Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN

ORIENTASI PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI PUSKESMAS

A. PENDAHULUAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019, bahwa Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Upaya kesehatatan masyarakat yang dimaksud
adalah upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama yang ditujukan untuk (i) pencapaian
standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan; (ii) Program Indonesia Sehat,
(iii) kinerja Puskesmas dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional.

Jumlah Puskesmas di Indonesia yang tersebar di 34 provinsi adalah sebanyak 10.166.


puskesmas (2021). Puskesmas tersebut ada yang di kawasan perkotaan, kawasan
perdesaan dan kawasan terpencil dan sangat terpencil. Puseksmas tersebut terdiri dari
puskesmas rawat inap dan tidak rawat inap . (https://pusdatin.kemkes.go.id/data dasar
puskesmas)

Merujuk persyaratan lokasi Puskesmas, bahwa Puskesmas harus pengelolaan kesehatan


lingkungan antara lain air bersih, dan pengelolaan limbah medis dan non medis baik padat
maupun cair sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Puskesmas juga
tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Disamping itu terdapat persyaratan bangunan, komponen dan material serta persyaratan
prasarana Puskesmas yang menjadi faktor risiko kesehatan lingkungan terjadinya gangguan
kesehatan dan penyakit.

Secara nasional, puskesmas telah memiliki akses air dasar telah mencapai 80%. Namun
masih terdapat 1 dari 5 puskesmas yang tidak memiliki akses air yang layak. Cakupan
nasional untuk akses sanitasi dasar di puskesmas sudah mencapai 74%, itu berarti 3 dari 4
puskesmas memiliki akses sanitasi yang layak. Hal ini juga berarti 1 dari 4 puskesmas tidak
memiliki sarana sanitasi yang layak. Bahkan masih ada sekitar 80 puskesmas yang tidak
memiliki sarana sanitasi sama sekali. Sekitar 46% puskesmas di Indonesia telah memiliki
akses terhadap sarana pengelolaan sampah layanan kesehatan yang aman. Sisanya, 1 dari
2 puskesmas belum memiliki sarana pengelolaan sampah layanan kesehatan yang aman.
Bahkan masih ada sekitar 285 puskesmas yang tidak memiliki sarana pengelolaan sampah
layanan dasar termasuk pengolahan sampah medis secara aman. Terdapat 51% puskesmas
di Indonesia telah memiliki akses terhadap pembersihan lingkungan dengan layanan dasar.
Hal ini berarti 1 dari 2 puskesmas belum memiliki akses pembersihan lingkungan yang layak.
Bahkan 1 dari 5 puskesmas tidak memiliki pedoman kebersihan dan tidak melakukan
pelatihan kebersihan kepada petugas kebersihan di puskesmas
(https://www.kemkes.go.id/2020)

Upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas ada yang bersifat esensial dan pengembangan
(Permenkes nomor 43 tahun 2019). Upaya kesehatan masyarakat yang bersifat esensial
yang dimaksud adalah (i) pelayanan promosi kesehatan; (ii) pelayanan kesehatan
lingkungan; (iii) pelayanan kesehatan keluarga; (iv) pelayanan gizi; (iv) pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit. Pelayanan kesehatan lingkungan yang dimaksud
diatas adalah (i) pelayanan konseling; (ii) kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan sebagai
tindak lanjut konseling dan pembinaan dan pengawasan kesehatan lingkungan di
permukiman, tempat dan fasilitas umum; (iii) tempat kerja dan (iv) tempat wisata.
Berdasarkan data yang tersedia melalui E monev TFU, bahwa baru 56.7 % Puskesmas
melakukan pengawasan terhadap tempat dan fasilitas umum khususnya sekolah,
puskesmas dan pasar. Namun untuk data terkait dengan jumlah puskesmas yang
melaksanakan pelayanan konseling kesehatan lingkungan belum diketahui.

Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas memerlukan tenaga


sanitasi lingkungan dan atau tenaga kesehatan lainnya yang sudah dilakukan pelatihan
terkait sanitasi lingkungan. Data tenaga sanitasi lingkungan di Puskesmas, dalam hal jumlah
11.821 orang (2018) Sudah cukup untuk memenuhi di puskesmas. Namun dalam aspek
penyebaran tenaga sanitasi lingkungan tersebut di puskesmas belum merata

Situasi pandemi COVID-19 yang masih terjadi di Indonesia. Atas keadaan ini, diperluikan
pelayanan kesehatan lingkungan yang terukur, rutin dan setiap hari dilakukan. Puskesmas
dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian COVID-19, memerlukan pengelolaan
yang memadai mulai kesiapan tenaga kesehatan, bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk melakukan pembersihan dan desinfeksi seluruh bangungan Puskesmas, penambahan
sarana CTPS dari yang sudah tersedia atau penyediaan hand sanitizer serta melakukan
pengelolaan limbah medis sesuai ketentuan yang berlaku.

B. TUJUAN
Tujuan dari orientasi pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas dimaksudkan adalah
untuk:
1. Refresh tenaga sanitasi lingkungan di Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota
terkait pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas berdasarkan permenkes nomor
43 tahun 2019.
2. Percepatan pelaksanaan kegiatan Inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) di tempat dan
fasilitas umum.
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan di
Puskesmas (E-SATU)

C. SASARAN
Sasaran kegiatan orientasi pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas adalah:
1. Tenaga sanitasi lingkungan di Puskesmas
2. Tenaga sanitasi lingkungan di Dinas Kesehatan Provinsi
3. Tenaga sanitasi lingkungan di dinas kesehatan kabupaten/kota

D. OUTPUT
1. Terlaksananya pelayanan konseling kesehatan lingkungan yang dibuktikan dengan
data puskesmas yang sudah melaksanakan pelayanan konseling kesehatan lingkungan
di puskesmas.
2. Terlaksananya IKL di tempat dan fasilitas umum khususnya Puskesmas, sekolah dan
pasar yang dibuktikan dengan data E-monev tempat dan fasilitas umum (E-SATU) yang
terupdate.

E. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Persiapan : rapat persiapan internal, surat menyurat, penyiapan materi, peserta
narasumber, dan jaringan virtual.
2. Materi
Materi yang akan disampaikan adalah:
- Kebijakan kesehatan lingkungan dalam upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat.
- Kebijakan pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas
- Kebijakan pencegahan dan pengendalian penyakit yang berbasis lingkungan.
- Penyelenggaraan pelayanan UKM Essensal tingkat pertama di Puskesmas.
- Pelaksanaan inspeksi kesehatan lingkungan di Puskesmas, sekolah dan pasar
- Pelaksanaan intervensi kesehatan lingkungan
- Pencatatan dan pelaporan termasuk E-monev TFU (E-SATU)
3. Narasumber
Narasumber dalam orientasi ini adalah :
- Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
- Direktur Kesehatan Lingkungan
- Direktur Pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung.
- Direktur Pelayanan kesehatan primer.
- Koordinator Bidang penyehatan udara, tanah dan kawasan
- Sub Koordinator Bidang penyehatan udara, tanah dan kawasan
- Pejabat fungsional di bidang penyehatan udara, tanah dan kawasan.
4. Peserta
Peserta orientasi ini adalah seluruh tenaga sanitasi lingkungan di puskesmas,
kabupaten/kota (514 kab/kota) dan di 34 provinsi
Pembagian peserta orientasi menjadi 3 regional :
- Regional Barat (seluruh provinsi di pulau Sumatra, Kepulauan Riau dan Bangka
Belitung, Banten, DKI, Jawa Barat dan Jawa tengah)
- Regional Tengah : DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan seluruh provinsi di pulau
Kalimantan
- Regional Timur : seluruh provinsi di pulau Sulawesi, NTT, Bali, NTB, Maluku,
Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
5. Penyediaan sertifikat
Sertifikat diberikan kepada peserta dan narasumber yang mengikuti orientasi yang
dibuktikan dengan daftar kehadiran (google form). Sertifikat di tandatangani oleh
Direktur Kesehatan lingkungan (barcode)

F. WAKTU DAN JADWAL KEGIATAN


Kegiatan orientasi pelaksanaan pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas
dilaksanakan secara virtual pada tanggal 14 – 15 Januari 2021 (Regional 1), tanggal 21-22
Januari 2021 ( Regional 2), dan tanggal 25 -26 Januari 2021 ( Regional 3)
Waktu Kegiatan Narasumber Moderator
HARI KE-1

Pkl 08 – 09.00 Registrasi (virtual)


Pkl: 09-09.30 Pembukaan dan arahan Direktur Jenderal Pembawa
Kesehatan acara
Masyarakat
Laporan kegiatan Direktur
Kesehatan
Lingkungan
Pkl 09.35-10.00 Penyampaian paparan judul Direktur Jenderal Koordinator
: Kebijakan kesehatan Kesehatan kelompok
lingkungan dalam upaya Masyarakat substansi
meningkatkan kesehatan (KKS) PUTK
masyarakat
Pkl. 10 – 10.15 ISTIRAHAT
Pkl 10.15 - Paparan pleno 1 Direktur Sub koordinator
12.30 1) Kebijakan pelayanan Kesehatan kelompok Sub
kesehatan lingkungan di Lingkungan substansi
Puskesmas (SKKSS) PUTK

2) Kebijakan pencegahan Direktur


dan pengendalian Pencegahan dan
penyakit yang berbasis pengendalian
lingkungan penyakit menular
langsung
3) Penyelenggaraan Direktur
pelayanan UKM Pelayanan
Essensal pertama di kesehatan primer
Puskesmas

Pkl 12.30 – ISTIRAHAT


13.30
Pkl 13.30 – Paparan Pleno 2 : Koordinator JFTSL Madya
16.00 1) Pelaksanaan Inspeksi kelompok
Kesehatan Lingkungan substansi (KKS)
PUTK
2) Pelaksanaan inspeksi Sub koordinator
kesehatan lingkungan di kelompok Sub
Puskesmas dan substansi
pencatatan dan (SKKSS) PUTK
pelaporan E-monev

3) Pelaksanaan inspeksi Tri Saptaningsih


kesehatan lingkungan di (JFTSL Madya)
sekolah dan pencatatan
dan pelaporan E-monev

HARI KE-2
Waktu Kegiatan Narasumber Moderator
Pkl 09.00-11.00 Paparan pleno 3: Sub koordinator Astri Syativa
1) Pelaksanaan inspeksi kelompok Sub (JFTSL Muda)
kesehatan lingkungan di substansi
pasar dan pencatatan (SKKSS) PUTK
dan pelaporan E-monev

2) Pelaksanaan intervensi Donal


kesehatan lingkungan Simanjuntak
(JFTSL Madya)
Pkl 11.00 – Penutupan Direktur Pembawa
11.30 Kesehatan acara
Lingkungan

G. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan ini berasal dari APBN Satker Direktorat Kesehatan Lingkungan
tahun 2021.

H. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dipergunakan dengan semestinya.

Koordinator Kelompok Substansi (KKS) PUTK


Direktorat Kesehatan Lingkungan

Dra. Cucu Cakrawati Kosim, M.Kes


NIP. 196406231991032001

Anda mungkin juga menyukai