PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fisik seseorang. Orang yang dikatakan sehat apabila terbebas dari serangan
penyakit sebaliknya dikatakan sakit apabila kondisi fisiknya tidak baik akibat
penyakit menular atau penyakit yang tidak menular. Ini dinamakan konsep sehat-
sakit. Pengertian menurut WHO sehat adalah keadaan seseorang ketika diperiksa
oleh ahlinya tidak memiliki atau tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat
tanda-tanda penyakit atau kelainan. Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni
manusia. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang
Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari
segi kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada
Pasar termasuk tempat umum yang merupakan sarana dimana orang banyak
bertemunya para penjual dan pembeli dan atas dasar itu dapat menghasilkan suatu
1
Indonesia Nomor: 519/Menkes/SK/VI/2008, pasar tradisional adalah pasar yang
yang masih sederhana dan fasilitas infrastukturnya juga masih sangat sederhana
Keselamatan, 2014)
Pasar yang sehat dan memenuhi syarat sanitasi salah satunya adalah adanya
suatu Pengendalian Vektor Penyakit, beberapa dari macam vektor penyakit yang
perlu diperhatikan yaitu lalat. Penyakit yang ditularkan lalat antara lain disentri,
kolera, typus perut, diare dan lainnya yang berkaitan dengan kondisi sanitasi
lingkungan yang buruk. Sebagai tempat yang disenangi lalat, pasar merupakan
tempat yang ideal untuk berkembang biak, karena pasar banyak menghasilkan
sampah basah, sampah organik, dari hasil kegiatan di los buah, sayuran, ikan,
daging, dan TPS yang merupakan sebagai sumber lalat di pasar. Keadaan seperti
itu juga dapat mempengaruhi keberadaan lalat di tempat penjualan makanan atau
terhadap hygiene dan sanitasi, menyebabkan lalat memiliki dampak negatif bagi
kesehatan masyarakat secara luas dari segi estetika sampai penularan penyakit.
Lalat adalah salah satu vector yang dapat menyebarkan penyakit, hal ini
2
dikarenakan lalat hinggap untuk berkembang biak dan mencari makan di tempat-
tempat yang kotor seperti pada tumpukan sampah dan saluran pembuangan air
limbah. Pengelolaan limbah dan sampah yang baik harus didasari oleh sanitasi
Salah satu perusahaan daerah yang dikelola oleh Kabupaten Badung yakni
Pasar Desa Adat Sembung yang berdiri diatas tanah seluas 2850 m2. Pasar ini
merupakan pasar tradisional yang beroperasi setiap harinya mulai dari jam 4 pagi
Kec. Mengwi, Kabupaten Badung. berdasarkan dari aktivitas jual beli tersebut
Adat Sembung, penulis mengamati masih adanya terlihat sampah di sekitar los, di
tempat pewadahan sampah, serta kurangnya sarana TPS dan tong sampah dari
pihak pengelola menyebabkan masih ada sampah yang masih berserakan di depan
kios maupun los para pedagang. Selain itu kurangnya partisipasi pedagang dalam
Sembung. Karena pedagang merasa telah membayar iuran retribusi, sehingga para
Selain itu sampah juga berada disekitar pinggiran sungai yang berada
dibelakang pasar, Pasar Desa Adat Sembung ini hanya memiliki satu buah
3
contrainer sehingga sampah cepat menumpuk. Sampah yang menumpuk di
Contrainer diangkut sekitar 4 hari sekali. Sampah tersebut akan menjadi tempat
Sampah yang dimaksud yakni sampah sisa dari daging,ikan,sampah sayuran dan
buah yang tidak layak dijual,sampah sisa makanan dan sampah plastik.
penjualan sayuran, tempat penjualan buah serta tempat penjualan makanan yang
telah masak dan di kantor pengelola pasar, maka dari itu penulis melakukan
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Adat Sembung.
2. Tujuan khusus
Adat Sembung.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
Sembung dan pedagang tentang tingkat kepadatan lalat dan sanitasi dalam upaya
5
2. Manfaat teoritis
lalat.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pasar
Pasar termasuk tempat umum yang merupakan sarana dimana orang banyak
manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan atau sampah.
pemeriksaan terhadap pengaruh - pengaruh yang ditimbulkan oleh pasar yang erat
C. Sumber Sampah
1. Sampah Rumah Tangga Yaitu sampah yang berbentuk padat yang berasal dari
sisa kegiatan seharihari di rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah
7
spesifik dan dari proses alam yang berasal dari lingkungan rumah tangga.
2. Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Yaitu sampah rumah tangga yang
bersala bukan dari rumah tangga dan lingkungan rumah tangga melainkan
berasal dari sumber lain seperti pasar, pusat perdagangan, kantor, sekolah,
rumah sakit, rumah makan, hotel, terminal, pelabuhan, industri, taman kota,
dan lainnya.
3. Sampah Spesifik Yaitu sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah
berbahaya dan beracun seperti batere bekas, bekas toner, dan sebagainya),
puing bongkaran, sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, sampah
rambut halus menjadi media pembawa yang baik bagi agen patogen. Perilakunya
yang seringkali hinggap pada kotoran, sampah, bangkai dan makanan menjadi
8
E. Siklus Hidup Lalat
1. Stadium telur
Stadium ini memerlukan waktu (12-24) jam. Bentuk telur lonjong bulat
berwarna putih, besarnya telur (1-2)mm, dikeluarkan oleh lalat betina sekaligus
sebanyak (150-200) butir. Faktor temperature tempat sarang telur ini (kotoran)
2. Stadium larva
belatung. larva dewasa selalu bergerak untuk mencari makanan sekitar sarangnya
berupa bahan organik. Pada tingkat akhir larva akan mencari tempat kering untuk
stadium ini (2-8) hari tergantung dari pengaruh setempat. Larva mudah terbunuh
3. Stadium pupa
Bentuk bulat lonjong dengan warna cokelat hitam panjang (8-10)mm. pada
stadium ini jarang-jarang ada pergerakan, mempunyai selaput luar yang keras
9
disebut chitine, dibagian depan terdapat spiracle(lubang nafas) disebut posterior
spiracle.
4. Stadium dewasa
Dari pupa ini akhirnya terwujud lalat dewasa. Dari stadium telur sampai
membusuk, sampah dan sisa makanan dari hasil olahan serta air kotor juga
disenangi oleh lalat. Sehingga organisme penyebab penyakit menempel pada kaki
dan bagian tubuhnya. Lalat menyukai tempat-tempat tersebut karena memiliki bau
yang tidak sedap dan menyengat sehingga mengundang lalat untuk hinggap dan
bertelur di tempat itu. Tujuan lalat hinggap pada makanan manusia untuk mencari
Pengukuran kepadatan lalat diukur dengan menggunakan alat fly grill. Fly
Grill diletakkan ditempat yang akan diukur kepadatan lalatnya, lalu dihitung
selama 30 detik. Sedikitnya pada setiap lokasi dilakukan 10 kali perhitungan (10
kali 30 detik) dan 5 perhitungan lalat yang tertinggi dibuat rata-ratanya dan dicatat
dalam kartu hasil perhitungan. Angka rata-rata itu merupakan petunjuk (indeks)
populasi satu lokasi tertentu, intrepretasi hasil pengukuran pada setiap lokasi atau
10
3 – 5 :perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-tempat berbiaknya lalat
(sedang)
(tinggi/padat)
tinggi/sangat padat).
trypanosomiasis melalui penetrasi larva dan gigitan lalat dewasa. Penularan tidak
1. Diare
Diare merupakan suatu gejala buang air besar (BAB) cair dengan frekuensi
tidak normal karena pergerakan usus yang berlebihan. Penderita dapat menderita
pertolongan segera.
2. Kecacingan
perilaku higiene yang kurang. Perilaku tidak mencuci tangan sebelum makan
11
berpotensi menularkan kecacingan ini dengan membawa telur cacing yang infektif
3. Cholera
usus yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Lalat juga berpotensi
4. Disentri
ringan dan sembuh sendiri, sehingga terapi suportif dan simtomatis lebih
diutamakan.
I. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
a. Tahu
Pengetahuan yang dimiliki baru sebatas berupa mengingat kembali apa yang
menyatakan.
12
b. Memahami
Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini dapat diartikan sebagai suatu
yang telah faham tentang pelajaran atau materi yang telah diberikan dapat
c. Aplikasi
Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini yaitu dapat mengaplikasikan atau
menerapkan materi yang telah dipelajarinya pada situasi kondisi nyata atau
sebenarnya.
d. Analisis
komponen yang ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis yang dimiliki
e. Sintesis
berbagai elemen atau unsur pengetahuan yang ada menjadi suatu pola baru yang
f. Evaluasi
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi
13
dapat digambarkan sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan
J. Pengertian Sikap
suatu penghayatan terhadap objek. Dalam hal sikap, dapat dibagi berbagai
(Febriyanto, 2016)
K. Pengertian Tindakan
motivasi, dan pengetahuan. Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam
suatu tindakan untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata
mekanisme dan adopsi. Pengukuran tindakan dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dilakukan
14
dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan yang dijalankan oleh responden.
2015).
