Anda di halaman 1dari 91

Nama : Amira Rana Fauzia

NIM : 029PA19002

Mata Kuliah : Promosi Kesehatan

KONSEP PENGANTAR PROMOSI KESEHATAN

LATIHAN

1. Menjelaskan Definisi Promosi Kesehatan


Promosi Kesehatan merupakan bagian dari pencegahan penyakit. Promkes dapat
diartikan upaya untuk mencegah penyakit, dan upaya memasarkan pesan-pesan
kesehatan agar masyarakat mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Promkes
dapat sebaagai Health Promotion dan Health Education.
Promosi kesehatan adalah proses advokasi kesehatan yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kemampuan baik di tingkat personal, swasta, maupun pemerintah.
Promosi Kesehatan adalah suatu kegiatan penyampaian ilmu dan informasi kesehatan
kepada individu kelompok, keluarga dan komunitas dengan tujuan dari tidak mampu
menjadi mampu merubah kebiasaan yang sesuai dengan prinsip kesehatan dalam
berbagai aspek kehidupannya secara mandiri dan menerapkan sepanjang hidupnya
Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam meningkatkan dan
mengendalikan kesehatan, maka seseorang/ kelompok harus mengidentifikasi dan
menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah lingkungannya (piagam
Ottawa,1986)
2. Menjelaskan Konsep Promosi Kesehatan
Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep pendidikan
kesehatan, yang berlangsung sejalan dengan perubahan paradigma kesehatan masyarakat
(public health).
Perubahan paradigma kesehatan masyarakat terjadi antara lain akibat berubahnya pola
penyakit, gaya hidup, kondisi kehidupan, lingkungan kehidupan, dan demografi. Pada
awal perkembangannya, kesehatan masyarakat difokuskan pada faktor-faktor yang
menimbulkan risiko kesehatan seperti udara, air, penyakit-penyakit bersumber makanan
seperti penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan kemiskinan dan kondisi
kehidupan yang buruk. Dalam perkembangan selanjutnya, disadari bahwa kondisi
kesehatan juga dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat (Depkes RI., 2004).
3. Menjelaskan Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang
penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran,
kemauan dan kemampuan.
2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang
penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.
3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi)
yang tekanannya pada penyebaran informasi.
4. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya
pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya
untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan
yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan,
dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan).
6. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community
organization), pengembangan masyarakat (community development), penggerakan
masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat (community
empowerment), dll.

Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo


Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu:
a).dimensi aspek pelayanan kesehatan, dan b).dimensi tatanan (setting) atau tempat
pelaksanaan promosi kesehatan.

1. Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan


Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni:
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan ahli lainnya membagi
menjadi dua aspek, yakni :
a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan
b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran
kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan
kelompok yang sakit.
Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok
menjadi dua yaitu :

a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.

b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.

2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan


Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :

a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).

b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.

c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.

d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.

e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

3. Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan


Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat
dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention) dari
Leavel and Clark.
a. Promosi Kesehatan.
b. Perlindungan khusus (specific protection).
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt
treatment).
d. Pembatasan cacat (disability limitation)
e. Rehabilitasi (rehabilitation).

TES FORMATIF

1. Kegiatan penyampaian informasi kesehatan kepada individu, kelompok, keluarga, dan


komunitas dengan tujuan merubah kebiasaan yang sesuai dengan prinsip kesehatan
disebut…
a. Penyuluhan
b. Promosi kesehatan
c. Ceramah umum
d. Demonstrasi
e. Pidato
2. Dibawah ini yang bukan merupakan ruang lingkup promosi kesehatan adalah…
a. Mengembangkan kebijakan pembangunan kesehatan (healthy public policy)
b. Memperkuat kegiatan masyarakat (strengthen community action)
c. Keterampilan Individu (personnel skill)
d. Mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung (create
partnership and supportive environment)
e. Pelayanan kesehatan (health services)
3. Yang bukan merupakan akibat terjadinya perubahan paradigma kesehatan
masyarakat ....
a. berubahnya pola penyakit
b. gaya hidup
c. kondisi kehidupan
d. lingkungan kehidupan
e. ekonomi
PENDIDIKAN KESEHATAN

LATIHAN

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol


dam memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu,
kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-
perubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)

Pengertian pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh


menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada hubungannya dengan
kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam
rangka mempermudah diterimanya secara suka rela perilaku yang akan meninhkatkan
dna memelihara kesehatan.Menurut Wood dikutip dari Effendi (1997)

Unsur program ksehatan dan kedoktern yang didalamnya terkandung rencana untuk
merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu
tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997)

Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sedang dalam keperawatan, pendidikan
kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu
klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai
perawat pendidik. Menurut (Notoatmodjo. S, 2003: 20)

2. Tujuan pendidikan kesehatan

Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah
dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari
luar, dan mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup
sehat dan kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).

Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga
produktif secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan disemua program
kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat,
pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).

Menurut Benyamin Bloom (1908) tujuan pendidikan adalah mengembangkan atau


meningkatkan 3 domain perilaku yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective
domain), dan psikomotor (psychomotor domain). (Notoatmodjo, 2003: 127)

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Menurut ( Notoatmodjo. S, 2003: 27 ) ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat


dilihat dari berbagai dimensi, antara lain: dimensi aspek kesehatan, dimensi tatanan atau
tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan,dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.

1. Aspek Kesehatan

Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan masyarakat itu


mencakup empat aspek pokok yaitu:

 Promosi ( promotif )
 Pencegahan ( preventif )
 Penyembuhan ( kuratif )
 Pemulihan ( rehabilitatif )
2. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan


menjadi lima yaitu:

1) Pendidikan kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)\


2) Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran
murid.
3) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau
karyawan yang bersangkutan.
4) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum, yang mencakup terminal bus,
stasiun, bandar udara, tempat-tempat olahraga, dan sebagainya.
5) Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan, seperti: rumah sakit,
Puskesmas, Poliklinik rumah bersalin, dan sebagainya.
3. Tingkat Pelayanan Kesehatan
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan pendidikan kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan 5 tingkat pencegahan dari leavel and clark, sebagai berikut:

1) Promosi kesehatan seperti peningkatan gizi, kebiasaan hidup dan perbaikan


sanitasi lingkungan
2) Perlindungan khusus seperti adanya program imunisasi.
3) Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera.
4) Pembatasan Cacat yaitu seperti kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dan penyakit seringkali mengakibatkan masyarakat tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas, sedang pengobatan yang tidak
sempurna dapat mengakibatkan orang yang ber sangkutan menjadi cacat.
5) Rehabilitasi (pemulihan).

4. Metode dalam Pendidikan Kesehatan

Menurut ( Notoatmodjo S, 2003:56 ) metode pendidikan kesehatan pada


hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan
kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya
pesan tersebut masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan
tentang kesehatan yang lebih baik. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut
diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan sikap sasaran.

Didalam suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan


pendidikan yakni perubahan sikap dipengaruhi oleh banyak faktor seperti, faktor yang
mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukannya sendiri juga metode
materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat bantu
atau alat peraga pendidikan. Agar dicapai suatu hasil yang optimal, maka faktor-faktor
tersebut harus bekerjasama secara harmonis. Metode pembelajaran dalam pendidikan
kesehatan dapat berupa:

a. Metode Pendidikan Individual

 Bimbingan dan penyuluhan


 Wawancara (interview)

b.Metode Pendidikan Kelompok

 Ceramah
 Seminar

c. Metode Pendidikan Massa

 Ceramah umum
 Pidato melalui media elektronik.

Metode ini dipilih berdasarkan tujuan pendidikan, kemampuan perawat sebagai


tenaga pengajar, kemampuan individu/ keluarga/ kelompok/ masyarakat, besarnya
kelompok, waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan, serta ketersediaan fasilitas
pendukung.

5. Konsep Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan didalam bidang


kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek
pendidikan. Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang berarti didalam
pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan yang lebih
dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.
Berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk social dalam
kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup didalam masyarakat selalu memerlukan
bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih
mampu, lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu,
kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.

Seseorang dapat dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan
sesuatu. Kegiatan belajar tiu mempunyai ciri-ciri :

1) Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan diri pada individu, kelompok
atau masyarakat yang sedang belajar, baik actual maupun potensial
2) Hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut di dapatkan karena kemampuan baru
yang berlaku untuk waktu yang relative lama
3) Perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari bukan karena kebetulan

Bertolak dari konsep pendidikan, maka konsep pendidikan kesehatan itu juga
proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai
kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya
sendiri menjadi mampu dan lain sebagainya.

Pendidikan didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu,


kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (Prilaku) nya/mereka untuk
mencapai kesehatannya/mereka secara optimal. Batasan-batasan konsep pendidikan
kesehatan yang sering dijadikan acuan antara lain dari: Nyswander, Stuart, Green, tim
ahli WHO dan lain sebagainya.

TES FORMATIF

1. Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam
memperbaiki kesehatan individu adalah pengertian pendidikan kesehatan menurut…
a. Wood dikutip dari Effendi (1997)
b. Entjang
c. WHO
d. Notoatmodjo
e. Stewart
2. Domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour)
adalah..
a. Pengetahuan dan kognitif
b. Pengetahuan dan sikap
c. Sikap dan perilaku
d. Kognitif dan perilaku
e. Analisis dan pengetahuan
3. Metode pembelajaran dalam pendidikan kesehatan dapat berupa metode pendidikan
individual yang meliputi…
a. Ceramah dan seminar
b. Ceramah umum dan pidato melalui media elektronik
c. Ceramah umum dan seminar
d. Bimbingan dan wawancara (interview)
e. Seminar dan bimbingan
UPAYA-UPAYA KESEHATAN

LATIHAN

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol


dam memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu,
kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-
perubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)

Pengertian pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh


menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada hubungannya dengan
kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam
rangka mempermudah diterimanya secara suka rela perilaku yang akan meninhkatkan dna
memelihara kesehatan.Menurut Wood dikutip dari Effendi (1997)

Unsur program ksehatan dan kedoktern yang didalamnya terkandung rencana untuk
merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu
tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997)

Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sedang dalam keperawatan, pendidikan
kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu
klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai
perawat pendidik. Menurut (Notoatmodjo. S, 2003: 20)

2. Tujuan pendidikan kesehatan

Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah
dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari
luar, dan mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup
sehat dan kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).

Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga
produktif secara ekonomi maupun social, pendidikan kesehatan disemua program
kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat,
pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).

Menurut Benyamin Bloom (1908) tujuan pendidikan adalah mengembangkan atau


meningkatkan 3 domain perilaku yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective
domain), dan psikomotor (psychomotor domain). (Notoatmodjo, 2003: 127)

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Menurut ( Notoatmodjo. S, 2003: 27 ) ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat


dilihat dari berbagai dimensi, antara lain: dimensi aspek kesehatan, dimensi tatanan atau
tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan,dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.

1. Aspek Kesehatan

Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup


empat aspek pokok yaitu:

 Promosi ( promotif )
 Pencegahan ( preventif )
 Penyembuhan ( kuratif )
 Pemulihan ( rehabilitatif )
2. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat


dikelompokkan menjadi lima yaitu:

1) Pendidikan kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)\


2) Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah, dilakukan di sekolah dengan
sasaran murid.
3) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau
karyawan yang bersangkutan.
4) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum, yang mencakup terminal bus,
stasiun, bandar udara, tempat-tempat olahraga, dan sebagainya.
5) Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan, seperti: rumah sakit,
Puskesmas, Poliklinik rumah bersalin, dan sebagainya.
3. Tingkat Pelayanan Kesehatan
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan pendidikan kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan 5 tingkat pencegahan dari leavel and clark, sebagai berikut;

1) Promosi kesehatan seperti peningkatan gizi, kebiasaan hidup dan perbaikan


sanitasi lingkungan
2) Perlindungan khusus seperti adanya program imunisasi.
3) Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera.
4) Pembatasan Cacat yaitu seperti kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dan penyakit seringkali mengakibatkan masyarakat tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas, sedang pengobatan yang tidak
sempurna dapat mengakibatkan orang yang ber sangkutan menjadi cacat.
5) Rehabilitasi (pemulihan).

4. Metode dalam Pendidikan Kesehatan

Menurut ( Notoatmodjo S, 2003:56 ) metode pendidikan kesehatan pada


hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan
kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya
pesan tersebut masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan
tentang kesehatan yang lebih baik. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut
diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan sikap sasaran.

Didalam suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan


pendidikan yakni perubahan sikap dipengaruhi oleh banyak faktor seperti, faktor yang
mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukannya sendiri juga metode
materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat bantu
atau alat peraga pendidikan. Agar dicapai suatu hasil yang optimal, maka faktor-faktor
tersebut harus bekerjasama secara harmonis. Metode pembelajaran dalam pendidikan
kesehatan dapat berupa:

a. Metode Pendidikan Individual

 Bimbingan dan penyuluhan


 Wawancara (interview)

b.Metode Pendidikan Kelompok

 Ceramah
 Seminar

c. Metode Pendidikan Massa

 Ceramah umum
 Pidato melalui media elektronik.

Metode ini dipilih berdasarkan tujuan pendidikan, kemampuan perawat sebagai


tenaga pengajar, kemampuan individu/ keluarga/ kelompok/ masyarakat, besarnya
kelompok, waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan, serta ketersediaan fasilitas
pendukung.

5. Konsep Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan didalam bidang


kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek
pendidikan. Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang berarti didalam
pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan yang lebih
dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.
Berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk social dalam
kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup didalam masyarakat selalu memerlukan
bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih
mampu, lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu,
kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.

Seseorang dapat dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan
sesuatu. Kegiatan belajar tiu mempunyai ciri-ciri :

1) Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan diri pada individu, kelompok
atau masyarakat yang sedang belajar, baik actual maupun potensial
2) Hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut di dapatkan karena kemampuan baru
yang berlaku untuk waktu yang relative lama
3) Perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari bukan karena kebetulan

Bertolak dari konsep pendidikan, maka konsep pendidikan kesehatan itu juga
proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai
kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya
sendiri menjadi mampu dan lain sebagainya.

Pendidikan didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu,


kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (Prilaku) nya/mereka untuk
mencapai kesehatannya/mereka secara optimal. Batasan-batasan konsep pendidikan
kesehatan yang sering dijadikan acuan antara lain dari: Nyswander, Stuart, Green, tim
ahli WHO dan lain sebagainya

TES FORMATIF

1. Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam
memperbaiki kesehatan individu adalah pengertian pendidikan kesehatan menurut…
a. Wood dikutip dari Effendi (1997)
b. Entjang
c. WHO
d. Notoatmodjo
e. Stewart
2. Domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour)
adalah..
a. Pengetahuan dan kognitif
b. Pengetahuan dan sikap
c. Sikap dan perilaku
d. Kognitif dan perilaku
e. Analisis dan pengetahuan
3. Metode pembelajaran dalam pendidikan kesehatan dapat berupa metode pendidikan
individual yang meliputi…
a. Ceramah dan seminar
b. Ceramah umum dan pidato melalui media elektronik
c. Ceramah umum dan seminar
d. Bimbingan dan wawancara (interview)
e. Seminar dan bimbingan
MEDIA PEMBELAJARAN PROMOSI KESEHATAN

LATIHAN

1. Menjelaskan Media Promkes


Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu
untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk
memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi (www.pamsimas.org, 2009).
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan
atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak,
elektronik (TV, radio, komputer, dll) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat
meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah
positif terhadap kesehatannya (DEPKES RI, 2006)
2. Menjelaskan Tujuan Media Promkes
Adapun tujuan media promosi kesehatan diantaranya (Notoatmodjo, 2005):

a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.


b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Dapat memperjelas informasi
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Mengurangi komunikasi yang verbalisti
f. Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan mata.
g. Memperlancar komunikasi.

3. Menjelaskan Alasan diPerlukan Media Promkes


Alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan penyuluhan
kesehatan, antara lain adalah :

a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.

b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.

c. Media dapat memperjelas informasi.

d. Media dapat mempermudah pengertian.

e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.

f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata.
g. Media dapat memperlancar komunikasi.

4. Menjelaskan Penggolongan, Kelebihan dan Kelemahan Media di Lihat dari


Berbagai Aspek
Berdasarkan bentuk umum penggunaan (Notoatmodjo, 2005)

1. Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, buletin, dan
sebagainya.
2. Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, plipchart, tranparan, slide, film, dan
seterusnya.
Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi:

1. Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media
cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam
tata warna. Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur.
Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar
balik, sticker, dan pamflet.
Kelebihan media cetak diantaranya: Tahan lama, Mencakup banyak orang, Biaya
tidak tinggi, Tidak perlu listrik, Dapat dibawa ke mana-mana, Dapat mengungkit rasa
keindahan, Meningkatkan gairah belajar,
Kelemahan media cetak yaitu: Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek
gerak, dan  Mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005)
2. Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar
dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.
Adapun macam-macam media tersebut adalah TV, radio, film, video film, cassete,
CD, VCD.
Kelebihan media elektronika diantaranya: Sudah dikenal masyarakat,
Mengikutsertakan semua panca indra, Lebih mudah dipahami, Lebih menarik karena
ada suara dan gambar bergerak, Bertatap muka, Penyajian dapat dikendalikan,
Jangkauan relatif lebih besar, Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang.
Kelemahan media elektronika diantaranya: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Perlu
listrik, Perlu alat canggih untuk produksinya, Perlu persiapan matang, Peralatan selalu
berkembang dan berubah. Perlu keterampilan penyimpanan, Perlu terampil dalam
pengoperasian (Notoatmodjo, 2005).
3. Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara
umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya: Papan reklame
yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan,
spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat di
atas secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat
yang strategi agar dapat dilihat oleh semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar
(DEPKES RI, 2006).

Kelebihan media luar ruang diantaranya: Sebagai informasi umum dan hiburan,
Mengikutsertakan semua panca indra, Lebih mudah dipahami, Lebih menarik karena
ada suara dan gambar bergerak, Bertatap muka, Penyajian dapat dikendalikan,
Jangkauan relatif lebih besar, Dapat menjadi tempat bertanya lebih detail, Dapat
menggunakan semua panca indra secara langsung, dan lain-lain.

Kelemahan media luar ruang diantaranya: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Ada yang
memerlukan listrik, Ada yang memerlukan alat canggih untuk produksinya, Perlu
persiapan matang, Peralatan selalu berkembang dan berubah, Perlu keterampilan
penyimpanan, Perlu keterampil dalam pengoperasian (DEPKES RI, 2006).

Pembagian Alat Peraga Berdasarkan Fungsinya

1. Media cetak

a. Leaflet. Bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui


lembaran yang dilipat.

b. Flyer (selebaran), bentuk seperti leaflet, tetapi tidak dilipat

c. Poster. Bentuk media yang berisi pesan-pesan atau informasi kesehatan yang
biasanya ditempel didinding, tempat-tempat umum, atau kendaraan umum.
Biasanya isinya bersifat pemberitahuan dan propaganda

2. Media elektronik

Jenis-jenis media elektronik yang dapat digunakan sebagai media pendidikan


kesehatan, antara lain adalah sebagai berikut.
a. Televisi. Penyampaian pesan kesehatan melalui media televisi dapat
berbentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi, pidato (ceramah), TV spot, dan
kuis atau cerdas cermat.

b. Radio. Bentuk penyampaian informasi diradio dapat berupa obrolan (tanya


jawab), konsultasi kesehatan, sandiwara radio, dan radio spot.

c. Video. Penyampaian informasi kesehatan melalui video.

d. Slide. Slide dapat juga digunakan untuk menyampaikan informasi kesehatan

Yang Perlu Diperhatikan dalam Pembuatan Media Promosi Kesehatan.

a. Leaflet

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan leaflet yaitu:

1. Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai

2. Tuliskan apa tujuannya

3. Tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflets

4. Kumpulkan tentang subyek yang akan disampaikan

5. Buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya


bagaimana bentuk tulisan

6. Gambar serta tata letaknya

7. Buatkan konsepnya

8. Konsep dites terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hampir sama
dengan kelompok

9. Sasaran

10. Perbaiki konsep dan buat ilustrasi yang sesuai dengan isi
b. Flyer

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan flyer yaitu:

1. Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai

2. Tuliskan apa tujuannya

3. Tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam flyer

4. Kumpulkan tentang subyek yang akan disampaikan

5. Buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya


bagaimana bentuk tulisan

6. gambar serta tata letaknya

7. Buatkan konsepnya

8. Konsep dites terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hampir sama
dengan kelompok

9. Sasaran

10. Perbaiki konsep dan buat ilustrasi yang sesuai dengan isi

c. Poster

Poster secara umum terdiri atas beberapa bagian, yaitu: (i) Head line (judul),
(ii) Sub head line (sub judul), (iii) Body copy/copy writing dan (iv) Logo dan
indentitas. Head line, harus dapat dibaca jelas dari jarak 6 meter, mudah
dimengerti, dan mudah diingat. Dalam membuat poster juga perlu adanya
Illustrasi. Illustrasi harus berhubungan erat dengan head line, dan terpadu
dengan penampilan secara keseluruhan

Warna merupakan salah satu unsur grafis. Warna dapat dibagi menjadi 3
kelompok menurut jenisnya:
1. Warna primer : merah, kuning, biru

2. Warna sekunder : hijau, kuning lembayung

3. Warna tersier : cokla kemerahan, coklat kekuningan, coklat kebiruan

Bahan Pembuatan Media Promosi Kesehatan


a. Leaflet, Bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah leaflet yaitu:
1. Kertas berwarna yang akan dilipat menjadi 20 x 30 cm
2. Laptop untuk mendesain leaflet
3. Printer untuk mengeprint desain leaflet ke kertas berwarna
4. Gunting untuk menggunting kertas sesuai ukuran
b. Flyer, Bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah flyer yaitu:
1. Kertas berwarna 20 x 30 cm
2. Laptop untuk mendesain flyer
3. Printer untuk mengeprint desain flyer ke kertas berwarna
4. Gunting untuk menggunting kertas sesuai ukuran
c. Poster, Bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah poster yaitu:
1. Kertas art paper 50 x 70 cm untuk poster besar dan 35 x 50 cm untuk poster
kecil
2. Laptop untuk mendesain poster
3. Lem atau plaster untuk menempelkan poster pada tempat yang kita inginkan

Cara Membuat Media Promosi Kesehatan.


a. Leaflet
1. Tentukan konsep promosi kesehatan yang akan dipromosikan
2. Mendesain latar leaflet menggunakan adobe atau aplikasi lainnya
3. Tambahkan kata- kata (200 – 400 kata) pada desain leaflet berupa tujuan, isi
singkat penyajian yang ingin disampaikan, gambar serta tata letak sesuai
dengan konsep yang diambil
4. Megatur tata tulisan dan warna supaya mudah dibaca
5. Print desain leaflet yang sudah selesai
6. Gunting dan lipat leaflet sesuai dengan ukuran yang ditentukan
7. Foto copy atau perbanyak leaflet sesuai dengan jumlah orang yang akan kita
sampaikan promosi kesehatan
b. Flyer
1. Tentukan konsep promosi kesehatan yang akan dipromosikan
2. Mendesain latar flyer menggunakan adobe atau aplikasi lainnya
3. Tambahkan kata- kata pada desain flyer berupa tujuan, isi singkat penyajian
yang ingin disampaikan, gambar serta tata letak sesuai dengan konsep yang
diambil
4. Megatur tata tulisan dan warna supaya mudah dibaca
5. Print desain flyer yang sudah selesai
6. Gunting sesuai dengan ukuran yang ditentukan
7. Foto copy atau perbanyak flyer sesuai dengan jumlah orang yang akan kita
sampaikan promosi kesehatan
c. Poster
1. Pilih subyek yang akan dijadikan topic
2. Pilih satu pesan kesehatan yang terkait
3. Gambarkan pesan tersebut dalam gambar, buat sket
4. Pesan dibuat menyolok, singkat, dan dapat dilihat pada jarak 6 meter.
5. Buat dalam warna yang kontras sehingga jelas terbaca.
6. Hindari kata- kata yang tidak perlu (tidak lebih dari 7 kata)
7. Tentukan desain latar dari poster
8. Masukan kata- kata dalam desain latar poster
9. Print poster yang sudah selesai didesain
10. Tempelkan poster pada tempat yang ingin di promosikan
5. Menyusun tentang Media Pembelajaran
Langkah-langkah dalam merancang pengembangan media promosi kesehatan adalah
sebagai berikut :

b. Menetapkan tujuan : Tujuan harus relaistis, jelas, dan dapat diukur (apa yang diukur,
siapa sasaran yang akan diukur, seberapa banyak perubahan akan diukur, berapa
lama dan dimana pengukuran dilakukan).
c. Menetapkan segmentasi sasaran : Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih
kelompok sasaran yang tepat dan dianggap sangat menentukan keberhasilan promosi
kesehatan. Tujuannya antara lain memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya,
memberikan kepuasan pada masing-masing segmen, menentukan ketersediaan
jumlah dan jangkauan produk, serta menghitung jenis dan penempatan media.
d. Memposisikan pesan (positioning) : Memposisikan pesan adalah proses atau upaya
menempatkan suatu prosuk perusahaan, individu atau apa saja ke dalam alam pikiran
sasaran atau konsumennya. Positioning membentuk citra.
e. Menentukan strategi positioning : Identifikasi para pesaing, termasuk persepsi
konsumen, menentukan posisi pesaing, menganalisis preferensi khalayak sasaran,
menetukan posisi merek produk sendiri, serta mengikuti perkembangan posisi.
f. Memilih media promosi kesehatan : Pemilihan media didasarkan pada selera
khalayak sasaran. Media yang dipilih harus memberikan dampak yang luas. Setiap
media akan memberikan peranan yang berbeda

TES FORMATIF

1. Yang bukan merupakan tujuan dari media promosi kesehatan yaitu…


a. Media dapat mempersulit penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Media dapat memperjelas informasi.
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Media dapat mengurangi komunikasi yang verbalistis.
2. Yang merupakan manfaat dari media kesehatan yaitu…
a. Mengurangi minat sasaran
b. Mencapai sasaran yang lebih banyak
c. Mempersulit mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman
d. Merangsang sasaran untuk malas meneruskan pesan pada orang lain
e. Mempersulit penyampaian informasi
3. Himbauan dalam pesan pada media promosi kesehatan yang didasarkan pada anggapan
bahwa manusia pada dasarnya makhluk rasional yaitu….
a. Himbauan Rasional
b. Himbauan Emosional
c. Himbauan Ketakutan
d. Himbauan Ganjaran
e. Himbauan Motivasional
4. Pembagian alat peraga berdasarkan fungsinya pada media cetak yang bentuk
penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat
yaitu…
a. Poster
b. Flyer
c. Leaflet
d. Video
e. Slide
5. Pembagian alat peraga berdasarkan fungsinya pada media cetak yang bentuk media
yang berisi pesan-pesan atau informasi kesehatan yang biasanya ditempel didinding,
tempat-tempat umum, atau kendaraan umum yaitu…
a. Video
b. Flyer
c. Leaflet
d. Poster
e. Slide
6. Pembagian alat peraga berdasarkan fungsinya pada media cetak yang berbentuk seperti
leaflet tetapi tidak dilipat yaitu…
a. Video
b. Flyer
c. Leaflet
d. Poster
e. Slide
7. Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan leaflet yaitu, kecuali…
a. Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai
b. Tuliskan apa tujuannya
c. Tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflets
d. Tentukan desain yang sulit dilihat
e. Kumpulkan tentang subyek yang akan disampaikan
8. Salah satu media promosi kesehatan yang dibuat dengan ketentuan ukuran biasanya 20
x 30 cm, berisi tulisan 200 – 400 kata dan dilipat yaitu…
a. Video
b. Flyer
c. Leaflet
d. Poster
e. Slide
9. Salah satu media promosi kesehatan yang dibuat dengan ketentuan ukuran 50 x 70,
dapat dilihat dalam jarak 6 meter dan dengan tulisan tidak lebih dari 7 kata yaitu…
a. Video
b. Flyer
c. Leaflet
d. Poster
e. Slide
10. Langkah-langkah dalam merancang pengembangan media promosi kesehatan adalah
sebagai berikut kecuali…
a. Menetapkan tujuan
b. Membatalkan promosi
c. Memposisikan pesan (positioning)
d. Menentukan strategi positioning
e. Memilih media promosi kesehatan

KONSEP STRATEGI/RANCANGAN PEMBELAJARAN

LATIHAN

1. Menjelaskan definisi Strategi / Rancangan Pembelajaran


Definisi / pengertian strategi pembelajaran. Secara umum strategi dapat diartikan
sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran
yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikn
sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Menurut Sanjaya, (2007 : 126). Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Sedangkan Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dari pendapat tersebut, Dick and
Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi
dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan
hasil belajar pada siswa (Sanjaya, 2007 : 126).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan
metide dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti
bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana
kerja belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu,
artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian
tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai
fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun
sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur
keberhasilannya.
2. Menjelaskan Strategi / Rancangan Pembelajaran
Beberapa macam strategi pembelajaran  

Menurut Sanjaya (2007 : 177 – 286) ada beberapa strategi pembelajaran yang harus
dilakukan oleh seorang guru :
1.   Strategi pembelajaran ekspositori
2.   Strategi pembelajaran inquiry
3.   Strategi pembelajaran berbasis masalah
4.   Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi


pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam
pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi
siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui
proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Model
strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran
yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan
fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang
diajarkan.

Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di dalam strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. Pertama, strategi pembelajaran ini
adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir,
artinya tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah bukan sekedar siswa
dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat
mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara
verbal.

Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar


pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide
didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan
berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka
terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, sasaran akhir strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah
kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf
perkembangan anak.

5. Strategi pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan


oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran
kooperatif yaitu: (a) adanya peserta dalam kelompok, (b) adanya aturan kelompok, (c)
adanya upaya belajar setiap kelompok, dan (d) adanya tujuan yang harus dicapai
dalam kelompok belajar. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara
empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,
jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan
terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika
kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
6.    Strategi pembelajaran kontekstual CTL
7.    Strategi pembelajaran afektif

Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran


kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang sulit
diukur, oleh sebab itu menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri
siswa. Dalam batas tertentu memang afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral,
akan tetapi penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggung
jawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini
tidaklah mudah untuk dilakukan. Apabila menilai perubahan sikap sebagai akibat dari
proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah kita tidak bisa menyimpulkan
bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan
santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan
guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan
keluarga. Strategi pembelajaran afektif pada umumnya menghadapkan siswa pada
situasi yang mengandung konflik atau situasi yang problematis. Melalui situasi ini
diharapkan siswa dapat mengambil keputusan berdasarkan nilai yang dianggapnya
baik.

Metode Pembelajaran

Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode


pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa
pada saat berlangsungnya pengajaran”.

Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah


cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.

Lalu apa aja nih metode-metode pembelajaran yang bisa kita terapkan? Terdapat beberapa
metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya:

a. ceramah;
b. demonstrasi;
c. diskusi;
d. simulasi;
e. laboratorium;
f. pengalaman lapangan;
g. brainstorming;
h. debat,
i. simposium,
j. dan sebagainya.

Pada saat ini metode pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh para guru ada
semacam ceramah atau menerangkan apa yang ada di dalam buku teks. Porsi ini bisa sekitar
80 persen, baru sisanya semacam praktek di laboratorium, diskusi, demonstrasi. Memang
untuk beberapa mata pelajaran porsi-porsi metode pembelajaran berbeda-beda, misal ketika
mengajar pelajaran sejarah tentu saja guru lebih banyak menerangkan dab bercerita, berbeda
dengan pelajaran kesenian, guru akan sedikit menerangkan, siswa lebih banyak langsung
praktek.

Metode pembelajaran yang baik adalah bagaimana siswa bisa mengerti, untuk bisa
membuat siswa mengerti yang paling bagus adalah mengajak mereka berpatisipasi dengan
cara praktek di laboratorium, diskusi atau debat. Pokoknya mereka mengerti karena
keterlibatan mereka, biasanya jika mereka paham melalui proses ini akan lebih lengket di
kepala mereka dari pada mereka mengerti hanya dari ceramah guru semata.

Selain itu, saat ini para guru dituntut untuk memberikan metode pembelajaran yang
kreatif. Guru mungkin bisa menggunakan komputer dan proyektor untuk menampilkan dan
mendemonstrasikan pelajaran. Dengan dibantu visualisasi dan audio, biasanya pelajaran yang
didapat oleh para siswa akan lebih lekat di otak mereka. Mereka juga akan dengan senang
hati mendegarkan dan melihat penjelasan dari guru mereka.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan,
sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
3. Menjelaskan beberapa Strategi Pembelajaran
Beberapa macam strategi pembelajaran
Menurut Sanjaya (2007 : 177 – 286) ada beberapa strategi pembelajaran yang harus
dilakukan oleh seorang guru :
1.   Strategi pembelajaran ekspositori
2.   Strategi pembelajaran inquiry
3.   Strategi pembelajaran berbasis masalah
4.   Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam
pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi
siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui
proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Model
strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran
yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan
fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang
diajarkan.
Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di dalam
strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. Pertama, strategi
pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan
kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran adalah
bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui
kemampuan berbahasa secara verbal.
Kedua, telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar
pengembangan kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide
didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan
berdasarkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan hasil pengamatan mereka
terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, sasaran akhir strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah
kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf
perkembangan anak.
5. Strategi pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif
yaitu: (a) adanya peserta dalam kelompok, (b) adanya aturan kelompok, (c) adanya upaya
belajar setiap kelompok, dan (d) adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok
belajar. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang
yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku
yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap
kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan
prestasi yang dipersyaratkan

6.    Strategi pembelajaran kontekstual CTL


7.    Strategi pembelajaran afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan
keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur, oleh sebab itu
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas
tertentu memang afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral, akan tetapi
penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan
membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah
untuk dilakukan. Apabila menilai perubahan sikap sebagai akibat dari proses
pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah kita tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap
anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan santun yang
bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru. Mungkin
sikap itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan keluarga. Strategi
pembelajaran afektif pada umumnya menghadapkan siswa pada situasi yang
mengandung konflik atau situasi yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan siswa
dapat mengambil keputusan berdasarkan nilai yang dianggapnya baik.

TES FORMATIF
1. Ruang lingkup standar kompetensi guru yang pertama adalah komponen kompetensi
pengelolaan pembelajaran yang mencakup, kecuali ...
a. Penyusunan perencanaan pembelajaran
b. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar
c. Penilaian prestasi belajar peserta didik
d. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian
e. Pemahaman wawasan kependidikan
2. Kompetensi dari komponen pengelolaan pembelajaran kecuali ...
a. Penyusunan rencana pembelajaran
b. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar
c. Penilaian prestarsi belajar peserta didik
d. Pelaksanaan tindak lanjut, hasil penilaian prestarsi belajar peserta didik
e. Penguasaan bahan kajian akademik
3. Suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat
mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan
problem-problem  pengajaran merupakan Perencanaan pengajaran sebagai ...
a. Sistem
b. Proses
c. Teknologi
d. sains (science)
e. sebuah disiplin
4. Hidayat (1990:11) mengemukakan bahwa perangkat yang harus dipersiapkan dalam
perencanaan pembelajaran antara lain, kecuali ...
a. Menguasai bahan ajar
b. Menguasai kurikulum
c. Menyusun program pengajaran
d. Melaksanakan program pengajaran
e. Melaksanakan evaluasi
5. Dibawah ini yang tidak termasuk bahan ajar cetak (printed) adalah ...
a. Animation
b. Wallchart
c. Handout
d. Leaftlet
e. gambar
TAHAPAN PROSES PEMBELAJARAN

LATIHAN

1. Menjelaskan tahapan proses pembelajaran


Pembelajaran sebagai suatu proses kegiatan, terdiri atas tiga fase atau tahapan. Fase-fase
proses pembelajaran yang dimaksud meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanan, dan
tahap evaluasi.
Adapun dari ketiganya ini akan dibahas sebagaimana berikut:
1. Tahap Pendahuluan.
Dalam tahap pendahuluan ini berisi tahapan perencanaan pembelajaran kedepan
yang nantinya akan menjadi pedoman untuk mencapai hasil apa yang diharapkan
dalam akhir pembelajaran dan tentunya akan dijadikan pedoman dalam proses
pengajaran. Kegiatan pembelajaran yang baik senantiasa berawal dari rencana yang
matang. Perencanaan yang matang akan menunjukkan hasil yang optimal dalam
pembelajaran.
Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan perencanaan tersebut
dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka tertentu sesuai dengan
keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah perencanaan
yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran. Begitu pula
dengan perencanaan pembelajaran, yang direncanakan harus sesuai dengan target
pendidikan. Guru sebagai subjek dalam membuat perencanaan pembelajaran harus
dapat menyusun berbagai program pengajaran sesuai pendekatan dan metode dan
teori yang akan digunakan. Agar pembelajaran yang ditempuh bisa efektif dan
efisien.

Dalam perencanaan ini ada beberapa tahapan yang menjadi strength point
seperti yang dipaparkan oleh Kemp lewat desain pengembangan pembelajaran PAI
dalam model J.E.Kemp yang berpijak pada empat unsur dasar perencanaan
pembelajaran yang merupakan wujud jawaban atas pertanyaan (1) untuk siapa
program itu dirancang? Peserta didik, (2) kemampuan apa yang ingin anda pelajari?
Tujuan, (3) bagaimana isi pelajaran/ keterampilan yang dapat dipelajari? Metode,
(4) bagaimana anda menentukan tingkat penguasaan terhadap pelajaran yang
sudah dicapai? Evaluasi.1[8], keempat point ini akan dijelaskan dibawah ini:

1. Merumuskan Tujuan/ Kompetensi Pengajaran


Yaitu perumusan tingkah laku/ kemampuan-kemampuan yang dirumuskan
secara khusus (spesifik), operasional dan berupa jenis-jenis
kemampuan/tingkah laku yang diharapkan dapat dimiliki oleh anak didik
setelah mereka mengikuti pelajaran-pelajaran yang kita berikan kepada mereka.
Namun sampai sekarang ini, teori pengukuran kecakapan/ kemampuan masih
berbasis pada teori taksonomi bloom yang diperkenalkan oleh Benjamin S.
Bloom. Salah satu contoh dari tujuan pembelajaran seperti dibawah ini: 2[9]

Tujuan Pengajaran Proses Mengajar


Siswa dapat menyebutkan dengan tepat Mengajarkan kepada sisa tentang asmaul
asmaul khusna khusna

2. Mengembangkan/ Mempersiapkan Alat-Alat Evaluasi

2
Langkah ini memiliki fungsi yang nantinya digunakan untuk menilai sejauh
mana siswa menguasai materi yang telah diberikan dan yang telah dirumuskan
dalam tujuan pengajaran tersebut. Adanya persiapan alat evaluasi ini ditempuh
dalam perencanaan pembelajaran ini karena didasarkan pada prinsip
pengajaran yang berorientasi pada tujuan hasil (output oriented).3[10] Jenis tes
ini dapat meliputi tes lisan, tes tulis dan tes perbuatan/ praktek dengan
menggunakan beberapa bentuk pertanyaan, diantaranya (1)Bentuk uraian,
(2)Bentuk pilihan jawab terbatas,(3)Bentuk melengkapi,(4)Bentuk pertanyaan-
pertanyaan yang menuntut jawaban singkat. Dalam suatu pelajaran bisa
dimungkinkan menggunakan beberapa atau lebih dari satu bentuk dan jenis
pertanyaan.

3. Merancang dan Menetapkan Kegiatan-Kegiatan Mengajar


Dalam langkah ketiga ini dapat berupa kegiatan-kegiatan yang akan ditempuh
oleh guru dan siswa selama proses pengajaran nantinya yang juga harus
dirumuskan, agar siswa dapat memiliki sikap dan kemampuan yang sesuai
dengan tujuan

yang telah dirumuskan. Setiap tujuan bisa ditempuh dengan satu atau beberapa
kegiatan belajar, disesuaikan dengan kompleks tidaknya kemampuan yang
terkandung dalam tujuan pembelajaran. Agar tujuan tersebut benar-benar dapat
tercapai.

4. Merencanakan Program Kegiatan


Hal-hal pokok yang harus ditetapkan dalam perencanaan program kegiatan:

A. Merumuskan materi pelajaran beserta komponennya


 Menyusun materi pelajaran tiap mata pelajaran. Dalam menyusun materi
pembelajaran hendaknya merupakan gabungan antara jenis yang berbentuk
pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan (langkah-
langkah, prosedur, keadaan dan syarat-syarat tertentu), dan sikap (berisi
pendapat, ide, atau tanggapan) (kemp,1997). 4[11] Bila perlu dalam menyusun
materi pelajaran disertai dengan uraian singkat dan contoh-contohnya agar
memudahkan dalam menyampaikan materi tersebut kepada siswa dan lebih
terencana dan juga agar siswa lebih bisa memahami dengan cepat.

4
 Menyusun Silabus. Silabus diartikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau
pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Silabus merupakan penjabaran dari
standart kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok
serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
 Menyusun Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana pembelajaran
bersifat khusus dan kondisional, dimana setiap sekolah tidak sama kondisi siswa
dan sarana prasarana sumber belajarnya. Karena itu, penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran hendaknya didasarkan pada silabus terkait dengan
indikator, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, sumber/bahan/alat
dan juga langkah-langkah pembelajaran dan kondisi pembelajaran agar kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung sesuai harapan.
 Penilaian Pembelajaran. Penilaian merupakan tindakan atau proses untuk
menentukan nilai terhadap sesuatu. Penilaian merupakan proses yang harus
dilakukan oleh guru dalam rangkaian kegiatan pembelajaran. Prinsip penilaian
antara lain : Valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif,
terbuka, berkesinambungan, menyeluruh dan bermakna.
Yang harus diperhatikan dalam hal memperkirakan besar kecilnya materi
adalah penerapan teori Gestalt, yaitu bahwa bagian-bagian kecil merupakan satu
kesatuan yang bermakna apabila dipelajari secara keseluruhan, dan keseluruhan
tidaklah berarti tanpa bagian-bagian kecil tadi.5[12]

B. Menyiapkan metode yang akan digunakan.


Metode pembelajaran adalah cara guru mengorganisasikan meteri pelajaran dan
peserta didik agar terjadi proses secara efektif dan efisien. Banyak sekali macam-macam
dari metode-metode

pembelajaran yang digunakan dalam mengajar, diantaranya (1)Metode


ceramah/kuliah, (2)Metode diskusi, (3)Metode demonstrasi, (4)Metode eksperimen,
(5)Metode pemberian tugas, dll.

C. Menyusun jadwal.
Dalam menyusun jadwal kegiatan/ program pembelajaran, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dan harus dibuat, yaitu:

1. Analisis hari efektif, hari libur, analisis program dan materi pembelajaran. Untuk
mengawali kegiatan penyusunan program pembelajaran, guru perlu membuat

5
analisis hari efektif selama satu semester. Dari hasil analisis hari efektif akan
diketahui jumlah hari efektif dan hari libur tiap pekan atau tiap bulan sehingga
memudahkan penyususnan program pembelajaran selama satu semester. Dasar
pembuatan analisis hari efektif adalah kalender pendidikan dan kalender umum.
Berdasarkan hasil analisis hari efektif dan materi pembelajaran tersebut, maka
dapat disusun program pembelajaran seperti pembuatan program tahunan,
semester/ cawu, pemilihan metode yang sesuai dengan kondisi yang ada,
penyediaan alokasi waktu, penyediaan sarana dll.6[13]
2. Membuat program tahunan, program semester dan program tagihan . Program
Tahunan adalah Penyusunan program pembelajaran selama satu tahun pelajaran
dimaksudkan agar keutuhan dan kesinambungan program pembelajaran atau topik
pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam dua semester tidak mengalami
kendala. Program Semester adalah Penyusunan program per-semester yang
didasarkan pada hasil anlisis hari
3. efektif dan program pembelajaran tahunan. Program Tagihan merupakan Sebagai
bagian dari kegiatan pembelajaran, tagihan merupakan tuntutan kegiatan yang
harus dilakukan atau ditampilkan siswa. Jenis tagihan dapat berbentuk ujian lisan,
tulis, dan penampilan yang berupa kuis, tes lisan, tugas individu, tugas kelompok,
unjuk kerja, praktek, penampilan, atau porto folio.
A. Tahap Pelaksanaan
Hakikat dari tahap pelaksanaan adalah kegiatan operasional pembelajaran itu sendiri.
Dalam tahap ini, guru melakukan interaksi belajar-mengajar melalui penerapan
berbagai strategi metode dan tekhnik pembelajaran, pemanfaatan seperangkat media
dan tentunya dengan tambahan pemahaman/ penguasaan teori pendidikan, prinsip
mengajar, teori belajar dan yang lainnya yang relevan untuk proses pembelajaran.
Dalam proses ini, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh seorang guru,
diantaranya ialah:

1. Aspek pendekatan dalam pembelajaran


Pendekatan pembelajaran terbentuk oleh konsepsi, wawasan teoritik dan asumsi-
asumsi teoritik yang dikuasai guru tentang hakikat pembelajaran. Mengingat
pendekatan pembelajaran bertumpu pada aspek-aspek dari masing-masing
komponen pembelajaran. Dalam beberapa sumber ditemukan beberapa
penggolongan pendekatan dari banyaknya pendekatan yang ada dalam
pembelajaran, diantaranya adalah (1) Pendekatan pembelajaran pemrosesan

6
informasi, yaitu upaya membantu siswa untuk memproses informasi yang
diperoleh. (2) Pendekatan pembelajaran individu, yaitu upaya membantu siswa
untuk mengembangkan pribadi agar lebih produktif terhadap situasi dan
lingkungan,7[14]. (3) Pendekatan sistem pembelajaran, yaitu mengidentifikasi
kebutuhan, memilih problem, mengidentifikasi syarat-syarat pemecahan problem,
memilih, menetapkan, penggunaan metode dan alat yang tepat, mengevaluasi hasil
dan merevisi sebagian atau keseluruhan sistem yang dilaksanakan yang tidak dapat
terlaksana atau yang tidak relevan dengan proses pembelajaran. 8[15] (4)
Pendekatan paedagody, yaitu pendekatan/ upaya yang dilakukan sebagai seni dan
ilmu untuk mengajar dan mendidik anak didik (the art and science of teaching
children). Dalam hal ini guru sebagai central education. Dan pendekatan andragogy,
yaitu upaya yang dilakukan sebagai seni dan ilmu untuk membantu anak didik
dalam belajar (the art and science of helping adults learn). Dalam hal ini posisi anak
didik lebih dominan dalam proses belajar, guru hanya membantu, mengarahkan
dan membimbing saja, anak didik-lah yang aktif dalam proses pembelajaran.
(Knowles, 1970; cross, 1981)9[16]

Dan karena setiap mata pelajaran, bahkan setiap satu pokok bahasan tidak cukup
hanya dengan menggunakan satu pendekatan, maka pendekatan-pendekatan dalam
setiap satuan pembelajaran itu akan bersifat multi-pendekatan dan akan tercakup
penggunaannya dalam sejumlah pendekatan yang lain secara serempak.

2. Aspek Strategi, Metode dan Taktik


Pembelajaran sebagai proses, aktualisasinya mengimplisitkan adanya strategi.
Strategi berkaitan dengan perwujudan proses pembelajaran itu sendiri, dari awal
pembelajaran hingga berakhirnya pembelajaran dalam pertemuan itu. Strategi
pembelajaran berwujud sejumlah tindakan pembelajaran/ pola khusus yang
dilakukan guru yang dinilai strategis untuk mengaktualisasikan proses
pembelajaran yang berangkat dari titik tolak/ sudut pandang guru terhadap proses
pembelajaran. Menurut Atwi Suparman (2004:208) seperti yang dikutip oleh
Bambang Warsita10[18], secara garis besar, komponen strategi dalam pembelajaran
dikelompokkan menjadi:

10
A. Mengurutkan kegiatan pembelajaran
Pendahuluan dalam pembelajaran. Bagian ini merupakan bagian awal dalam
proses pembelajaran, dalam bagian ini guru dituntut untuk bisa memberikan
motivasi (penyemangat) diawal pembelajaran, mampu memusatkan perhatian
anak didik pada materi, juga mengetahui persiapan/ kemampuan/ wawasan
anak didik sebelum materi diajarkan. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru
pada tahap ini adalah memberi gambaran singkat tentang isi pelajaran, tujuan
pembelajaran dan tanya jawab ringan dll

B. Penyajian materi/ bahan ajar. Kegiatan ini merupakan inti dari pembelajaran.
Dalam kegiatan ini anak didik ditanami pengetahuan baru dan mengembangkan
pengetahuan yang sudah ada. Tahapan yang dilakukan adalah menguraiakan
materi pelajaran, memberikan contoh atau ilustrasi, memberikan latihan yang
sesuai dengan materi pelajaran yang disampaikan.
Dalam tahap ini meliputi bagian-bagian sebagai berikut:

1. Uraian (Explanation). Ini adalah tahap dimana guru menyampaikan materi/


konsep pembelajaran. Bisa dilakukan dalam bentuk verbal atau nonverbal
seperti penggunaan media gambar, simulasi, gambar dan atau benda asli dll.
Dan dalam menyampaikan uraian materi, guru dapat menggunakan berbagai
metode yang dikuasai dengan taktik/ gaya penyampaian yang unik dan
menyenangkan agar anak didik tidak merasa bosan, jenuh, tidak semangat
belajar dll.
2. Contoh (Example) dan Noncontoh (NonExample). Benda atau kegiatan yang
mengarah pada contoh sebagai wujud dari materi pelajaran yang sedang
diuraikan yang bersifat konkret dan praktis dari uraian materi yang masih
bersifat abstrak agar anak didik merasa lebih jelas.
3. Latihan (Exercise). Adalah kegiatan praktik bagi siswa untuk menerapkan
konsep, prinsip dari uraian pelajaran yang telah disampaikan, dari wujud
yang abstrak untuk direalisasikan kedalam kegiatan/ tindakan yang sesuai
dengan kehidupan sehari-hari. Tentunya latihan ini memerlukan bimbingan,
petunjuk dan koreksi dari guru agar anak didik benar-benar menguasainya.
Dan perlu diingat bahwa latihan ini adalah bagian dari proses pembelajaran,
namun bukan tes.
C. Penutup. Tahapan ini adalah tahapan akhir dari urutan kegiatan pembelajaran.
Tahapan yang dilakukan adalah memberikan penegasan atau kesimpulan dan
penilaian terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan, baik
dengan mengguanakan tes formatif (Suharsimi Arikunto,1998:42) 11[19]
maupun dengan umpan balik (feedback) dan selanjutnya adalah pemberian
pengayaan/ tindak lanjut (follow up). Penggunaan metode dan taktik yang
tepat sesuai kebutuhan
Dengan metode ini guru dapat mencurahkan segala macam cara, rasa dan perasaannya
untuk mengimplementasikan setiap rencana yang sudah disusun dalam rencana pembelajaran.
Dalam penggunaan metode, tentunya melihat/ mempertimbangkan materi apa yang akan
disampaikan, dan dalam satu pokok pembahasan bisa menggunakan banyak metode yang
bertujuan agar tercapai standar kompetensi yang diharapkan.

Menurut Nana Sudjana (1989:69) metode yang baik digunakan adalah metode variasi/
kombinasi dari beberapa metode mengajar, Seperti yang diterangkan dalam buku Petunjuk
Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (Depdikbud, 1994:40-70) 12[20]. Misalnya pembelajaran
Moral Pancasila, menggunakan metode (a) ceramah murni, (b) inquiry, (c) ceramah bervariasi,
(d) demonstrasi, (e) karya wisata, (f) observasi, dll.

Didalam penerapan metode, memerlukan adanya taktik. Taktik ini bisa diwujudkan
berupa style/gaya/tindakan teknis guru dalam menerapkan metode pembelajaran. Tatik ini
seharusnya bersifat unik dan kreatif untuk membangun semangat anak didik dalam proses
belajar.

Penggunaan media pembelajaran

Media/sarana/alat adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk


menyampaikan pesan atau informasi pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Media pendidikan terdiri dari alat pengajaran, alat peraga, alat pendidikan 13[21], dapat
berbentuk orang atau guru, alat-alat elektronik, media cetak, media audio, media audiovisual
(video), multimedia dan lain sebagainya untuk mendukung suksesnya proses pembelajaran.

Pemanfaatan/ penggunaan alokasi waktu yang telah disediakan dengan baik.

Guru harus tahu alokasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembelajaran. Baik
itu satu pokok bahasan atau satu kompetensi dasar didalam beberapa kali tatap muka.
Tujuannya agar materi pelajaran yang sudah tersusun dalam rancangan pembelajaran/ silabus
dapat tersampaikan semuanya.

Pengelolaan kelas

11

12

13
Kelas merupakan lingkungan fisik yang meliputi ruang kelas, keindahan kelas, pengaturan
tempat duduk, pengaturan ventilasi/ udara dan cahaya/ pencahayaan, dan pengaturan sarana
yang lain. Dan juga merupakan lingkungan sosioemosional yang meliputi tipe kepemimpinan
guru, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik dan lain sebagainya. Menurut Winzer
(1995), pengelolaan kelas adalah cara - cara yang ditempuh guru dalam menciptakan
lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mencapai tujuan akademis dan sosial.

C. Tahap Evaluasi

Hamalik (1995:159) mengemukakan bahwa evaluasi adalah keseluruhan kegiatan pengukuran


(pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat
keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah melakukan kegiatan
belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 14[22]

Pada hakekatnya evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan


perilaku yang telah terjadi untuk dijadikan tolak ukur perencanaan dan pengembangan
pembelajaran kedepannya. Seharusnya evaluasi tidak hanya dilakukan dengan mengadakan
ulangan harian atau ulangan umum saja. Tetapi, hendaknya dilakukan tiap kali selesai proses
pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui perubahan dan kemajuan peserta didik setiap
kompetensi dasar dengan mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
Moekijat (seperti dikutip Mulyasa mengemukakan teknik evaluasi belajar pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sebagai berikut:

1)    Evaluasi belajar pengetahuan (kognitif), dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan
daftar isian pertanyaan.

2)    Evaluasi belajar keterampilan (psikomotorik), dapat dilakukan dengan ujian praktek,
analisis keterampilan dan analisis tugas serta evaluasi oleh peserta didik itu sendiri.

3)   Evaluasi belajar sikap (afektif), dapat dilakukan dengan daftar sikap isian dari diri sendiri,
daftar isian sikap yang disesuaikan dengan tujuan program.

Untuk evaluasi aspek afektif dan psikomotorik bisa ditambah dengan pengadaan observasi
dan angket. Dalam hubungannya dengan tes/ evaluasi perbuatan, Leighbody (1996).
mengemukakan elemen-elemen yang dapat dikembangkan dengan format sebagai berikut:

No Keterampilan yang diukur Tanggapan guru Simpulan


1 Kualitas penyelesaian pekerjaan.

14
2 Keterampilan menggunakan alat.

3 Kemampuan menganalisis dan merencanakan


prosedur kerja sampai selesai.

Kemampuan mengambil keputusan berdasarkan


4
aplikasi informasi yang diberikan.

Kemampuan membaca, menggunakan diagram,


5 gambar-gambar dan symbol.
Kesimpulan akhir
Keterangan:

 Tanggapan guru dapat berupa uraian pendapat/penilaian atau berupa tanggapan.


 Simpulan adalah penilaian guru setiap aspek keterampilan yang diukur, bisa secara
kualitatif (A, B, C, D), atau secara kuantitatif (10, 9, 8, 7).
 Kesimpulan akhir adalah hasil kumulatif peserta didik dalam pembelajaran yang
dilakukan atau kompetensi yang dikuasai. Kesimpulan akhir ini merupakan akumulasi
dari setiap aspek yang diukur.
Menurut E. Mulyasa evaluasi mencakup pre-tes dan post-tes. Pre-tes merupakan
pemberian tes pada awal pembelajaran dengan memiliki fungsi (1) Untuk mengetahui
kemampuan peserta didik terhadap materi yang akan diajarkan. Sudah sejauh mana anak didik
mempunyai wawasan tentang materi itu, sehingga disini siswa dituntut aktif dengan belajar
sebelum pembelajaran dimulai. (2) Untuk menyiapkan anak didik dalam proses belajar yang
akan berlangsung. Dengan adanya re-tes maka mereka akan berkonsentrasi dan terfokus pada
soal-soal yang harus mereka jawab/selesaikan diakhir pembelajaran nanti. (3) Guru dapat
mengetahui harus memulai pembelajaran dari mana, dimana siswa mulai mengalami kesusahan
dalam materi pelajaran tersebut.

Sedangkan post-tes adalah pemberian pertanyaan diakhir pembelajaran. Pelaksanaan


post-tes ini berfungsi (1) Untuk mengevaluasi/ memberikan penilaian apakah siswa sudah
menguasai atau memahami konsep atau materi yang baru saja disampaikan atau belum, yang
merujuk pada kompetensi dan tujuan yang harus dicapai oleh anak didik dalam pembelajaran
tersebut. (2) Untuk menentukan anak didik yang harus menjalani remedial atau pembelajaran
ulangan dengan teknis yang diatur oleh guru agar tercapai kompetensi dan tujuan yang
diharapkan/direncanakan. (3) Sebagai bahan acuan untuk evaluasi/ perbaikan dari
pelaksanaan komponen dalam pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun
evaluasi.
Menurut B. Suryosubroto dalam proses evaluasi harus meliputi beberapa tahapan,
yaitu:15[23]

a. Evaluasi formatif.
Yaitu pemberian tes/ penilaian oleh guru setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari
(Suharsimi Arikunto, 1988:42).

b. Evaluasi sumatif.
Yaitu penilaian yang diselenggarakan oleh guru setelah jangka waktu tertentu. Biasanya
dilaksanakan pada akhir dari sistem per-catur wulan atau per-semester. (Suharsimi Arikunto,
1988:83).

c. Pelaporan hasil evaluasi.


Pelaporan hasil evaluasi ini biasanya diwujudkan dengan adanya buku lapor, dimana
didalamnya merupakan akumulasi hasil dari semua penilaian/ evaluasi selama beberapa kurun
waktu, misalnya per-catur wulan /per-semester.

d. Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan


Program perbaikan ini diperuntukkan bagi anak didik yang belum mencapai kompetensi
yang diharapkan. Menurut petunjuk teknis No.166/133.VI/91 dijabarkan sebagai berikut:

Apabila seorang siswa dalam ulangan (tes formatif / tes sumatif) mencapai nilai kurang
dari 7,5 atau daya serapnya kurang dari 75%, maka yang bersangkutan harus mengikuti
perbaikan.(Dikdiksar, 1991:2).

Bentuk dari pelaksanaan perbaikan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (1)
Menjelaskan kembali materi pelajaran yang sedang/telah dipelajari. (2) Memberi tugas
tambahan berupa mengerjakan kembali soal/ tugas, berdiskusi dengan temannya atau
membaca kembali suatu uraian.

Sedangkan pengayaan diperuntukkan bagi anak didik yang telah mencapai kompetensi
yang diharapkan. Adapun bentuk pelaksanaan pengayaan dapat berupa membaca/ mempelajari
bahan pelajaran selanjutnya/ yang baru atau menyelesaikan pekerjaan ruman (PR).

2. Menyusun tahapan proses pembelajaran


Pembelajaran sebagai suatu proses kegiatan, terdiri atas tiga fase atau tahapan. Fase-fase
proses pembelajaran yang dimaksud meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanan, dan
tahap evaluasi.

15
TES FORMATIF
1. Tahap perencanaan, tahapan pelaksanaan, tahapan evaluasi merupakan bagian dari
a. Tahapan Proses pembelajaran
b. Strategi pembelajaran
c. Pengertian proses pembelajaran
d. Tahapan perilaku kesehatan
e. Metode pembelajaran
2. Proses penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan disebut ....
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi
d. Formatif
e. Normatif
3. Dalam proses evaluasi meliputi berbagai aspek, kecuali....
a. Evaluasi formatif
b. Evaluasi normatif
c. Pelaporan hasil evaluasi
d. Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan
e. Evaluasi dini
KONSEP PERILAKU KESEHATAN

LATIHAN

1. Menjelaskan Definisi Perilaku Kesehatan

Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan.Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas
dari pada manusia itu sendiri. Perilaku adalah apa yang dikrjakan oleh organisme
tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung.

Menurut WHO, yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993), perubahan perilaku


dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :

1. Perubahan alamiah (natural change), ialah perubahan yang dikarenakan perubahan


pada lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi dimana dia hidup dan
beraktifitas.
2. Perubahan terencana (planned change), ialah perubahan ini terjadi, karena memang
direncanakan sendiri oleh subjek.
3. Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (readiness to change), ialah
perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau program-program
baru,maka yang terjadi adalah sebagian orang cepat mengalami perubahan perilaku
dan sebagian lagi lamban. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan
untuk berubah yang berbeda-beda.

2. Menjelaskan Konsep Cara Membentuk Perilaku

Skinner mendefinisikan perilaku kesehatan ( Health Behaviour ) adalah suatu respon


seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan
factor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan). Pemeliharaan kesehatan ini
mencakup mencegah atau melindungi diri dari peyakit dan masalah kesehatan lain,
meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah
kesehatan. perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (Health Maintenance).

Health Maintenance adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara


atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk menyembuhkan bila sakit.
Oleh sebab itu, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek yaitu :

1. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta


pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

Contoh : Mengimunisasi bayi atau anak ke fasilitas kesehatan

2. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu


dijelaskan disini bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan dan relative, maka dari
itu orang yang sehat pun perlu diupayakan perilaku supaya mencapai tingkat
kesehatan yang seoptimal mungkin.

Contoh : Seorang ibu memasak makanan yang mengandung gizi dan bervitamin
bagi keluarganya

1. Perilaku gizi (makanan dan minuman). Makanan dan minuman dapat


memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang tetapi sebaliknya makanan
dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang,
bahkan dapat mendatangkan penyakit. Contoh : Apabila seseorang makan
dengan makanan dengan gizi seimbang maka dapat tubuh orang tersebut sehat
sedangkan apabila seseorang makan makanan dengan gizi berlebih dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti obesitas.
2. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan
Kesehatan/Perilaku Pencarian Pengobatan (Health Seeking Behaviour)
Perilaku ini menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita
penyakit dan atau kecelakaan.Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati
sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan keluar negeri.

Contoh : Membeli obat influenza ke apotek.

3. Perilaku Kesehatan Lingkungan

Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun


lingkungan sosial budaya, dan sebagainya sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi
kesehatannya.

Contoh : Bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah,
pembuangan limbah, dan lainnya.

Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan yang
berhubungan dengan kesehatan ( health related behavior ) adalah sebagai berikut:

 Perilaku Hidup sehat

Perilaku hidup sehat dalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang
untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain:

 Respon seseorang terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi,


sikap dan praktik kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di
dalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan, dan makanan dengan menu seimbang
(appropriate diet).
 Olah raga teratur, juga mencakup kualitas dan kuantitas dalam arti frekuensi dan
waktu yang digunakan untuk olahraga.
 Tidak merokok, yang merupakan kebiasan jelek yang mengakibatkan berbagai macam
penyakit.
 Tidak minum-minuman keras dan narkoba.
 Istirahat yang cukup. Dengan meningkatkannya kebutuhan hidup akibat tuntutan
untuk penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja
keras dan berlebihan, sehingga waktu beristirahat berkurang. Hal ini juga
membahayakan kesehatan
 Mengendalikan stress. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-
macam bagi kesehatan. Terlebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras. Stress
tidak dapat kita hindari, yang penting dijaga agar stress tidak menyebabkan gangguan
kesehatan dengan cara berpikir yang positif dan mengendalikannya dengan baik.
 Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, yaitu tindakan atau perilaku
seseorang agar dapat terhindar dari berbagai macam penyakit dan masalah kesehatan
termasuk perilaku untuk meningkatkan kesehatan.

Contoh : Tidak berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seks.

 Perilaku Sakit (illness behavior)

Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang yang sakit atau
terkena masalah kesehatan pada dirinya atau keluarganya, untuk mencari penyembuhan, atau
untuk mengatasi masalah kesehatan yang lainnya. Pada saat orang sakit, ada beberapa
tindakan atau perilaku yang muncul, antara lain:

1. Didiamkan saja (no action), artinya sakit tersebut diabaikan, dan tetap menjalankan
kegiatan sehari-hari.
2. Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri (self treatment atau self
medication). Pengobatan sendiri ini ada 2 cara, yakni : cara tradisional (kerokan,
minum jamu, obat gosok dan sebagainya), dan cara modern, misalnya minum obat
yang dibeli dari warung, toko obat atau apotek.
3. Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar yakni ke fasilitas pelayanan kesehatan,
yang dibedakan menjadi 2, yakni : fasilitas pelayanan kesehatan tradisional (dukun,
sinshe, dan paranormal), dan fasilitas pelayanan kesehatan modern atau professional
(puskesmas, poliklinik, rumah sakit, dan lain-lain)
4. Perilaku Peran Sakit (the sick role behavior)

Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran, yang mencangkup hak-hak
orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation). Hak dan kewajiban ini
harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya), yang
selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit (the sick role). Perilaku ini meliputi :

1. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.


2. Mengenal/mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan penyembuhan penyakit yang
layak.
3. Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara lain mematuhi nasehat-nasehat dokter
atau perawat untuk mempercepat kesembuhan.
4. Tidak melakukan sesuatu yang merugikan bagi proses penyembuhan.
5. Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, memperoleh pelayanan
kesehatan, dan sebagainya).

Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan
sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan contoh (acuan) dari para
tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para petugas terutama petugas kesehatan dan
diperlukan juga undang-undang kesehatan untuk memperkuat perilaku tersebut
(Notoatmodjo, 2003).

3. Menjelaskan Strategi Perubahan Dan Penyesuaian Perilaku

Tidak mudah untuk mengubah dan menyesuaikan perilaku individu. Berdasarkan


teorinya tentang proses perubahan perilaku kesehatan, Kelman bersama Warwick
mengembangkan tipologi dari strategi untuk melakukan intervensi sosial. Jenis-jenis
strategi dapat disusun mulai dari membatasi kebebasan individu untuk menentukan
pilihannya berdasarkan kemauannya sendiri. Ada 4 macam strategi yaitu :

 Strategi paksaan (coertion)

Memaksa individu atau kelompok untuk melakukan suatu tindakan dengan


ancaman sangsi yang berat, yaitu akan menghilangkan atau mengurangi hak individu
atas hal/barang yang tinggi nilainya jika individu tersebut tidak bersedia mematuhi
paksaan tersebut.

 Strategi manipulasi
Yaitu mengubah suatu lingkungan fisik sedemikian rupa sehingga
individu/kelompok tidak mempunyai pilihan lagi selain mematuhi peratuan yang baru
atau tanpa disadari oleh individu tersebut, menggunakan karakter/sifat-sifat pribadi
tertentu untuk mempengaruhi individu dalam menentukan pilihannya.Misalnya
menugaskan anak-anak untuk mengubah perilaku orang tua mereka.
 Strategi persuasi

Strategi yng memberikan kebebasan lebih besar kepada individu/kelompok


sasaran. Dalam strategi ini seseorang (petugas kesehatan) berusaha menggunakan
pengaruh pribadinya untuk mengubah sikap/perilaku orang lain (pasien) melalui
diskusi, argumentasi atau dengan mendengarkan pendapat masing-masing.

 Strategi fasilitasi

Dalam strategi ini individu/kelompok sasaran diberi kebebasanuntuk


menentukan sendiri perilaku yang ingin dituju dan petugas kesehatan hanya
membantu mereka untuk mencapai tujuan tersebut.Strategi ini baru dilaksanakan jika
tujuan yang ditentukan oleh individu itu sesuai dengan tujuan petugas kesehatan.

Untuk menyesuaikan pembentukan antar individu atau antar kelompok maka


petugas kesehatan dapat menilai kecocokan tujuan progaram kesehatan dan kegiatannya,
dengan tujuan kelompok sasaran dan norma budaya yang berlaku sehingga dapat dicapai
perubahan perilaku yang seoptimal mungkin. Misal, penerapan program pelayanan
kesehatan melalui posyandu.

Apabila perilaku yang dilakukan sudah berubah atau sesuai dengan prinsip
kesehatan, namun kesehatan tidak juga meningkat, maka harus ditelususri kembali
mengenai hubungan antara perilaku yang sudah berubah dengan kesehatannya atau
diukur seberapa jauh perilaku tersebut berubah.Dan ketika kebijakan yang diberikan
sudah berubah namun perilaku yang terjadi tidak juga berubah, maka kebijakan yang
dilaksanakan masih lemah atau terlalu singkat untuk diterapkan. Adanya faktor
kepercayaan, harapan, motivasi, nilai-nilai, persepsi, elemen kognitif lain termasuk
keadaan dan sikap emosional, tindakan, kebiasaan dan overt behavior sangat berperan
penting untuk perbaikan kesehatan

TES FORMATIF
1. Dibawah ini yang tidak termasuk perubahan perilaku menurut teori bloom “Attiyide“
adalah...?
a. Receiving
b. Valuing
c. Synthesis
d. a dan b benar
e. a,b,c benar
2. Seorang perawat dirumah sakit X yang bekerja diruangan UGD mengalami perubahan
perilaku dengan adanya unsur paksaan dari pihak lain. Dari kasus tersebut strategi
perubahan perilaku apa yang terjadi pada perawat tersebut...?
a. Persuasi
b. Fasilitasi
c. Education
d. Inforcement
e. Motivasi
3. Seorang klien dirawat diruang rawat inap belum menyadari adanya permasalahan
ataupun kebutuhan untuk melakukan perubahan, melainkan memerlukan informasi dan
umpan balik untuk menimbulkan kesadaran akan adanya masalah dankemungkinan
untuk berubah. Dari kasus tersebut klien termasuk kedalam tahapan-tahapan perilaku...?
a. Kontemplasi
b. Preparasi
c. Prekontemplasi
d. Aksi
e. Pemeliharaan
4. Dibawah ini proses perilaku bermotif yang benar adalah...?
a. Dorongan/hasrat – motiv/niat – sikap – keyakinan
b. Dorongan/hasrat – sikap – motiv/niat – keyakinan
c. Motiv/niat – dorongan/hasrat – keyakinan – sikap
d. Motiv/niat – dorongan/hasrat – sikap – keyakinan
e. Motiv/niat – keyakinan – sikap – dorongan/hasrat
5. Pada strategi perubahan perilaku, strategi ini dilakukan melalui pesan, diskusi, dan
argumentasi. Disebut apakah strategi ini...?
a. Persuasi
b. Fasilitasi
c. Inforcement
d. Education
e. Kontemplasi
6. Berikut ini merupakan salah satu pendekatan untuk mengubah perilaku, yaitu...?
a. Pengalaman
b. Intensif
c. Insentif
d. Reinformasi
e. Prekontemplasi
7. Teori S-O-R dirumuskan oleh skinner yang merupakan seorang ahli...?
a. Medis
b. Psikologis
c. Psikoanalisis
d. Fisiotrafis
e. Semua jawaban salah
8. Tahap-tahap kegiatan dibawah ini yang bukan termasuk dalam perubahan perilaku
menurut Hanlon adalah...?
a. Tahap sensitisasi
b. Tahap publisitas
c. Tahap edukasi
d. Tahap motivisasi
e. Tahap motivasi
9. Pada tahap ini klien belum menyadari adanya permasalahan ataupun kebutuhan untuk
melakukan perubahan disebut tahapan...?
a. Tahap kontemplasi
b. Tahap aksi
c. Tahap pemeliharaan
d. Tahap prekontemplasi
e. Tahap relaps
10. Pada tahap relaps terjadi kekambuhan, proses perubahan perlu diawali kembali,
bertujuan untuk...?
a. Kembalinya upaya aksi
b. Merubah perilku sesuai masalah
c. Kembalinya upaya pemeliharaan
d. Agar tidak timbul masalah lagi
e. Melangkah maju ketahap kontemplasi
PENERAPAN PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

LATIHAN

1. Bagaimana lingkup pendekatan promkes menurut strategi global ?


Strategi global promosi kesehatan diperkenalkan oleh World Health Organization
(WHO) pada tahun 1984, di mana ada tiga strategi pokok untuk mewujudkan visi dan
misi promosi kesehatan yaitu Advokasi, Dukungan Sosial (Social Support), dan
Pemberdayaan Masyarakat(Empowerment).
1.      Advokasi
Melakukan pendekatan atau lobi (lobbying) dengan para pembuat keputusan agar
mereka menerima commited dan akhirnya mereka bersedia mengeluarkan
kebijakan atau keputusan-keputusan untuk membantu dan mendukung program
yang akan dilaksanakan. Kegiatan ini disebut advokasi. Dengan kata lain, advokasi
dapat diartikan sebagai upaya pendekatan (approaches) terhadap orang lain yang
dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan
yang dilaksanakan. Dalam pendidikan kesehatan para pembuat keputusan baik baik
di tingkat pusat maupun daerah disebut sasaran tersier. Bentuk kegiatan advokasi
bias dilakukan secara  formal dan informal.
Bentuk kegiatan advokasi antara lain adalah sebagai berikut :
a.       Lobi politik (political lobbying)
Lobi adalah berbincang-bincang secara informal dengan para pejabat untuk
menginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan yang akan
dilaksanakan. Langkah-langkah yang akan dilaksanakan dimulai dari
penyampaian masalah kesehatan yang ada, dampak dari masalah kesehatan,
kemudian solusi untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut. Pada saat lobi
harus disertai data yang akurat (evidence based) tentang masalah kesehatan
tersebut.
b.      Seminar dan atau persentasi
Seminar atau persentasi menyajikan masalah kesehatan di hadapan para
pembuat keputusan baik lintas program maupun lintas sektoral. Penyajian
masalah kesehatan disajikan secara lengkap dengan data dan ilustrasi yang
menarik, serta rencana program dan pemecahannya. Kemudian masalah
tersebut dibahas bersama-sama dan pada akhirnya akan diperoleh komitmen
dan dukungan terhadap program yang akan dilaksanakan.
c.       Media
Advokasi media adalah melakukan kegiatan advokasi dengan menggunakan
media, khusunya media massa (media cetak dan media elektronik). Masalah
kesehatan disajikan dalam bentuk tulisan dan gambar, berita, diskusi
interaksif, dan sebagainya. Media massa mempunyai kemampuan yang kuat
untuk membentuk opini publik dan dapat mempengaruhi bahkan merupakan
tekanan (pressure) terhadap para penentu kebijakan dan para pengambil
keputusan.
d.      Perkumpulan (asosiasi) peminat
Asosiasi atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat atau
keterkaitan terhadap masalah tertentu, termasuk juga perkumpulan profesi.
Misalnya perkumpulan masyarakat peduli AIDS, kemudian kelompok ini
melakukan kegeiatan-kegiatan untuk menanggulangi AIDS. Kegiatan
tersebut dapat memberikan dampak terhadap kebijakan-kebijakan yang
diambil para birokrat di bidang kesehatan dan para pejabat lain untuk peduli
HIV/AIDS.
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan para penentu kebijakan
atau para pembuat keputusan sehingga mereka memberikan dukungan, baik
kebijakan, fasilitas, maupun dana terhadap program yang ditawarkan. Oleh
sebab itu, ada beberapa hal yang dapat memperkuat argumentasi pada saat
melakukan advokasi, yaitu sebagai berikut :
a) Meyakinkan (credible)
Program yang ditawarkan harus meyakinkan para penentu kebijakan dan
pembuat keputusan. Oleh karena itu, harus didukung oleh data dari
sumber yang dapat dipercaya. Dengan kata lain program yang diajukan
harus didasari oleh permasalahan yang utama dan factual artinya
masalah tersebut memang ditemukan di lapangan dan penting untuk
segera diatasi. Kalau tidak diatasi akan membawa dampak yang lebih
besar dari masyarakat.
b) Layak (feasible)
Program yang diajukan harus tersebut secara teknis, politik, dan
ekonomi harus memungkinkan atau layak. Layak secara teknis artinya
program tersebut dapat dilaksanakan dengan sarana dan prasarana yang
tersedia. Layak secara politik artinya program yang diajukan tidak akan
membawa dampak politik pada masyarakat. Layak secara ekonomi
artinya program tersebut didukung oleh dana yang cukup, dan apabila
program tersebut merupakan program layanan, maka masyarakat mampu
membayarnya
c) Relevan (relevant)
Program yang diajukan tersebut minimal harus mencakup dua kriteria
yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar-benar dapat
memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat. Oleh sebab itu semua
program harus ditujukan untuk menyejahterakan masyarakat dengan cara
membantu pemecahan masalah masyarakat dan memenuhi kebutuhan
masyarakat.
d) Penting (urgent)
Program yang diajukan tersebut harus mempunyai urgensi yang tinggi
dan harus segera dilaksanakan, kalau tidak akan menimbulkan masalah
yang lebih besar lagi. Oleh sebab itu, program yang diajukan adalah
program yang paling penting di antara program-program yang lain.
e) Prioritas tinggi (high priority)
Program mempunyai prioritas tinggi  apabila feasible baik secara teknis,
politik maupun ekonomi, relevan dengan kebutuhan masyarakat dan
mampu memecahkan masalah kesehatan masyarakat

2.      Dukungan Sosial (Social support)

Dukungan sosial ialah menjalin kemitraan untuk pembentukan opini publik


dengan berbagai kelompok opini yang ada di masyarakat seperti tokoh masyarakat,
tokoh agama, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha/swasta  media massa,
organisasi profesi, pemerintah, dll. Bina suasana dilakukan untuk sasaran sekunder
atau petugas pelaksana  di berbagai tingkat administrasi ( dari pusat hingga desa).
Strategi dukungan sosial adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan social
melalui  tokoh masyarakat (toma), baik formal maupun informal. Kegiatan
promkesmemperoleh dukungan sosial atau bisna suasana dari TOMA atau TOGA
sehingga dapat menjembatani antara pengelola promkes dengan
masyarakat. Kegiatan mencari dukungan social melalui TOMA pada dasarnya
adalah menyosialisasikan program-program kesehatan agar masyarakat mau
menerima dan berpartisipasi terhadap program kesehatan.

Oleh sebab itu, strategi ini dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana atau
membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan yaitu upaya  untuk membuat
suasana atau iklim yang kondusif atau menunjang pembangunan kesehatan sehingga
masyarakat terdorong untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa
bentuk kegiatan tersebut adalah pelatihan-pelatihan  para toma, seminar,
lokakarya,pendidikan/penyuluhan, sarasehan, pertemuan berkala, kunjungan
lapangan, study banding dan sebagainya. Sasaran pada dukungan social adalah
sasaran sekunder, misalnya tokoh masyarakat dan tokoh keluarga.

3.      Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan masyarakat adalah mengembangkan kemampuan masyarakat


agar dapat berdiri sendiri, serta memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah-
masalah kesehatan mereka sendiri

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada


masyarakat langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi
promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan
berbagai kegiatan, antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan
untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill).
Sasaran pemberdayaan masyarakat adalah sasaran primer.

Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak


terhadap kemampuan dalam pemeliharan kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya
dana sehat, terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatan semacam ini di masyarakat sering disebut "gerakan masyarakat"
untuk kesehatan.
2. Apa yang dimaksud pendekatan perubahan perilaku ?
Perubahan perilaku berakar dari hasil kerja Watson dan yang paling akhir dari Skinner
(Ornstein, 1990). Perubahan perilaku ini mencakup bagian teknik dan metode, mulai dari
pemberian hadiah yang sederhana hingga elaborasi latihan penguatan. Para pakar yang
berkecimpung dalam pendekatan ini (behaviorist) beranggapan bahwa perilaku ini
dibentuk melalui lingkungan dan sedikit sekali perhatiannya pada sebab-sebab masalah.
Para guru yang menggunakan pendekatan perilaku ini sedikit sekali menggunakan
waktunya pada diri pembelajaran secara personal atau pada upaya untuk mencari atau
menemukan alasan-alasan untuk suatu masalah khusus. Mereka berusaha meningkatkan
kejadian perilaku yang sesuai melalui suatu sistem ganjaran dan mengurangi
kemungkinan perilaku yang kurang sesuai melalui hukuman.
3. Apa yang dimaksud pendekatan edukasi ?
Pendidikan adalah upaya persuasive atau pembelajaran kepada masyarakat agar
masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Inforamsi tentang kesehatan disajikan, kemudian masyarakat dibantu
untuk menggali nilai dan sikap sehingga mereka dapat membuat keputusan sendiri untuk
mengadopsi praktik kesehatan yang baru sesuai dengan informasi kesehatan yang
diberikan. Orang yang mendukung pendekatan ini akan member arti tinggi proses
pendidikan dan akan menghargai individu untuk memilih perilaku sendiri.
Tujuannya adalah memberikan informasi dan memastikan pengerahuan dan
pemahaman masyarakat tentang masalah kesehatan, serta menetapkan keputusan untuk
mengubah perilaku atas dasar informasi kesehatan yang diberikan, misalnya : pekerja
seks komersial diberi penyuluhan tentang kondom dalam mencegah HIV/AIDS, ibu
hamil diberi penyuluhan tentang cara mengolah makanan yang baik dan benar, dan
sebagainya.
4. Apa yang dimaksud pendekatan yang berpusat pada klien ?
Pendekatan ini berdasar pada hubungan seimbang antara profesi kesehatan dengan klien.
Profesi kesehatan memberi bimbingan, dukungan dan dorongan agar klien dapat
membuat pilihan. Tujuannya adalah bekerjasama dengan klien agar dapat membantu
mereka mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan, memilih dan
membuat keputusan sesuai dengan kepentingan dan keinginan mereka. Klien dianggap
sejajar, yakni mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berkontribusi
serta mempunyai hak mutlak untuk mengontrol tujuan kesehatan mereka sendiri. Sebagai
contoh : isu anti-merokok, dengan adanya isu tersebut masyarakat diharapkan dapat
mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan kerjakan berkaitan dengan isu
tersebut, dan sebagainya.
Peran promotor kesehatan bertindak sebagai fasilitator untuk membantu masyarakat
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan mereka agar memperoleh pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan masalah kesehatan yang mereka temui. Pemberdayaan diri
masyarakat/klien merupakan sentral dari tujuan pendekatan berpusat pada klien.
5. Apa yang dimaksud pendekatan perubahan sosial ?
Pendekatan ini memberikan nilai penting bagi hak demokrasi untuk mengubah
masyarakat agar mempunyai komitmen pada kesehatan. Orang-orang yang menerapkan
pendekatan ini dapat melakukan aksi politik atau sosial untuk mengubah lingkungan fisik
dan sosial yang mendukung kesehatan.
Adapun tujuannya adalah melakukan perubahan pada lingkungan fisik, sosial, dan
ekonomi, supaya mendukung lingkungan yang dapat meningkatkan derajat kesehatan.
Lingkungan fisik yang dimaksud misalnya air, tanah, dan udara, apabila salah satu dari
lingkungan fisik tersebut tercemar maka dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan.
Sebagai contoh : ibu hamil minum air yang berasal dari tanah yang tercemar oleh limbah
pabrik dalam waktu lama, maka akan menyebabkan gangguan kehamilan dan gangguan
janin; untuk mencegah supaya air tanah tidak tercemar limbah pabrik banyak aksi social
yang dilakukan untuk mendukung supaya air tanah tidak tercemar, dan sebagainya.

