DISUSUN OLEH
KELOMPOK I
Nur Fadillah (P21121001)
Ningsih Wulandari (P21121003)
Ivasilfia Islamiayah (P21121005)
Nur Aulya Putri (P21121007)
Muh. Sadar (P21121009)
Nur Fitria Ramadan (P21121011)
Khaerunnisa (P21121013)
Nayla Sasikirana (P21121015)
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar sebagai salah satu tempat tempat umum bagi orang banyak untuk
melakukan kegiatan jual–beli yang dapat menyebabkan timbulnya/menularnya
penyakit (Khoiruz, 2010). Sebagaimana diketahui pasar merupakan salah satu
fasilitas ekonomi di kota maupun desa yang menjuak seluruh kebutuhan
masyarakat. Muculnya pasar modern atau mall yang berkembang semakin subur
hampir diseluruh kota, pasar tradisional menghadapi tantangan agar tidak
ditinggalkan oleh penjual dan pembeli, sebagai akibat kondisi pasar tradisional
yang kotor, semerawut, dan kumuh (Naingolani, 2012).
Umumnya pasar tradisional Indonesia mempunyai kondisi sanitasi yang
buruk (Zafirah, 2011). Kondisi sanitasi yang buruk dapat ditemui pada penyediaan
air bersih kurang memadai, sistem pengelolaan sampah dan limbah kurang baik,
pembagian zona los dan kios pedagang tidak jelas, serta keberadaan toilet dan WC
umum yang tidak terawat. Pengelolaan pasar dapat dilaksanakan dengan
melakukan pemeliharaan dan pengembangan pasar, pengelolaan data pedagang
pasar dan melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban pasar merupakan
hal-hal yang telah ditetapkan pada rencana strategis oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Sleman.
2. Diare
karena kondisi kebersihan yang buruk (Buruknya sanitasi
lingkungan membuat tempat berkembang biaknya berbagai macam
penyakit dan sebagai penyebab utama penyakit yang timbul dari buruknya
kesehatan lingkungan. Diare merupakan penyakit dengan ciri konsistensi
feses cair, frekuensi buang air besar meningkat. Diare terjadi pada musim
hujan pada umumnya disebabkan karena penurunan kualitas hidup bersih,
sehingga meningkatkan perkembangan virus, bakteri dan parasit.
Mikroorganisme pathogen biasanya muncul dari saluran drainase yang
kotor kemudian mencemari air bersih yang dikonsumsi.
1. ISPA
Infeksi Saluran Pernafasan Atas dan TB (tuberkulosis) karena
lingkungan pasar yang pengap, sesak dan sumpek (Penyakit ISPA
diketahui merupakan penyebab utama peningkatan angka kesakitan dan
kematian penyakit menular di dunia. Penyakit ISPA juga adalah salah satu
penyebab utama konsultasi dalam fasilitas pelayanan kesehatan . penyakit
ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi akibat dari faktor
lingkungan. Kurangnya menjaga kesehatan lingkungan akan
mengakibatkan peningkatan penyakit ISPA yang akan merujuk terjadinya
penyakit Pencemaran lingkungan menjadi salah satu faktor tertinggi
dalam peningkatan penyakit infeksi (ISPA). Lingkungan adalah suatu
tempat dimana masyarakat selalu melakakan aktifitas, dengan kondisi
lingkungan yang tidak memadai akan menjadi sumber utama dalam
penularan penyakit
4. Tifus karena banyaknya lalat, deman berdarah karena air yang
tergenang dan juga cacungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan