PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yaitu sosial, ekonomi dan terutama kesehatan karena semakin bertambah usia
seseorang maka fungsi organ tubuh juga semakin menurun. Menua yaitu dimana
suatu keadaan yang akan terjadi dikehidupan manusia (Dewi, 2014). Penuaan
fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Masalah yang sangat mendasar terhadap
Proses degenerasi pada lansia, salah satunya akan menyebabkan waktu tidur yang
2017).
Salah satu masalah kesehatan yang banyak dihadapi kelompok lanjut usia
1
kualitas tidur yang di sebabkan karena sulit memasuki tidur, sering terbangun
tengah malam kemudian kesulitan untuk kembali tidur, bangun terlalu pagi, dan
tidur yang tidak nyenyak. Insomnia menpunyai efek samping bagi kesehatan
hari, stres dan depresi dimana ketika seseorang kelelahan yang amat sangat
akibat kesulitan tidur akan membuat emosi kejiwaan semakin tidak stabil
sehingga seseorang penderita bisa menjadi stres dan perubahan pola tidur telah
dapat menjadi tanda kegelisahan dan depresi, sakit kepala yang terjadi pada
malam hari atau dini hari, penyakit jantung, kecelakaan, penurunan gairah
seksual bagi laki-laki, gangguan penglihatan yang buruk dan kurang kurang
konsentrasi, badan terasa pegal-pegal atau tidak segar ketika bangun tidur, dan
untuk tidur. Kondisi ini bisa meliputi kesulitan tidur, masalah tidur, sering
terbangun dimalam hari, dan bangun terlalu pagi. Kondisi ini mengakibatkan
perasaan tidak segar pada siang hari dan kesulitan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari dan tidak tercukupinya kebutuhan tidur dengan baik (Respir, 2014).
lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan
populasi lansia meningkat 3 kali dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah lansia
2
sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah
lansia 24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan
jumlah lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi. Tahun 2016
Indonesia punya 22,6 juta lansia atau 8,75% penduduk dengan umur tengah 28
tahun. Diperkirakan pada tahun 2030, jumlah itu akan naik jadi 41 juta orang
atau 13,82% penduduk dengan umur 32 tahun (Badan Pusat Statistik, 2016).
67% dari populasi yang berusia diatas 65 tahun. Hasil penelitian didapatkan
insomnia sebagian besar dialami oleh perempuan yaitu sebesar 78,1% dengan
kata lain, gejala insomnia sering terjadi pada orang lanjut usia (lansia), bahkan
tidur dalam mempertahankan tidurnya. Sebanyak 50-70% dari semua lansia yang
50% pasien yang berusia >60 tahun mengalami insomnia (Dewy, 2013).
Menurut BPS (2016), bahwa pada tahun 2016 penduduk lansia Sumatera
Selatan telah mencapai 582.643 orang atau ada sekitar 7,14% dari jumlah
Sumatera Selatan tahun 2016 antara laki-laki dan perempuan 48,50% berbanding
51,50%. Populasi penduduk lansia tersebar secara tidak merata dibagian wilayah
3
8% lebih. Kabupaten/kota yang mempunyai lansia dengan persentase tertinggi di
(8,94%, 8,37% dan 8,20%) sedangkan yang lainnya relative sama, sekitar 5% -
Dari data yang didapat dari Panti Budi Luhur Tresna Werdha Lubuklinggau
ada 32 jumlah lansia dan terdapat 17 lansia yang menderita insomnia pada tahun
2019, Dan pada tahun 2020 ada 30 jumlah lanisa dan terdapat 18 lansia yang
Tabel 1
Jumlah penderita insomnia di panti tresna werdha kota lubuklinggau 2020
NO TAHUN JUMLAH LANISA JUMLAH PERSENTASE
PENDERITA (%)
1 2019 32 17 53,1
2 2020 30 18 54
Sumber: Panti Budi Luhur Tresna Werdha 2020
masalah gangguan tidur yaitu dengan teknik terapi relaksasi otot progresif (Putri, 2017).
terapi yang dapat membantu mengurangi cemas serta stres. Efek terapi relaksasi
otot progresif ini mengurangi nyeri akibat ketegangan, kondisi mental lebih baik,
sehingga terapi relaksasi otot progresif memiliki efek jangka panjang dalam
4
Menurut Soewondo (2012) mengatakan bahwa latihan relaksasi otot
mengelola stress.
(2012) mengemukakan bahwa latihan relaksasi terutama adalah untuk klien yang
lain, termasuk insomnia yang disebabkan ketegangan otot dan pikiran kacau .
kualitas tidur.
ketegangan otot dengan proses yang simpel dan sistematis dalam menegangkan
wajah dan berakhir pada otot kaki. Tindakan ini biasanya memerlukan waktu 15-
30 menit dan dapat disertai dengan instruksi yang direkam yang mengarahkan
otot tersebut menyebabkan kekauan pada otot. Otot yang kaku akan
5
B. Rumusan Masalah
penelitian ini yaitu “Tingginya kasus insomnia pada lansia di Panti Budi Luhur
C. Pertanyaan Penelitian
berikut:
Apakah ada pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap insomnia pada
lansia?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
1. Tujuan Khusus
pada lansia dipanti Budi Luhur Tresna Werdha Lubuklinggau Tahun 2020.
6
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
kesehatan.
F. Keaslian Penelitian
dilakukan tetapi sejauh ini yang penulis ketahui untuk saat ini belum ada
pada lansia dengan insomnia. Terjadinya penurunan tanda dan gejala yang
7
terjadi pada lansia dengan insomnia. Gejala yang mengalami penurunan
berupa peningkatan kualitas atau jumlah jam tidur pada klien. Hasil
sebagian kecil tingkat insomnia berat dan sangat berat. Sesudah dilakukan
yaitu sebagian besar lansia tidak ada insomnia dan tidak ada lansia yang
progresif itu terjadi penurunan tingkat insomnia, dengan nilai dari 35,60,
Guna Budi Bakti Medan”. Hasil Penelitian adanya pengaruh terapi relaksasi
otot progresif terhadap kualitas tidur pada lansia di panti jompo yayasan guna
8
budi bakti medan tahun 2017 den p value = 0,003 (P<0,05) (Rostinah & Tri,
2017).
Lanjut Usia Binjai”. Hasil penelitian rata-rata skor kualitas tidur lansia
sebelum diberikan terapi relaksasi otot progressive 8,59 (±1,938) dan setelah
dilakukan terapi relaksasi otot progressive rata-rata skor kualitas tidur lansia