Anda di halaman 1dari 63

PENGANTAR PENELITIAN

DAN DESAIN PENELTIAN


Ernawaty Tamba
ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN

 Ilmu :
 Pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis
 Pengetahuan yang dapat disimpulkan dalil-dalil
tertentu menurut kaidah-kaidah yang umum
 Pengetahuan
 Merupakan segala yang kita ketahui tentang obyek
tertentu
 Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan
 Setiap pengetahuan diperlukan untuk menjawab
pertanyaan/masalah yang timbul
Ilmu dan Proses Berpikir
 Konsep antara ilmu dan berpikir adalah sama
 Keduanya dimulai dari adanya rasa keraguan dan
kebutuhan akan suatu hal yang bersifat umum
 Berpikir secara nalar mengandung 2 kriteria, yaitu unsur
logis dan unsur analitis.
 Berpikir secara nalar tidak lain berpikir secara logis,
yaitu berpikir menurut pola tertentu
 Dengan logika yang ada ketika berpikir, maka
kegiatan berpikir mempunyai sifat analitis
Rasionalisme:
 Rasio atau fakta dapat merupakan sumber dari

nalar atau sumber dari berpikir


Empirisme
• Fakta yang didapat melalui pengalaman manusia

adalah sumber utama dalam kebenaran dalam


berpikir
• Berpikir secara ilmiah merupakan gabungan

antara penalaran deduktif dan induktif


 Kedua penalaran ini berkaitan dengan rasionalisme
dan empirisme
 Induksi : menarik suatu kesimpulan yang bersifat
umum dari kasus-kasus yang bersifat individual
atau khusus
Generalisasi adalah bentuk dari metode
berpikir induktif
 Deduktif : dari pernyataan yang bersifat umum
diambil kesimpulan yang bersifat khusus.
 Penarikan kesimpulan secara deduktif
mempergunakan pola berpikir yang dinamakan
silogismus. Silogismus disusun dari dua buah
pernyataan dan sebuah kesimpulan
Ilmu dan Penelitian
 Ilmu dan Penelitian mempunyai hubungan yang
sangat erat
 Penelitian adalah proses, hasilnya adalah ilmu
 Makin banyak dilakukan penelitian, akan
berdampak pada pengembangan ilmu
pengetahuan
 Penelitian dapat menguji teori, memperjelas
konsep teori, atau mereformulasi suatu teori
Metode ilmiah
 Penelitian dan metode ilmiah mempunyai
hubungan yang sangat erat
 Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-
prinsip logis terhadap penemuan, dan penjelasan
kebenaran.
 Metode Ilmiah mempunyai kriteria dan langkah-
langkah
Kriteria Metode Ilmiah
1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis
4. Menggunakan Hipotesis
5. Menggunakan ukuran obyektif
6. Mengunakan teknik kuantifikasi
Langkah-langkah metode Ilmiah

1. Memilih dan mendefinisikan masalah


2. Survei terhadap data yang tersedia
3. Memformulasikan hipotesis
4. Membangun kerangka analisis serta alat-alat dalam
menguji hipotesis
5. Mengumpulkan data primer
6. Mengolah, menganalisis dan membuat interpretasi
7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
8. Membuat laporan
Jenis Penelitian

 Berdasarkan tujuan
 Berdasarkan bingkai waktu
 Berdasarkan ada tidaknya perlakuan
 Berdasarkan penelusuran sebab-akibat
 Berdasarkan pengambilan informasi faktor sebab &
akibat
Berdasarkan tujuan

Studi Deskriptif : mendeskripsikan suatu kejadian ( outcome).


 Penelitian digunakan untuk menggambarkan
karakteristik dan / atau perilaku populasi /sampel.
 Mendeskripsikan suatu kejadian ( outcome).
 Menjelaskan distribusi masalah kesehatan
 (Describe the disease by Person, Place and Time)
KARAKTERISTIK PENELITIAN DESKRIPTIF

 Terbatas pada pendataan faktual


 Menggambarkan bagaimana realitas itu
 Tidak ada pencarian untuk penjelasan mengapa
kenyataan menunjukkan hal demikian
 Penelitian deskriptif tidak bertujuan untuk
membentuk hipotesis atau pengembangan teori.
 Karakteristik lain dari penelitian deskriptif adalah
objektivitas atau netralitas
 Tiga tujuan utama studi deskriptif :
Menggambarkan, menjelaskan dan memvalidasi.
 Studi deskriptif terkait erat dengan studi
observasional
 Tidak terbatas hanya pada pengumpulan data.
 Termasuk juga studi kasus dan survei
Faktor – Faktor Individu

 Usia
 Gender
 Sosial ekonomi,
 Tingkat pendidikan,
 Etnis, dan
 Pekerjaan
Jenis studi deskriptif

