Anda di halaman 1dari 25

EVIDANCE BASE CLINICAL PRACTICE

PENGARUH TERAPI HEALING TOUCH


TERHADAP GANGGUAN TIDUR PADA PASIEN LANJUT USIA

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Tugas


Mata Kuliah Profesi Stase Gerontik

Oleh:
Desi Friska Dela Zalukhu (01503210265)
Dhea Anggilia Fransiska S (01503210141)
Elvin Fanny Sari Zebua (01503210125)

PROGRAM STUDI PROFESI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat dilakukannya Evidance Based Clinical Practice (EBCP).

1.1 Latar Belakang


Didalam kehidupan menjadi tua adalah suatu keadaan yang akan terjadi pada setiap
manusia. Menjadi tua adalah proses alamiah dimana seseorang telah melalui tahap-tahap
kehidupannya yaitu neonatus, toodler, pra school, school, remaja, dewasa dan lansia. Pada
tahap berbeda ini dimulai baik secara biologis maupun psikologis (Padila, 2013). Menurut
WHO dan Undang-Undang No.13 tentang kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2
menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Di Indonesia pada tahun
2000 terdapat 14.439.967 jiwa lansia (7,18), tahun 2006 terdapat > 19 juta jiwa (8,90%),
pada tahun 2007 terdapat 18,7 juta jiwa (8,42%). Pada tahun 2009 mencapai 18,7 juta jiwa
(8,5%) dan tahun 2010 terdapat > 23,9 juta jiwa (9,77%). Menurut Badan Pusat Statistik
(BPS) memprediksi tahun 2022 data lansia akan mencapai jumlah 28,8 juta jiwa atau
11,34% dari jumlah penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2013).

Statistik Penduduk lanjut usia menyebutkan permasalahan yang berkaitan dengan


lansia salah satunya adalah masalah kesehatan. Dengan semakin bertambahnya usia,
keluhan kesehatan yang dialami umumnya semakin bertambah. Pada kelompok pra-lansia
(45-59 tahun), keluhan kesehatan sebesar 35,18%, angka tersebut meningkat menjadi
46,71% pada kelompok lansia muda (60-69 tahun), pada lansia madya (70-79 tahun)
keluhan kesehatan sebesar 56,26% dan pada lansia tua (usia 80 tahun keatas), masalah
kesehatan sebesar 61,04% (Anonymous, 2013).

Menurut Padila (2013), lanjut usia tidak hanya ditandai dengan kemunduran fisik, tetapi
dapat juga berpengaruh terhadap kondisi mental dan psikis. Kemunduran fisik pada lansia
meliputi perubahan pada semua sistem tubuh, sedangkan kemunduran psikis pada lansia
meliputi perasaan rendah diri, dimensia, merasa tidak berguna, kesepian dan depresi
(Mubarak, Chayatin & Santoso, 2019). Kesehatan mental juga merupakan aspek yang
penting dari kesehatan lansia. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia dapat
menimbulkan berbagai macam keluhan, salah satunya adalah gangguan pola tidur
(insomnia). Dengan bertambahnya usia, kualitas tidur pada lansia cenderung berubah.
Insomnia merupakan gejala awal dalam masalah tidur yang berkaitan dengan masalah fisik,
mental serta emosional. Menurut Padila (2013) insomnia merupakan suatu keadaan
dimana seseorang mengalami susah tidur pada malam hari dan sering terbangun lebih
awal dan tidak dapat tidur dengan nyenyak. Istirahat dan tidur merupakan hal yang sangat
penting karena dapat memulihkan fungsi tubuh secara maksimal, baik secara fisiologis
maupun psikologis. Secara fisiologis, tidur akan mengistirahatkan organ tubuh,
menyimpan energi, menjaga irama biologis, serta memperbaiki kesadaran mental serta
efisiensi neurologis. Sedangkan secara psikologis, tidur dapat mengurangi ketegangan
serta meningkatkan perasaan sejahtera. Kualitas tidur dapat dipengaruhi oleh perubahan
terkait dengan usia, konsumsi banyak obat, gangguan mental, dan lain-lain. Dibandingkan
orang yang lebih muda, orang tua menunjukkan perubahan tidur terkait dengan usia.
Lansia yang waktu tidurnya berkurang menjadi sering lupa, disorientasi atau konvulsi,
orang yang mengalami kerusakan kognitif menunjukkan peningkatan kegelisahan.
Dibutuhkan peran perawat dalam menangani kasus ini. Salah satu upaya untuk mengatasi
insomnia adalah dengan terapi healing touch. Terapi healing touch merupakan intervensi
keperawatan non farmakologis yang dapat membantu lansia untuk rileks dan memiliki
perasaan yang baik dalam pikirannya (Dwiastuti, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan observasi disalah satu ruangan rawat inap Rumah Sakit Siloam Sentosa
Bekasi rata-rata lansia yang dirawat memiliki keluhan susah tidur. Dari enam pasien
lansia yang diobservasi diruangan IPD lantai 3, empat lansia diantaranya memiliki
keluhan susah tidur. Atas dasar tersebut, maka yang menjadi perumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh terapi healing touch terhadap gangguan tidur
pada lansia.

