Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN ANALISA SINTESIS TERAPI OKSIGEN PADA PASIEN TN.

M
DENGAN TB PARU DI RUANG KAKATUA
RS BHAYANGKARA

Disusun oleh :
TAUFANI ABDULLAH NUGROHO, S.Kep
NIM : 144 2019 2147

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMERIAN TERAPI OKSIGEN NASSAL KANUL
DI RUANG KAKATUA RS BHAYANGKARA

Nama : Tn. M
Umur : 49 tahun
Alamat : JL. Dangko no 10. No 1
Diagnosa Medik : TB Paru
N0 RM : 341989

1. Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Data Fokus :
Ds :
 Pasien mengeluh sesak
 Pasien mengeluh nyeri pada dada
Do :
 Pasien tampak sulit bernafas ( Dispneu)
 Paien tampak lemah
 Pasien tampak kelelahan
 Pasien tampak batuk denga lendir
 Ttv :
Td : 120/70 mmhg
RR : 28 x/menit
2. Dasar Pemikiran
Tuberkulosis merupakan penyakit saluran nafas yang di sebabkan oleh
mycrobacterium yang berkembang biak dalam tubuh manusia. ( Brunner & Suddarth, 2007).
Tuberkulosis dapat menular lewat udara dan biasanya pederitanya merasa sesak
karena produksi secret meningkat.
3. Tindakan Keperawatan yang dilakukan
Pemberian Therapy Oksigen Nassal kanul maks 6 liter
4. Prinsip Tindakan
a. Definisi
Memberikan tambahan oksigen pada pasien yang membutuhkan
b. Tujuan
1. Meningkatkan ekspansi dada
2. Memperbaiki status oksigenasi klien dan memenuhi kekurangan oksigen
3. Membantu kelancaran metabolisme
4. Mencegah hipoksia
5. Menurunkan kerja jantung
6. Menurukan kerja paru-paru pada pasien dengan dispneu
7. Meningkatan rasa nyaman dan efisiensi napa pada penyakit paru
c. Indikasi
1. Gagal napas
2. Gangguan jantung
3. Kelumpuhan alat pernapasan
4. Tanda-tanda ipoksia, shock, dsypneu, syanosis dan apneu
5. Keadaan gawat missal komo
6. Trauma paru
7. Metabolisme yang meningkat : luka bakar, injuri multiple, infeksi berat
8. Post operasi
9. Keacunan karbon monoksida
d. Kontra indikasi
1. Pada pasien dengan PPOM yang mulai bernapas spontan maka pemasangan masker
parsial rebreating dan Non rebreating dapat menimbulkan tanda dan gejala
keracunan oksigen
2. Face mask tidak dianjurkan pada pasien yang mengalami muntah muntah
3. Jika pasien terdapat obstruksi nasal, maka hindari pemakaian nasal kanul
e. Pra interaksi
1. Membaca program terapi keperawatan
2. Mengecek identitas pasien
3. Menyiapkan peralatan
 Tabung O2 dan flow meter
 Botol pelembab ( humidifier) yang berisi air hingga garis water level
 Binasal kanul/sungkup ( masker ) O2
4. Mencuci tangan
f. Orientasi
1. Memperkenalkan diri dengan salam terapeutik dan validasi data : nama pasien,
keluahan, data lain terkait
2. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah tindakan
3. Meminta persetujuan tindakan kepada pasien
4. Membuat kontrak dan kesehatan untuk pelaksanaan tindakan
g. Interaksi
1. Mencuci tangan
2. Ucapkan salam terapeutik
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien
4. Tutup tirai dan pintu kamar pasien
5. Dekatkan peralatan ke sisi tempat tidur pasien
6. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
7. Hubungkan canul nasal, simple maks, RM atau NRM kebotol pelembab
8. Alirkan oksigen dan pastikan ada o2 yang keluar dari selang dengan cara mengetes
dibagian pungung tangan apabila sudah terasa pasang kepasien
9. Atur aliran oksigen sesuai kebutuhan
10. Rapikan pasien, rapikan alat
11. Evaluasi keadaan pasien dan berpamitan
12. Cuci tangan
13. Lakukan doumentasi keperawatan
5. Analisa Tindakan
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk mensuport transport oksigen yang adekuat dalam
darah sehingga jaringan dalam tubuh tidak kekurangan O2. Dengan mempertahankan
oksigen jaringan yang adekuat diharapkan pasien yang mengalami sesak nafas akibat infeksi
pada saluran pernapasan dapat teratasi.
6. Bahaya dan pencegahan
Bahaya :
Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus menerus pada pasien dapat
menyebabkan keracunan O2 dan akan semakin sesak napas.
Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori diantaranya adalah tindakan tidak
mencuci tangan dapat memperbesar penularan penyakit, penggunaan canul nasal, simple
maks, RM atau NRM yang tidak steril juga memperbesar penularan penyakit melalui secret
dari satu pasien ke pasien lain. Penggunaan cairan humidifier yang tdk steril meningkatkan
kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh paien.
Pencegahan :
Selalu monitor O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau reaksi alergi yang muncul secara
periodic setelah pajanan terhadap allergen spesifik, obat-obatan tertentu dan latihan fisik.
Memahami dan mengaplikasika prinsip 5 moments for hand hygiene untuk pencegahan
peularan infeksi. Pastikan alat-alat tindakan dalam kondisi steril sebelum di gunakan ke
pasien.
7. Hasil yang didapatkan dan maknanya
S : pasien mengatakan bernafas lebih nyaman dari sebelumnya
O : pasien tampak releks
RR : 24x/menit
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi
Kaji vital sign
Kaji keadaan umum tiap 2 jam
8. Tindakan keperawatan lain
a. Pemberian posisi semi fowler ( 45o)
b. Pemberian therapy nebulier dengan combivent 2,5 ml dan pulmicort 0,5 mg
c. Pemberian obat
d. Pemasangan infuse
9. Evaluasi Diri
Dapat melakukan pemberian O2 Non Rebreathing Maks tanpa bantuan perawat

PEMBIMBING MAHASISWA

……………………………… ……………………………

Anda mungkin juga menyukai