Anda di halaman 1dari 3

Analisis Pemberdayaan dan Pengorganisasian Masyarakat dengan Orientasi

Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL)

Biodata Informan:
Nama : Puspa Winda Hatina
Angkatan : Angkatan 2016
Posko : Posko 9 Bilaya
Kegiatan Pengalaman Belajar (PBL) yang dilakukan di Pattalassang, Desa Palantikang,
Dusun Bilaya telah terlaksana beberapa program pemberdayaan masyarakat, antara lain
penyuluhan APD petani, konseling air minum rumah tangga, dan pembuatan komposter.
Sebelum melaksanakan program-program tersebut, terlebih dahulu diadakan Focus Group
Discussion (FGD) untuk melakukan diskusi dengan para stakeholder dan masyarakat sekitar
terkait masalah-masalah yang dihadapi serta melakukan audiensi terkait program-program yang
akan dilaksanakan sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani sehingga program penyuluhan APD
petani dan pembuatan komposter dianggap penting untuk menunjang kegiatan pertanian yang
dilakukan masyarakat. Adapun program konseling air minum rumah tangga untuk menambah
pengetahuan masyarakat tentang proses pengolahan air minum yang benar sehingga layak
dikonsumsi. Program pemberdayaan masyarakat tersebut diharapkan mampu memberikan
beberapa manfaat bagi masyarakat di dusun tersebut, antara lain: pertama, program tersebut
dapat meringankan beban hidup masyarakat dan membuat kehidupan menjadi lebih maju. Kedua,
program tersebut dapat menambah pengalaman, wawasan dan SDM yang unggul. Ketiga,
program tersebut dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Keempat, program
tersebut mampu meningkatkan pendapatan masyarakat di sektor pertanian serta menghemat
pengeluaran dan tenaga.

Adapun beberapa potensi yang terdapat di masyarakat Dusun Bilaya, antara lain:
1. Potensi lingkungan sekitar berupa sampah organik rumah tangga yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk kompos.
2. Potensi SDM berupa pemuda-pemuda di dusun tersebut yang mampu dan memiliki
pengetahuan yang cukup memadai untuk membuat pupuk kompos.
Potensi berupa sumber air yang berasal dari sumur bor yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber air minum bagi masyarakat sekitar.

Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari sejauh mana partisipasi masyarakat
dalam program-program yang diadakan. Partisipasi masyarakat dapat terlihat sejak awal
indentifikasi masalah yang ada di masyarakat kemudian dilanjutkan dengan perumusan program-
program untuk mengatasi masalah- masalah tersebut. Partisipasi masyarakat juga terlihat ketika
menghadiri penyuluhan APD petani, konseling air minum rumah tangga dan pada saat
pembuatan komposter. Pada saat pembuatan komposter, masyarakat berpartisipasi dengan
mengumpulkan sampah organik disetiap rumah dan mengolah sampah organik tersebut menjadi
pupuk organik kemudian masyarakat bergotong royong untuk membuat komposter. Namun
partisipasi masyarakat sebagian besar hanya sebagai audiens dalam kegiatan penyuluhan.

Bentuk intervensi yang dilakukan dalam program-program tersebut antara lain:


penyuluhan tentang APD petani dan bahaya penggunaan pestisida melalui media video,
membentuk kader komposter yang terdiri dari pemuda setempat yang bersedia dan mampu
melakukan pembuatan komposter, mengumpulkan sampah organik di setiap rumah sebagai
bahan pembuatan pupuk kompos sehingga mampu mengurangi jumlah sampah rumah tangga,
serta mengunjungi setiap rumah warga untuk memberikan sosialisasi mengenai pengolahan air
minum yang baik kepada masyarakata yaitu dengan cara memasak air sampai mendidih (suhu
100ºC) untuk mengilangkan bakteri dan zat berbahaya dalam air.

Berdasarkan evaluasi program yang dilakukan, dari tiga program yang dilaksanakan
terdapat satu program yang tidak mencapai target, yaitu program konseling air minum rumah
tangga dimana target dalam POA adalah 80% dari masyarakat mampu mengolah air minum
dengan baik, tetapi hasil evaluasi menunjukkan bahwa kurang dari 80% masyarakat yang mau
mengolah air minumnya dengan alasan tidak terbiasa karena selama ini masyarakat hanya
mengonsumsi air yang diperoleh dari sumur bor kemudian disimpan di dalam kendi dan
didiamkan selama 1 hari. Berdasarkan kunjungan terakhir yang dilakukan informan, masyarakat
di Dusun Bilaya sudah mau mencoba menggunakan pupuk kompos dalam kegiatan pertaniannya
dan sebagian besar petani sudah menggunakan APD ketika melakukan kegiatan pertanian
meskipun terdapat beberapa petani yang belum menggunakan APD dengan lengkap.
Dalam melaksanakan program-program tersebut, terdapat beberapa hambatan yang
mempengaruhi hasil implementasi program, yaitu:
1. Kurangnya alat transportasi sehingga informan kesulitan menjangkau beberapa
pemukiman warga untuk melakukan kunjungan rumah.
2. Kesulitan dalam berkomunikasi karena masih banyak masyarakat yang menggunakan
bahasa setempat sehingga informasi kurang tersampaikan.
3. Kurangnya dana yang tersedia
4. Kesulitan dalam mengumpulkan warga untuk melakukan diskusi, audensi dan sosialiasi
karena setiap warga mempunyai kesibukan masing-masing.

Meskipun terdapat beberapa hambatan, program-program tersebut dapat terlaksana


dengan baik karena beberapa tujuan dan target telah tercapai. Keberhasilan program-program
tersebut tidak lepas dari keseriusan kakak-kakak di posko 9 Bilaya dalam menjalankan program-
program tersebut, para dosen pembimbing yang memberikan arahan dan masukan serta para
stakeholder dan antusiasme masyarakat untuk ikut serta dalam program-program tersebut. Upaya
pemberdayaan masyarakat bisa lebih baik jika partisipasi masyarakat dalam program-program
tersebut bisa lebih maksimal. Misalnya, dalam program APD petani, masyarakat tidak hanya
mendapat penyuluhan terkait APD tetapi juga diajarkan membuat APD sederhana dari benda-
benda di sekitar masyakat karena masyarakat cenderung kesulitan mendapatkan APD yang
sesuai standar.

Program pemberdayaan masyarakat seyogianya adalah upaya merubah pola perilaku


masyarakat dan meningkatkan kemampuan dan kemandirian melalui peningkatan kapasitas dan
aksesibilitas serta pemanfaatan potensi lokal yang ada dalam masyarakat. Kegiatan PBL ini
diharapkan mampu memberdayakan masyarakat sehingga masyarakat mampu meningkatkan
partisipasinya dalam menyelesaikan masalah kesehatan di sekitar tempat tinggal mereka agar
misi kesehatan dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai