Anda di halaman 1dari 5

Dalam bidang kesehatan masyarakat, P-Process digunakan untuk mengembangkan program

komunikasi yang memiliki cakupan luas seperti pencegahan HIV dan AIDS, peningkatan
penggunaan alat kontrasepsi, pencegahan perilaku seks pra nikah di kalangan remaja, dan
topik kesehatan yang lainnya. Berikut ini adalah contoh penerapan perencanaan komunikasi
kesehatan dengan p-process dalam upaya mengurangi perilaku seksual pra nikah beresiko
pada remaja kos.

1. Analisis
Diketahui informasi-informasi tentang sasaran kita dalam komunikasi seperti :
 Masalah: Perilaku Seksual Pranikah Beresiko pada Remaja Kos
 Orang: Remaja Kos
 Budaya: Kenakalan yang terjadi terutama seks pranikah beresiko sudah
menjadi hal yang biasa dan tidak menjadi tabu lagi di kalangan remaja itu.
 Kebijakan dan Program yang ada: Saat ini di Indonesia sudah ada Undang-
undang Pornografi, diharapkan dengan adanya undang-undang itu dapat
menekan perilaku seks pranikah beresiko di kalangan pelajar untuk tidak
berperilaku seks pranikah beresiko. Selain itu sebagian pengelola kos sudah
menerapkan berbagai kebijakan seperti, tata tertib rumah kos, pembatasan
penerimaan tamu pada malam hari, pembatasan jam malam, larangan
menerima tamu berlainan jenis di dalam kamar, dll.
 Media Komunikasi yang tersedia : Media yang dapat digunakan antara lain
Media Cetak (Koran, majalah), media elektronik (Televisi, internet, radio)
 Faktor yang melatarbelakangi perilaku seks pranikah pada remaja kos seperti
kurangnya pengetahuan remaja akan bahaya seks pra nikah, pergaulan bebas,
perkembangan teknologi media komunikasi yang semakin canggih
memperbesar kemungkianan remaja mengakses apa saja termasuk hal-hal
yang negatif, dan adanya kesempatan melakukan hubungan seksual pranikah.
 Dampak dari perilaku seks pranikah seperti kehamilan yang tidak diinginkan,
aborsi, dan IMS.
2. Desain Strategi
 Tujuan dari komunikasi adalah untuk menurunkan tingkat perilaku seks
pranikah beresiko pada remaja kos dan menurunkan dampak negatif dari
perilaku seks pranikah beresiko.
 Sasaran dari komunikasi adalah sasaran primer (remaja kos), sasaran
sekunder(pemilik kos dan keluarga), dan sasaran tersier (warga sekitar kos).
 Perencanaan program yang akan dilakukan.
 Biaya yang dibutuhkan dalam program.
3. Pengembangan dan Uji Coba
a. Pengembangan
 Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan adalah :
ü Poster
ü Alat tulis
ü Papan peraturan
ü Materi/pengetahuan mengenai seks pranikah beresiko
 Modul
Tidak ada modul yang dapat diberikan kepada sasaran primer maupun
sekunder, karena pendekatan yang diberikan disini lebih bersifat
pendekatan key person.
 Media
Media yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya program
penurunan perilaku seks pranikah beresiko pada remaja kos ini adalah
berupa poster, ataupun pemberian informasi/sharing melalui media sosial
seperti, Facebook, blog dll
b. Uji coba
 Stakeholder yang sesuai dengan target
Teknik Pengumpulan Data
Sebagai upaya untuk mengumpulkan data-data, penulisan menggunakan
teknik pengumpulan data yang meliputi.
a. Wawancara (interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih. Kegiatan ini dilakukan
kepada remaja kos, pemilik kos dan orang tua serta warga sekitar
tempat kos.
b. Pengisian angket
Angket adalah selebaran yang berisikan beberapa pertanyaan yang
memiliki maksud tertentu yang bertujuan mendapatkan informasi
dari responden yang sesuai dengan kenyataan. Kegiatan ini dapat
dilakukan kepada remaja kos, pemilik kos, orang tua maupun
warga sekitar tempat kos.
 Materi, pesan, proses
Materi : materi yang diberikan hanya berupa pendekatan key person
dengan pemberian pengertian bahwa hal tersebut sangat merugikan
remaja kos tersebut, meskipun sudah diketahui bahwa materi yang di
miliki remaja kos tersebut sudah sangat banyak.
Pesan:
· Menyampaikan bahaya dan kerugian yang akan ditanggung oleh
remaja tersebut jika melakukan seks pranikah.
. Menyampaikan penyakit apa saja yang dapat merugiakan remaja kos
yang melakukan seks pranikah.
. Dampak apa saja yang ditimbulkan pada psikologi seorang remaja
kos.
. Apa motivasi seorang remaja kos melakukan seks pranikah.
Proses:
· Melakukan pendekatan kepada pemilik kos.
· Melakukan pendekatan kepada remaja kos.
· Melakukan pendekatan kepada warga sekitar kos.
· Melakukan wawancara secara tidak formal melalui angket.
· Melakukan penempelan poster di tempat kos.

– Sasaran primer : remaja kos


Yang paling mudah bisa dilakukan dengan pengambilan sampel, misal melakukan
pendekatan pada beberapa remaja beresiko yang kos di lingkungan sekitar
kampus/sekolah di Jember. Dapat dilakukan dengan cara menerapkan Forum Group
Discussion yang di dalamnya berisi sharing tentang segala permasalahan yang sedang
dihadapi oleh remaja kos yang bisa dibilang jauh dari pengawasan orang tua. Setelah
adanya sharing tersebut dapat terlihat apakah Forum Group Discussion tersebut dapat
menjadi wadah bagi remaja untuk mencari solusi atas permasalahannya atau tidak.
Serta dengan memasang poster yang berisikan informasi mengenai bahaya/dampak
perilaku seks pranikah beresiko bagi pelakunya di tempat kos remaja tersebut. Setelah
pemasangan tersebut, dapat di analisis apakah ada efek/perubahan yang terjdi pada
remaja yang beresiko tadi.
– Sasaran sekunder : pemilik kos dan orang tua
Dapat dilakukan dengan pengambilan sampel pada beberapa pemilik kos yang ada di
daerah sekitar kampus/sekolah yang ada di Jember. Bentuk uji cobanya adalah dengan
memberikan sosialisasi mengenai peraturan atau tata tertib yang seharusnya
diterapkan di semua tempat kos. Setelah adanya sosialisasi tersebut dapat dilihat
apakah pemilik kos tersebut sudah menerapkan peraturan tersebut atau belum.
Apabila sudah, dapat dianalisis lagi apakah ada perubahan pada perilaku remaja kos
ke arah positif atau tidak.
4. Implementasi dan Monitoring
a. Kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain:
- Pemberian angket pertama pada remaja kos.
- Pemasangan poster.
- Pemberian angket kedua kepada remaja kos
- Forum Group Discussion
- Sosialisasi kepada masyarakat sekitar
b. Manage dan Monitoring Program
- Program pertama yakni pemasangan poster di kos-kos remaja. Kita bisa
menilai bagaimana efektivitas poster ini bisa berjalan, sehingga bisa dijadikan
evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan selanjutnya.
c. Kembangkan Program berdasarkan hasil monitoring.
Dari hasil monitoring kegiatan pertama, selanjutnya mampu melaksanakan kegiatan
kedua dari evaluasi tahap pertama.
5. Evaluasi dan Replanning
Evaluasi untuk melihat pencapaian tujuan :
Evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan yang sebelumnya dilakukan,
dampak apa saja yang ditimbulkan dari kegiatan sebelumnya dan tujuan apa saja yang
sudah dicapai. Contoh: apabila hasil yang dicapai belum memenuhi target yang
ditentukan, maka perlu diadakan evaluasi, apa saja yang menyebabkan kegiatan
tersebut tidak berjalan dengan sempurna, dan mencari solusi agar kegiatan tersebut
dapat berjalan kembali dengan baik.
• Analisa efek semua aktifitas dan media
Dampak apa saja yang ditimbulkan dari kegiatan yang sudah dilakukan dan media
yang sudah diberikan, baik itu positif maupun negatif.
Positif:
- Remaja kos yang tidak melakukan seks pranikah beresiko semakin mengetahui
dampak apa saja yang dapat terjadi akibat seks pranikah beresiko.
- Remaja kos yang sudah melakukan, mengurangi kegiatan seks pranikah
beresiko.

Negatif:
- Apabila tidak disertai pendampingan secara intensif dapat menyebabkan
pengaruh pada psikologi korban seks pranikah beresiko, karna pelaku butuh adapatasi
untuk menyesuaikan dengan lingkungan barunya.
• Program improvemnet
Melakukan pendekatan key person contohnya dengan mengajak makan bersama,
curhat atau kegiatan lainnya yang menimbulkan kenyamanan dan kepercayaan kepada
pelaku sehingga dengan perlahan dapat merubah kebiasaan seks pranikah beresiko.
• Masukan bagi program selanjutnya
ü Lebih memahami apa yang dibutuhkan oleh remaja pelaku seks pranikah beresiko
agar melakukan perubahan perilaku. Contohnya: mengadakan pertemuan personal
kepada pelaku remaja seks pranikah beresiko.

a) Hasil dan Dampak


Setelah melaksanakan berbagai kegiatan di atas, dapat diperoleh berbagai hasil. Apabila hasil
ini telah memenuhi berbagai indikator yang telah ditetepkan pada tahap sebelumnya maka
program ini dikatakan telah berhasil. Namun apabila belum memenuhi indikator-indikator
yang telah ditentukan maka program ini belum bisa dikatakan berhasil, sehingga diperlukan
evaluasi untuk memenuhi indikator yang ditentukan.

b) Sebarkan hasil
Menyebarkan hasil kegiatan dengan cara mencantumkan ke media sosial seperti blog,
facebook, twitter dll, agar masyarakat tahu seberapa besar seks pranikah yang dilakukan oleh
remaja kos.
c) Tentukan kebutuhan akan datang
Setelah semua program yang dibentuk telah dilaksanakan, maka pada tahap ini melakukan
review terkait dengan kekurangan atau tentang tambahan yang harus dilakukan guna
memperbaiki program yang ada.
d) Revisi dan redesign program
Apabila hasil dari program sebelumnya belum mencapai hasil maksimal, dan program
ini masih dirasa perlu untuk diteruskan maka perlu diadakan revisi dan desain ulang
pada program selanjutnya

DAPUS :

Saputri, A.N.R. 2013. Perencanaan Komunikasi Kesehatan Model P-Process:


MENURUNKAN PERILAKU SEKS PRANIKAH BERESIKO PADA REMAJA KOS. Jember :
Universitas Negeri Jember.

Anda mungkin juga menyukai