Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEBIJAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

Disusun Oleh:

Anya Putrika Sari PO7233320 796


Chania Tesya Suprobo Ningrum PO7233320 800
Fernanda Aldiansyah PO7233320 804
Rusilawati PO7233320 822
Salsabila Anjani PO7233320 823
Yuni Kartika PO7233320 827

Instuktur: Ulfa Hanum, SKM

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGPINANG

PROGRAM STUDI DIII SANITASI

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat
sehingga kami bisa menyelesaikan laporan yang berjudul “Kebijakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi dari salah satu tugas mata kuliah
teknologi tepat guna. Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-
banyaknya untuk pihak yang sudah terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta
bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait STBM. Selain itu kami
juga sadar bahwa pada makalah ini masih dapat ditemukan kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk hasil yang lebih
baik lagi kedepannya.
Di akhir kami berharap makalah yang sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap
pihak yang membaca. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
makalah ini terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Tanjungpinang, 08 Agustus 2022

Penyusun,
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap orang sehingga diharapkan terjadi peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah
satu upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah melalui
program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat, bahwa dalam rangka memperkuat upaya perilaku hidup bersih dan
sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan
masyarakat, serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar perlu
menyelenggarakan STBM. Program STBM merupakan upaya dalam pencapaian
Millenium Development Goals (MDG’s) tahun 2015 poin 7c, yaitu meningkatkan akses
air minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan kepada separuh dari proporsi
penduduk yang belum mendapatkan akses. Data dari BPS dan KemenPU tahun 2012
menyebutkan bahwa capaian akses sanitasi layak masyarakat Indonesia pada tahun 2012
sebesar 57,35% dengan target MDG’s 2 2015 sebesar 62,41% , yang artinya ada 5,06%
akses sanitasi masyarakat kita yang masih menjadi perhatian pemerintah sampai tahun
2015.
Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima pilar (Stop
Buang air besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan Air Minum dan
Makanan Rumah Tangga, Pengamanan Sampah Rumah Tangga, dan Pengamanan
Limbah Cair Rumah Tangga) akan mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi
masyarakat yang lebih baik serta mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya
hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan program STBM dimulai dari pilar pertama yaitu Stop
Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS). Fokus pertama dilakukan pada Stop BABS
karena pilar tersebut berfungsi sebagai pintu masuk menuju sanitasi total serta merupakan
upaya untuk memutus rantai kontaminasi kotoran manusia terhadap air baku minum,
makanan, dan lainnya (Ditjen PP dan PL, 2011).
Menurut Chandra (2007), Buang air besar sembarangan dapat mengakibatkan
kontaminasi pada air, tanah, udara, makanan, dan perkembangbiakan lalat. Sesuai dengan
model ekologi, ketika lingkungan buruk akan menyebabkan penyakit. Penyakit yang
dapat terjadi akibat kontaminasi tersebut antara lain tifoid, paratiroid, disentri, diare,
kolera, penyakit cacing, hepatitis viral, dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal lain,
serta infeksi parasit lain. Upaya untuk memutus terjadinya penularan penyakit dapat
dilaksanakan dengan memperbaiki sanitasi lingkungan.
1.2 Tujuan

Mengetahui pengertian dan kebijakan dari Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sanitasi total berbasis masyarakat?
2. Apa kebijakan dari sanitasi total berbasis masyarakat?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian STBM


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk merubah
perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode
pemicuan. STBM menjadi acuan nasional untuk program sanitasi berbasis masyarakat
sejak lahirnya Kepmenkes No 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional
Sanitasi Total Berbasis masyarakat.Sedangkan dasar pelaksanaan STBM adalah
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Strategi
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Sejarah lahirnya pedoman ini antara lain
didahului dengan adanya kerjasaman antara pemerintah dengan Bank Dunia berupa
implementasi proyek Total Sanitation and Sanitation Marketing (TSSM) atau Sanitasi
Total dan pemasaran sanitasi (SToPS).
Kemudian pada tahun 2008 lahir sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) sebagai
strategi nasional. Strategi ini pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka memperkuat
upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat,mencegah penyebaran penyakit berbasis
lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta mengimplementasikan
komitmen Pemerintah untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar yang
berkesinambungan dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tahun
2015. (Depkes RI, 2008).
2.2 Kebijakan STBM
Konsep kebijakan STBM secara garis besar terdiri atas 5 (lima) pilar perilaku hidup
sehat yaitu: 1. Stop Buang Air Besar Sembarangan.
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga.
4. Pengamanan Sampah Padat Rumah Tangga.
5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga.
Rekomendasi Kebijakan STBM
I. tingkat Nasional
1.Melakukan revisi Permenkes Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) dengan memasukkan unsur enabling environment, demand, dan
supply yang berkesetaraan gender dan inklusi sosial, melalui:
a.Enabling Environment

