Anda di halaman 1dari 39

Kumpulan Latihan Soal

Mata Kuliah : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK)

SOAL

1. Berilan ganbaran secara skematis dan naratif tentang unsur-unsur Pembangunan Kesehatan
Nasional dan Sub Sistem SKN, serta hubungannya dengan Lingkungan strategis yang
mempengaruhi SKN.

JAWAB

Unsur-unsur Pembangunan Kesehatan dan Subsistem SKN serta Tata Hubungannya dan
Lingkungan Strategis yang Mempengaruhi SKN.

Dalam Gambar tampak subtansi unsur-unsur pembangunan kesehatan pada umumnya


meliputi:
1) derajat kesehatan masyarakat
2) upaya kesehatan termasuk fasilitas pelayanan kesehatan
3) pemberdayaan masyarakat
4) manajemen kesehatan
5) sumber daya kesehatan
6) penelitian dan pengembangan kesehatan
7) lingkungan sehat

Ketujuh subsistem SKN dalam Gambar tersebut adalah sebagai berikut :


1) Subsistem upaya kesehatan termasuk fasilitas pelayanan kesehatan tampak dalam unsur
upaya kesehatan;
2) Subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan tampak dalam unsur penelitian dan
pengembangan kesehatan;
3) Subsistem pembiayaan kesehatan,
4) Subsistem sumber daya kesehatan,
5) Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, tampak dalam unsur sumber
daya kesehatan;
6) Subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan tampak dalam unsur manajemen
kesehatan;

SOAL
2. Berilan gambaran apa yang menjadi ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN KESEHATAN
NASIONAL Tahun 2015. Bagaimana kaitannya Isu Strategis Nasional tersebut dengan ISU
STRATEGIS GLOBAL serta sebutkan ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN
KESEHATAN PROVINSI RIAU.

JAWAB
Isu-isu yang terjadi adalah peningkatkan status kesehatan pada setiap kelompok,
peningkatan status gizi, peningkatan akses layanan kesehatan dan pengendalian penyakit
menular serta penyakit tidak menular. Sedangkan kaitannya dengan isu strategis global
adalah karena belum tercapainya target MDG’s 2015.

Isu Strategis Pembangunan Kesehatan Provinsi Riau adalah sebagai berikut : 

1. Meningkatkan Pembangunan Insfrastruktur


2. Meningkatkan Pelayanan Pendidikan
3. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan
4. Menurunkan Kemiskinan
5. Mewujudkan Pemerintahan Yang handal dan Terpercaya serta Pemantapan Kehidupan
Politik
6. Pembangunan masyarakat yang berbudaya melayu, beriman dan bertaqwa
7. Memperkuat Pembangunan Pertanian dan Perkebunan
8. Meningkatkan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Pariwisata
9. Meningkatkan Peran Swasta dalam Pembangunan.

SOAL
3. Administrator pembangunan kesehatan sebagai manajer organisasi pelayanan kesehatan
harus mampu menemukan dan menciptakan sumber daya manusia yang BAHAGIA
BERKARYA dalam organisasi. Jelaskan usaha-usaha apa yang harus dilakukan manajer
untuk itu.

JAWAB
Usaha-usaha yang harus dilakukan oleh manajer untuk menemukan dan menciptakan
sumber daya manusia yang BAHAGIA BERKARYA adala:
1) Memotivasi karyawa
Seorang manajer harus mampu menjadi motivasi maupun memberikan motivasi kepada
bawahannya seperti memebrikan contoh yang baik sehingga karyawannya merasa bahwa
manajer tersebut adalah manajer yang baik dan patut untuk dijasikan motivasi. Manajer
juga harus mampu memberikan motivasi kepada karyawannya saat karyawannya
mengalami kendala dalam pekerjaannya.
2) Menetukan tujuan
Maanjer sebagai pemimpin harus mampu menetukan tujuan apa yang harus dicapai
sehingga tidak terkesan seperti orang yang tidak mamapu memimpin.
3) Mendelegasikan tanggung jawab
Seorang manajer harus mampu mendelegasikan tanggung jawab dengan begitu seorang
pemimpin menjadi pemimpin yang betul-betul bertanggng jawab dan pekerjaannya
dinilai selesai dengan bagus.
4) Berkomunikasi secara efektif
Komunikasi merupakan salah satu hal yang paling penting dilakukan oleh manajer
kepada karyawannya. Karena dengan komukasi yang efektif manajer dapat mengetahui
kendala-kendala apa yang sering terjadi pada karyawannya dan apa saja masalah yang
timbul saat karyawannya engerjakan tugasnya.
5) Memegang prinsip kesetaraan
Seorang manajer harus mempunyai prinsip kesetaraan dengan begitu, karyawan menjadi
tidak merasa menjadi bahawan atau suruhan melainkan menjadi teman sehingga
karyawan dengan suka rela melaksanakan tugas yang telah diberikan dan terciptalah
sumberdaya manusia yang BAHAGIA BERKARYA.