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengimplementasikan EBCP (Evidence Based Clinical Practice) pada pasien lansia
diruangan rawat inap lantai 3 Rumah Sakit Siloam Sentosa Bekasi.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui pengaruh terapi healing touch terhadap penurunan ganguan tidur pada
lansia diruangan rawat inap lantai 3 Rumah Sakit Siloam Sentosa Bekasi.
1.4 Manfaat dari EBCP
Evidence Based Practice ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Perawat
Hasil laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan intervensi tentang
penanganan insomnia pada pasien lanjut usia.
2. Penulis
Hasil laporan ini diharapkan menjadi referensi dalam pembelajaran untuk penanganan
insomnia pada pasien lanjut usia

3. Institusi pendidikan
Menjadi bahan kajian pengembangan penelitian dan menambah wawasan dan sarana
penerapan teori perkuliahan
BAB II

DESAIN EVIDENCE BASED CLINICAL PRACTICE (EBCP)

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode, strategi pengumpulan data dan
pelaksanaan Evidance Based Clinical Practice (EBCP) analisa berdasarkan artikel serta
etika dalam penelitian.

2.1 Metode Pencarian Evidence Based Practice (EBP)


Metode pencarian Evidence Based Clinical Practice (EBCP) dalam laporan ini
menggunakan metode PICU (P: Populasi, I: Intervensi, C: Control/pembanding, O:
Outcome/hasil), Fadhila, A., & Asriyadi, F. (2020).
1. Populasi (P): Sekelompok orang yang menjadi objek penelitian. Responden yang
digunakan yaitu pasien lansia dengan usia diatas 60 tahun dengan masalah gangguan
pola tidur.
2. Intervensi (I): Sebuah tindakan baru sebagai alternatif dari intervensi lama yang telah
berjalan atau yang telah ditetapkan sebagai gold standard. Intervensi yang diberikan
yaitu terapi sentuhan (Healing Touch Therapy) dengan cara:
- Melakukan kontrak (waktu dan tempat) kepada pasien
- Menjelaskan manfaat dan langkah-langkah dilakukan terapi sentuhan
- Mencuci tangan dengan menggunakan hand rub
- Memposisikan pasien kedalam posisi nyaman dan rileks (pasien tidur terlentang
dengan kaki diluruskan)
- Memulai terapi dengan meletakkan jari tangan pada bagian tengah kening,
kemudian ditekan dengan pelan
- Membentuk tangan seperti piramida atau segitiga dan meletakkan pada bagian
atas kepala dan usap lembut ke bawah
- Meletakkan jari jemari pada bagian kening kemudian mengetuk-ngetuk secara
bergantian kearah samping kiri kanan secara perlahan
- Meletakkan tangan tangan pada bagian batuh, tekan dan usap secara bersamaan
- Meletakkan kedua telapak tangan pada bagian punggung, lalu putar berlawanan
arah secara bergantian
- Menekan bagian telapak dan punggung kaki secara lembut secara bergantian
3. Control/pembanding (C): Membandingkan artikel yang satu dengan artikel yang lain.
4. Outcome/hasil (O): Tujuan akhir yang diharapkan dari intervensi. Tujuan dari
intervensi yang dilakukan adalah diharapkan dengan dilakukannya healing touch
therapy pasien dapat lebih relaks dan lebih nyaman, persepsi pasien terhadap nyeri
dapat berubah dan kecemasan menurun, tanpa menggunakan metode farmakologi.

2.2 Strategi Pengumpulan Data dan Pelaksanaan EBCP


Strategi pengumpulan data dalam laporan ini adalah dengan mencari artikel melalui
situs Google Scholar, Science Direct, PubMed dengan kata kunci, “healing touch,
intervention, elderly”. Artikel yang digunakan merupakan artikel dalam kurun waktu 7
tahun terakhir.

2.3 Etika
Etika dalam penelitian yang dilakukan oleh Setyawan dan Zaidah (2017) yaitu
dengan memperhatikan persetujuan dari responden, keamanan responden dan bertindak
adil pada setiap responden. Sedangkan etika EBCP yang digunakan menurut F.
Harliansyah (2017) adalah plagiarism, diambil dalam “Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No.17 tahun 2010 dalam pasal 1 ayat 1”, menjelaskan bahwa plagiat adalah
perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh
kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip seluruh atau sebagian karya
dan/atau karya orang lain tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.
2.4 Pelaksanaan EBCP dan Artikel Penelitian

