Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN TERAPI BATUK EFEKTIF UNTUK MENGATASI

KETIDAKEFEKTIFAN JALAN NAFAS PADA PASEN TB PARU BERBASIS


TEORI ROY ADAPTASI MODEL (RAM) DI PUSKESMAS MUARA KATI MUSI
RAWAS
TAHUN 2022

Ditha Septiani Putri Marlina, SKep


Pendahuluan
 Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius kronik dan berulang yang biasanya mengenai paru, meskipun
organ tidak terkena. Disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, M. tuberculosis merupakan organisme
bentuk batang kecil dan relatif tumbuh lambat serta cepat asam dengan kapsul luar berlilin, yang meningkat
resistensinya untuk hancur (Lemone, Burke & Bauldoff, 2019)
 Gejala TB dapat berupa batuk berdahak yg berlangsung lama, lebih dari 21 hari, demam, kadang sesak nafas,
sakit di bagian dada, kadang disertai batuk berdarah, penurunan berat badan, dan nafsu makan menurun
(Zumla, et al.,2013).
 Ketidakmampuan pasien untuk mengeluarkan sekresi secret yang tidak bisa dikeluarkan oleh tubuh pada
saluran pernafasan pasien sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan secret didalam saluran pernafasan
pasien
 Tindakan batuk efektif salah satu tindakan mandiri yg dapat membantu mengeluarkan sekret yang lengket di
jln nafas, sehingga bersihan jalan nafas kembali efektif dan keluhan sesak nafas berkurang
 Asuhan keperawatan yang diberikan berdasarkan teori Roy adalah memberikan Terapi batuk efektif untuk
membantu keefektifan jln nafas pasen dlm mengeluarkan sekret pada pasen TB Paru.
Tujuan
 Tujuan umum studi kasus ini adalah untuk menerapkan teori keperawatan Roy
Adaptasi Model pada Pasien TB Paru dengan memberikan Terapi Batuk efektif untuk
mengefektifkan jalan nafas akibat penumpukan sekret pd trakeabronkial pada pasien
TB sehingga memberikan rasa nyaman
 Agar dapat diketahui apakah teori Roy dapat di Aplikasikan pada pasien TB Paru
dengan pemberian Terapi Batuk efektif
 Untuk meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dalam mengendalikan TB Paru
Tinjauan Teori
 Konsep Terapi Batuk efektif
 Konsep penyakit TB Paru
 Konsep teori keperawatan Roy
 Konsep EBP
 EBP yang menjadi dasar Tindakan
 Kerangka konsep
Kerangka Konsep
Teori Model Keperawatan Pasien TB Paru
Roy Adaptasi Model (RAM)

Terapi Batuk efektif


Pengkajian
a. Perilaku
b. Faktor – factor yang berpengaruh
(identifikasi stimulus focal, identifikasi stimulus konstekstual
dan identifikasi stimulus residual)
Diagnosa Keperawatan
c. Physiological mode
d. Self konsep mode
e. Role fuction mode
f. Interdepensi mode
Intervensi Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Evaluasi
Desain Penelitian
 Metode yang diterapkan adalah desain secara deskriptif
dengan strategi penelitian Case study reseach.
 Desain Asuhan keperawatan yang di pakai menggunakan
Case study reseach dengan mengaplikasikan teori model
keperawatan Roy Adaptasi Model pada pasien TB Paru
dengan Intervensi Terapi Batuk efektif
.
Definisi operasional
Aplikasi teori Merupakan penerapan model keperawatan Roy dan Andrews
Roy Adaptasi (1999) dalam Alligood (2010) proses keperawatan meliputi
Model (RAM) pengkajian perilaku, pengkajian stimulus, diagnosis keperawatan,
merumuskan tujuan, dan intervensi
Batuk efektif Batuk efektif merupakan tindakan yang dilakukan untuk membersihkan
sekresi dari saluran nafas. batuk efektif merupakan suatu metode batuk
dengan benar dimana dapat energy di hemat sehingga tidak mudah
lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal (pranomo, 2014)
TB Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius kronik dan berulang yang
biasanya mengenai paru, meskipun organ tidak terkena. Disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis, M. tuberculosis merupakan
organisme bentuk batang kecil dan relatif tumbuh lambat serta cepat
asam dengan kapsul luar berlilin, yang meningkat resistensinya untuk
hancur (Lemone, Burke & Bauldoff, 2019)
Partisipan Pasien TB Paru yang dirawat di RS Siti
Aisyah Lubuklinggau
Waktu dan lokasi RS Siti Aisyah Lubuklinggau
penelitian dilaksanakan bulan Agustus 2022
Etik penelitian Telah melalui uji etik di Komite Etik
Penelitian Kesehatan
Tinjauan Kasus
  Kasus 1 Kasus 2
Identitas Tn. J, laki – laki berusia 58 tahun, Tn. R, laki – laki berusia 53 tahun
Pasien No.RM 198730 bearalamat di No.RM 198774 beralamat di Muara Kati
Sumber Agung
 