 Laporan kasus
 Seri kasus
 Studi kros-seksional
 Studi demografi
Studi Analitik

 Studi mengenai determinant dari masalah


kesehatan.
 Mendeskripsikan asosiasi antara exposure dengan

outcome
1. Kasus – kontrol
2. Kohort
3. Studi intervensi
2. Berdasarkan bingkai waktu
1. Prospective study ( cohort study )
2. Retrospective study ( case control study )
3. Retrospective cohort study ( Historical cohort
study , Nonconcurrent prospective study)
Berdasarkan bingkai waktu (outcome dgn
mulainya penelitian)
Case control study

Exposure
? Disease
? Controls
Prospective cohort study
Disease
Exposure Study starts occurrence

time

Disease
Study starts Exposure occurrence

time
Retrospective cohort studies

Disease
Exposure occurrence Study starts

time

Case study
Salmonella in Belfast
Main Observational Study Designs

PAST PRESENT FUTURE


Time
Assess exposure
Cross-sectional study and outcome

Assess Known
-Case-con
control study exposure outcome
trol
stu Known Assess
Prospective
dy cohort exposure outcome

Known Assess
Retrospective cohort exposure outcome
3. Berdasarkan ada tidaknya perlakuan

a. Penelitian observasional:
1. Penelitian diskriptif
2. Kasus-kontrol
3. Studi kohort

b. Penelitian intervensi:
1. Trial/eksperimental
2. Penelitian kuasi eksperimental
4. Berdasarkan penelusuran sebab-akibat

a. Tak ada penelusuran sebab - akibat:


- Penelitian diskriptif

b. Ada penelusuran sebab - akibat:


- Kasus kontrol
- Kohort prospektif
- Kohort retrospektif
- Studi intervensi
5. Berdasarkan pengambilan informasi faktor
sebab & akibat

1. Informasi status sebab & akibat pada saat


yang sama: Studi kros-seksional

2. Informasi status sebab & akibat pada saat


yang berbeda (sebab yg terjadi waktu yg
lalu atau sedang berjalan):
Studi longitudinal:
a. Studi kasus-kontrol
b. Studi kohort
c. Studi intervensi
Studi Cross-sectional

Tujuan:
- Mempelajari angka kejadian suatu
penyakit/masalah kesehatan
- Mempelajari hubungan antara suatu faktor risiko
dengan angka kejadian suatu penyakit
- Faktor risiko/exposure dan status
penyakit/masalah kesehatan diukur pada saat yang
sama.
Studi Cross-sectional

 Disebut juga studi prevalensi


 Pengukuran variabel independet (exposure) dan variabel
dependent (outcome) dilakukan secara simultan
 Temporal relationship tidak jelas
 Tidak dapat terlihat sekuens mana yang terjadi lebih dulu,
variabel independent atau variabel dependent, atau
sebaliknya.
 Tidak dapat melihat hubungan sebab-akibat (exposure harus
mendahului outcome )
 Unit pengamatan dan unit analisisnya adalah individu
Cross-sectional Design
factor present
No Disease
factor absent
Study
population
factor present
Disease
factor absent

time
Study only exists at this point in time
ANALISIS YANG DILAKUKAN

1. DESKRIPTIF :
• Distribusi frekwensi kejadian penyakit/ masalah
kesehatan berdasarkan “orang - tempat - waktu”
• Distribusi frekwensi variabel “exposure” dan “outcome”
(angka prevalens)
2. ANALITIK : melihat korelasi/hubungan antara variabel-
variabel yang diteliti
Kros-Seksional
(Studi prevalens, Prevalens survei)

• Jumlah?
• Umur?
• Sex?
• Pendidikan?
• Pekerjaan?
• Status penyakit
X?
• Status variabel
Y?
Study Design

Disease
(Outcome)
+ _

+
Exposure
(Risk Factor)
_
Prevalence ratio of disease in exposed and unexposed
Disease
Yes No

Yes a b a
a+b
PR =
c
No
c d c+d

So a/a+b and c/c+d = probabilities of disease


and PR is ratio of two probabilities
Prevalence ratio of exposure in disease and nondisease
Disease
Yes No

Yes a b a
a+c
PR =
b
No c d b+d

So a/a+c and b/b+d = probabilities of exposure


and PR is ratio of two probabilities
COHORT STUDIES
Cohort study is undertaken to support the existence of association between suspected cause and disease
Key point: presence or absence of risk factor is determined before outcome occurs
Cohort studies

• Faktor risiko diidentifikasi, kemudiansubyek diikuti


sampai periode tertentu untuk melihat terjadinya
efek.
• Subyek diikuti secara alamiah sampai terjadinya
kasus ( penyakit )
• Sebagai pembanding adalah kelompok yang tidak
terpajan sama sekali, dan diikuti sampai periode
tertentu, untuk melihat terjadinya efek
Analisis yang dilakukan
 Identify group of exposed, unexposed
 Follow up for disease occurrence
 Measure incidence of disease
 Compare incidence between exposed and
unexposed
 Relative Risk : Ie / Iue
Case control study
 In Case control studies, comparison are made
between a group of people who have the disease
being studied ( cases ) and group of people who do
not ( control )
 It compares the exposure distribution between the
group of patient with and without the disease
 Proceeds from effects to cause
ANALISIS YANG DILAKUKAN

 Analisis hasil studi kasus kontrol yaitu penentuan Odds


ratio
 Odds ratio in case control study :The Ratio of odds that the
cases were exposed to the odds that the control were
exposed
 The ratio off odds of exposure among the Cases to the
odds of exposure among the Control
• OR : estimates the strength or magnitude of the
association between an exposure and a disease
• Odds adalah perbandingan antara peluang terjadinya
efek dibagi peluang tidak terjadinya efek
• OR : odds pada kelompok kasus dibanding odds pada
kelompok kontrol
• OR = 1; pajanan bukan faktor risiko
• OR < 1 ; pajanan merupakan faktor protektif
• OR > 1 ; pajanan merupakan faktor risiko
Probability and Odds
 Odds another way to express probability of an
event
 Odds = # events
# non-events
 Probability = # events
# events + # non-events
= # events
# subjects
Probability and Odds
 Probability = # events
# subjects
 Odds = # events
# subjects = probability
# non-events (1 – probability)
# subjects
 Odds = p / (1 - p)
[ratio of two probabilities]
Probability and Odds

• If event occurs 1 of 5 times, probability = 0.2.

• Out of the 5 times, 1 time will be the event and 4


times will be the non-event, odds = 0.25

• To calculate probability given the odds:


probability = odds / 1+ odds
Odds ratio
 As odds are just an alternative way of expressing
the probability of an outcome, odds ratio (OR),
is an alternative to the ratio of two probabilities
(prevalence or risk ratios)

 Odds ratio = ratio of two odds


Odds ratio of disease in exposed and unexposed
Disease
Yes No a
a+b
Yes a b a
1-
a+b
OR =
c
No c d c+d
c
1-
c+d
Formula of p / 1-p in exposed / p / 1-p in unexposed
Odds ratio of disease in exposed and unexposed
a a
a+b a+b
a b a
1-
a+b a+b b ad
OR = c = = =
c c bc
c+d
c c+d d
1-
c+d d
c+d
Odds ratio of exposure in diseased and not diseased
Disease
Yes No a
a+c
Yes a b a
1-
a+c
OR =
b
No c d b+d
b
1-
b+d
Important characteristic of odds ratio
a a
a+c a+c
a c a
1-
a+c a+c c ad
ORexp = = = =
b b b bc
b+d b+d
b d
1-
b+d d
b+d

OR for disease = OR for exposure


Experimental studies

 Always prospective
 Involving human participants
 Controls
 Drugs, procedures, preventive measure
Experimental studies uu

• Studi yang paling baik dalam memperlihatkan


hubungan sebab akibat
• Uji klinis acak terkontrol ( randomized controlled
trial = RCT ) adalah Baku emas uji klinis
• Kelompok pasien yang diobati harus sama dalam
hal: perjalanan penyakit, perlakuan selama
penelitian, kriteria dan pengukuran kesembuhan
Experimental studies

• Salah satu aspek yang sangat penting dalam uji klinis


adalah randomisasi
• Randomisasi : proses penentuan subyek penelitian yang
mendapat perlakuan dan kelompok yang merupakan
kontrol
• Jenis randomisasi : simple randomization,block
randomization, stratified randomization
• Hal lain yang juga sangat penting dalam
menghindarkan bias dalam uji klinis adalah membuat
ketersamaran ( masking/blinding), salah satunya
dengan penggunaan plasebo pada kelompok kontrol
Clinical Trial

• Phase 1: mendapatkan informasi tentang aspek


keamanan, dan aspek farmakologi obat
• Phase 2: menilai dosis terapi yang paling efektif
• Phase 3: evaluasi obat secara keseluruhan,
dibandingkan dengan terapi standar
• Phase 4: post marketing trial, mengevaluasi obat
yang telah dipakai di masyarakat
• Key element of RCT :
1. Control
2. Randomization
3. Blinding
Causal Association

 Interpreting epidemiological data requires that


causal associations between exposure and outcome
be correctly identified using specific objective
criteria: ( The Bradford Hill consideration):
1. Chronological relationship
2. Strength of association
(a strong association is more likely to have a
causal component than is a modest association)
3. Intensity or duration of exposure ( dose response
relationship = biological gradient)
4. Specifity of association
( a factor influence specifically a particular
outcome or population)
5. Consistency of findings
(a relationship is observed repeatedly)
6. Coherence
( a causal conclusion should not fundamentally
contradict present substantive knowledge)
7. Plausibility
8. Analogy
Meta Analisis

 Meta analisis merupakan suatu teknik statistika


untuk menggabungkan hasil 2 atau lebih penelitian
sejenis sehingga diperoleh paduan data secara
kuantitatif
 Paling banyak digunakan untuk uji klinis, karena
pada uji klinis desainnya lebih baku dan
memberikan bukti kausal yang paling kuat
 Dapat juga dilakukan terhadap studi observasional
, tetapi akan mendapatkan beberapa masalah,
dalam aspek metodologinya maupun statistikanya,
salah satunya terdapatnya bias pada studi
observasional
 Dilihat dari prosesnya , meta analisis merupakan
suatu studi observasional retrospektif
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai