Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SINTESIS PEMBERIAN TINDAKAN NEBULIZER

PADA Ny. A DENGAN PNEUMONIA DI RUANG ANGGREK III


RS. DR. MOEWARDI SURAKARTA
Disusun untuk memenuhi syarat tugas stase Keperawatan Medikal Bedah
Program Studi Profesi Ners Program Profesi

DISUSUN OLEH :

RIZQI AKHLAQUL KARIMAH


SN221141

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Analisis Sintesis Pemberian Tindakan Nebulizer Pada Ny.A dengan
Pneumonia di Ruang Anggrek III RS. Dr. Moewardi Surakarta

Hari : Jumat

Tanggal : 18 November 2022

A. Keluhan Utama
Sesak Napas
B. Diagnosis Medis
Pneumonia
C. Diagnosis Keperawatan
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan spasme jalan
napas sekresi yang tertahan ditandai dengan batuk berdahak, mengeluh
sesak napas, nadi berubah, pola napas berubah (D.0001)
D. Data Yang Mendukung Diagnosis Keperawatan
DS :
 Pasien mengatakan sesak napas sejak 3 hari yang lalu
 Pasien mengatakan sesak napas dirasakan jika dalam keadaan duduk,
berbaring.
 Pasien mengatakan batuk dan ada dahaknya
DO :
 Keadaan Umum : Lemah
 Kesadaran : compos mentis
 GCS : E4V5M6
 Frekuensi napas meningkat : 26x/menit (nilai normal 16-20x/menit)
 Frekuensi nadi meningkat : 110x/menit (nilai normal 60-120x/menit)
 Suhu : 36,5 derajat celcius
 SPO2 : 96%
 Pasien tampak sulit bernapas
E. Dasar Pemikiran
Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar
yang mengandung O2 kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang
bayak mengandung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi
keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan
menghembuskan disebut ekspirasi. Terganggunya sistem pernapasan dapat
mengakibatkan gangguan dalam sirkulasi udara dan proses pertukaran gas,
yang pada akhirnya dapat mengakibatkan terganggunya proses transportasi
makanan kedalam jaringan dan sel-sel tubuh manusia.
Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi
karena eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon,
2013). Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran prnapasan
bawah akut dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak napas yang
disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan
aspirasi substansi benda asing, berupa radang paru-paru yang disertai
eksudasi dan konsulidasi (Nurarif dan Kusuma, 2015).
Masalah keperawatan yang muncul pda pasien pneumonia biasanya
adalah sesak nafas, batuk berdahak namun dahak susah dkeluarkan yang
dapat mengganggu aktivitas, sehingga perlu adanya terapi pemberian
bronodilator menggunakan nebulizer untuk mengatasi masalah bersihan
jalan napas tidak efektif dan untuk mengurangi sesak napas serta batuk
berdahak yang susah dikeluarkan. Beberaa penelitian telah menunjukkan
bahwa terapi bronkodilator efektif untuk mengurangi sesak napas dan
mengeluarkan secret (Purnomo et al, 2017).
F. Prinsip Tindakan
Standar Operasional Prosedur Pemberian Terapi Nebulizer :

No
Aspek Yang Dinilai
.

A Pra interaksi
1. Melihat program terapi pasien
2. Mengecek urutan prosedur
3. Menyiapkan peralatan
B Fase Orientasi
1. Mencuci tangan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
4. Memastikan identitas : cek gelang pasien( nama, TTL,alamat, usia)
5. Menanyakan kesediaan
6. Mempertahankan privasi
C Fase kerja
1. Mendekatkan alat
2. Mendengarkan suara napaas menggunakan stetoskop
3. Mengambil obat kemudian memasukkan ke dalam tempat obat pada
mesin nebulizer
4. Memasang tutup adaptor kemudian menyalakan dengan menekan
tombol ON
5. Memasang masker pada hidung pasien
6. Menganjurkan pasien napas panjang sambil menghisap udara yang
keluar dari nebulizer
dan melalui mulut sebanyak 10 kali
7. Mematikan nebulizer dan melakukan clapping untuk mempermudah
mengeluarkan sekret
8. Melepaskan masker, menganjurkan pasien untuk batuk dan
mengeluarkan dahak
mendengarkan lagi suara napas dengan stetoskop
9. Mengulangi prosedur no 6-10 s.d obat habis
10. Membersihkan area sekitar mulut pasien dengan tissue
11. Membereskan alat
D Fase terminasi
1. Mengevaluasi respon pasien
2. Membereskan alat & mencuci tangan
3. Melakukan dokumentasi
E Penampilan selama tindakan
1. Ketenangan
2. Ketelitian
3. Menjaga keamanan pasien dan perawat

G. Analisis Tindakan

Pada penyakit pneumonia, terapi yang paling tepat adalah


menggunakan terapi nebulizer, nebulizer yaitu alat yang digunakan untuk
merubah obat-obat bronkodilator dari bentuk cair ke bentuk partikel
aerosol atau partikel yang sangat halus, aerosol sangat bermanfaat apabila
dihirup dan dikumpulkan dalam organ paru, efek dari terapi nebulizer
adalah mengembalikan kondisi spasme bronchus (Yuliana, 2015).

Nebulizer merupakan alat yang digunakan untuk memberikan


terapi pengobatan bagi pasien yang terserang gangguan saluran pernapasan
dengan memanfaatkan cairan uap yang sudah tercampur dengan obat. Alat
ini dapat digunakan untuk terapi inhalasi saluran respiratori atas dan bawah

(Rahmatang, 2021). Sputum yang sulit dikeluarkan bisa terlebih dahulu di


encerkan dengan menggunakan alat nebulizer yang berfungsi untuk
mengubah obat yang larut menjadi uap yang dapat di hirup kedalam paru-
paru, sehingga obat yang masuk dapat mempermudah pengeluaran secret
sehingga dapat pula membuat pernapasan menjadi lega. (Brunner, 2016).

Tujuan dilakukan nebulizer adalah mengencerkan secret,


mengobati peradangan saluran napas atas, melegakan saluran napas.
Terapi nebulizer dapat diberikan langsung pada tempat /sasaran aksinya
seperti paru, oleh karena itu dosis yang diberikan rendah, dosis yang
rendah tersebut dapat menurunkan absorbs sistemik dan efek samping
sistemik, sehingga aksinya lebih cepat dari pada rute lainnya seperti
subkutan atau oral, udara yang dihirup melalui nebulizer telah lembab
yang dapat membantu mengeluarkan sekresi bronchus.
Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pemberian nebulizer berpengaruh dalam mempertahankan kepatenan jalan
napas dengan menganalisis inspirasi dan ekspirasi dengan baik sehingga
berdampak terhadap pelebaran saluran pernapasan dan dahak menjadi
encer dapat mengurangi sesak nafas .

H. Bahaya Dilakukannya Tindakan

 Pengendapan aerosol di dalam saluran pernapasan

 Mual

 Muntah

 Tremor

 Bronkospasme

 Takikardi

I. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dilakukan


Selain pemberian terapi nebulizer, pasien Ny.Adiberikan terapi posisi semi
fowler
J. Hasil Yang Didapatkan Setelah Dilakukan Tindakan
 S : Klien mengatakan sesak napas nya sudah berkurang
 O : Klien nampak berbaring di Kasur, pasien masih tampak lemah
Hasil pengkajian :
RR = 20x/menit
Nadi = 98x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
 P : Lanjutkan intervensi
- Berikan posisi semi fowler
- Berikan terapi nebulizer
K. Evaluasi Diri
Setelah dianalisis berdasarkan SOP dan jurnal-jurnal referensi yang
didapatkan. Bisa diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat kesejangan
antara langkah prosedur yang telah dilakukan dengan SOP yang ada terkait
dengan pemberian terapi nebulizer pada pasien Ny.A, diantaranya adalah
pasien tidak dilakukan auskultasi paru sebelum dan sesudah diberikan
terapi nebulizer, kemudian pasien tidak dilakukan clapping punggung dan
dada untuk membantu memudahkan mengeluarkan secret. Saya senang
bisa melakukan tindakan terapi nebulizer dengan pendampingan perawat
senior. Pada kesempatan yang lain saya ingin melakukannya secara
mandiri dan memperhatikan SOP yang telah ada.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, & S. (2016). Keperawatan Medikal Bedah. EGC.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1.

Putu, N., Sukma, W., S, W. C. W., Y, P. C. D., Studi, P., Dokter, P., Kedokteran,
F., Udayana, U., & Udayana, U. (2020). Profil Sitologi Efusi Pleura Maligna
di RSUP Sanglah Tahun 2015/2017. Medika Udayana, 9(1), 22–27.

Rahmatang. (2021). LITERATURE REVIEW: EFEKTIVITAS PEMBERIAN


NEBULIZER TERHADAP STATUS PERNAPASAN PADA PASIEN ASMA
BRONKHIAL.

World Health Organization. (2019). WHO. Informasi Terkini Seputar Penyakit


Asma

Anda mungkin juga menyukai