No Penulis Artikel/Jurnal Metode Strategi Etika Pelaksanaan EBCP Hasil


Tindakan Pengumpulan Data
1. Dwiastuti & Pengaruh Terapi Menggunakan Populasi berjumlah 62 Tidak dijelaskan Pemberian Dapat disimpulkan
Yulisetianingrum Healing Touch jenis penelitian orang dengan sampel dalam artikel intervensi healing bahwa ada pengaruh
(2016) Terhadap kuantitatif, 38 responden dengan touch therapy ini signifikan antara
Perubahan dengan rentang usia >50 dilaksanakan dalam pengaruh terapi sentuh
Tekanan Darah menggunakan tahun sebanyak 26 satu kali pertemuan terhadap tekanan darah
Pasien Hipertensi desain Pretes-orang dan <50 tahun saja dan kemudian (sistolik dan diastolik)
Di Desa Tulakan Posttest Control sebanyak 12 orang. melakukan pasien hipertensi di Desa
Donorojo Jepara Group Design Pendekatan yang observasi sekaligus Tulakan Kecamatan
digunakan dalam pada waktu yang Donorojo Kabupaten
penelitian ini adalah bersamaan Jepara
pendekatan cross-
sectional. Data
dikumpulkan secara
simultan atau dalam
waktu bersamaan,
observasi atau
pengumpulan data
sekaligus pada suatu
saat (point time
approach)
2. Fei-Fei Cai & Effect of Studi kepustakaan Data yang digunakan Tidak dijelaskan Therapeutic touch Terapi touch memiliki
Hong Zhang therapeutic touch atau literatur dalam penelitian dalam artikel dilakukan dua kali dampak positif seperti
(2015) on agitated review berasal dari hasil-hasil sehari selama tiga menunrunkan kecemasan
behavior in elderly penelitian yang sudah hari pada waktu pada pasien demensia,
patients with dilakukan dan yang sama setiap terlebih ini merupakan
dementia: A review diterbitkan. Proses hari (antara pukul intervensi non-invasif
pengumpulan data 10:00 dan 11:30 dan non-farmakologis
dilakukan dengan siang dan 15:00 dan yang mudah
penyaringan 16:30). Intervensi dipelajari, mudah
berdasarkan kriteria berlangsung selama dilaksanakan dan mudah
yang ditentukan oleh 5 sampai 7 menit. dipahami oleh perawat
penulis dari setiap Selama penelitian, dan anggota keluarga
jurnal yang diambil perilaku diamati dan pasien dan oleh karena
dicatat setiap 20 itu, dapat secara luas
menit selama 10 jam digunakan dalam praktek
per hari dari jam klinis
08:00 pagi sampai
18:00 sore
3. Sheila Decker, at Using a Healing Menggunakan Sampel berjumlah 12 Komite Dilakukan 3 kali Adanya penurunan rasa
all (2015) Touch Intervention jenis penelitian orang lansia yang Perlindungan seminggu selama sakit/nyeri, healing touch
in Older Adults deskriptif dengan mengalami nyeri, Manusia di dua minggu selama merupakan intervensi
With Persistent desain kuasi berusia 60 tahun ke universitas yang 30 menit. Sebelum yang cocok untuk lansia
Pain eksperimental atas, mampu terletak dalam memulai terapi dengan keluhan nyeri
berbahasa Inggris, dan pusat medis besar healing touch, dan secara keseluruhan,
mampu mengisi data di barat daya terapis menanyakan temuan ini menyoroti
diri Amerika Serikat terlebih dahulu sifat kompleks rasa sakit
menyetujui tentang pemberian pada lansia
penelitian. obat analgesic.
Kemudian masing- Selama pemberian
masing lembaga intervensi, terapis
memilih peserta mengumpulkan
yang memenuhi umpan balik dari
persyaratan untuk partisipan tentang
penelitian. Peneliti fisik, emosional,
utama kemudian mental, masalah
mengundang para spiritual dan
peserta untuk evaluasi terhadap
berpartisipasi dan terapi yang
memperoleh diberikan
persetujuan
4. Maksum (2019) Effects of Studi kepustakaan Tinjauan Sistematis Tidak dijelaskan Durasi sesi Kesimpulannya adalah
Therapeutic Touch atau literatur ini menggunakan dalam artikel perawatan berkisar penggunaan Therapeutic
to Reduce Anxiety review database elektronik antara 10-40 menit Touch sebagai intervensi
As a (EBSCO, PubMed/ namun rata-rata non-invasif dan terapi
Complementary Medline, Elsevier, waktu biasanya 10- komplementer dapat
Therapy: A Science Direct, 15 menit. Sentuhan meningkatkan status
Systematic Review Google Scholar and terapeutik dengan kesehatan pasien yang
Cochrane Library, gerakan lembut ini mengalami kecemasan
Web of knowledge) berpusat pada tubuh, dalam berbagai penyakit
dari 2001 hingga pikiran dan emosi seperti kanker, penyakit
2018 yang bergabung jantung, stroke,
dengan kata kunci: bersama untuk hipertensi, kecemasan
'Therapeutic Touch' membentuk medan dan depresi
OR 'Anxiety', energi yang
'Healing Therapy' kompleks
OR 'Terapi Pelengkap'
OR 'Terapi Non-
Farmakologi' dan
'Keperawatan'
Terapi'. Artikel
dievaluasi
berdasarkan daftar
periksa standar yang
disajikan oleh
database Cochran.
Artikel disajikan
berdasarkan format
PRISMA
5. Suhendro, at all Quantum Touch Penelitian ini Terapi sentuhan untuk Tidak dijelaskan Terapi sentuhan Hasil yang didapat pada
(2020) Therapy To Treat menggunakan mengatasi insomnia dalam artikel untuk tindakan penelitian menyimpulkan
Insomnia Patients metode true dilakukan sebanyak 5 mengatasi insomnia bahwa terapi ini bisa
Undergoing experiment sesi sewaktu pasien dilakukan sebanyak menurunkan insomnia
Hemodialysis dengan desain pre menjalani 5 sesi sewaktu dari tingkat insomnia
dan post test pada hemodialisa. Dari 6 pasien menjalani berat ke tingkat insomnia
kelompok pasien yang hemodialisa. sedang dan ringan.
perlakuan dan mendapatkan Turunnya insomnia Meskipun penurunan
kelompok control. intervensi terapi dari kategori berat insomnia tidak merata ke
Pengambilan sentuhan menjadi kategori kategori insomnia ringan,
sampel penelitian ringan sudah namun penurunan
menggunakan termasuk insomnia menujukkan
teknik random pencapaian yang hasil yang signifikan
sampling cukup baik
BAB III

