter Fisik
1 ) Bau Tidak berbau
2 ) Warna TCU 15
3 ) Total Zat Padat Terlarut (TDS) mg / l 500
4 ) Kekeruhan NTU 5
5 ) Rasa Tidak berasa
0
6 ) Suhu C Suhu udara ± 3
b. Parameter Kimiawi
1 ) Aluminium mg / l 0,2
2 ) Besi mg / l 0,3
3 ) Kesadahan mg / l 500
4 ) Khlorida mg / l 250
5 ) Mangan mg / l 0,4
6 ) Ph 6,5 – 8,5
59
Kadar maksimum
No Jenis Parameter Satuan
yang diperbolehkan
7 ) Seng mg / l 3
8 ) Sulfat mg / l 250
9 ) Tembaga mg / l 2
10 ) Amonia mg / l 1,5
Kadar maksimum
No Jenis Parameter Satuan yang diperbolehkan
1 KIMIAWI
a. Bahan Anorganik
Air Raksa mg / l 0,001
Antimon mg / l 0,02
Barium mg / l 0,7
Boron mg / l 0,5
Molybdenum mg / l 0,07
Nikel mg / l 0,07
Sodium mg / l 200
Timbal mg / l 0,01
Uranium mg / l 0,015
b. Bahan Organik
Zat Organik ( KMnO4 ) mg / l 10
Deterjen mg / l 0,05
Chlorinated alkanes
Carbon tetrachloride mg / l 0,004
Dichloromethane mg / l 0,02
1,2-Dichloroethane mg / l 0,05
Chlorinated ethenes
1,2-Dichloroethene mg / l 0,05
Trichloroethene mg / l 0,02
Tetrachloroethene mg / l 0,04
Aromatic hydrocarbons
Benzene mg / l 0,01
Toluene mg / 0,7
Xylenes mg / l 0,5
Ethylbenzenes mg / l 0,3
Styrene mg / l 0,02
Chlorinated benzenes
1,2-Dichlorobenzene ( 1,2-DCB ) mg / l 1
1,4-Dichlorobenzene ( 1,4-DCB ) mg / l 0,3
Lain – lain
60
Kadar maksimum
No Jenis Parameter Satuan
yang diperbolehkan
Di ( 2 – ethylhexyl ) phthalate mg / l 0,008
Acrylamide mg / l 0,0005
Epichlorohydrin mg / l 0,0004
Hexachlorobutadiene mg / l 0,0006
Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) mg / l 0,6
Nitrilotriacetic acid ( NTA ) mg / l 0,2
c. Pestisida
Alachlor mg / l 0,02
Aldicarb mg / l 0,01
Aldrin dan dieldrin mg / l 0,0003
Atrazine mg / l 0,002
Carbofuran mg / l 0,007
Chlordane mg / l 0,0002
Chlortoluran mg / l 0,03
DDT mg / l 0,001
1,2-Dibromo-3-chloropropane ( DBCP ) mg / l 0,001
2,4 Dichloropenoxyacetic acid ( 2,4-D ) mg / l 0,03
1,2-Dichloropropane mg / l 0,04
Isoproturon mg / l 0,009
Lindane mg / l 0,002
MCPA mg / l 0,002
Methoxychlor mg / l 0,02
Metolachlor mg / l 0,01
Molinate mg / l 0,006
Pendimethalin mg / l 0,02
Pentachlorophenol ( PCP ) mg / l 0,009
Permethrin mg / l 0,3
Simazine mg / l 0,002
Trifluralin mg / l 0,02
Chlorophenoxy herbicides selain 2,4-D
dan MCPA
2,4-DB mg / l 0,090
Dichlorprop mg / l 0,10
Fenoprop mg / l 0,009
Mecoprop mg / l 0,001
2,4,5-Trichlorophenoxyacetic acid mg / l 0,009
61
Kadar maksimum
No Jenis Parameter Satuan
yang diperbolehkan
Chlorate mg / l 0,7
Chlorite mg / l 0,7
Chlorophenols
2,4,6-Trichlorophenol ( 2,4,6-TCP ) mg / l 0,2
Bromoform mg / l 0,1
Dibromochloromethane ( DBCM ) mg / l 0,1
Bromodichloromethane ( BDCM ) mg / l 0,06
Chloroform mg / l 0,3
Chlorinated acetic acid
Dichloroacetic acid mg / l 0,05
Trichloroacetic acid mg / l 0,02
Chloral hydrate
Halogenated acetonitrilies
Dichloroacetonitrile mg / l 0,02
Dibromoacetonitrile mg / l 0,07
Cyanogen Chloride ( sebagai CN ) mg / l 0,07
2. RADIOAKTIFITAS
62
Gambar 4.6 Profil Memanjang
63