Anda di halaman 1dari 11

FUNGSI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

SISTEM RUJUKAN DAN JENJANG PELAYANAN

MAKALAH

Dalam Mata Kuliah Manajemen Puskesmas

DOSEN PENGAJAR

dr. Chreisye K.F. Mandagi, MPH

Asep Rahman, SKM, M.Kes

OLEH

SEMESTER 06 AKK

KELOMPOK 11

Eveline Josik 17111101025

Heidy Tumbelaka 17111101161

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena dengan kasih
dan karunia-Nya, Sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Fungsi Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama” dalam mata kuliah
Manajemen Puskesmas.

Kami berterima kasih juga kepada dosen mata kuliah Manajemen Puskesmas yang
telah memberikan tugas ini untuk menambah pengetahuan kami dan juga kepada
teman-teman sejawat yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan.

Manado, April 2020

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Rujukan .................................................................... 3
2.2 Jenjang Pelayanan .........................................................…. 5
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................ 7
3.2 Saran...................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sistem Rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan


kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan
kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal yang wajib
dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial, dan
seluruh fasilitas kesehatan.
Untuk dapat mengoptimalisasikan sistem rujukan berjenjang, maka perlu dibentuk
forum komunikasi antar Fasilitas Kesehatan baik faskes yang setingkat maupun
antar tingkatan faskes, hal ini bertujuan agar fasilitas kesehatan tersebut dapat
melakukan koordinasi rujukan antar fasilitas kesehatan menggunakan sarana
komunikasi yang tersedia agar:
a. Faskes perujuk mendapatkan informasi mengenai ketersediaan sarana dan
prasarana serta kompetensi dan ketersediaan tenaga kesehatan serta dapat
memastikan bahwa penerima rujukan dapat menerima pasien sesuai dengan
kebutuhan medis.
b. Faskes tujuan rujukan mendapatkan informasi secara dini terhadap kondisi
pasien sehingga dapat mempersiapkan dan menyediakan perawatan sesuai
dengan kebutuhan medis.
Forum Komunikasi antar Faskes dibentuk oleh masing-masing Kantor Cabang
BPJS Kesehatan sesuai dengan wilayah kerjanya dengan menunjuk Person In
charge (PIC) dari masing-masing Faskes. Tugas PIC Faskes adalah menyediakan
informasi yang dibutuhkan dalam rangka pelayanan rujukan
Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Sistem Rujukan Berjenjang
Apakah pasien yang tidak mengikuti rujukan berjenjang dapat dijamin
oleh BPJS Kesehatan? Peserta yang ingin mendapatkan pelayanan yang
tidak sesuai dengan sistem rujukan dapat dimasukkan dalam kategori
pelayanan yang tidak sesuai dengan prosedur sehingga tidak dapat
dibayarkan oleh BPJS Kesehatan, kecuali dalam kondisi tertentu yaitu
kondisi gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan pasien,
pertimbangan geografis, dan pertimbangan ketersediaan fasilitas. 2. Untuk

1
pasien di perbatasan, apakah diperbolehkan untuk merujuk pasien lintas
kabupaten? Jika atas pertimbangan geografis dan keselamatan pasien tidak
memungkinkan untuk dilakukan rujukan dalam satu kabupaten, maka
diperbolehkan rujukan lintas kabupaten.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu sistem rujukan ?
2. Apa saja jenjang pelayanan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang sistem rujukan
2. Untuk mengetahui tentang jenjang pelayanan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Rujukan

Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang


melaksanakan pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik vertical dalam
arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun horizontal dalam arti antara strata sarana pelayanan
kesehatan yang sama. Sistem Rujukan merupakan suatu sistem jaringan pelayanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara
timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan
masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih kompoten,
terjangkau, dan dilakukan secara rasional. Pelayanan rujukan dapat dilakukan
secara horizontal maupun vertikal.
Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan
kesehatan dalam satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan
fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau
menetap.
Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan
kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan
yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan
pelayanan yang lebih tinggi dilakukan apabila:
a. pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau
subspesialistik;
b. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/ atau
ketenagaan.
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke
tingkatan pelayanan yang lebih rendah dilakukan apabila :