LAPORAN EVIDANCE BASED PRACTICE (EBP)

Bab ini akan membahas mengenai hasil dan analisa berdasarkan artikel atau literature

rujukan yang telah dilakukan dalam penelitian.

3.1 Hasil

Penelitian Dwiastuti & Yulisetianingrum (2016) dengan judul “Pengaruh Terapi Healing
Touch Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Desa Tulakan Donorojo
Jepara” dengan menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan menggunakan desain penelitian
Pretes-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 62 orang
dengan sampel 38 responden dalam rentang usia >50 tahun sebanyak 26 orang dan <50 tahun
sebanyak 12 orang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross-
sectional, dimana data dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu bersamaan, observasi
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Pemberian intervensi
healing touch therapy ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan saja dan kemudian
dilakukan observasi sekaligus pada waktu yang bersamaan. Kesimpulan dalam penelitian ini
yaitu ada pengaruh signifikan antara pengaruh terapi sentuh terhadap tekanan darah (sistolik
dan diastolik) pasien hipertensi di Desa Tulakan Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara.
Penelitian Fei-Fei Cai & Hong Zhang (2015) dengan judul “Effect of therapeutic touch
on agitated behavior in elderly patients with dementia: A review” dengan desain penelitian
studi kepustakaan atau literatur review. Data yang digunakan dalam penelitian berasal dari
hasil-hasil penelitian yang sudah dilakukan dan diterbitkan. Proses pengumpulan data
dilakukan dengan penyaringan berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh penulis dari setiap
jurnal yang diambil. Therapeutic touch dalam penelitian ini dilakukan dua kali sehari selama
tiga hari pada waktu yang sama setiap hari (antara pukul 10:00 dan 11:30 siang dan 15:00 dan
16:30). Intervensi berlangsung selama 5 sampai 7 menit dan selama penelitian, perilaku
diamati dan dicatat setiap 20 menit selama 10 jam per hari dari jam 08:00 pagi sampai 18:00
sore. Kesimpulan yang diperoleh adalah terapi touch memiliki dampak positif seperti
menunrunkan kecemasan pada pasien demensia, terlebih ini merupakan intervensi non-
invasif dan non-farmakologis yang mudah dipelajari, mudah dilaksanakan dan mudah
dipahami oleh perawat dan anggota keluarga pasien dan oleh karena itu dapat secara luas
digunakan dalam praktek klinis.
Penelitian Sheila Decker, at all (2015) dengan judul “Using a Healing Touch
Intervention in Older Adults With Persistent Pain” menggunakan desain penelitian kuasi
eksperimental dengan jenis penelitian deskriptif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 12
orang lansia yang mengalami nyeri, berusia 60 tahun ke atas, mampu berbahasa Inggris dan
mampu mengisi data diri. Intervensi dalam penelitian dilakukan 3 kali seminggu selama dua
minggu selama 30 menit. Sebelum memulai terapi healing touch, terapis menanyakan
terlebih dahulu tentang pemberian obat analgesic. Selama pemberian intervensi, terapis
mengumpulkan umpan balik dari partisipan tentang fisik, emosional, mental, masalah
spiritual dan evaluasi terhadap terapi yang diberikan. Kesimpulan yang didapat adalah adanya
penurunan rasa sakit/nyeri, healing touch merupakan intervensi yang cocok untuk lansia
dengan keluhan nyeri dan secara keseluruhan temuan ini menyoroti sifat kompleks rasa sakit
pada lansia.
Penelitian Maksum (2019) dengan judul penelitian “Effects of Therapeutic Touch to
Reduce Anxiety As a Complementary Therapy: A Systematic Review” menggunakan desain
penelitian literatur review. Tinjauan Sistematis dalam penelitian ini menggunakan database
elektronik (EBSCO, PubMed/ Medline, Elsevier, Science Direct, Google Scholar and
Cochrane Library, Web of knowledge) dari 2001 hingga 2018 dengan kata kunci:
'Therapeutic Touch' OR 'Anxiety', 'Healing Therapy' OR 'Terapi Pelengkap' OR 'Terapi Non-
Farmakologi' dan 'Keperawatan Terapi'. Artikel dievaluasi berdasarkan daftar periksa standar
yang disajikan oleh database Cochran, artikel juga disajikan berdasarkan format PRISMA.
Penelitian ini menjelaskan intervensi diberikan berkisar antara 10-40 menit namun rata-rata
waktu biasanya 10-15 menit. Sentuhan terapeutik dengan gerakan lembut ini berpusat pada
tubuh, pikiran dan emosi yang bergabung bersama untuk membentuk medan energi yang
kompleks. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penggunaan Therapeutic Touch sebagai
intervensi non-invasif dan terapi komplementer dapat meningkatkan status kesehatan pasien
yang mengalami kecemasan dalam berbagai penyakit seperti kanker, penyakit jantung, stroke,
hipertensi, kecemasan dan depresi.
Suhendro, at all (2020), pada penelitian yang berjudul “Quantum Touch Therapy to
Treat Insomnia Patients Undergoing Homedialysis” menggunakan metode true experiment
dengan desain pre dan post test pada kelompok perlakuan dan kelompok control.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling dan
mendapatkan kesimpulan bahwa terapi ini bisa menurunkan insomnia dari tingkat insomnia
berat ke tingkat insomnia sedang dan ringan. Meskipun penurunan insomnia tidak merata ke
kategori insomnia ringan, namun penurunan insomnia menujukkan hasil yang signifikan.
Agar TSQ bisa menghasilkan efek yang optimal keluhan fisik yang sangat menganggu juga
harus diberikan terapi, seperti adanya gatal-gatal seluruh tubuh (pruritus uremik), anoreksia,
gastritis, anemia dan nyeri sendi.