Riwayat Pasen datang ke RS Siti Aisyah Pasen datang ke RS Siti Aisyah
Kesehatan LLG dengan keluhan : dengan TB LLG dengan keluhan sesak napas,
Paru on terapi, klien tampak
Sekarang lemah, klien mengeluh batuk
TB Paru on terapi, klien tampak
berdahak dan sulit untuk lemah, batuk berdahak dan susah
mengeluarkan dahak, sekret untuk mengeluarkan dahak
berwarna kuning kental, klien dirasakan terus menerus terutama
mengeluh sesak pada malam hari, secret berwarna
kuning kental.suara
Analisis Interprestasi dan diagnosa
Kasus 1 Kasus 2 Stimulus Stimulus Stimulus
Sesak napas, TB sesak napas, TB Paru fokal kontekstual : Residual :
Paru on terapi, on terapi, dengan Bersihan Penumpukan Sistem adaptif
dengan kesadaran kesadaran jln nafas sekret
pasien composmentis, klien tdk
composmentis, klien tampak lemah, batuk efektif
tampak lemah, klien berdahak dan susah
mengeluh batuk untuk mengeluarkan
berdahak dan sulit dahak dirasakan terus Stimulus Stimulus Stimulus
untuk mengeluarkan menerus terutama pada fokal kontekstual : kontekstual :
dahak, sekret malam hari, secret Bersihan Penumpukan Sistem adaptif
berwarna kuning berwarna kuning jln nafas sekret
kental, suara nafas kental.suara nafas tdk efektif
ronchi, pernapasan ronchi, TTV:
cuping hidung (+). TD:120/80 mmHg,
TTV: TD:140/90 RR:28 x/m, T: 37,6 C,
mmHg, RR: 30 x/m, P: 96 x/m
T:36,9 C, P: 98 x/m
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Keperawatan Intervensi