TES FORMATIF

1. Strategi promosi kesehatan dengan sasaran pengambil keputusan yang terkait masalah
kesehatan (sasaran tertier) adalah...?
a. Advokasi
b. Pemberdayaan
c. Kebijakan
d. Bina suasana
e. Kemitraan
2. Proses memandirikan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan dan
melindungi dan kesehatannya. Merupakan pengertian dari...?
a. Promosi
b. Kesehatan
c. Promosi kesehatan
d. Masalah kesehatan
e. Sasaran kesehatan
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan, penyuluhan, pendidikan,
pelatihan dan memperkuat SDM. Dalam salah satu misi promosi kesehatan tersebut
guna untuk...?
a. Meningkatkan kabijakan yang berwawasan kesehatan
b. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih
dan sehat
c. Terwujudnya PHBS di masyarakat
d. Meningkatkan kesadaran mereka akan hidup sehat
e. Membina suasana yang kondusif
4. Sasaran promosi kesehatan menurut tatanannya terdiri dari rumah tangga, institusi
pendidikan, tempat kerja, tempat umum, sarana kesehatan. Yang termasuk sasaran
sekunder dari tatanan sarana kesehatan adalah...?
a. Karyawan dan pengelola
b. Pengurus/serikat pekerja
c. Dosen dan karyawan
d. Organisasi profesi kesehatan dan kelompok peduli kesehatan
e. Kader dan PKK
5.
a) Develop Personal Skills

b) Build Healthy Public Policy

c) Health Promotion

d) Perceived Health Status

e) Re-orient Health Services

Yang termasuk aksi prioritas promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa 1986 dari
pilihan yang diatas paling benar adalah...?

a. a,b,c benar
b. a,b,e benar
c. a,b benar
d. c,e benar
e. Benar semua
6. Srategi promosi kesehatan menurut Depkes 2000, ada dua cara pendekatan dalam
gerakan masyarakat yaitu, pendekatan makro dan pendekatan mikro. Yang termasuk
jawaban yang paling benar mengenai pendekatan makro adalah...?
a. Membuat model-model percontohan
b. Membangun komitmen disetiap jenjang dan memonitor & evaluasi serta koodinasi
c. Tolak ukur keberhasilan PHBS
d. Menyediakan prototipe pengembangan masyarakat
e. Memonitor tolak ukur
7. Salah satu pendekatan dalam gerakan masyarakat (enveronment) yaitu pendekatan mikro
adalah...?
a. Membangun masyarakat (Critical Mass)
b. Menyediakanjuklak dan biaya opersional
c. Menggali potensi yang belum disadari masyarakat
d. Memonitor dan evaluasi serta koordinasi
e. Membangun komitmen disetiap jenjang
8. Sasaran promkes menurut tatanan PHBS di sarana kesehatan, sasaran sekunder nya
yaitu...?
a. Petugas kesehatan
b. Pimpinan/ Direktur, DPRD
c. Kesehatan lingkungan
d. Organisasi profesi kesehatan, kelompok peduli kesehatan
e. Pengurus/ serikat pekerja
9. Indikator status kesehatan di dalam promosi kesehatan termasuk aspek dari...?
a. Pisikis, emosional, biologis
b. Sosial, biologis
c. Psikologi, emosional, sosial
d. Sosial, emosional, status kesehatan yang dirasakan
e. Ekonomi, pendidikan, emosional
10. Visi promosi kesehatan yaitu...?
a. Masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesadaran nya sehingga mereka
dapat hidup sehat, produktif, bahagia, dan sejahtra
b. Upaya dari, oleh dan untuk masyarakat yang diwujudkan sebagai Gerakan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )
c. Kombinasi dari pengetahuan dan suport lingkungan untuk tindakan dan kondisi dari
hidup kondusif untuk kesehatan
d. Proses memandirikan masyarakat agar dapat memlihara dan meningkatkan dan
melindungi kesehatan nya
e. Masyarakat mampu melindungi dirinya sendiri

KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN

LATIHAN

1. Apa itu konsep komunikasi kesehatan?


Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator
melalui saluran/media tertentu pada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku
manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan
(status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial.
Komunikasi kesehatan lebih sempit daripada komunikasi manusia pada umumnya.
Komunikasi kesehatan berkaitan erat dengan bagaimana individu dalam masyarakat
berupaya menjaga kesehatannya, berurusan dengan berbagai isu yang berhubungan
dengan kesehatan. Dalam komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi transaksi hubungan
kesehatan secara spesifik, termasuk berbagai faktor yang ikut berpengaruh terhadap
transaksi yang dimaksud.
Dalam tingkat komunikasi, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang
seperti program – program kesehatan nasional dan dunia, promosi  kesehatan, dan
rencana kesehatan publik. Dalam konteks kelompok kecil, komunikasi kesehatan
merujuk pada bidang – bidang seperti rapat – rapat membahas perencanaan pengobatan,
laporan staf, dan interaksi tim medis.Dalam konteks interpersonal, komunikasi kesehatan
termasuk dalam komunikasi manusia yang secara langsung mempengaruhi profesional –
profesional dan profesional dengan klien. Komunikalevasi kesehatan dipandang sebagai
bagian dari bidang – bidang ilmu yang relevan, fokusnya lebih spesifik dalam hal
pelayanan kesehatan.
2. Apa saja jenis – jenis komunikasi?
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas
hubungan antara manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari komunikasi
verbal dengan kata-kata dan komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh.
1. Komunikasi Verbal, mencakup aspek - aspek berupa ;

Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila


pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata
menjadi penting dalam berkomunikasi.

Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif  dan sukses bila kecepatan


bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Intonasi suara
akan mempengaruhi arti pesan  secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain
artinya  bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda.

Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam


berkomunikasi.

Humor dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989),


memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan  stress
dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa
humor adalah merupakan  satu-satunya selingan dalam berkomunikasi. Singkat dan
jelas. Komunikasi  akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung
pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena
berkomunikasi akan berarti bila seseorang  bersedia untuk berkomunikasi, artinya
dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang
disampaikan.

2. Komunikasi Non Verbal.

Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata  dan komunikas
non verbal memberikan arti  pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non
verbal :

 Ekspresi wajah  
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah
cerminan suasana emosi seseorang.
 Kontak mata
sinyal alamiah untuk berkomunikasi.Dengan mengadakan kontak mata selama
berinterakasi  atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai
lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan  bukan sekedar
mendengarkan. Melalui kontak mata  juga memberikan kesempatan pada orang
lain untuk mengobservasi yang lainnya.

 Sentuhan 
bentuk komunikasi personal  mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada
komunikasi verbal. Beberapa pesan  seperti perhatian yang sungguh-sungguh,
dukungan emosional, kasih sayang  atau simpati dapat dilakukan melalui
sentuhan.

 Postur tubuh dan gaya berjalan


Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi
dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan
tingkat kesehatannya.

 Suara
Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan  juga salah satu ungkapan  perasaan 
dan pikiran  seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan
dengan semua bentuk komunikasi  non verbal lainnya  sampai desis  atau suara 
dapat menjadi pesan yang sangat  jelas.

 Gerak isyarat
Gerak yang dapat mempertegas pembicaraan.Menggunakan isyarat sebagai
bagian total dari komunikasi  seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan
tangan  selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan  stress  bingung
atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan


memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya.
Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal,
interpersonal dan publik. Makalah ini difokuskan pada komunikasi interpersonal yang
terapeutik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua
orang atau dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal
yang sehat memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan
pertumbuhan personal.

Komunikasi  sebagai proses memiliki bentuk :

a) Bentuk komunikasi berdasarkan medianya :

 Komunikasi langsung
Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.Komunikasi berbentuk kata-kata,
gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara
langsung kepada seseorang dihadapan kita
  A--------àß-----------B

 Komunikasi tidak langsung


Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah
penerima  penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis,
waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.
Contoh : “Buanglah sampah pada tempatnya”
b) Bentuk komunikasi berdasarkan  besarnya sasaran :
 Komunikasi massa
Komunikasi  dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya
tidak dikenal.
Komunikasi masa yang baik  harus :

a. Pesan disusun  dengan jelas


b. tidak rumit  dan tidak bertele-tele
c. Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
d. Bentuk gambar yang baik
e. Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)

 Komunikasi kelompok
Komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung,
dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.
Perawat----- ®   ¬ ------Pengunjung puskesmas

 Komunikasi perorangan
Komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.
            Perawat----- ®   ¬ ------Pasien

c.) Bentuk Komunikasi Berdasarkan Arah Pesan :

 Komunikasi satu arah


Pesan  disampaikan oleh sumber kepada sasaran  dan sasaran tidak dapat  atau tidak
mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya
radio.

------------------® B                                                                                                                      

 Komunikasi timbal balik.


Pesan disampaikan kepada sasaran  dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya 
komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik
3. Bagaimana ruang lingkup komunikasi kesehatan?

Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi pencegahan penyakit, promosi kesehatan,


serta kebijakan kesehatan.

1. Pencegahan Penyakit ( Preventif )

Dalam garis besarnya usaha-usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 4 golongan, yaitu :

 Usaha pencegahan (usaha preventif)


 Usaha pengobatan (usaha kuratif)
 Usaha promotif
 Usaha rehabilitative
Dari keempat jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat yang
utama, karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik, serta
memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan
maupun rehabilitasi. Dapat kita mengerti bahwa mencegah agar kaki tidak patah
akan memberikan hasil yang lebih baik serta memerlukan biaya yang lebih murah
dibandingkan dengan mengobati kaki yang sudah patah ataupun merehabilitasi kaki
patah dengan kaki buatan.
4. Bagaimana  dampak komunikasi kesehatan?

Dampak komunikasi kesehatan dalam pembangunan kesehatan yaitu sebagai berikut :


a. Komunikasi kesehatan merujuk pada bidang – bidang seperti program – program
kesehatan nasional dan dunia, promosi kesehatan, dan rencana kesehatan publik
sehingga secara tidak langsung komunikasi kesehatan ini berperan dalam proses
pembangunan kesehatan.
b. Komunikasi kesehatan mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat dari segala
bidang kehidupannya sehingga hal ini dapat memperlancar proses pembangunan
kesehatan.
c. Komunikasi kesehatan beroperasi pada level atau konteks komunikasi antar
personal, kelompok, organisasi, publik, dan komunikasi massa sehingga proses
pembangunan kesehatan dapat dijalankan secara merata.
d. Komunikasi kesehatan mencakup variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya
komunikasi dengan pasien di klinik, self help groups, mallings, hotlines, dan
kampanye media massa, dimana hal ini akan lebih mudah dalam menyusun rencana
pembangunan kesehatan yang lebih baik sesuai dengan permasalahan kesehatan
yang dialami oleh suatu masyarakat.
e. Komunikasi kesehatan merupakan pendekatan yang menekankan usaha mengubah
perilaku audiens agar mereka tanggap terhadap masalah tertentu dalam satuan waktu
tertentu yang nantinya hal ini dapat berpengaruh pada proses pembangunan
kesehatan.
f. Komunikasi kesehatan merupakan pemanfaatan media dan teknologi komunikasi
dan teknologi informasi dalam penyebarluasan informasi kesehatan sehingga dapat
memudahkan rencana pembangunan kesehatan
TES FORMATIF
1. Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas
hubungan antara manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari...
a. komunikasi verbal dan non verbal
b. komunikasi verbal
c. komunikasi visual
d. komunikasi audiovisual
e. komunikasi terapeutik
2. Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak
dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi......
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata).
a. Intonasi suara
b. Humor
c. Timing
d. Singkat dan jelas
3. Bentuk komunikasi berdasarkan medianya...
a. Komunikasi langsung
b. Komunikasi terapeutik
c. Komunikasi langsung dan tidak langsung
d. Komunikasi searah
e. Komunikasi humor
4. Komunikasi  dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya
tidak dikenal disebut komunikasi......
a. Komunikasi langsung
b. Kimunikasi dua arah
c. Komunikasi searah
d. Komunikasi massa
e. Komunikasi non verbal
5. Komunikasi kesehatan merupakan pendekatan yang menekankan usaha mengubah
perilaku audiens agar mereka tanggap terhadap masalah tertentu dalam satuan waktu
tertentu yang nantinya hal ini dapat berpengaruh pada proses....
a. pembangunan kesehatan
b. masyarakat
c. pelayana masyarakat
d. karakter masyarakat
e. kesehatan indivualisme
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

LATIHAN

1. Bagaimana strategi belajar mengajar?

Kata strategi berasal dari kata Strategos (Yunani) atau Strategus. Strategos berati
jendral atau berarti pula perwira negara (states officer).Dalam kamus besar Bahasa
Indonesia, strategi berarti “rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus. Selanjutnya H. Mansyur menjelaskan bahwa strategi dapat diartikan
“sebagai garis-garis besar haluan bertindak dalam rangka mencapai sasran yang telah
ditentukan.

Dalam perkembangannya, konsep strategi telah digunakan dalam berbagi situasi,


termasuk situasi pendidikan.Impelementasi konsep strategidalam situasi dan kondisi
belajar mengajar ini, melahirkan pengertian sebagai berikut :

1. Strategi merupakan suatu keputusan bertindak dari guru dengan menggunakan


kecakapan dan sumber daya pendidikan yang tersedia untuk mencapai tujuan
melalui hubungan yang efektif antara lingkungan dan kondisi yang paling
menguntungkan.
2. Strategi dalam proses belajar mengajar merupakan suatu rencana yang
dipersiapkan secara seksama untuk mencapai tujuan-tujuan belajar.