SOAL
4. Sebuah kebijakan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah seperti BPJS, KIS dan
sebagainya tentulah ada latar belakang dan justifikasinya. Coba jelaskan secara umum
mengapa sebuah kebijakan kesehatan harus diambil? Apa manfaat Evaluasi sebuah
kebijakan? Bagaimana pelaksanaan dari fungsi-fungsi Evaluasi? Apa tujuan Evaluasi? Dan
bagaimna kemungkinan keputusan-keputusan apa yang diambil dari Evaluasi?

JAWAB
Sebuah kebijakan kesehatan diambil bertujuan untuk mengatasi permaslahan-
permasalahan kesehatan yang muncul, agar permasalahan kesehtan tersebut dpat
terselesaikan dengan tepat dibutuhkanlah latar belaknga dari permaslahan kesehtan tersebut.
Oleh sebab itu, setiap kebijakan pasti ada latar belakang dan jastifikasinya.
Manfaat Evaluasi sebuah kebijakan adalah untuk mengetahui apakah kebijakan
tersebut berjalan sesuai yang diinginkan sehingga dapat mengatasi permaslahan yang ada
atau kebijakan tersebut hanya dapat diterapkan di beberapa tempat saja.
Pelaksanaan dari fungsi-fungsi Evaluasi adalah mengawasi bagaimana berjalannya
sebuah kebijakan, sehingga dapat diketahui kendala-kendala apa saja yang timbul. Serta
untuk membandingkan dengan hasil evaluasi dari kebijakan-kebijakan yang telah dibuat
sebelumnya.
Tujuan Evaluasi adalah untuk menilai bagaimna keberhasilan kebijakan yang telah
dibuat, apakah sesuai dengan skala ukur yang telah dibuat atau tidak serta untuk
membandingkan dengan kebijakan yang lain dan kebijakan sebelumnya agar dapat diketahui
kebijakan mana yang lebih efisien untuk diguanakan.
Kemungkinan-kemungkinan kepuputusan yang dapat diambil adalah dengan melihat
kebijakan mana yang lebih efisien untuk digunakan dengan melihat keberhasilan dari
kebijakan yang telah dibuat sehingga kebijakan yang lebih baik dapat di peroleh unutk
mengatasi suatu masalah.
Tuliskan pandangan anda tentang kebijakan public mempengaruhi management dan
pengelolaan puskesmas, Analisa dari segi SDM!

Jawab:
Adanya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang merupakan sebuah sistem jaminan
sosial yang ditetapkan di Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004. Jaminan
sosial ini adalah salah satu bentuk perlindungan sosial guna menjamin warga negaranya
untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak.

Salah satu bagian dari SJSN adalah Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yaitu
program jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah. Skema penyelenggaraan JKN melibatkan tiga pihak pelaksana, yaitu BPJS
kesehatan, fasilitas kesehatan, dan peserta BPJS.
Ketersediaan SDM dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan memegang peranan penting,
apalagi dalam era Jaminan Kesehatan Nasional sekarang ini. Program JKN mulai diterapkan
di Indonesia pada tahun 2014. Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
menimbulkan berbagai dampak, termasuk meningkatnya jumlah kunjungan ke Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), sehingga dibutuhkan sumber daya manusia (SDM)
kesehatan yang memadai. JKN menyebabkan provider Kesehatan harus memberikan
layanan yang meningkat karena adanya peningkatan permintaan terhadap layanan kesehatan.
Dengan meningkatnya kunjungan maka diperlukan kesigapan petugas atau SDM di
pelayanan kesehatan dalam melayani kunjungan masyarakat.