15
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
berikut:
Pasar
Aktivitas Pedagang
pasar
Sampah
Pengetahuan Sikap dalam Tindakan
dalam membuang dalam
membuang sampah membuang
sampah sampah
Kepadatan lalat
Gangguan
estetika
Vector penyakit
Keterangan :
:Diteliti
: Tidak Diteliti
Gambar 1
Kerangka Konsep Penelitian
16
Di pasar terdapat aktifitas manusia salah satu aktifitas dipasar yaitu interaksi
antara penjual dan pembeli, serta terdapat sampah yang di hasilkan dari aktifitas
kegiatan dipasar seperti dari perilaku pedagang yang kurang baik dalam
yang kotor dapat memicu adanya peningkatan kepadatan lalat serta dapat
Pasar Desa Adat Sembung tersebut terdapat memiliki satu contrainer, setiap
tepat dibelakang pasar tersebut. Sampah yang berserakan dapat mengundang lalat
Sasaran pada penelitian ini yaitu semua pedagang di Pasar Desa Adat
dilihat dari pengetahuan, sikap, dan tindakan pedagang pada saat membuang
sampah.
17
B. Variabel Penelitian dan Defisi Operasional
1. Variabel penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
a. Variabel bebas
penelitian ini variabel bebasnya adalah pengetahuan, sikap dan tindakan pedagang
membuang sampah.
b. Variabel terikat
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
Variabel Pengganggu
a. Suhu
b. Kelembaban
c. Pendidikan
Keterangan : d. Umur
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Gambar 2
Hubungan Antar Variable
2. Definisi operasional
18
Tabel 1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Skala
Pengukuran
1 2 3 4 5
C. Hipotesis
19
Hipotesis adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah
berarti jawaban sementara penelitian, patokan, duga, atau dalil sementara yang
BAB IV
METODE PENELITIAN
20
A. Jenis Penelitian
tindakan) dengan variabel terikat (kepadatan lalat) dilakukan pada saat bersamaan
dan hanya satu kali. Sedangkan dilihat dari segi analisis data, maka penelitian ini
merupakan penelitian analitik, karena data yang disajikan dalam tabulasi silang
kemudian dianalisis dengan uji statistik untuk mengetahui adanya hubungan dari
masing-masing variabel.
Badung, Waktu penelitian ini berlangsung dari Bulan Maret hingga April tahun
2020.
penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah kepadatan lalat sebagai obyek,
subyek. Responden dalam penelitian ini adalah semua pedagang di Pasar Desa
21
Populasi pada penelitian ini pedagang yang berada di Pasar Desa Adat
dan wawancara dengan Pengelola Pasar Desa Adat Sembung Kabupaten Badung.
Penulis mendapatkan data jumlah total pedagang yang berjualan di Pasar Desa
Adat Sebung yaitu 48 orang pedagang. Jumlah dan besar sampel yang menjadi
subyek dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang di Pasar Desa Adat
Sembung.
pedagang dalam membuang sampah dengan kepadatan lalat Di Pasar Desa Adat
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder. Adapun data yang dimaksud dalam pengumpulan data tersebut
yaitu :
a. Data primer
Data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis secara
langsung pada objek penelitian. Data primer diperoleh melalui wawancara. Data
22
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain selain objek
penelitian yang mendukung data primer. Data sekunder diperoleh dari Pengelola
Pasar desa adat sembung dengan mengutip data yang telah ada seperti dokumen
yang meliputi jumlah pedagang di Pasar Desa Adat Sembung, luas daerah,
ini penulis memberikan pertanyaan secara tertulis untuk di jawab oleh responden
yaitu para pedagang di pasar desa adat sembung. Pengumpulan data kepadatan
lalat dilakukan menggunakan fly grill dengan menghitung lalat yang hinggap pada
1) Fly grill adalah alat yang digunakan untuk mengukur kepadatan lalat.
2) Conter berfungsi untuk menghitung jumlah lalat yang hingap pada fly grill.
