Disusun Oleh :
HIMMAH RIDHAYATI 216131007
TRIYANI ROSITASARI 216131008
ELYA SUHARTI 216131009
WIRA SETIO ANDINI 216131010
YATI NURHAYATI 216131011
SAWITRI 216131012
2 METODE
1. Desain Penelitian Apa Yang Digunakan?
Penelitian ini merupakan studi observasional dengan metode
kuantitatif dan menggunakan desain crossectional
DESAIN PENELITIAN
2. Untuk Desain Eksperimen
Tidak ada
3. Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan
efektifitas suatu intervensi?
Tidak ada
1. Siapa populasi target dan populasi terjangkau
Penelitian dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat
POPULASI DAN Universitas Airlangga pada bulan Mei – Juni 2018
SAMPLE
2. Siapa sample peneliti
Populasi penelitian ini adalah para pekerja di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga sebanyak 89 orang
yang berusia lebih dari 45 tahun, jumlah tersebut terdiri dari
staf dan tenaga pengajar (Dosen)
3. Bagaimana populasi diseleksi dan apakah prosedur
pengampilan sample yang digunakan?
Jumlah sample adalah 48 yang diperoleh dengan rumus Slovin
yang diambil dengan metode acak sederhana (Simple Random
Sampling)
3 HASIL PENELITIAN
Apa Hasil Utama Dari Penelitian?
1. Berdasarkan penelitian ini didapatkan 26 orang merupakan
penyandang diabetes melitus tipe 2, dan lebih didominasi
oleh karyawan (staf) dibanding tenaga pengajar (dosen)
2. Berdasarkan tabel data distribusi para pekerja di Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga hanya 43,75 %
yang berolahraga dan frekuensinya pun jarang. Biasanya
kebutuhan olahraga mereka dipenuhi dengan ikut senam
hari Jumat di Fakultas.
3. Sebanyak 68,75 % responden tidak mendapatkan informasi
mengenai olahraga dan fasilitas olahraga secara baik, hal ini
tentu menajdi kendala yang mempengaruhi perilaku
berolahraga seseorang
4. Otonomi pribadi erat kaitannya dengan penentuan pilihan
dalam memutuskan untuk berprilaku, pada penelitian ini
otonomi pribadi cukup rendah hanya 14,59%.Hasil ini tidak
sejalan dengan Latar belakang pendidikan responden yang
didominasi oleh responden dengan gelar Doktoral dan
respondenden tamat Sekolah menengah atas. Sehingga ,
tingkat pendidikan tidak menjamin seseorang mampu
memilih perilaku yang tepat
5. Hasil analisis statistik dengan chi square didapatkan
hubungan antara tingkat pendinidkan (p=0.073), pekerja yg
masih aktif bekerja (p= 0,019),sosial support (p=0,004)
dengan perilaku berolahraga pada individu yang bekerja di
Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Airlangga.
6. Bila dihadapkan pada teori Snehandu, masih ada faktor
behavior intention, accesibility to information, personal
autonomi, dan Actionable situation yang bisa menjadi
determinan perilaku berolahraga.
Namun berhasarkan hasil uji statistik hal-hal tersebut tidak
memiliki hubungan yang signifikan. Penyebabnya bisa dari
adanya perbedaan tingkat pendidikan sehingga berpengaruh
pada cara penerimaan informasi dan perbedaan jangkauan
ekonomi.
7. Otonomi pribadi sebagai salah satu determinan menurut KAR
ini pun tidak ditemukan hubungan yang signifikan sebagai
faktor yang mempengaruhi perilaku berolahraga. Pada
penelitian Evans ,dkk, 2013, pengendalian diri seseorang
dapat mempengaruhi keputusan dalam berprilaku, sehingga
tidak memerlukan pengaruh dari orang lain.
Namun demikian pada penelitian ini otonomi pribadi masi
rendah, dan dalam uji analis statistik tidak berhubungan
signifikan.
Penyebabnya adalah pada individu dengan tingkat
pendidikan yang rendah (responden yg menderita diabetes
lebih banyak dari kalangan karyawan/staf dibanding dosen)
biasanya memiliki pengendalian diri yang kurang, sehingga
masih sangat mudah dipengaruhi oleh orang lain dalam
membuat keputusan
4 PEMBAHASAN
1. Bagaimana Interpretasi Peneliti Terhadap Hasil Penelitian?
Setiap variabel digambarkan dengan baik dalam tabel
distribusi sehinggal penelaah dapat membaca dengan mudah.
Hasil uji statistik juga ditampilkan nilai "p" nya, sehingga
penelaah bisa mengetahui angka signifikannya.
Kelemahan: