Anda di halaman 1dari 30

FARMAKOGNOSI

(OBAT TRADISIONAL)

MINGGU KE 9-10
RUANG
LINGKUP
• Bahan baku obat tradisional
• Pengolahan bahan baku obat tradisional
• Cara produksi obat tradisonal
• Pengembangan obat tradisional
• Peraturan perUndang-Undangan obat tradisional
• Pemeriksaan mutu obat tradisional
• Masa depan obat tradisional
Obat Modern OBAT Obat Tradisional

• Zat aktif tunggal khasiat drastis • Preventif (pencegahan) 48,98 %

• Obat dari bahan alam khasiat lebih lengkap • Promotif (peningkatan) 22,47 %
• Kuratif (penyembuhan) 21,78 %
• Efek samping obat bahan alam kecil
• Rehabilitatif (pemulihan) ?

1. Penelitian dan Pengembangan O.T / simplisia


2. Penetapan spesifikasi dan standardisasi simplisia
3. Penilaian dan Pengujian khasiat O.T / simplisia
4. Pembudidayaan dan Pelestarian sumber bahan Alam untuk obat
5. Penilaian mutu O.T / simplisia sebelum diedarkan
6. Pembinaan produsen O.T / simplisia
DEFINI

• PENGOBATAN TRADISIONAL
Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992
TENTANG KESEHATAN
Adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara, obat dan
pengobatannya yang mengacu pada pengalaman dan
keterampilan turun temurun dan diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku dalam masyarakat
• OBAT ASLI INDONESIA
Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1963
Tentang FARMASI
Adalah obat-obat yang didapat langsung dari bahan-bahan
alamiah di Indonesia, terolah secara sederhana atas dasar
pengalaman dan dipergunakan dalam pengobatan
tradisional :
* Bahan-bahan alamiah
* Sederhana
* Pengalaman
• OBAT TRADISIONAL
Peraturan Menteri Kesehatan RI.
No. 179/Men.Kes/Per/VII/1976
Tentang Produksi dan Distribusi Obat Tradisional
Adalah obat jadi atau obat berbungkus yang berasal dari
bahan tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral dan atau
sediaan galeniknya atau campuran bahan-bahan tersebut
yang belum mempunyai data klinis dan dipergunakan
dalam usaha pengobatan berdasarkan pengalaman
- Bahan alam
- Berdasarkan pengalaman
• OBAT TRADISIONAL
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 26 Tahun 2018
Tentang Perizinan Usaha Integrasi dan Pendaftaran O.T
dan
Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992
Tentang Kesehatan

Adalah bahan atau ramuan bahan, yang berupa bahan


tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik) atau campuran bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman
PERATURAN TENTANG PERIZINAN
OBAT TRADISIONAL

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No 26 Tahun 2018
Tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik Sektor Kesehatan
Bahan baku obat tradisional Indonesia itu terdiri dari :
•Sesuai batasan obat asli Indonesia, obat tradisional maka
bahan bakunya adalah bahan alamiah (tumbuhan, hewan dan
mineral)
•SIMPLISIA, bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat
yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali
dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan
SEJARAH
FARMAKOGNOSI
• Tradisi : merupakan kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh
berkembang, terpelihara pada sekelompok / golongan
masyarakat, yang pada akhirnya melahirkan satu budaya
• Kebiasaan lahir dari pengalaman
• Pengalaman diperoleh dari berbagai cara, antara lain :
- Mencoba-coba
- Signatura
- Petunjuk dari yang kuasa
• Tahun 1976, merupakan awal pengembangan O.T di Indonensia dengan
dibentuknya DIREKTORAT PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL,
PADA DIREKTORAT PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN,
DEPARTEMEN KESEHATAN
• Lahir aturan-aturan tentang obat radisional yang dikenal dengan paket
deregulasi, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia :
1. No. 179/Men.Kes/Per/VII/76, Produksi dan Distribusi Obat
Tradisional
2. No. 180/Men.Kes/Per/VII/76, Wajib Daftar Obat Tradisional
3. No. 181/Men.Kes/Per/VII/76, Pembungkusan dan Penandaan Obat
Tradisional
MASA DEPAN OBAT TRADISIONAL
• AMANAH GBHN TAHUN 1993
Pengobatan tradisional yang secara medis dapat
dipertanggungjawabkan, terus dibina dalam rangka
perluasan dan pemerataan kesehatan
Pemeliharaan dan pengembangan obat tradisional sebagai
warisan budaya bangsa terus ditingkatkan dan didorong
pengembangan serta penemuan obat-obatan termasuk
budidaya obat tradisional yang secara medis dapat
dipertanggungjawabkan
Lanjutan....
•Pemanfaatan dengan tujuan perluasan dan pemerataan
pelayanan kesehatan
•Pengembangan dengan penemuan obat baru
•Pembinaan obat baru
•Masuk dalam pelayanan kesehatan formal dengan syarat :
* Aman
* Khasiat
* Mutu
MENGAPA DIPILIH ??

• Lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun


ketersediaannya
• Sudah dipercaya sejak nenek moyang
• Efek samping minimal
• Kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit
tertentu seperti kanker
• Semakin luas akses informasi mengenai obat tradisional
di seluruh dunia
ASPEK LEGAL

• WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional


termasuk obat herbal dalam pemeliharaan kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit,
terutama untuk penyakit kronis dan degeneratif
KLASIFIKASI OBAT
TRADISIONAL
• Jamu
Dibuat secara empirik berdasarkan pengalaman

• Obat Herbal Terstandar


Bahan bakunya harus distandarisasi dan sudah diuji farmakologi
secara eksperimental (pada hewan coba)

• Fitofarmaka
Sama dengan obat modern bahan bakunya harus distandarisasi dan
harus melalui uji klinik (pada manusia)
JAMU

• Dalam bentuk serbuk seduhan, pil dan cairan yang berisi


seluruh bahan tanaman serta digunakan secara
tradisional
• Mengacu pada resep peninggalan leluhur
• Berkisar antara 5 – 10 macam bahan
OBAT HERBAL TERSTANDAR
(OHT)
• Disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alami, dapat
berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral
• Tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan
maupun keterampilan pembuatan ekstrak
• Telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa
penelitian pre-klinik
• Contoh : diabmeneer, diapet, fitogaster, kiranti pegal
linu, kiranti sehat datang bulan, lelap, reumakur, tolak
angin
FITOFARMAKA

• Dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses


pembuatannya yang terstandar
• Pembuatannya memerlukan tenaga ahli dan biaya yang
besar ditunjang dengan peralatan berteknologi modern
• Ditunjang dengan bukti ilmiah sampai uji klinik pada
manusia
• Contoh (di Indonesia hanya ada 5) : Stimuno (Dexa
Medica), X-Gra (Phapros), Tensigard (Phapros),
Rheumaneer (Nyonya Mener), Nodiar (Kimia Farma)
SUMBER PEROLEHAN OBAT
TRADISIONAL

• Obat tradisional buatan sendiri


Dikembangkan pemerintah dalam bentuk TOGA
• Obat tradisional berasal dari pembuat jamu / herbalist
Jamu gendong, battra, herbalist, dll
• Obat tradisonal buatan industri
Jamu rematik, jamu singset, dll
PERLINDUNGAN KONSUMEN

• Pasal 15 Peraturan Pemerintah No 69 Tahun 1999


tentang Label dan Iklan Pangan, disebutkan bahwa :
“ Keterangan pada Label, ditulis atau dicetak dengan
menggunakan bahasa Indonesia, angka
Arab dan huruf Latin “
PENGOBATAN TRADISIONAL DI
INDONESIA MEMILIKI BEBERAPA
KECENDRUNGAN
Antara lain :
•Pengobatan sendiri dengan berbagai jenis pengobatan tradisional
meningkat
•Arus masuk obat tradisional dari luar negeri meningkat
•Minat mendirikan sarana kesehatan tradisional meningkat
•Pergeseran pola penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif
•Minat tenaga medis mempelajari dan menggunakan metode
pengobatan tradisional meningkat
•Minat melakukan penelitian pengobatan tradisional meningkat
•Minat asing terhadap metode pengobatan tradisional Indonesia
meningkat
TAHAPAN PEMBINAAN PENGOBATAN
TRADISIONAL
Ada tiga tahap pembinaan pengobatan tradisional, yaitu :
•Tahap informatif, berupa inventarisasi semua jenis
ramuan, wajib daftar, standar keluaran (limitasi efek
samping)
•Tahap formatif, berupa seleksi atas dasar manfaat, dapat
diberikan izin, standar keluaran, dan standar proses
•Tahap normatif, beruppa seleksi atas dasar bukti ilmiah,
dapat diberikan izin, standar keluaran, standar proses, dan
standar masukan
PENGOBATAN TRADISIONAL DI
INDONESIA
• Sejak tahun 1997 telah tercatat sekitar 280.000 pengobat
tradisional (battra) dan sekitar 38 jenis battra di
Indonesia
• Battra dibedakan menjadi 4 kategori yaitu :
* Battra keterampilan,
* Battra ramuan,
* Battra pendekatan agama,
* Battra supranatural
Battra menurut keahlian / keterampilan dibedakan atas :
•Battra asli Indonesia, seperti battra pijat urut, battra pijat
tuna netra, battra patah tulang, battra sunat, battra dukun
bayi, battra tukang gigi, dan battra bekam
•Battra di luar Indonesia, terbagi atas akupupresuris,
akupunkturis, dan chiropractor
Battra ramuan dapat dibedakan atas dua macam :
•Battra asli Indonesia , misalnya battra ramuan Indonesia,
battra gurah, battra tabib, battra ular cobra, dan battra
spesifik (penyakit kulit dan impotensi)
•Battra di luar Indonesia, seperti homeopati, tabib
pengobatan mata, sinse umum, dan battra khusus (narkoba
dan kanker)
• Battra pendekatan agama adalah seseorang yang
melakukan pengobatan dan perawatan tradisional dengan
menggunakan pendekatan ajaran agama tertentu di
Indonesia
• Battra supranatural adalah seseorang yang melakukan
pengobatan dan perawatan tradisional dengan
menggunakan tenaga dalam, meditasi oleh pernafasan,
indera keenam dan kebatinan
REGULASI PENGOBATAN TRADISIONAL

Keputusan Menkes RI No. 1076/Menkes/SK/VII/2003


tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, yang
mengatur antara lain :
•Setiap battra yang memberikan pelayanan pengobatan harus
terdaftar/berizin
•Battra asing harus memiliki rekomendasi dari Depkes dan
hanya bekerja sebagai konsultan
•Pembinaan dan pengawasan
ASOSIASI PENGOBATAN
TRADISIONAL
• Semakin maraknya perkembangan battra, baik asli
Indonesia maupun luar negeri, menuntut perlu
dilakukannya pembinaan secara profesional
• Pembinaan dilakukan dengan mengikutsertakan peran
aktif asosiasi atau organisasi profesi battra yang
bersangkutan
• Battra yang sejenis membentuk asosiasi atau organisasi
profesi
TUGAS

• Carilah beberapa asosiasi atau organisasi profesi battra


baik asli Indonesia dan luar negeri
• Ceritakan jenis usahanya , standar pendidikan, standar
pelayanan dan kode etik profesi

Anda mungkin juga menyukai