Strategi belajar mengajar adalah siasat guru untuk mengoptimalkan interaksi


antara peserta dengan komponen-komponen lain dari sistem instruksional secara
konsisten.Strategi belajar merupakan suatu kegiatan yang memelihara konsistensi dan
kekompakan setiap komponen pengajaran yang tidak hnya berjadi pada tahap
perencanaan saja, tetapi juga terjadi pada tahap implementasi atau pelaksanaan, bahkan
pada tahap pelaksanaan evaluasi.Strategi belajar mengajar pada dasarnya mencakup
empat hal utama, yaitu :

a. Penetapan Tujuan Pengajaran Khusus (TPK)


Yaitu gambaran dari perubahan tingkah laju dan kepribadian peserta didik
yang diharapkan.
b. Pemilihan sistem pendekatan belajar mengajar ang dianggap paling efektif
untuk mencapai tujuan
c. Pemilihan dan penetapan prosedur, metode, tekhnik belajar mengajar yang tepat dan
dapat dijadikan pengangan dalam melaksanakan kegiatan pengajaran
d. Penetapan kriteria keberhasilan proses belajar mengajar sebagai pegangan dalam
mengadakan evaluasi belajar mengajar.
2. Bagaimana karateristik belajar mengajar?
Menurut Tabrani Rosyan dkk, terdiri berbagai masalah sehubungan dengan Strategi
Belajar Mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Konsep Dasar Strategi Belajar Mengajar

Menurut Newman and Logan, strategi dasar dari Strategi Belajar Mengajar meliputi:

a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kwalifikasi tingkah laku dan


kepribadian peserta didik yang harus dicapai dan menjadi sasaran dari kegiatan
belajar mengajar itu berdasarkan aspirasi atau pandangan hidup masyarakat.
b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar yang dipandang efektif guna
mencapai sasaran atau tujuan yang telah digariskan. Pendekatan belajar
mengajar yang digunakan akan mempengaruhi hasil yang akan diperoleh.
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, tehnik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif, sehingga dapat dijadikan pegangan bagi guru
dalam melaksanakan tugas mengajarnya
d. Menetapkan norma-norma dan batas-batas minimal keberhasilan atau kritria
standar keberhasilan, sehingga dapat dijadikan guru dalam melaksanakan
evaluasi hasil belajar.

Keempat dasar inilah yang menjadi hal penting yang harus dilakukan dalam Stratei Belajar
Mengajar.

2. Sasaran Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Setiap KBM mempunyai sasran atau tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang mulai
dari yang sangat operasional dan kongkrit yakni dari Tujuan Pembelajran Khusus dan
Tujuan pembelajaran Umum-Tujuan Kurikuler-Tujuan Nasional sampai pada tujuan yang
bersifat umum.

3. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem

Belajar mengajar selaku instruksional mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat


komponen yang saling bergantung untuk satu sama lain untuk mencapai tujuan.Selaku suatu
sistem, belajar mengajar meliputi sejumlah komponen, yaitu tujuan, bahan, kegiatan BM,
metode, alat-alat,sumber, evaluasi. Agar tujuan itu tercapai semua, komponen yang ada harus
diorganisasikan sehingga sesama komponen itu terjadi kerjasama. Karena itu, guru tidak
boleh hanya memperhatikan komponen tertentu saja, misalnya metode saja, tetapi guru harus
mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.Penjelasan dari setiap komponen adalah
sebagai berikut :

a. Tujuan,
yaitu suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan.
Tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan murid-murid yang kita
harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan
b. Bahan pelajaran
Yaitu substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa
bahan pelajaran proses belajar tak akan berjalan.Ada dua persoalan dalam
penguasaan bahan pelajaran yaitu :
- Penguasaan bahan pelajaran pokok : bahan pelajaran yang menyangkut
bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya.
- Penguasaan bahan pelajaran pelengkap/penunjang : bahan pelajaran yang
dapat membuka wawasan seseorang guru dalam mengajar dapat menunjang
penyampaian bahan pelajaran pokok
c. Kegiatan Belajar Mengajar

Yaitu inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan
dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam KBM, guru sebaiknya memperhatikan
perbedaan individual anak didik, yaitu aspek biologis, intelektual dan psikologis. Kerangka
berfikir demikian diharapkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan kepada setiap
anak didik secara individual.

d. Metode

Yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam KBM, metode diperlukan oleh guru dan penggunanya bervariasi sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.

e. Alat

Yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
Sebagi segala sesuatu yang dapat digunakan , alat mempunyai dua fungsi yaitu : alat
sebagai perlengkapan dan alat sebagai tujuan.

f. Sumber Pelajaran

Yaitu suatu bahan atau sumber belajar, yakni : segala sesuatu yang dapat digunakan
sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau berasal untuk belajar seseorang.

g. Evaluasi

Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan
atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.

4. Hakekat Proses Belajar


Belajar adalah proses perubahan berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan
belajar adalah perubahan tingkah laku baik yang menyangkut aspek pengetahuan,
keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.

5. Entering Behavior Siswa (Perubahan Tingkah Laku Siswa)

Hasil KBM tercermin dalam perubahan tingkah laku, baik secara substansial-material,
struktural-fungsional maupun secara behavioral. Ada tiga dimensi dari Entering Behavior
yang perlu diketahui guru :

a. Batas-batas ruang lingkup materi pengetahuan yang telah dimiliki dan


dikuasai siswa
b. Tingkat tahapan materi pengetahuan terutama kawasan pola-pola sambutan
atau kemampuan yang dimiliki siswa
c. Kesiapan dan kematangan fungsi-fungsi psycofisik.

Sebelum merencanakan dan melaksanakan KBM, guru harus sudah dapat menjawab :

a. Sejauh mana batas-batas materi pengetahuan yang telah diketahui dan


dikuasai siswa yang akan diajari.
b. Tingkat dan tahap sejenis kemampuan manakah yang telah dicapai dan
dikuasai siswa bersangkutan.
c. Apakah siswa sudah cukup siap dan matang untuk menerima bahan dan
pola-pola perilaku yang akan diajarkan.
d. Berapa jauh motivasi dan minat belajar yang dimiliki sebelum belajar
dimulai.

6. Memilih Sistem Pendekatan Belajar Mengajar

a. Enquery Discovery Learning

Yaitu belajar mencari dan menemukan sendiri. Belajar mengajar ini guru menyajikan
bahan pelajaran tidak dalam bentuknya yang final, tetapi peserta didik diberi kesempatan
untuk mencari dan menemukan sendiri dengan mempergunakan tehnik pendekatan masalah.

b. Expository Learning
Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,
sistematik dan lengkap. Sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencerna saja secara
tertib dan teratur. Secara garis besar prosedur ini adalah sebagai berikut :

1. Preparasi : guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematis dan rapi


(sebelum masuk kelas)
2. Apersepsi : guru bertanya atau memberikan uraian singkatu untuk
mengarahkan perhatian anak didik kepada materi yang akan diajarkan
3. Presentasi : guru menyajikan bahan dengan jalan berceramah atau
menyuruh siswa membaca bahan yang telah disiapkan.
4. Resitasi : guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai dengan bahan
yang dipelajari, atau anak didik disuruh menyatakan kembali dengan kata-
katanya sendiri tentang pokok masalah yang telah dipelajari (secara
lisan/tulisan)

c. Mastery Learning (belajar tuntas)

Adalah pendekatan belajar dengan menitik beratkan pada pengulasan matri/bahan


pelajaran secara tuntas pada diri siswa. Jika guru menghendaki anak didik dapat
mencapai taraf penguasaan bahan pengajaran secara tuntas, misalnya 75%, maka bahan
pelajaran harus disusun secara sempurna, begitu juga instrumen evaluasi atau
pengukuran hasil belajarnya harus sudah dipersiapkan.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam Mastery Learning adalah :

1. Menentukan unit belajar. Suatu pelajaran dipecah kedalam unit-unit kecil


yang akan diajarkan untuk setiap satu/dua minggu.
2. Merumuskan tujuan pelajaran. Tujuan pelajaran dirumuskan secara khusus
yang menggunakan istilah yang dapat diukur.
3. Menentukan standart Mastery (penguasaan penuh). Ditentukan tingkatan
perolehan yang dijadikan patokan tingkat penguasaan penuh dengan
prosentase.
4. Menyusun diagnostik Progrest Test, Test formatif : soal-soal test disusun
dengan maksud untuk umpan balik guna mengetahui dimana kelemahan
siswa mengikuti pelajaran.
5. Mempersiapkan seperangkat tugas untuk dipelajari
6. Mempersiapkan seperangkat pengajaran korektif. Berdasarkan hasil test
yang dilakukan, guru dapat mengetahui siswa yang dianggap mempunyai
kelemahan dan dimana letak kelemahannya.
7. Pelaksanaan pengajaran biasa : Pengajarandilakukan secara biasa, setiap
akhir satu unit pelajaran dilakukan test formatif.
8. Evaluasi sumatif, dilakukan bila seluruh unit pelajaran telah selesai pada
akhir program pelajaran.

7. Implementasi Belajar Mengajar

Proses belajar Mengajar (PBM) adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang
diorganisasikan. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah kepada
tujuan pendidikan.

Kwalitas dan kwantitas belajar murid didalam PBM bergantung pada banyak faktor,
antara lain murid-murid didalam kelas, bahan-bahan pelajaran, perlengkapan belajar, kondisi
umum, dan suasana didalam PBM. Adapun faktor lainnya yang dapat mendukung
tercapainya belajar yang baik di dalam kelas adalah adanya Job description PBM, yang
memuat serangkaian pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok
siswa. Kegiatan belajar ini akan berjalan dalam proses yang terarah dan mencapai tujuannya.

Tahap-tahap pengelolaan kelas yang lazim dipakai pada masa kini meliputi :

1. Perencanaan (meliputi penciptaan, penyusunan program, dan perumusan


kegiatan)
2. Pengorganisasian ( meliputi pemanfaatan sumber dan bagian tugas )
3. Pengarahan (meliputi motivasi, supervisi, dan koordinasi)
4. Pengawasan (meliputi penganggaran, pelaporan dan evaluasi)

Dalam KBM, terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilannya, yakni
pengaturan PBM, dan pengajaran itu sendiri.Keduanya mempunyai saling ketergantungan
satu sama lain. Kemampuan mengatur PBM yang baik, akan menciptakan situasi yang
memungkinkan anak belajar sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran.

Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan


prestasi belajar siswa, memerlukan pengorganisasian proses belajar yang baik. Tujuan
pengajaran merupakan pangkal tolak keberhasilan dalam pengajaran. Makin jelas
rumusan tujuan makin mudah menyusun rencana dan mengimplementasikan KBM
dengan bimbingan guru.

TES FORMATIF

1. Kartu ukuran ±10X15 cm sejumlah peserta tiap kartu berisi sub materi (yang berbeda
dengan kartu yang lainnya, materi sesuai dengan TPK. Merupakan media...?
a. Scramble
b. Take and Give
c. Square Lick
d. Shuffle That
e. Word Art
2. Berapa detik waktu untuk mahasiswa berbicara ketika telah diberikan kupon berbicara
dalam permainan Time Token Arends 1998...?
a. 10 detik
b. 20 detik
c. 30 detik
d. 40 detik
e. 50 detik
3. Juru bicara kelompok memyampaikan hasil dari pembahasan kelompok merupakan
langkah langkah dari...?
a. Role playing
b. Bertukar pasangan
c. Think pair and share
d. Group investigation
e. Debate
4. Yang merupakan langkah-langkah DEMONSRATION, kecuali ?
a. Tebak kata
b. Guru membuat kesimpulan
c. Menyiapkan bahas atau alat yang diperlukan
d. Guru menyampaikan kopentensi yang diinginkan
e. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan
5. Memberikan kesempatan siswa bertanya merupakan salah satu langkah-langkah dari ?
a. Debate
b. Role playing
c. Demostration
d. Course review horay
e. Think pair and share tebak kata
6. Salah satu contoh metode pembelajaran yaitu ...?
a. Roleplay
b. Leaflet
c. Power point
d. Seminar
e. Poster
7. Kelemahan dari metode pembelajaran diskusi yaitu ...?
a. Mahasiswa harus siap mental
b. Memerlukan banyak waktu
c. Dapat mencaakup banyak mahasiswa
d. Dapat mengembangkan kreativitas mahasiswa
e. Tidak mendorong seseorang untuk mengingat semua materi
8. Pembelajarn seorang guru yang memperlihatkan suatu proses disebut dengan ...?
a. Demonstrasi
b. Ceramah
c. Simulasi
d. Diskusi
e. Seminar
9. Berapakah ciri ciri Kecendrungan anak belajar dalam usia sekolah dasar...?
a. 1 macam
b. 2 macam
c. 3 macam
d. 4 macam
e. 5 macam
10. Dalam kecendrungan belajar pada anak usia sekolah memiliki salah satu ciri cirinya
konkrit, apa yang dimkaksud dengan konkrit...?
a. Proses belajar beranjak dari hal hal yang konkrit dengan menggunakan alat indra
b. Proses belajar beranjak dari yang konkrit yaitu yang dapat dilihat, didengar, dibaui,
dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar.
c. Proses belajar yang dimulai dari rumah
d. Proses belajar dari lingkungan tempat tinggal anak
e. Proses belajar yang di dapat ketika anak berada disekolah

CARA MEMBUAT SATUAN ACARA PENYULUHAN

LATIHAN

1. Bagaimana cara pembuatan SAP?


SAP (Satuan Acara Penyuluhan) adalah seperangkat acara penyuluhan yang akan
diselenggarakan termasuk topik, tempat, sasaran, pemateri, dan konsep acara.
Penyusunan SAP terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pendahuluan, tahap penyajian dan
tahap penutup.
2. Bagaimana tahapan pembuatan SAP?
Kegiatan penyuluhan adalah tahap yang dilakukan penyuluh atau pemateri dan
peserta penyuluhan atau masyarakat untuk mengetahui perkembangan kesehatan di
lingkungan mereka. Materi penyuluhan tersebut dibatasi oleh pokok bahasan dan
subpokok bahasan yang ada pada suatu SAP. Tahap kegiatan itu terdiri atas tahap
pendahuluan (introduction),tahap penyajian (presentation), dan tahap penutup (test and
follow up). Berikut ini akan diuraikan secara singkat pengertian tahap tersebut.

A. Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal sebelum memasuki
penyajian materi yang akan disuluhkan. Pada tahap ini penyuluh menjelaskan secara
singkat tentang materi yang akan diajarkan dalam pertemuan tersebut, manfaat materi
tersebut dalam kehidupan sehari-hari, hubungan materi tersebut dengan pengetahuan
yang telah diketahui masyarakat, serta tujuan yang harus dicapai masyarakat pada
akhir pertemuan. Tahap ini dimaksudkan untuk mempersiapkan mental masyarakat
agar memerhatikan secara sungguh-sungguh selama tahap penyajian. Tahap
pendahuluan ini biasanya membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit atau sekitar 5%
dari waktu penyuluhan.

B. Tahap Penyajian
Tahap penyajian merupakan kegiatan belajar mengajar yang utama dalam suatu
pengajaran. Di dalamnya tercakup bagian-bagian sebagai berikut.

1. Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal seperti


penggunaan grafik, gambar, benda sebenarnya (realita), model, dan demonstrasi
gerak.
2. Contoh dan non-contoh yang praktis serta konkret dari uraian konsep
3. Latihan merupakan praktik bagi masyarakat untuk menerapkan konsep abstrak
yang sedang dipelajari dalam bentuk kegiatan fisik. Sebagian besar (80-90%) dari
waktu kegiatan penyuluhan digunakan dalam tahap penyajian ini.
C. Tahap Penutup
Tahap penutup merupakan tahap terakhir suatu penyuluhan.

Tahap ini meliputi 3 kegiatan, yaitu:

1. Pelaksanaan tes hasil penyuluhan untuk dijawab atau dikerjakan peserta


penyuluhan
Seringkali tes tersebut dilaksanakan secara tidak formal dan tidak tertulis, tetapi
diajukan secara lisan untuk dijawab atau dikerjakan oleh peserta penyuluhan yang
ditunjuk sebagai sampel. Namun tes tersebut dapat juga dijawab atau dikerjakan
oleh semua peserta didik dan hal ini berarti akan menyita waktu pengajaran.

2. Umpan balik yang berupa informasi atau hasil tes


Tindak lanjut yang berupa petunjuk tentang apa yang harus dilakukan atau
dipelajari peserta penyuluhan selanjutnya, baik untuk memperdalam materi yang
telah dipelajari dalam pertemuan tersebut maupun untuk mempersiapkan diri dari
wabah penyakit yang menular di lingkungan masyarakat.

Tahap penutup ini hanya membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit atau 10-15%
dari waktu pengajaran.

Dari uraian tentang kegiatan penyuluhan tersebut tampak bahwa didalamnya


tercakup komponen metode penyuluhan. Untuk menjelaskan suatu konsep abstrak
penyuluhan dapat menggunakan ceramah, sedangkan untuk memberikan contoh dalam
bentuk kegiatan fisik penyuluhan menggunakan metode demonstrasi. Itulah sebabnya
sebagian orang tidak menggunakan istilah metode penyuluhan ketika mereka sudah
menggunakan istilah kegiatan penyuluhan.

TES FORMATIF

1. Salah satu langkah-langkah kooperatif script adalah...?


a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
b. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
c. Guru membagi siswa untuk berpasangan
d. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
e. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Salah satu langkah-langkah metode examples non examples yaitu...?
a. Guru mnempelkan gambar dipapam atau ditayangkan melalui OHP
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Memberi evaluasi
d. Guru menanyakan alasan atau dasar dasar pemikiran urutan gambar tersebut
e. Kesimpulan atau rangkuman
3. Salah satu langkah-langkah dalam metode artikulasi yaitu...?
a. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
b. Kesimpulan siswa bersama-sama dengan guru
c. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
d. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
e. Guru menyajikan pelajaran
4. Metode ini digunakan dalam pemecahan masalah, setiap anggota kelompok mengusulkan
dengan cepat kemungkinan pemecahan yang terpikirkan. Kekuatannya dapat
memunculkan pendapat baru, merangsang semua anggota mengambil bagian, tidak
menyita waktu, hanya sedikit pengalaman yang diperlukan dan kelemahannya mudah
lepas dari kontrol, harus ada evaluasi, anggota cenderung mengadakan evaluasi setelah
satu pendapat diajukan. Pernyataan diatas merupakan metode dari...?
a. Brainstorming.
b. Seminar
c. Debat
d. Studi kasus
e. Role play ( bermain peran )
5. Seminar merupakan metode belajar mengajar yang melibatkan sekelompok orang yang
mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang suatu hal. Berikut pernyataan yang
tepat dari kelemahan metode seminar adalah...?
a. Sulit mengukur sikap dan perilku, hambatan waktu, dan dapat menimbulkan frustasi
bagi siswa yang tidak punya ide pemecahan masalah
b. Keengganan melakukan peran, tidak menghayati, kurng realistis, dan dianggap
dialog biasa
c. Memakan waktu lama dan bila siswa belum kondusif maka seminar tidak berjalan
efektif.
d. Tidak semua siswa dapat terlibat langsung, dan kurang efektif
e. Membutuhkan waktu lama, dan tidak semua hal dapat dipraktekkan
6. Dapat mengembangkan kemampuan akademik siswa dan merangsang kemampuan siswa
untuk mengeluarkan pendapat sesuai dengan posisinya dalam kelompok debat.
Pernyataan diatas merupakan kekuatan dari metode...?
a. SeminarLaboratorium / Praktek
b. Studi kasus
c. Brainstorming
d. Debat
ETIKA DALAM PROMOSI KESEHATAN

LATIHAN

1. Jelaskan defimisi etika promosi kesehatan ?

Pada tahun 2002, American Public Health Association secara resmi mengadopsi
dua belas prinsip praktek kode etik untuk umum. Dua belas prinsip yang diuraikan:

1. Kesehatan masyarakat terutama harus membahas penyebab dasar penyakit dan


persyaratan untuk kesehatan, yang bertujuan untuk mencegah hasil kesehatan yang
merugikan.
2. Kesehatan masyarakat harus mencapai kesehatan masyarakat dengan cara yang
menghormati hak-hak individu dalam masyarakat.
3. Kebijakan kesehatan masyarakat, program, dan prioritas harus dikembangkan dan
dievaluasi melalui proses yang menjamin kesempatan untuk masukan dari anggota
masyarakat.
4. Kesehatan masyarakat harus mengadvokasi dan bekerja untuk pemberdayaan dari
pemuda anggota masyarakat, yang bertujuan untuk memastikan bahwa sumber daya
dasar dan kondisi diperlukan untuk kesehatan dapat diakses oleh semua.
5. Kesehatan masyarakat harus mencari informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kebijakan yang efektif dan program yang melindungi dan mempromosikan kesehatan.
6. Institusi kesehatan umum harus menyediakan masyarakat dengan informasi yang
mereka miliki yang diperlukan untuk keputusan tentang kebijakan atau program-
program dan harus mendapatkan persetujuan masyarakat untuk pelaksanaannya.
7. Lembaga kesehatan publik harus bertindak secara tepat waktu pada informasi yang
mereka miliki dalam sumber daya dan mandat yang diberikan kepada mereka oleh
masyarakat.
8. Program kesehatan umum dan kebijakan harus menggabungkan berbagai pendekatan
yang mengantisipasi dan menghormati nilai-nilai yang beragam, keyakinan, dan
budaya dalam masyarakat.
9. Program kesehatan umum dan kebijakan harus dilaksanakan dengan cara yang paling
meningkatkan lingkungan fisik dan sosial.
10. Lembaga kesehatan publik harus melindungi kerahasiaan informasi yang dapat
membawa kerugian bagi individu atau komunitas jika dibuat publik. Pengecualian
harus dibenarkan
11. Atas dasar kemungkinan tinggi membahayakan signifikan terhadap individu atau
orang lain.
12. Lembaga kesehatan publik harus memastikan kompetensi profesional karyawan
mereka. Institusi kesehatan umum dan karyawan mereka harus terlibat dalam
kolaborasi dan afiliasi dengan cara yang membangun kepercayaan publik dan
efektivitas lembaga.
Kerangka kerja ini menekankan pentingnya hubungan yang kompleks antara orang-orang.
Hubungan tersebut adalah inti dari masyarakat, dan mendukung sejumlah prinsip etika.

Kass mengusulkan enam-bagian kerangka kerja etika :


· Apa tujuan kesehatan masyarakat dari program yang diusulkan, yaitu, dibingkai dalam
bentuk tujuan akhir dari mengurangi morbiditas dan kematian, bukan tujuan terdekat,
misalnya, mengubah perilaku
· Seberapa efektif program dalam mencapai tujuannya dinyatakan, yaitu, apakah
Program akhirnya menurunkan morbiditas dan mortalitas;
· Apa yang diketahui atau beban potensialprogram ini, termasuk risikoprivasi dan
kerahasiaan, risiko atas kebebasan dan otonomi dan risiko ke pengadilan.
· Dapatkah beban diminimalkan? Apakah ada pendekatan alternatif?
· Apakah program tersebut dilaksanakan secara adil?

Contoh dari Pedoman Perilaku Etis dalam Penelitian Kesehatan Aborigin danPenduduk
Pribumi Selat Torres. Dokumen ini menggarisbawahi enam nilai pusat:

· Timbal balik: harus ada keuntungan yang dihargai oleh masyarakat, memberikan
kontribusi untukmasyarakat persatuan dan kemajuan kepentingan mereka;
· Respect: harus ada rasa hormat terhadap, dan penerimaan dari, nilai-nilai yang beragam;
· Kesetaraan: semua orang harus diperlakukan sama, dan harus ada pemerataan manfaat;
· Kelangsungan Hidup dan Perlindungan: menghindari merugikan Aborigin dan Torres
Strait Islander(ATSI) keunikan budaya dan pengakuan dari sejarah dan pengalaman
masyarakat ATSI;
· Tanggung jawab: menjamin bahwa mereka tidak melakukan kerusakan kepada individu
atau komunitas ATSI,atau untuk hal-hal yang mereka hargai dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat;
·       Semangat dan Integritas: menghargai kedalaman dan kesatuan warisan budaya masa
lalu,kontemporer dan generasi masa depan; dan menunjukkan integritas dalam semua
tindakan.

Meskipun ditulis bagi para peneliti, pedoman ini juga memberikan panduan yang
berharga untuk praktisi promosi kesehatan melaksanakan program-program di dalam
masyarakat ATSI.
2. Bagaimana sasaran etika promosi kesehatan?
1. Sasaran primer
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau
promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat
dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil
dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk
kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran
primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empow-erment).
2. Sasaran sekunder
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran
sekunder karena dengan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini
diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan
pada masyarakat disekitarnya. Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh
masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh
masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat
sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini
adalah sejalan dengan strategi dukungan sosial (social support).
3. Sasaran tersier
Para pembuat keputusan atau penentuan kebijakan baik ditingkat pusat, maupun
daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan dengan kebijakan – kebijakan
atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak
terhadap perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan juga kepada
masyarakat umum (sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan
kepada sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi.

TES FORMATIF

1. Sasaran promosi kesehatan menurut tatanannya terdiri dari rumah tangga, institusi
pendidikan, tempat kerja, tempat umum, sarana kesehatan. Yang termasuk sasaran
sekunder dari tatanan sarana kesehatan adalah...?
a. Karyawan dan pengelola
b. Pengurus/serikat pekerja
c. Dosen dan karyawan
d. Organisasi profesi kesehatan dan kelompok peduli kesehatan
e. Kader dan PKK
2.
a) Develop Personal Skills
b) Build Healthy Public Policy
c) Health Promotion
d) Perceived Health Status
e) Re-orient Health Services
Yang termasuk aksi prioritas promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa 1986 dari
pilihan yang diatas paling benar adalah...?

a. a,b,c benar
b. a,b,e benar
c. a,b benar
d. c,e benar
e. Benar semua
3. Srategi promosi kesehatan menurut Depkes 2000, ada dua cara pendekatan dalam
gerakan masyarakat yaitu, pendekatan makro dan pendekatan mikro. Yang termasuk
jawaban yang paling benar mengenai pendekatan makro adalah...?
a. Membuat model-model percontohan
b. Membangun komitmen disetiap jenjang dan memonitor & evaluasi serta koodinasi
c. Tolak ukur keberhasilan PHBS
d. Menyediakan prototipe pengembangan masyarakat
e. Memonitor tolak ukur
4. Salah satu pendekatan dalam gerakan masyarakat (enveronment) yaitu pendekatan mikro
adalah...?
a. Membangun masyarakat (Critical Mass)
b. Menyediakanjuklak dan biaya opersional
c. Menggali potensi yang belum disadari masyarakat
d. Memonitor dan evaluasi serta koordinasi
e. Membangun komitmen disetiap jenjang
5. Sasaran promkes menurut tatanan PHBS di sarana kesehatan, sasaran sekunder nya
yaitu...?
a. Petugas kesehatan
b. Pimpinan/ Direktur, DPRD
c. Kesehatan lingkungan
d. Organisasi profesi kesehatan, kelompok peduli kesehatan
e. Pengurus/ serikat pekerja
6. Indikator status kesehatan di dalam promosi kesehatan termasuk aspek dari...?
a. Pisikis, emosional, biologis
b. Sosial, biologis
c. Psikologi, emosional, sosial
d. Sosial, emosional, status kesehatan yang dirasakan
e. Ekonomi, pendidikan, emosional
7. Visi promosi kesehatan yaitu...?
a. Masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesadaran nya sehingga mereka
dapat hidup sehat, produktif, bahagia, dan sejahtra
b. Upaya dari, oleh dan untuk masyarakat yang diwujudkan sebagai Gerakan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )
c. Kombinasi dari pengetahuan dan suport lingkungan untuk tindakan dan kondisi dari
hidup kondusif untuk kesehatan
d. Proses memandirikan masyarakat agar dapat memlihara dan meningkatkan dan
melindungi kesehatan nya
e. Masyarakat mampu melindungi dirinya sendiri
8. Salah satu langkah advokasi menurut JHU-Depkes, 2000 ialah...?
a. Pemberdayaan
b. Advokasi
c. Bina suasana
d. Kesinambungan proses
e. Strategi
9. Rumusan penyajian ilmiah pada strategi promkes adalah...?
a. Pesan sederhana & tepat
b. Tak perlu penjelasan tambahan
c. Beberapa pesan pokok sudah cukup
d. Penjelasan tambahan perlu agar mantap
e. Dahulukan kesimpulan
10. Apa saja yang diperlukan untuk kelanggengan dan kesinambungan BINA SUASANA
diperlukan, kecuali...?
a. Forum komunikasi
b. Dokumen dan data yang Up to date
c. Hubungan terbuka
d. Adanya umpan balik dan penghargaan
e. Pemberdayaan

PENYULUHAN PROMOSI KESEHATAN

LATIHAN

1. Pengertian Penyuluhan Kesehatan?


Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku dikalangan masyarakat agar mereka
tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi,
pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraannya (Subejo, 2010).
Pengertian penyuluhan kesehatan sama dengan pendidikan kesehatan masyarakat
(Public Health Education), yaitu suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan
kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan
adanya pesan tersebut atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan
yang lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap
perilakunya. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa
akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.
Penyuluhan kesehatan juga suatu proses, dimana proses tersebut mempunyai masukan
(input) dan keluaran (output). Di dalam suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju
tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukannya
sendiri juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya,
dan alat-alat bantu atau alat peraga pendidikan. Agar dicapai suatu hasil optimal, maka
faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis.
Hal ini berarti, bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu, harus
menggunakan cara tertentu pula, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran, demikian
juga alat bantu pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran kelompok, metodenya harus
berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus
berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
2. Tujuan Penyuluhan Kesehatan?
Menurut Effendy (1998 cit Anonima, 2008) tujuan penyuluhan kesehatan adalah
tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, terbentuknya perilaku sehat pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik,
mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian, menurut
WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
3. Faktor-faktor Keberhasilan dalam Pemberian Penyuluhan?
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan
kesehatan :
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru
yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi didapatnya.
2) Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam
manerima informasi baru.
3) Adat Istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang
tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan
menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4) Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang
yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan
penyampai informasi.
5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat
untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.
Media dalam penyuluhan, kelebihan dan kekurangan tiap media
4. Media-media Penyuluhan beserta Fungsinya?
Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media penyuluhan dibagi
menjadi 3 yakni :
a. Media cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran
sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam media ini
adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubric atau tulisan
pada surat kabar atau majalah, poster, foto yang mengungkapkan informasi
kesehatan. Ada beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama, mencakup
banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu listrik,
mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Media cetak
memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara dan
mudah terlipat.
b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar
dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk dalam media ini
adalah televisi, radio, video film, cassette, CD, VCD. Seperti halnya media cetak,
media elektronik ini memiliki kelebihan antara lain lebih mudah dipahami, lebih
menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca
indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan diulang-ulang serta jangkauannya lebih
besar. Kelemahan dari media ini adalah biayanya lebih tinggi,sedikit rumit, perlu
listrik dan alat canggih untuk produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu
berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk
mengoperasikannya.
c. Media luar ruang
Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak maupun
elektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi layar
lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami, lebih menarik, sebagai
informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca
indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar. Kelemahan
dari media ini adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu alat canggih untuk
produksinya, persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan berubah,
memerlukan keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk
mengoperasikannya.
5. Metode-metode dalam Penyuluhan Kesehatan?

Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah


( Notoatmodjo, 2002 ) :

a. Metode Ceramah
Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau
pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi
tentang kesehatan.
b. Metode Diskusi Kelompok
Adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik
pembicaraan diantara 5 – 20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi
yang telah ditunjuk.
c. Metode Curah Pendapat
Adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota mengusulkan
semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing – masing
peserta, dan evaluasi atas pendapat – pendapat tadi dilakukan kemudian.
d. Metode Panel
Adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta
tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang
pemimpin.
e. Metode Bermain peran
Adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa
diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih untuk dipakai sebagai bahan
pemikiran oleh kelompok.
f. Metode Demonstrasi
Adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu
hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara
melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini
digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.
g. Metode Simposium
Adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik
yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.
h. Metode Seminar
Adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu
masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya

TES FORMATIF

1. Salah satu langkah advokasi menurut JHU-Depkes, 2000 ialah...?


a. Pemberdayaan
b. Advokasi
c. Bina suasana
d. Kesinambungan proses
e. Strategi
2. Rumusan penyajian ilmiah pada strategi promkes adalah...?
a. Pesan sederhana & tepat
b. Tak perlu penjelasan tambahan
c. Beberapa pesan pokok sudah cukup
d. Penjelasan tambahan perlu agar mantap
e. Dahulukan kesimpulan
3. Apa saja yang diperlukan untuk kelanggengan dan kesinambungan BINA SUASANA
diperlukan, kecuali...?
a. Forum komunikasi
b. Dokumen dan data yang Up to date
c. Hubungan terbuka
d. Adanya umpan balik dan penghargaan
e. Pemberdayaan
4. Hasil yang diharapkan pada karakteristik masyarat setara (Coping comm) yaitu...?
a. Berpartisipasi dalam KIE,sharing/diskusi
b. Bersedia ANC, Imunisasi dengan dana BLT, ikut JPKM, dll
c. Kelompok masyarakat peduli : AIDS, anak jalanan, dll
d. Membangun komitmen disetiap jenjang
e. Membangun masyarakat
5. Hasil yang diharapkan dari advokasi PHBS dengan sasaran masyarakat luas adalah...?
a. Peraturan
b. Kemitraan
c. Jaringan kerja
d. Kebijkan dalam tatanan rumah tangga RT RW desa
e. Koalisi

Anda mungkin juga menyukai