 Mengintegrasikan hasil analisis gender pada perencanaan program sanitasi


nasional.
 Mengintegrasikan kesetaraan gender dan inklusi sosial kedalam Roadmap STBM
Nasional.
 Melibatkan institusi pemberdayaan perempuan atau organisasi perempuan,
organisasi penyandang disabilitas dalam Kelompok Kerja Air Minum &
Penyehatan Lingkungan Nasional (Pokja AMPL Nasional).
 Mendorong dan menguatkan partisipasi anak, perempuan, penyandang disabilitas,
masyarakat miskin, dan kelompok rentan lainnya sebagai tenaga fasilitator STBM.
 Mengintegrasikan perspektif gender dalam penguatan kapasitas pelaksana
kegiatan dan fasilitator.
 Melaksanakan pemantauan & evaluasi program yang berketaraan gender &
inklusi sosial, misalnya menyediakan data terpilah laki-laki, perempuan, dan
penyandang disabilitas. Juga melibatkan anak, perempuan, penyandang
disabilitas, masyarakat miskin, dan kelompok rentan lainnya di dalam proses
pemantauan & evaluasi.

b.Demand

 Mengembangkan media promosi yang mengkampanyekan kesetaraan gender dan


inklusi sosial; serta dapat diakses semua, termasuk anak, perempuan, penyandang
disabilitas, masyarakat miskin, dan kelompok rentan lainnya.
 Memastikan semua panduan STBM mengakomodir kebutuhan & keterlibatan
aktif semua orang termasuk anak, perempuan, penyandang disabilitas, dan
kelompok rentan lainnya.

c.Supply

 Membuat panduan opsi teknologi sarana sanitasi dan CTPS yang inklusif dan
mudah digunakan semua orang dengan harga terjangkau, baik di masyarakat,
maupun di sekolah.
 Memfasilitasi pelatihan pembuatan opsi teknologi sarana sanitasi dan CTPS yang
dibangun di masyarakat dan di sekolah sudah inklusif dan mudah digunakan
semua orang dengan harga terjangkau.
 Memastikan sarana sanitasi & CTPS yang dibangun di masyarakat dan di sekolah
aman dan bisa digunakan semua orang, dan sesuai kebutuhan anak, perempuan,
penyandang disabilitas, masyarakat miskin, dan kelompok rentan lainnya.

II.Tingkat Provinsi,Kabupaten,Desa.

a. Enabling Environment

 Mengintegrasikan hasil analisis gender pada kebijakan sanitasi daerah.


 Melibatkan institusi pemberdayaan perempuan atau organisasi perempuan, organisasi
penyandang disabilitas dalam Kelompok Kerja Air Minum & Penyehatan Lingkungan
(Pokja AMPL Kabupaten) dan tim STBM Kecamatan & Desa.
 Memastikan keterlibatan anak, perempuan, penyandang disabilitas, masyarakat
miskin, dan kelompok rentan lainnya sebagai tenaga fasilitator STBM dan dalam
kegiatan STBM.
 Melakukan pelatihan STBM GESI kepada Pokja AMPL Kabupaten dan tim STBM
Kecamatan & Desa.
 Menyediakan data terpilah laki-laki, perempuan, dan penyandang disabilitas, serta
melibatkan kelompok rentan di dalam proses pemantauan & evaluasi.

b. Demand

 Mengembangkan media promosi yang mengkampanyekan kesetaraan gender dan


inklusi sosial; serta dapat diakses semua, termasuk anak, perempuan, penyandang
disabilitas, masyarakat miskin, dan kelompok rentan lainnya.
 Memastikan keterlibatan aktif semua orang termasuk perempuan, penyandang
disabilitas, dan kelompok rentan lainnya dalam semua kegiatan STBM.

c. Supply

 Memfasilitasi pelatihan pembuatan opsi teknologi sarana sanitasi dan CTPS yang
dibangun di masyarakat dan di sekolah sudah inklusif dan mudah digunakan semua
orang dengan harga terjangkau.
 Memastikan sarana sanitasi & CTPS yang dibangun di masyarakat dan di sekolah
aman dan bisa digunakan semua orang, dan sesuai kebutuhan anak, perempuan,
penyandang disabilitas, masyarakat miskin, dan kelompok rentan lainnya.
 Memberikan kapasitas (training) kepada perempuan dan penyandang disabilitas untuk
menjadi wirausaha sanitasi.
 Memastikan alokasi anggaran untuk pembangunan sarana sanitasi & CTPS bagi
masyarakat yang tidak mampu.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk
merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan
metode pemicuan. Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan
lima pilar (Stop Buang air besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun,
Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengamanan Sampah Rumah
Tangga, dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga) akan mempermudah upaya
meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta mengubah dan
mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan program
STBM dimulai dari pilar pertama yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop
BABS). Fokus pertama dilakukan pada Stop BABS karena pilar tersebut berfungsi
sebagai pintu masuk menuju sanitasi total serta merupakan upaya untuk memutus
rantai kontaminasi kotoran manusia terhadap air baku minum, makanan, dan lainnya.
3.2 Saran
1. Adanya pengetahuan lebih lanjut mengenai STBM
2. Adanya perlakuan lebih lanjut mengenai STBM.
3. Adanya pratik lapangan langsung mengenai STBM.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai