MASYARAKAT
Disusun Oleh :
Kelompok 10
M. Lutfi 0115000000
Tahun 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu yang berjudul “KONSEP
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah ilmu
pengetahuan bagi para pembacanya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Tuhan
YME senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.
Tim Penulis
Kelompok 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada pengaturan local untuk
memberdayakan individu, membangun hubungan, dan membuat tindakan untuk perubahan
social.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
Pengorganisasian masyarakat adalah konsep yag sudah dikenal dan
dipakai oleh para pekerja social di amerika pada akhir tahun 1800,
sebagai upaya koordinatif memberikan pelayanan kepada imigrasi,
kelompok miskin yang baru dating. (Garvin dan cox)
Menurut “Ross Murray” pengorganisasian masyarakat adalah suata
proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan-
kebutuhandan menentukan prioritas dari keutuhan-kebutuhan tersebut,
dan mengembengkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sesuai denganskala prioritas berdasarkanatas sumber-sumber
yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang besar dari luar dengan
usaha gotong royong.
Organisasi adalah perseutuan antara dua orang atau lebih yang
bersepakat untuk secara bersama-sama mencapai tujuan yang di miliki.
(Azrul Azwar, 1996).
Pengorganisasian adalah pengelompokan beerbagai kegiatan yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga
tujuan yang telah di tetapkan dapat dicapai degan memuaskan.
Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama
hidup dan bekerja sama,sehingga mereka dapat mengorganisasikan
dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan
batasan-batasan. (Ralp Linton)
2.2 ASPEK-ASPEK PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
Pada pengertian tersebut terdapat 3 aspek penting yang terkandung didalamnya,
yaitu:
1. Proses
a. Merupakan proses yang terjadisecara sadar, tetapi mungkin juga
tidak disadari
1. Persiapan Sosial
Tujuan persiapan sosial adalah mengajak pasrtisipasi atau peran serta
masyarakat sejak awal kegiatan, selanjutnya sampai dengan perencanaan
program, pelaksanaan hingga pengembangan program kesehatan masyarakat.
Kegiatan – kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada
persiapan – persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan
program – program kesehatan yang akan dilakukan.
a. Tahap Pengenalan Masyarakat
Dalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah – tengah masyarakat
dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal masyarakat
sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka sambil menyampaikan
maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap ini dapat
dilakukan baik melalui Jalur Formal yaitu dengan melalui sistem
pemerintahan setempat seperti Pamong Desa atau Camat, dan dapat juga
dilakukan melalui Jalur Informal misalnya wawancara dengan To-Ma,
seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll.
b. Tahap Pengenalan Masalah
Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah –
masalah yang memang benar – benar menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk
dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh tersebut,
diperlukan interaksi dan interelasi dengan masyarakat setempat secara
mendalam.
Dalam tahap ini mungkin akan banyak ditemukan masalah – masalah
kesehatan masyarakat, oleh karena itu harus disusun skala prioritas
penanggulangan masalah. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk
menyusun prioritas masalah adalah:
1). Beratnya Masalah
Yang perlu dipertimbangkan di dini adalah Seberapa jauh masalah
tersebut menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.
2). Mudahnya Mengatasi
Yang diperhatikan adalah kemudahannya dalam menanggulangi masalah
tersebut.
3). Pentingnya Masalah Bagi Masyarakat
Yang paling berperan di sini adalah Subyektifitas masyarakat sendiri dan
sangat dipengaruhi oleh kultur – budaya setempat
4). Banyaknya Masyarakat yang Merasakan Masalah
Misalnya perbaikan Gizi, akan lebih mudah dilaksanakan di wilayah
yang banyak balitanya.
c. Tahap Penyadaran Masyarakat
Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :
1) . Menyadari masalah – masalah kesehatan yang mereka hadapi
2). Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan masalah
Kesehatan yang dihadapi,
3). Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan sesuai
dengan potensi dan sumber daya yang ada.
Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan
pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan
terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
dalam rangka Menyadarkan Masyarakat adalah :
1). Lokakarya Mini Kesehatan,
2). Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )
3). Rembuk Desa
2. Pelaksanaan
Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam Lokakarya Mini atau
MMD, maka langkah selanjutnya adalah Melaksanakan kegiatan tersebut sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah
kesehatan masyarakat adalah
a. Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,
b. Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan
masalah,
c. Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya yang
tersedia di masyarakat
d. Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai
kemampuan dalam penanggulangan masalah.
3. Evaluasi
Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu
tertentu. Dalam melakukan penilaian ada 2 cara, yaitu :
a. Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung
Disebut juga Penilaian Formatif = Monitoring
Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai
dengan perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun.
Sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai.
b. Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan
Disebut juga Penilaian Sumatif = Penilaian Akhir Program
Dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang
dilakukan.
Dapat diketahui apakah tujuan / target dalam pelayanan kesehatan telah
tercapai atau belum.