3.2 Analisa

Dari artikel yang telah dibahas maka didapatkan hasil tentang penerapan terapi healing

touch pada pasien lanjut usia dengan gangguan pola tidur. Hasil yang didapatkan adalah

terapi healing touch dapat menurunkan dan membantu pasien dalam masalah kecemasan

ataupun nyeri yang dirasakan yang mengakibatkan terganggunya pola tidur pada pasien

lansia, terapi ini efektif dilakukan kepada pasien lansia tanpa menimbulkan efek samping.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan atau tindakan yang dilakukan oleh
kelompok kepada pasien dan pemaparan hasil yang didapatkan dari tindakan tersebut.

4.1 Gambaran Pelaksanaan EBCP


Terapi healing touch adalah terapi yang berguna untuk memperbaiki
ketidakseimbangan energi yang dirasakan oleh pasien, terapi ini dilakukan dengan
meletakkan dan menekan dengan pelan tangan diatas kening klien dan juga diatas tubuh
pasien yang terasa sakit. Badan pusat statistik (2013) melaporkan bahwa kurang lebih
40-50% dari populasi usialanjut menderita gangguan tidur (insomnia). Gangguan tidur
ini menyerang 50% orang yang berusia 65 tahun atau lebih yang tinggal di rumah dan
66% orang yang tinggal difasilitas perawatan jangka panjang. Insomnia atau gangguan
sulit tidur adalah suatu keadaan seseorang dengan kualitas dan kuantitas tidur yang
kurang. Menurunnya kualitas tidur pada lansia berhubungan dengan proses degeneratif
sistem, dan fungsi dari organ tubuh pada lansia.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan serta penjelasan pada bab
sebelumnya, maka kelompok melakukan tindakan terapi healing touch kepada lansia
sebagai salah satu intervensi yang dapat dilakukan oleh perawat dalam membantu
lansia yang mengalami susah tidur/insomnia. Pelaksanaan dilakukan pada lansia
diruangan IPD lantai 3 Rumah Sakit Siloam Sentosa Bekasi berjumlah dua pasien
lansia dan memenuhi kriteria inklusi yang telah ditentukan oleh kelompok. Tindakan
ini dilakukan kepada lansia yang telah disetujui oleh keluarga, Incharge serta Head
Nurse. Tindakan dilakukan selama 3 hari, dimulai dari tanggal 25 April hingga 27 April
2022 selama 10-15 menit setiap harinya. Metode pelaksanaan dilakukan dengan
pendekatan “pre test one group design” (before and after) dimana pengukuran hasil
penelitian yang dilakukan pada lansia yaitu dua kali, sebelum eksperimen dan sesudah
eksperimen yang biasa disebut pre test dan post test. Untuk mengevaluasi tindakan
terapi healing touch, kelompok menggunakan Insomnia Rating Scale (IRS) dari
Kelompok Studi Psikiatri Biologi Jakarta (KSPBJ).
4.2 Instrumen Evaluasi Tindakan EBCP
Dalam penerapan implementasi terapi healing touch ini, kelompok menggunakan
instrumen yang menjadi acuan dalam menentukan tingkat insomnia pada lansia.
Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner insomnia rating scale yang terdiri dari 11
pertanyaan. Berdasarkan skala insomnia yang telah dibakukan, yaitu skala KSPBJ
indikator insomnia dapat ditentukan meliputi: kesulitan memulai tidur, tiba-tiba
terbangun pada malam hari, bisa terbangun lebih awal pada dini hari, merasa mengantuk
disiang hari, sakit kepala pada sianghari, merasa kurang puas dengan tidurnya, merasa
kurang nyaman atau gelisah saat tidur, mendapat mimpi buruk, badan terasa lemah,
lebih kurang tenaga setelah tidur, jam tidur sampai bangun tidak teratur serta tidur
dalam waktu enam jam dalam semalam.

4.3 Kriteria Inklusi EBCP


Adapun kriteria inklusi yang digunakan dalam terapi healing touch ini adalah:
1. Lansia dengan usia diatas 60 tahun
2. Lansia yang mengalami insomnia
3. Pasien komunikatif dan koperatif

4.4 Kriteria Eksklusi EBCP


Adapun kriteria eksklusi yang membuat lansia tidak dapat diberikan intervensi adalah:
1. Lansia yang mengalami penurunan kesadaran
2. Lansia dengan penurunan indra pendengaran dan penglihatan

4.5 Langkah-Langkah Tindakan


Sebelum intervensi dilakukan kepada pasien, kelompok meminta izin kepada
Incharge dan Head Nurse untuk melakukan pengkajian insomnia rating scale pada
beberapa lansia kemudian melakukan terapi healing touch bila skor insomnia rating
scale lansia diruangan tersebut ≥ 19. Kemudian kelompok melakukan pengkajian
kepada enam pasien lansia, empat pasien memilihi masalah dalam gangguan tidur
(insomnia), namun hanya dua pasien yang memiliki skor insomnia rating scale ≥ 19
dan memenuhi kriteria inklusi yaitu Ny. K (60 tahun) dan Tn. S (63 tahun).
Selanjutnya, kelompok meminta persetujuan kepada pasien yang termasuk dalam
kriteria inklusi dan melakukan kontrak waktu untuk memberikan terapi healing touch
selama 10-15 menit dalam waktu tiga hari perawatan di Rumah Sakit. Sebelum mulai
melakukan intervensi, kelompok menjelaskan manfaat dan tujuan terapi diberikan
serta mengatur posisi nyaman pasien.

Kelompok mulai melakukan terapi dengan memberikan sedikit tekanan pada area
kening pasien, lalu area bahu tangan pasien, pungggung dan yang terakhir adalah kaki.
Tekanan dilakukan dengan cara alternatif two hand atau menggunakan dua ibu jari
dan telunjuk dengan mendorong (rolling) dan effluarage atau teknik pegang-tekan-
dorong-lepas (Setiawan, 2016). Tindakan dilakukan selama 10-15 menit setiap
pertemuan. Di hari selanjutnya kelompok melakukan evaluasi menggunakan kuesioner
insomnia rating scale kepada kedua pasien sebelum memberikan terapi healing touch
untuk hari kedua. Hal ini terus berlangsung hingga hari perawatan ketiga. Tahap
terakhir yaitu kelompok mengolah data setelah melakukan evaluasi lengkap untuk tiga
hari tindakan terapi healing touch kepada kedua pasien.

4.6 Hasil Implementasi dan Evaluasi EBCP


Kuesioner KSPBJ insomnia rating scale harian sebelum tindakan terapi healing touch
Keterangan: V (Ny. K) dan V (Tn.S)

NO Pernyataan Tidak Kadang- Sering (3) Salalu (4)


Pernah (1) kadang (2)
1 Kesulitan untuk V V
memulai tidur
2 Tiba-tiba terbangun V V
pada malam hari
3 Bila terbangun lebih V V
awal/dini hari
4 Merasa mengantuk V V
disiang hari
5. Sakit kepala pada VV
siang hari
Merasa kurang puas V V
6 dengan tidur anda
7. Merasa kurang V V
nyaman/gelisah saat
tidur
8 Mendapat mimpi V V
buruk
9 Badan terasa V V
lemah, letih kurang
tenaga setelah tidur
10 Jam tidur V V
sampai bangun tidak
Teratur
11 Tidur selama 6 jam V V
dalam semalam

Keterangan:
11-19 : Tidak ada keluhan insomnia
20-27 : Insomnia ringan
28-36 : Insomnia berat
37-44 : Insomnia sangat berat

Kesimpulan tabel:
V : Ny. K dengan total skor 28 yang menandakan insomnia berat
V : Tn. S dengan total skor 29 yang menandakan insomnia berat

Kuesioner KSPBJ insomnia rating scale harian setelah tindakan terapi healing touch hari
pertama (25/04/2022)

NO Pernyataan Tidak Kadang- Sering (3) Salalu (4)


Pernah (1) kadang (2)
1 Kesulitan untuk VV
memulai tidur
2 Tiba-tiba terbangun VV
pada malam hari
3 Bila terbangun lebih V V
awal/ dini hari
4 Merasa mengantuk VV
disiang hari
5 Sakit kepala pada VV
siang hari
6 Merasa kurang puas VV
dengan tidur anda
7 Merasa kurang VV
nyaman/ gelisah saat
tidur
8 Mendapat mimpi VV
buruk
9 Badan terasa VV
lemah, letih kurang
tenaga setelah tidur
10 Jam tidur VV
sampai bangun tidak
Beraturan
11 Tidur selama 6 jam V V
dalam semalam
Perbandingan skor sebelum dan sesudah tindakan hari pertama

No Score pre terapi Ketegori Score post terapi Kategori


diberikan diberikan
1 27 Insomnia ringan 22 Insomnia ringan
2 29 Insomnia berat 23 Insomnia ringan

Kuesioner KSPBJ insomnia rating scale harian setelah tindakan terapi healing touch hari
kedua (26/04/2022)

NO Pernyataan Tidak Kadang- Sering (3) Salalu


Pernah kadang (2) (4)
(1)
1 Kesulitan untuk memulai VV
tidur
2 Tiba-tiba terbangun pada V V
malam hari
3 Bila terbangun lebih awal/ V V
dini hari
4 Merasa mengantuk disiang V V
hari
5 Sakit kepala pada siang hari VV
6 Merasa kurang puas dengan V V
tidur anda
7 Merasa kurang nyaman/ VV
gelisah saat tidur
8 Mendapat mimpi buruk VV

9 Badan terasa lemah, letih VV


kurang tenaga setelah tidur
10 Jam tidur sampai VV
bangun tidak beraturan
11 Tidur selama 6 jam dalam V V
Semalam

Perbandingan skor sesudah tindakan hari pertama dan hari kedua

No Score pre Ketegori Score post terapi Kategori


terapi diberikan diberikan
1 22 Insomnia ringan 22 Insomnia ringan
2 23 Insomnia ringan 22 Insomnia ringan

Kuesioner KSPBJ insomnia rating scale harian setelah tindakan terapi healing touch hari
ketiga (27/04/2022)

NO Pernyataan Tidak Kadang- Sering (3) Salalu


Pernah kadang (2) (4)
(1)
1 Kesulitan untuk memulai VV
Tidur
2 Tiba-tiba terbangun pada VV
malam hari
3 Bila terbangun lebih awal/ VV
dini hari
4 Merasa mengantuk disiang V V
Hari
5 Sakit kepala pada siang hari VV
6 Merasa kurang puas dengan VV
tidur anda
7 Merasa kurang nyaman/ VV
gelisah saat tidur
8 Mendapat mimpi buruk VV

9 Badan terasa lemah, letih VV


kurang tenaga setelah tidur
10 Jam tidur sampai VV
bangun tidak beraturan
11 Tidur selama 6 jam dalam VV
Semalam

Perbandingan skor sesudah tindakan hari kedua dan hari ketiga

No Score pre Ketegori Score post terapi Kategori


terapi diberikan diberikan
1 22 Insomnia ringan 21 Insomnia ringan
2 23 Insomnia ringan 20 Insomnia ringan

Berdasarkan rincian tabel diatas menunjukkan bahwa setelah dilakukan pengkajian pada
tanggal 25 April 2022 menggunakan kuesioner insomnia rating scale didapatkan dua lansia
memiliki insomnia berat. Ny. K memiliki insomnia dengan skor 28 dan Tn. S memiliki
insomnia dengan skor 29 sebelum dilakukan terapi healing touch. Setelah dilakukan
tindakan terapi healing touch pada hari pertama tanggal 25 April 2022 dan dilakukan
evaluasi setiap harinya hingga tanggal 27 April 2022, diperoleh hasil pasien mengalami
proses tidur yang lebih baik dari hari sebelumnya yang dibuktikan denganhasil pengkajian
terakhir menggunakan kuesioner insomnia rating scale didapatkan kedua lansia tidak lagi
memiliki keluhan insomnia berat. Ny. K memiliki skor 21 dan Tn. S memiliki skor 20. Hal
ini menunjukkan bahwa tindakan non farmakologi pemberian terapi healing touch pada
lansia dapat menurunkan keluhan gangguan tidur atau insomnia.
BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai ringkasan laporan dan rekomendasi kelompok
untuk evidence based clinical practice selanjutnya.

5.1 KESIMPULAN

Gangguan tidur merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling sering dialami

pada usia tua. Gangguan tidur menyebabkan ketegangan pada otak dan otot sehingga dengan

mengaktifkan saraf parasimpatis melalui teknik relaksasi maka secara otomatis ketegangan

berkurang sehingga seseorang akan mudah untuk masuk kedalam kondisi rileks. Gangguan

tidur selain menggunakan farmakologi dapat juga diatasi dengan teknik non farmakologi,

yaitu salah satunya adalah terapi healing touch. Pemberian intervensi terapi healing touch ini

dapat mengatasi masalah pola tidur pada lansia melalui sentuhan dan tekanan, yang

merupakan ekspresi kepedulian secara sederhana dan pengalaman terapeutik yang kuat.

Sentuhan dan tekanan digunakan untuk memberi kenyamanan, berkomunikasi dan

mengaktivasi sifat tubuh dalam penyembuhan diri. Manfaat dari penggunaan teknik ini yaitu

agar seseorang yang menerima teknik ini merasa lebih nyaman, santai dan merasa berada

pada situasi yang lebih menyenangkan.

