A. PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019, bahwa Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Upaya kesehatatan masyarakat yang dimaksud
adalah upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama yang ditujukan untuk (i) pencapaian
standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan; (ii) Program Indonesia Sehat,
(iii) kinerja Puskesmas dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional.
Secara nasional, puskesmas telah memiliki akses air dasar telah mencapai 80%. Namun
masih terdapat 1 dari 5 puskesmas yang tidak memiliki akses air yang layak. Cakupan
nasional untuk akses sanitasi dasar di puskesmas sudah mencapai 74%, itu berarti 3 dari 4
puskesmas memiliki akses sanitasi yang layak. Hal ini juga berarti 1 dari 4 puskesmas tidak
memiliki sarana sanitasi yang layak. Bahkan masih ada sekitar 80 puskesmas yang tidak
memiliki sarana sanitasi sama sekali. Sekitar 46% puskesmas di Indonesia telah memiliki
akses terhadap sarana pengelolaan sampah layanan kesehatan yang aman. Sisanya, 1 dari
2 puskesmas belum memiliki sarana pengelolaan sampah layanan kesehatan yang aman.
Bahkan masih ada sekitar 285 puskesmas yang tidak memiliki sarana pengelolaan sampah
layanan dasar termasuk pengolahan sampah medis secara aman. Terdapat 51% puskesmas
di Indonesia telah memiliki akses terhadap pembersihan lingkungan dengan layanan dasar.
Hal ini berarti 1 dari 2 puskesmas belum memiliki akses pembersihan lingkungan yang layak.
Bahkan 1 dari 5 puskesmas tidak memiliki pedoman kebersihan dan tidak melakukan
pelatihan kebersihan kepada petugas kebersihan di puskesmas
(https://www.kemkes.go.id/2020)
Upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas ada yang bersifat esensial dan pengembangan
(Permenkes nomor 43 tahun 2019). Upaya kesehatan masyarakat yang bersifat esensial
yang dimaksud adalah (i) pelayanan promosi kesehatan; (ii) pelayanan kesehatan
lingkungan; (iii) pelayanan kesehatan keluarga; (iv) pelayanan gizi; (iv) pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit. Pelayanan kesehatan lingkungan yang dimaksud
diatas adalah (i) pelayanan konseling; (ii) kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan sebagai
tindak lanjut konseling dan pembinaan dan pengawasan kesehatan lingkungan di
permukiman, tempat dan fasilitas umum; (iii) tempat kerja dan (iv) tempat wisata.
Berdasarkan data yang tersedia melalui E monev TFU, bahwa baru 56.7 % Puskesmas
melakukan pengawasan terhadap tempat dan fasilitas umum khususnya sekolah,
puskesmas dan pasar. Namun untuk data terkait dengan jumlah puskesmas yang
melaksanakan pelayanan konseling kesehatan lingkungan belum diketahui.
Situasi pandemi COVID-19 yang masih terjadi di Indonesia. Atas keadaan ini, diperluikan
pelayanan kesehatan lingkungan yang terukur, rutin dan setiap hari dilakukan. Puskesmas
dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian COVID-19, memerlukan pengelolaan
yang memadai mulai kesiapan tenaga kesehatan, bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk melakukan pembersihan dan desinfeksi seluruh bangungan Puskesmas, penambahan
sarana CTPS dari yang sudah tersedia atau penyediaan hand sanitizer serta melakukan
pengelolaan limbah medis sesuai ketentuan yang berlaku.
B. TUJUAN
Tujuan dari orientasi pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas dimaksudkan adalah
untuk:
1. Refresh tenaga sanitasi lingkungan di Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota
terkait pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas berdasarkan permenkes nomor
43 tahun 2019.
2. Percepatan pelaksanaan kegiatan Inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) di tempat dan
fasilitas umum.
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan di
Puskesmas (E-SATU)
C. SASARAN
Sasaran kegiatan orientasi pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas adalah:
1. Tenaga sanitasi lingkungan di Puskesmas
2. Tenaga sanitasi lingkungan di Dinas Kesehatan Provinsi
3. Tenaga sanitasi lingkungan di dinas kesehatan kabupaten/kota
D. OUTPUT
1. Terlaksananya pelayanan konseling kesehatan lingkungan yang dibuktikan dengan
data puskesmas yang sudah melaksanakan pelayanan konseling kesehatan lingkungan
di puskesmas.
2. Terlaksananya IKL di tempat dan fasilitas umum khususnya Puskesmas, sekolah dan
pasar yang dibuktikan dengan data E-monev tempat dan fasilitas umum (E-SATU) yang
terupdate.
HARI KE-2
Waktu Kegiatan Narasumber Moderator
Pkl 09.00-11.00 Paparan pleno 3: Sub koordinator Astri Syativa
1) Pelaksanaan inspeksi kelompok Sub (JFTSL Muda)
kesehatan lingkungan di substansi
pasar dan pencatatan (SKKSS) PUTK
dan pelaporan E-monev
G. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan ini berasal dari APBN Satker Direktorat Kesehatan Lingkungan
tahun 2021.
H. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dipergunakan dengan semestinya.