2. Diagnosa keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (post operasi SC) yang
ditandai dengan TTV (T : 36,50C, P : 98 x/menit, R : 23x/menit, BP : 120 / 80
mmHg), pengkajian nyeri = P : luka post operasi SC, Q : nyeri yang dirasakan
terasa seperti merenyut-renyut dan panas, R : Semua bagian perut menjalar
sampai ke belakang dan paha, S : skala nyeri pasien 4 dari 0-10, T : nyeri
dirasakan ketika ingin berpindah posisi, ekspresi pasien nampak meringis
menahan nyeri saat ingin merubah posisi dan pasien mengatakan nyeri pada
perut pasca operasi SC, badan terasa lemah, nyeri dirasakan pada perut sampai
tembus ke belakang dan paha nyeri terasa merenyut-renyut dan panas, dan
dirasakan ketika ingin berpindah posisi
i. Tutup panel udara manset dan mulai memompa sampai pulsasi brachialis
terdengar dan menghilang (menunjukkan tekanan darah sistol terbaca)
j. Buka panel udara manset dan turukan perlahan
k. Sambil melihat manometer dengarkan suara denyut nadi distetoskop
l. Bunyi “dug” yang pertama menunjukkan tekanan sistolik
m. Bunyi “dug” yang terakhir menunjukkan tekanan diastolik
n. Lepaskan manset dari lengan pasien
o. Rapikan pasien
p. Bereskan alat
q. Cuci tangan
2. Diagnosa keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (post operasi SC) yang
ditandai dengan TTV (T : 360C, P : 80 x/menit, R : 21x/menit, BP : 120 / 80
mmHg), pengkajian nyeri = P : luka post operasi SC, Q : nyeri yang dirasakan
terasa seperti merenyut-renyut, R : Semua bagian perut menjalar sampai ke
belakang, S : skala nyeri pasien 5 dari 0-10, T : nyeri dirasakan ketika ingin
berpindah posisi, ekspresi pasien nampak meringis menahan nyeri saat ingin
merubah posisi dan pasien mengatakan nyeri pada perut pasca operasi SC,
badan terasa lemah, nyeri dirasakan pada perut sampai tembus ke belakang
nyeri terasa merenyut-renyut, dan dirasakan ketika ingin berpindah posisi
2. Diagnosa keperawatan:
Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh dengan faktor resiko perubahan
metabolisme
2. Diagnosa keperawatan:
Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan Suplai ASI tidak cukup
yang ditandai dengan payudara bentuknya simetris, teraba kencang pada kedua
payudara, puting susu menonjol, ASI tampak keluar sedikit, dan pasien
mengatakan ASI keluar namun jumlahnya masih sedikit.
b. Mengkaji kemampuan pasien apakah mampu untuk dapat minum obat per
oral.
c. Mengambil obat sesuai yg diperlukan
d. Menyiapkan obat yg akan diberika pada pasien.
e. Mengecek kembali order pengobatan sebelum diberikan kepada pasien
(12 benar obat), memeriksa tanggal kadaluarsa obat.
f. Memberikan obat dengan mengklarifikasi nama pasien dan ruangan
g. Memberikan obat pada waktu & cara yg benar.
h. Mencatat obat yg sudah diberikan.
2. Diagnosa keperawatan:
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan gerak yang
ditandai dengan pasien post operasi SC hari 0 dengan spinal anestesi, pasien
bedrest, belum bisa mirig kanan dan kiri, pasien mengeluh badan agak lemas,
skala aktivitas pasien 3 (memerlukan bantuan/pengawasan/bimbingan
sederhana), dan pasien mengatakan badan terasa lemas, sulit untuk mengubah
posisi, karena nyeri pada luka pasca operasi.