5) Alat tulis digunakan untuk mencacat hasil yang diperoleh dari hasil
b. Prosedur kerja
2) Meletakkan fly grill pada jarak satu meter dari los atau ruko penjualan secara
23
3) Menghitung jumlah lalat yang hinggap pada fly grill dengan menggunakan
6) Rata-rata hasil perhitungan yang ada merupakan indeks atau kepadatan lalat.
pengumpulan data. Adapun instrumen pengumpulan data atau alat ukur yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi dan
kuisioner yang telah disusun oleh peneliti. Peneliti telah menyiapkan instrumen
penelitian yang terdiri dari pertanyaan tentang pengetahuan, sikap dan tindakan
1. Pengolahan data
Data yang diperoleh melalui penelitian masih merupakan data mentah, maka
a. Editing
kesempurnaan, kejelasan dan benar tidaknya pengisian dari data yang terkumpul
melalui editing ini akan dapat dipastikan apakah data dapat digunakan atau tidak.
b. Coding
24
Coding adalah pemberian kode pada tiap data yang diperoleh. Pemberian
c. Entering
komputer.
d. Tabulating
2. Analisis data
alat ukur kuisioner dan observasi. Dari semua data yang terkumpul dianalisis
Analisis univariate yang dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian. Pada
umumnya dalam analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari
tindakan dalam membuang sampah serta kepadatan lalat di tentukan oleh jawaban
yang diberikan oleh pedagang pada setiap nomor pertanyaan dengan ketentuan
sebagai berikut. Dalam pemberian nilai peneliti membuat interval kelas dengan
25
1) Pertanyaan tingkat pengetahuan yang terdiri dari 10 pertanyaan. Setiap
Interval kelas =
=5
Katagori :
jawaban “Ya” memiliki skor 1 dan jawaban “Tidak” skornya 0, sehingga bila
semua pertanyaan terjawab dengan benar nilainya dalah 10 dan terendah adalah
Interval kelas =
=5
Katagori :
26
3) Pertanyaan tindakan yang terdiri dari 10 pertanyaan. Setiap pertanyaan dengan
jawaban “Ya” memiliki skor 1 dan jawaban “Tidak” skornya 0, sehingga bila
semua pertanyaan terjawab dengan benar nilainya dalah 10 dan terendah adalah
Interval kelas =
=5
Katagori :
variabel yaitu variabel bebas pengetahuan, sikap dan tindakan pedagang dalam
Pada analisis bivariate ini menggunakan metode analisis Chi Square (X2).
berarti jika p value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jika p value > 0,05 maka Ho
27
diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan
28
DAFTAR PUSTAKA
Andiarsa, D., Setianingsih, I., Fadilly, A., Hidayat, S., Setyaningtyas, D. E., &
Hairani, B. (2015). Gambaran Bakteriologis Lalat dan Culicidae ( Ordo :
Diptera ) di Lingkungan Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu Bacteriological
Overview of Flies and Culicidae ( Ordo : Diptera ) in The Field of Zoonoses
Research Office of Tanah Bumbu. Jurnal Vektor Penyakit, 9(2), 37–44.
Anggraeni, M. D. (2017). Gambaran sanitasi lingkungan di pasar blambangan,
banyuwangi tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat,
3(4).
Febriyanto, M. A. B. (2016). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Dengan
Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat Di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang.
Guli, M. M. (2016). Patogenesis Penyakit Kolera Pada Manusia, 10(2), 17–24.
Hombing, windy oktavia boru. (2015). Peningkatan Pengetahuan,Sikap,Dan
Tindakan Remaja Laki-Laki Di SMK Negeri 4 Kecamatan Umbulharjo Kota
Yogyakarta Tentang Antibiotika Dengan Metode CBIA (Cara Belajar Insan
Aktif).
Masturoh, I. (n.d.). Metodologi kesehatan ligkungan.
Notoatmodjo, S. (2012). metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Pt Rineka
Cipta.
Nurcahya, K., Moelyaningrum, A. D., Ningrum, P. T., Kesehatan, B., &
Keselamatan, K. (2014). Identifikasi Sanitasi Pasar di Kabupaten Jember
( Studi di Pasar Tanjung Jember ) ( Identification of Market Sanitation In
Jember ( Studies in Tanjung Market Jember ) ). E-Jurnal Pustaka Kesehatan,
2(2), 285–292.
Nuriyah, S. (2018). Hubungan sanitasi lingkungan pengelolaan limbah dengan
indikator angka kepadatan lalat dirumah potong unggas kota depok tahun
2018.
Prayogo, S. (2015). Deskripsi Kepadatan Lalat Di Pasar Kota Banjarnegara Tahun
2015. Jurusan Kesehatan Lingkungan, 34, 124–223.
Saipin, S. (2019). Efektivitas Variasi Umpan Terhadap Penggunaan Perangkap
Lalat (Fly Trap) Di Pasar Basah Anduonohu Kota Kendari. Miracle Journal
of Public Health, 2(1), 112–120.
Suyono, M. S. (2012). Ilmu kesehatan masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
29
Utami, R. A. (2018). Dampak Sanitasi Lingkungan Terhadap Kesehatan
Masyarakat di Wilayah Pesisir Kecamatan Kota Agung.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 519/SK/2008 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat
Undang-Undang Nomor.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
30