3
a. permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan
kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya;
b. kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih
baik dalam menangani pasien tersebut;
c. pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh tingkatan
pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan kemudahan,
efisiensi dan pelayanan jangka panjang; dan/atau
d. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan dan/atau
ketenagaan.
Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang
sesuai kebutuhan medis, yaitu:
a. Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh fasilitas kesehatan
tingkat pertama
b. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat dirujuk
ke fasilitas kesehatan tingkat kedua
c. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya dapat diberikan
atas rujukan dari faskes primer.
d. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersier hanya dapat diberikan
atas rujukan dari faskes sekunder dan faskes primer.

Gambar 1 : Sistem rujukan Berjenjang


2.2 Jenjang Pelayanan

Berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan maka jenjang pelayanan kesehatan


dibedakan atas lima, yaitu:
1. Tingkat rumah tangga
Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarga sendiri.

4
2. Tingkat masyarakat
Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri, misalnya:
posyandu, polindes, POD, saka bakti husada, dan lain-lain.
3. Fasilitas pelayanan tingkat pertama
Upaya kesehatan tingkat pertama yang dilakukan puskesmas dan unit
fungsional dibawahnya, praktek dokter swasta, bidan swasta, dokter keluarga
dan lain-lain.
4. Fasilitas pelayanan tingkat kedua
Upaya kesehatan tingkat kedua (rujukan spesial) oleh balai: balai pengobatan
penyakit paru (BP4), balai kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai
kesehatan kerja masyarakat (BKKM), balai kesehatan olah raga masyarakat
(BKOM), sentra pengembangan dan penerapan pengobatan tradisional (SP3T),
rumah sakit kabupaten atau kota, rumah sakit swasta, klinik swasta, dinas
kesehatan kabupaten atau kota, dan lain-lain.

5. Fasilitas pelayanan tingkat ketiga


Upaya kesehatan tingkat ketiga (rujukan spesialis lanjutan atau konsultan) oleh
rumah sakit provinsi atau pusat atau pendidikan, dinas kesehatan provinsi dan
departemen kesehatan.

5
Gambar 2: Sistem rujukan dalam jenjang pelayanan kesehatan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dikutip dari Lestari (2013), Menurut Azwar (1996), beberapa manfaat yang akan
diperoleh ditinjau dari unsur pembentuk pelayanan kesehatan terlihat sebagai
berikut:

6
1) Sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan Jika ditinjau dari sudut
pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan (policy maker), manfaat yang
akan diperoleh antara lain membantu penghematan dana, karena tidak perlu
menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap sarana
kesehatan; memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan
kerja antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia; dan memudahkan
pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan.
2) Sudut pandang masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan Jika ditinjau dari
sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan (health consumer), manfaat
yang akan diperoleh antara lain meringankan biaya pengobatan, karena dapat
dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang dan mempermudah
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena diketahui dengan jelas
fungsi dan wewenang sarana pelayanan kesehatan.
3) Sudut pandang kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan. Jika ditinjau dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara
pelayanan kesehatan (health provider), manfaat yang diperoleh antara lain
memperjelas jenjang karir tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif
lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi; membantu
peningkatan pengetahuan dan keterampilan yakni melalui kerjasama yang
3.2 Saran
Sebagai langkah untuk meningkatkan koordinasi antara masyarakat
dan juga petugas pelayanan kesehatan agar supaya pelayanan kesehatan
yang ada di daerah dan juga Indonesia dapat berekembang. Itu semua akan
terjadi sangat dibutuhkan partisipasi masyarakat dalam setiap proses
pelayanan kesehatan yang harus diperhatikan dapat dilakukan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Mustofa amirul. 2016. Administrasi pelayanan kesehatan masyarakat. Surabaya.
CV. Jakad Media Publishing.
Assaf A. 2015. Mutu Pelayanan kesehatan perspektif internasional. Jakarta.
Penerbit Buku kedokteran EGC.

7
Sumber referensi: Panduan Praktis Sistem Rujukan berjenjang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehtana

Anda mungkin juga menyukai