Berikut ini adalah beberapa regulasi yang dijadikan pedoman dalam pemenuhan SDM pada
fasilitas Kesehatan:
1. Dalam Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
dituliskan bahwa jenis tenaga kesehatan yang harus ada di puskesmas minimal terdiri
atas dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan
masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga
gizi, dan tenaga kefarmasian
2. Menurut Permenkes RI Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik, jenis ketenagaan klinik
rawat jalan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lain, dan
tenaga non kesehatan sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan jenis ketenagaan untuk
klinik rawat inap yaitu tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan,
tenaga gizi, tenaga analis kesehatan, tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan
sesuai dengan kebutuhan. Jumlah tenaga medis untuk klinik pratama paling sedikit
dua orang dokter dan/atau dokter gigi sebagai pemberi pelayanan, dan untuk klinik
utama paling sedikit terdapat satu orang dokter spesialis dan satu orang dokter
sebagai pemberi pelayanan, serta paling sedikit satu orang dokter gigi spesialis dan
satu orang dokter gigi di klinik utama yang memberikan pelayanan kedokteran gigi
3. Permenkes RI Nomor 2052 Tahun 2011 disebutkan bahwa dokter atau dokter gigi
dapat memberikan pelimpahan suatu tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
kepada perawat, bidan atau tenaga kesehatan tertentu lainnya secara tertulis jika
kebutuhan pelayanan melebihi ketersediaan dokter atau dokter gigi di fasilitas
pelayanan tersebut

Untuk menjawab fenomena dampak yang terjadi sejak diperlakukannya JKN th 2014 di
Indonesia terhadap ketersediaan SDM di FKTP/Puskesmas kita bisa merujuk pada studi yang
dilakukan Mujiati tahun 2016 dalam : Ketersediaan Sumber Daya Manusia Kesehatan pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dalam Era Jaminan Kesehatan Nasional di Delapan
Kabupaten-Kota di Indonesia. Pada tulisan ini beliau memberi gambaran ketersediaan SDM di
FKTP belum sesuai dengan permenkes nomor 75 th 2014, hasil penelitian ini menunjukkan
belum ada satu kabupaten/kota pun yang seluruh puskesmasnya mampu memenuhi ketersediaan
tenaga kesehatan seperti yang disebutkan di atas, sehingga masi sangat mungkin SDM di
puskesmas memiliki tanggung jawab ganda seperti: dokter sebagai kepala merangkap tenaga
fungsional, tidak ada dokter gigi, perawat mendapat tambahan tugas mengurus obat-obatan
karena tidak ada apoteker atau tenaga asisten apoteker, dsb. Adanya factor penyebaran tenaga
terampil di bidang Kesehatan yang tidak merata, juga berdampak pada semrawutnya system
pelayanan di puskesmas sehingga ada peluang over load dalam beban kerja.

Untuk mencipkaan pelayanan yang berkualitas bukan saja dengan system pembiayaan yang
sudah terjamin, namun factor SDM juga harus mengikuti untuk diseduaikan, sehingga untuk
mengurangi dampak kebijakan kesehtan dengan pembiayaan JKN terhadap ketersediaan SDM,
perlu dilakukan Langkah-langkah sebagai berikut: Menyusun Perencanaan dan melakukan
pengadaan SDM kesehatan, baik jumlah maupun jenisnya, sebaiknya berbasis kebutuhan di
masyarakat dengan memperhatikan peraturan/kebijakan yang telah ditetapkan, sehingga
penyedia layanan dapat memberikan layanan secara optimal sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

Soal cerita :

SUATU KONDISI PASIEN DITOLAK RUMAH SAKIT HINGGA MEMBERIKAN


DAMPAK PADA KESEHATAN JIWANYA

BAGAIMANA PERAN KEBIJAKAN KESEHATAN?

1. SIAPA SAJA STEKHOLDER YANG TERLIBAT DALAM PENYUSUNAN


KEBIJAKAN DAN JUGA IMPLEMENTASINYA?, BAGAIMANA PERAN MASING-
MASING STEKHOLDER:

JAWABAN:
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
bertanggung jawab atas ketersediaan fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
untuk pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional. Jaminan kesehatan nasional (JKN) yang
dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari sistem jaminan sosial nasional yang
diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib
(mandatory) berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang
yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

Stakeholder dalam kebijakan pemenuhan kebutuhan fasilitas kesehatan adalah Dinas Kesehatan
Prov/Kabupaten, BPJS Kesehatan Cabang ,fasilitas kesehatan tingkat pertama, Fasilitas Kesehatan
pihak swasta atau investor dalam hal ini perorangan atau instansi yang dapat mendirikan klinik,
Perhimpunan Klinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia dan Ikatan Dokter Indonesia
Cabang, persatuan Perawat Nasional Indonesia dan organisasi profesi lainnya

Apa peran steakholder:

Sebagai regulator dan penyusun kebijakan

Sebagai pemberi dana

Sebagai pelaksana/ pengelola jaminan

Anda mungkin juga menyukai