Kasus 1 Setelah dilakuka asuhan keperawatan Penulis menerapkan Terapi batuk efektif Pada
Inefektif model adaptasi selama 3 x 24 jam jln nafas efektif, Penderita TB Paru dengan ketidakefektifan bersihan
fisiologis : Oksigenisasi & dengan kriteria : jln nafas
sirkulasi Bersihan jln nafas- Menunjukkan peningkatan ventilasi 1. Penuhi kebutuhan oral pasien atau trakeal
tdk efektif berhubungan dan oksigenasi yang normal suctioning
dengan penumpukan sekret di - Paru tampak bersih dan bebas dari 2. Lakukan pemeriksaan auskultasi suara
jln nafas tanda distress  pernapasan pasien saat sebelum dan sesudah
- Dapat mempraktekkan batuk efektif batuk efektif
Kasus 1
secara benar  3. Berikan pasien edukasi tentang tindakan batuk
Inefektif model adaptasi - Tidak ada suara napas tambahan, efektif
fisiologis : Oksigenisasi & tidak ada sianosis, dyspnea dan tidak 4. Gunakan prosedur universal precaution, sarung
sirkulasi Bersihan jln ada pernafasan pursed lips tangan, google masker sesuai keutuhan tindakan
nafas tdk efektif - Tanda tanda vital norma 5. Pantau status oksigenasi pasien
berhubungan dengan - Adaptif terhadap stimulus fokal, 6. Pastikan alat yang digunakan saat melakukan
penumpukan sekret di jln kontekstual & residual batuk efektif
nafas - Adaptasi terhadap model fisiologis 7. Berikan pasien saran agar istirahat cukup
oksigenisasi & sirkulasi efektif 8. Berikan tindakan fisioterapi dada jika diperlukan
Analisa Sistem Keperawatan
 Implementasi disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang
ditegakan serta berorientasi pada pasien dan tindakan keperawatan
yang direncanakan dilandasi dengan teori keperawatan Roy.
 Tindakan yang dilakukan oleh penulis mulai dari hari pertama
sampai terminasi sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
Bersama
 Pasien berespon adaptif thd stimulus fokal, kontekstual dan residual,
proses adaptasi thd fisiologis sense oksigenisasi & sirkulasi sudah
efektif ditandai dg pasen mampu melakukan batuk efektif dan jln
nafas bersih setelah dilakukan terapi
Kesimpulan
 Diagnosa dan resep, tahapan ini mencakup pengkajian, analisa, menetapkan diagnosa
keperawatan dan menyusun intervensi keperawatan.
 Implementasi keperawatan yang disusun diarahkan pada bantuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pasien akibat penumpukan sekret di jln nafas dengan mengembangkan
respon adaptasi yang dimiliki klien terhadap masalah inefektif model adaptasinya untuk
meningkatkan kemampuan batuk efektif sehingga sputum dpt dikeluarkan
 Klien dapat beradaptasi dg model fisiologis sense oksigenisasi & sirkulasi scr efektif
dan dpt berespon adaptif thd stimulus fokal, kontekstual dan residual
 Teori Roy ini dapat diterapkan dan diaplikasikan dengan baik dalam perawatan pasien
TB Paru.
Kesimpulan
 Penyakit TB paru yang diderita oleh individu dalam kehidupannya akan membawa akibat baik secara
fisik, mental, maupun kehidupan sosialnya. Dampak buruk pada aspek kesehatan fisik, psikologis,
hubungan sosial, dan lingkungan akan menurunkan kualitas hidup penderita tuberkulosis
 Ketidakberdayaan penderita TB akan menimbulkan perubahan adaptasi pada respon
psikologis, sosial, dan spiritual sehingga akan berpengaruh terhadap Quality of Life (QoL)
penderitanya (Kusnanto,2016)
 Ketidaksiapan klien dalam beradaptasi terhadap perubahan-perubahan dalam proses penuaan dapat
menjadi sumber akumulasi dari sesak yg dideritanya (Kusnanto, 2016).
 Terapi batuk efektif yg diberikan pada pasen TB Paru dapat mengurangi sesak dan mengeluarkan
sekret di jln nafas, meningkatkan kemampuan beradaptasi terhadap sesak melalui kemampuan
penyelesaian masalah dan meningkatkan respon batuk efektif, hubungan sosial berdasarkan keunikan
dan kemampuan yang dimiliki klien.
Saran
 Diharapkan perawat mampu memberikan dan meningkatkan kualitas
pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien
khususnya pada klien dengan masalah keperawatan bersihan jln nafas
tdk efektif dan memenuhi kebutuhan oksigenisasi dengan pendekatan
Roy dan melakukan terapi batuk efektif sebagai alternatif menurunkan
sesak
 Diharapkan RS Siti Aisyah Lubuklinggau dapat memberikan
pelayanan yang seoptimal mungkin serta mampu menyediakan
sarana/prasarana yang memadai dalam pemberian asuhan keperawatan
pada klien khususnya dengan diagnosa medis TB Paru

Anda mungkin juga menyukai