Berdasarkan hasil implementasi yang telah dilakukan pada lansia di IPD lantai 3 Rumah

Sakit Siloam Sentosa Bekasi, yaitu sebelum diberikan terapi healing touch pasien lansia

mengalami insomnia berat, akan tetapi setelah diberikan terapi healing touch pasien lansia

mengalami penurunan dari insomnia berat menjadi ringan, maka dapat disimpulkan bahwa

ada pengaruh terapi healing touch terhadap peningkatan kualitas tidur pada pasien lansia.
5.2 REKOMENDASI

Kelompok berharap untuk evidence based clinical practice selanjutnya lebih banyak lagi

mencari referensi, artikel ataupun jurnal terpercaya mengenai penerapan terapi healing touch

pada pasien lansia untuk mengatasi masalah tidur. Evidence based clinical practice (EBCP)

ini juga kelompok rekomendasikan untuk dapat dilakukan karena beberapa penelitian

mendapatkan hasil bahwa terapi healing touch cukup berpengaruh dan efektif untuk

mengurangi keluhan gangguan tidur pada lansia.


DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. (2013). Panduan Penulisan Tugas Akhir Proposal & Skripsi. PSIK FK

UNSRAT. Retrieved from: https://media.neliti.com/media/publications/107408-


IDnone.pdf
Astuti, D., & Setyaningrum, Y. (2016). Pengaruh Terapi Haling Touch Terhadap Penurunan

Tekanan Darah. JIKK, 7(2), 12–16.


Badan Pusat Statistik. (2013). Sensus Penduduk 2010. Badan Pusat Statistika.
Cai, F. F., & Zhang, H. (2015). Effect of therapeutic touch on agitated behavior in elderly

patients with dementia: A review. International Journal of Nursing Sciences, 2(3),


324–328. https://doi.org/10.1016/j.ijnss.2015.08.002
Decker, S., Wardell, D. W., & Cron, S. G. (2015). Using a Healing Touch Intervention in

Older Adults With Persistent Pain. Journal of Holistic Nursing, 30(3), 205–213.
Diastuti. (2016). Pengaruh Terapi Healing Touch terhadap Perubahan TD Pasien

Hipertensi, 7(2), 01-79.


Fadhila, A., & Asriyadi, F. (2020). Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapan Penerapan

Evidence-Based Practice pada Mahasiswa Profesi Ners UMKT Tahun 2019. Borneo
Student Research (BSR), 2(1), 71-77.
Iwan. (2009). Skala Insomnia (KSPBJ Insomnia Rating Scale). Diakses pada 28 April 2022

http://sleepnet.com
Maksum, Sujianto, U., & Johan, A. (2019). Effects of Therapeutic Touch to Reduce Anxiety
As a Complementary Therapy: A Systematic Review. KnE Life Sciences, 2019, 162-
175. https://doi.org/10.18502/kls.v4i13.5237
Mubarak, W. I., Chayatin, N., & Santoso, B. A. (2019). Ilmu Keperawaan Komunitas

Pengantar dan Teori Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.


Padila, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gero ntik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Setiawan, W. (2016). Teknik-Teknik Massage Fisioterapi. Retrieved from:

https://wellysetiawanblog.wordpress.com/2016/03/10/teknik-teknik-
massagefisioterapi/
Suhendro, Anton et al. (2020). Quantum Touch Therapy to Treat Insomnia Patients
Undergoing Homedialysis. The Shine Cahaya Dunia Ners, (5)20. DOI:
https://doi.org/10.35720/tscners.v5i2.251
Sumber:
Diastuti. (2016). Pengaruh Terapi

TERAPI
Healing Touch terhadap Perubahan TD
Pasien Hipertensi, 7(2), 01-79.
Youtube:
https://youtu.be/xbMyv3p5A2A

HEALING
TOUCH
Manfaat Healing Touch:
Meningkatkan relaksasi
Mengubah persepsi
nyeri
Healing touch adalah Menurunkan
terapi yang berguna kecemasan
untuk memperbaiki Mempercepat
ketidakseimbangan penyembuhan
energi yang dirasakan Meningkatkan
oleh klien, terapi ini kenyamanan
dilakukan dengan
meletakkan dan
menekan dengan pelan
tangan diatas kening
klien dan juga diatas
tubuh klien yang terasa
sakit.

Healing touch bisa


dilakukan dalam
Oleh:
waktu 10-15 menit setiap
Desi Friska Dela Zalukhu
harinya sebelum tidur. Dhea Anggilia Fransiska S
Elvin Fanny Zebua
01. Letakkan jari tangan pada
bagian tengah kening, kemudian
02. Bentuk tangan seperti piramida
atau segitiga, letakkan pada
03. Letakkan
bagian
jari jemari pada
kening, kemudian
tekan dengan pelan bagian atas kepala dan usap ketuk-ketuk secara bergantian
lembut kebawah kearah samping kiri kanan
secara perlahan

04. Letakkan tangan pada bagian


05. Letakkan kedua telapak tangan
bahu, tekan dan usap secara
bersamaan
pada bagian punggung, lalu 06. Tekan bagian telapak dan
punggung kaki secara lembut
putar berlawanan arah secara
bergantian secara bergantian

Anda mungkin juga menyukai