4. Perluasan
Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan, dan dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Perluasan Kuantutatif
Perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik pada
wilayah setempat maupun wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat.
b. Perluasan Kualitatif
Perluasan dengan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah
dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang
dilayani.
2.4 Pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat
Pada prinsipnya Pengorganisasian Masyarakat mempunyai orientasi kepada
kegiatan tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu
menurut “Ross Murray” dalam Pengorganisasian Masyarakat, terdapat 3
Pendekatan yang digunakan, yaitu :
1. Spesific Content Objective Approach
Pendekatan baik perseorangan, Lembaga swadaya atau Badan tertentu
yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan
pelayanan kesehatan, mengajukan suatu proposal / program kepada instansi yang
berwenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat
tersebut. Contoh : Program penanggulangan sampah.
2. General Content Objective Approach
Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang
kesehatan dalam suatu wadah tertentu.
Misalnya : Program Posyandu, yang melaksanakan 5 – 7 upaya kesehatan yang
dijalankan sekaligus.
3. Process Objective Approach
Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan
oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi
masalah, analisa, menyusun perencanaan penaggulangan masalah, pelaksanaan
kegiatan, sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan ; dimana
masyarakat sendiri yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan
kapasitas yang mereka miliki.
Yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah Partisipasi masyarakat /
Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kegiatan.
PENELITIAN
173
Abstract
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan Focus Group Discussion merupakan teknik yang tepat untuk
menggali data-data dengan karakteristik khusus maupun penelitian dengan
tujuan tertentu. Melalui teknik FGD dapat diketahui tentang persepsi, opini,
kepercayaan dan sikap terhadap suatu produk, pelayanan, konsep atau ide,
maupun memungkinkan dilakukannya suatu kajian kebutuhan atau evaluasi
program yang tidak dapat dilaksanakan jika menggunakan teknik pengumpulan
data lainnya. Dengan diperolehnya data yang berhubungan dengan faktor
penyebab masalah dan potensi yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah,
maka suatu masalah dapat segera diselesaikan. Teknik ini tidak hanya dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah, melainkan juga dapat diterapkan
untuk penggalian informasi persepsi dan kebutuhan yang berkaitan dengan
masalah tersebut. Kelemahan dari teknik ini adalah tidak dapat digunakan untuk
tujuan kuantitatif, misalnya tes hipotesis, tidak dapat digunakan pada
pembahasan sebuah topik yang sangat sensitive sehingga peserta menjadi ragu-
ragu dalam mengungkapkan perasaan dan pengalamannya secara bebas seperti
perilaku seksual atau HIV AIDS yang dialami peserta, peserta kadang sulit
dikendalikan ketika diskusi berlangsung, serta hasil dan kesimpulan diskusi
terkadang dipengaruhi oleh pandangan dan pendekatan dari moderator.
B. SARAN
Saran Agar hasil pelaksanaan FGD bisa didapatkan secara maksimal, disarankan
bagi peneliti dalam melaksanakan FGD perlu me-review kembali kaidahkaidah FGD
dan melakukannya seideal mungkin sehingga hasil diskusi maksimal dan didapatkan
data sesuai tujuan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Krueger & Casey, 2000. A Practical Guide for Applied Research Publisher: Sage
Publications Publish
The Focus Group Process. Diakses dari: http://www.
isixsigma.com/offsite.asp?A=Fr&Uri=http://www. groupsplus.com/pages/process.htm. Sitasi 2
Maret 2009. Focus Group Discussion (FGD). Diakses dari: http://www.
enolsatoe.org/content/view/15/33/. Sitasi 23 Maret 2009. Kesehatan Reproduksi Remaja
Terabaikan. Diakses dari: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0201/18/iptek/ kese10.htm.
Sitasi Mei 2006. Kresno S, Ella Nurlaela H, Endah Wuryaningsih, Iwan Ariawan. 1999.
Aplikasi Penelitian Kualitatif dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia bekerja sama dengan Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Depkes RI. Jakarta.
Krueger, Richard A. 1988. FOCUS GROUPS: A Practical Guide for Applied Research. SAGE
Publications. California. An Overview of Fokus Group Methodology. Diakses dari:
http://www.talkingquality.gov/docs/section5/popups/ methodology_pop.htm. Sitasi 2 Maret
2009. Paramita A, Widjiartini, Paiman Soeparmanto. 2006. Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Remaja oleh Puskesmas yang di Wilayah Kerjanya Terdapat Lokasi Prostitusi (Studi di Kota
Malang dan Kabupaten Tulungagung). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, IX(3): 156–163.
Surabaya. Tecnique for Testing and Evaluation. Diakses dari: http://
www.talkingquality.gov/docs/section5/5_3.htm#Fok us%20Group%20different. Sitasi 2 Maret
2009. What to expect. Diakses dari: http://www.srcentre.com. au/participants/focus-group-
participants. Sitasi