Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN TERAPI NEBULIZER PADA NY.

W
DI RUANG SAKURA RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Disusun Oleh :

Nisa Tri Widiyastuti


P27220019 223

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKKES KEMENKES SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
2019/2020
FORMAT LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN

Analisis Sintesis Tindakan Terapi Nebulizer Pada Ny. W


Di Ruang Sakura RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen

Hari : Kamis
Tanggal : 2 Januari 2020
Jam : 11.00 WIB

A. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan sesak napas dan batuk berdahak tetapi dahak sulit
untuk keluar

B. Diagnosa medis
Tuberculosis (TB) Paru

C. Diagnosa keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan penumpukan secret yang
berlebih
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak nafas

D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan


DS :
Pasien mengatakan sesak napas dan batuk berdahak tetapi dahak sulit
untuk keluar

DO :
1. Keadaan umum pasien sedang
2. Kesadaran komposmentis
3. Tekanan Darah : 100/80 mmHg
4. Nadi : 86x/menit
5. RR : 22x/menit
6. Suhu : 36.7oC
7. SpO2 : 94 %
8. Terdapat suara napas ronchi di seluruh lapang paru
9. Pasien terlihat batuk dan sesak nafas
10. Pasien terpasang alat bantu pernafasan nasal kanul 3
lpm
E. Dasar pemikiran
Penyakit TBC merupakan penyakit yang masih menjadi masalah
utama kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang. Dengan
masuknya kuman tuberkulosis maka akan menginfeksi saluran pernafasan
dan dapat menimbulkan terjadinya sesak nafas dan batuk produktif serta
darah. Disini akan menurunkan fungsi kerja silia dan mengakibatkan
penumpukan sekret pada saluran pernafasan serta karena adanya
peradangan pada dinding mucosa bronchus, produksi lendir yang kental
dan lengket meningkat bisa menyumbat bronchus sehingga ventilasi
alveolus berkurang menyebabkkan saluran pernafasan menyempit dan
sesak (dispnea). Salah satu upaya untuk mengurangi sesak nafas adalah
dengan pemberian terapi nebulizer. (Yuliana & Agustina, 2017).
Nebulizer yaitu alat yang digunakan untuk merubah obat-obat
bronkodilator dari bentuk cair ke bentuk partikel aerosol atau partikel yang
sangat halus, aerosol sangat bermanfaat apabila dihirup atau dikumpulkan
dalam organ paru, efek dari terapi nebulizer untuk mengembalikan kondisi
spasme bronchus. Aerosol yang terbentuk dihirup penderita melalui
mouth piece atau sungkup. Merupakan salah satu penggunaan terapi
inhalasi (pemberian obat ke dalam saluran pernafasan dengan cara
inhalasi). Sedangkan bronkodilator yang diberikan dengan nebulizer
memberikan efek bronkodilatasi yang bermakna tanpa menimbulkan
efek samping (Purnomo dkk, 2017).
Cara pengobatan nebulizer dengan memberi obat-obat
bronkodilator dalam bentuk uap secara langsung pada alat pernafasan
menuju paru-paru, terapi nebulizer dengan obat-obat bronkodilator lebih
efektif dari obat-obatan oral maupun intravena, karena langsung dihirup
masuk ke paru-paru. Tujuan dari terapi nebulizer dengan obat-obat
bronkodilator antara lain mengurangi sesak nafas, rileksasi dari spasme
bonkhiale, mengencerkan dahak, melancarkan saluran pernafasan dan
melembabkan saluran pernafasan (Yuliana & Agustina, 2017).

F. Prinsip tindakan keperawatan


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TERAPI NEBULIZER

PROSEDUR
1 PENGERTIAN Terapi nebulizer adalah tindakan yang diperlukan
untukmengurangi sesak nafas dan membersihkan
sekret pada jalan napas.
2 TUJUAN 1) Mengurangi sesak nafas
2) Rileksasi dari spasme bronkhiale
3) Mengencerkan dahak
Melancarkan saluran pernafasan
Melembabkan saluran pernafasan
3 KEBIJAKAN 1. Pasien dengan masalah bersihan jalan napas
dan pola nafas tidak efektif
4 PETUGAS Perawat.
5 PROSEDUR A. Tahap orientasi
PELAKSANAA 1. Memberikan salam sebagai pendekatan
N terapeutik.
2. Memperkenalkan diri, menanyakan
nama pasien dan tempat tanggal lahir (melihat
gelang identitas pasien).
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan pada pasien dan keluarga.
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan
pasien sebelum tindakan dilakukan.
B. Tahap kerja
1. Mencuci tangan dan memakai
handscoon
2. Menjaga privacy pasien
3. Mengatur posisi pasien duduk atau
semi fowler
4. Mendekatkan peralatan yang berisi set
nebulizer ke bed pasien
5. Mengisi nebulizer dengan obat sesuai
dengan dosis
6. Menghidupkan alat nebulizer
7. Memasang masker pada pasien
8. Meminta pasien untuk nafas dalam
atau menghirup uap sampai obat habis
9. Mematikan alat nebulizer
10. Membersihkan mulut dan hidung
dengan tissue
11. Merapikan pasien kembali
12. Membereskan alat yang telah
digunakan
13. Membuka handscoon dan mencuci
tangan
C. Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat – alat
4. Mencuci tangan
5. Melakukan dokumentasi pada lembar
keperawatan

G. Analisis tindakan
Pada pelaksanaan terapi nebulizer mampu membantu mengurangi
mengatasi keluhan sesak nafas dan batuk berdahak yang sulit keluar pada
pasien. Dimana dalam analisa sintesa ini sesuai dengan penelitian Yuliana
& Agustina (2017) bahwa terapi nebulizer dapat mengurangi keluhan
sesak nafas pada pasien.

H. Bahaya dilakukannya tindakan


Evaluasi yang harus dilakukan ketika terjadi efek samping dari pemberian
obat – obatan bronkodilator diantaranya evaluasi pasien adanya tremor,
takikardi, hypokalemia dan hipoksemia (Yuliana & Agustina, 2017).

I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


1. Mengkaji Keadaan Umum dan TTV
Keadaan Umum sedang
Kesadaran Komposmentis
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Nadi : 86x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36.7oC
SpO2 : 94 %
2. Memonitor respirasi dan status O2 serta suara napas tambahan
pasien
Terpasang O2 3 lpm , terdengar suara napas tambahan ronchi di selruh
lapang paru, pasien terlihat sesak napas
3. Memberikan posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi
Posisi pasien semi fowler
4. Mengarkan fisioterapi dada dan batuk efektif
Pasien mampu mengeluarkan dahak dengan warna kuning kental
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat bronkodilator
(nebulizer ventolin 2.5mg dan pulmicot 0.5mg)

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


S: Pasien mengatakan sesak napas dan batuk berdahak sudah berkurang
Pasien mengatakan sedikit longgar setelah diberikan terapi nebulizer
dan dahak dapat keluar dengan warna kuning kental

O : Keadaan umum pasien sedang


Kesadaran komposmentis
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Nadi : 86/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36.7oC
SpO2 : 95 %
Terdapat suara napas ronchi di seluruh lapang paru, pasien terpasang
alat bantu pernafasan nasal kanul 3 lpm
Pasien terlihat lebih nyaman setelah diberikan nebulizer
Dahak dapat keluar dengan warna kuning kental
Mengajarkan fisioterapi dada pasien
Pasien mampu mengeluarkan sekrer

A : Masalah bersihan jalan napas tidak efektif dan pola nafas tidak efektif
teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji KU dan TTV pasien
2. Monitor respirasi dan status O2 serta suara napas tambahan
pasien
3. Berikan O2 3-5 lpm
4. Motivasi pasien untuk tetap mempertahankan penggunaan
alat bantu pernafasan
5. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
bronkodilator (Ventolin 2.5 mg dan pulmicot 0.5 mg).

K. Evaluasi diri
Pada saat memberikan tindakan terapi nebulizer pada pasien sudah sesuai
prosedur tetapi terkadang saat dilakukan terapi nebulizer pasien tidak
menghirup uap sampai obat habis dikarenakan posisi pasien yang kurang
tepat, kebersihan alat yang kurang bersih, dan penggunaan alat yang
kurang tepat (terkadang ada alat yang tidak mengeluarkan uap) serta
kurangnya evaluasi pada pasien setelah diberikan terapi nebulizer.

L. Daftar pustaka / referensi


Astuti, W.T., Marhamah, E & Diniyah, N. 2019. Penerapan Terapi Inhalasi
Nebulizer Untuk Mengatasi Bersihan Jalan Napas Pada Pasien
Bronkopneumonia. Jurnal Keperawatan 5 (1). Hal 7 – 13.
Bulecheck et al. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC). 6th
Edition. Elsevier Global Rights : United Kingdom.
Purnomo, D., Abidin, Z & Ardianto, R. 2017. Pengaruh Nebulizer, Infrared
dan Terapi Latihan Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
ET Causa Asma Bronkial. Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
(JFR) 1 (2). Hal 60 – 69.
Yuliana, A.R & Agustina, S.I. 2017. Terapi Nebulizer Mengurangi Sesak
Nafas Pada Serangan Asma Bronkiale di Ruang IGD RSUD dr.
Loekmono Hadi Kudus. Jurnal Profesi Keperawatan 4 (1). Hal 1
– 9.

Mengetahui,

Pembimbing Klinik/CI Mahasiswa praktikan,

(………………….……) (…………………..…)

Anda mungkin juga menyukai