Anda di halaman 1dari 5

.

ANALISA SINTESA
TINDAKAN KEPERAWATAN PEMBERIAN TERAPI NEBULIZER PADA PASIEN
TUMOR PARU
DI RUANG IGD RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Oleh :

Staningsih Herlambang Kurniawati

NIM : G3A020203

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2021
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMBERIAN TERAPI NEBULIZER PADA PASIEN TN S DENGAN TUMOR PARU

DI IGD RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Inisial klien : Tn. S

Diagnosa medis : Tumor Intra Luminar Bronkus

No Register : C836XXX

1. Dasar Pemikiran:
Kanker paru-paru adalah tumor ganas paru primer berasal dari saluran pernapasan
atau epitel bronkus. Ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan
merusak sel-sel jaringan yang normal (Brashers, 2007). Manifestasi klinis yang ditunjukkan
oleh pasien kanker paru, antara lain batuk, sesak napas, atelektasis, terdengar suara
wheezing, nyeri dada, suara serak, terdapat efusi pleura, dan sebagainya sesuai dengan
perkembangan sel kanker jika sudah terjadi metastase (Amin, 2006).
massa intra luminer bronkus kanan. dapat menjadi penghambat bronkus dan
menyebabkan tidak efektifnya jalan napas klien. Sesak napas disebabkan karena ada
sumbatan parsial maupun total di jalan napas. Sesak napas juga merupakan kompensasi dari
kejadian tersebut, karena tubuh membutuhkan kecukupan oksigen. Biasanya pada pasien
yang mengalami sumbatan jalan napas, terdengar suara tambahan wheezing (Nurarif, 2013).
massa pada jalan napas dapat memicu munculnya mukus atau sekret di jalan napas
tersebut atau bahkan sampai di apeks paru. Pads auskultasi dada paru, terdengar suara ronkhi
basah halus di apeks paru, klien dapat batuk namun tidak mengeluarkan sekret. Penanganan
yang diberikan kepada pasien dengan keluhan seperti diatas adalah diberikan terapi
nebulizer dengan bronkodilator dan mukolitik. Terapi nebulizer merupakan salah satu jenis
terapi inhalasi. Terapi inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran
napas melalui penghirupan. Obat yang diberikan untuk mengatasi masalah tidak keluarnya
sekret pada saluran napas adalah obat mukolitik untuk mengencerkan sekret serta didukung
dengan bronkodilator untuk memicu vasodilatasi jalan napas (Nurarif, 2013)
Diagnosa keperawatan

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidak amampuan pasien untuk
mengeluarkan penumpukan secret di jalan nafas.

2. ANALISA SINTESA

Adanya Massa di Intra Luminer bronkus kanan

nyeri saat batuk

ketidak mampuan untuk batuk efektif

penumpukan sekret

ketidakefektbersihan jalan nafas

terapi nebulizer dengan mucolitik

3. TINDAKAN KEPERAWATAN YANG DILAKUKAN


Pemberian terapi nebulizer

4. DATA FOKUS
Tn. S datang ke IGD RSUP Dr. Kariadi dengan keluhan utama sesak napas, batuk
namun tidak bisa keluar dahak dan nyeri dada bagian kanan. Tn.S mengatakan bahwa sekitar
6 bulan yang lalu dirinya pernah dirawat di rumah sakit Ario Wirawan Salatiga karena batuk
dan mengeluarkan gumpalan darah. Setelah diperiksa, ternyata hasil rontgen thorax
menunjukkan adanya massa di rongga dada kanan. Massa tersebut diduga oleh dokter
sebagai massa kanker. Satu minggu yang lalu klien baru saja pulang dari rawat inap di RSUP
Dr. Kariadi. Indikasi rawat inap yang dilakukan adalah karena klien mengalami batuk yang
sangat hebat dan nyeri pada dada sebelah kanan. Saat rawat inap tersebut dilakukan
pemeriksaan bronkoskopi.
DS:
a. Klien mengeluhkan sesak napas
b. Klien mengeluhkan batuk, namun dahaknya tidak bisa keluar
a. Keluarga mengatakan klien kelelahan dan sesak napas saat tiba di RSDK dan akan berjalan
menuju Poli.

DO:
a. Klien tampak sesak nafas
b. Tampak penggunaan otot bantu nafas
c. Auskultasi terdapat suara tambahan ronkhii sebelah kanan
c. Pengembangan dada asimetris (pengembangan dada kanan kanan tertinggal, dada kiri normal)
d. Hasil MSCT menunjukan adanya atelektasis paru
e. RR 29 kali per menit

5. PRINSIP- PRINSIP TINDAKAN KEPERAWATAN

a. Posisi pasien tegak (40- 90 derajat)


Rasional : Memungkinkan pasien untuk ventilasi dalam dan pergerakkan diafrakma
meningkat.
b. Kaji suara nafas, pulse rate, status respirasi dan saturasi oksigen sebelum medikasi
nebulizer
Rasional : memastikan bahwa kondisi klinis pasien tepat untuk dilakukan nebulizer, dan
untuk membandingkan kondisi sebelum dengan setelah pemberian nebulizer,
c. Monitoring hemodinamik selama pemberian nebulizer
Rasional : mengantisipasi adanya efek samping dari nebulizer
d. Pemberian oksigen untuk nebulizer 6- 8 liter/ menit
Rasional : jika flowrate oksigen terlalu tinggi atau terlalu kuat arusnya ,obat akan
terbuang sia- sia.
Prosedur tindakan
a. Beritahu penderita bahwa akan dilakukan nebulizer,
tenangkan dan hilangkan cemas dan jangan tegang.
b. Masukkan obat nebule ke dalam nebulizer cup, tutup dengan mouth piece.
c. Hubungkan selang kanul ke mesin compressor atau ke tabung oksigen
d. Pasang mouth piece ke pasien
e. Nyalakan oksigen 3-5 l/m atau nyalakan mesin compressor
f. Lakukan nebulisasi sampai obat habis
g. Setelah obat habis, matikan mesin compressor dan
h. lepaskan mouthpiece dari pasien, Lepaskan selang kanul dari mesin compressor atau
dari tabung oksigen.

6. TUJUAN TINDAKAN

Mengurangi sesak nafas dengan cara mengencerkan dahak/ lendir, dan mengurangi
bronkospasme.

7. EFEK/ KOMPLIKASI/ BAHAYA YANG DAPAT TERJADI DARI TINDAKAN


KEPERAWATAN DAN PENCEGAHANNYA

a. Iritasi saluran nafas.


Pencegahan : penggunaan sesuai kebutuhan, tidak terlalu sering.
b. Berkembangnya jamur pada mulutdan suara serak
Pencegahan : membilas mulut setelah nebulisasi.
c. Disritmia jantung, hipokalemi sampai dengan henti nafas.
Pencegahan : pemberian dosis tepat untuk nebulizer. Sebab pemberian dengan dosis
tinggi dari beta agonis akan menyebabkan efek sekunder pada penyerapan obat yang
berakibat atrial atau ventrikel disritmia.

8. EVALUASI ( HASIL YANG DIDAPAT DAN MAKNANYA)

a. Sekret banyak keluar, warna kuning


b. Sesak nafas berkurang
c. Jalan nafas bersih, suara nafas bersih
d. Saturasi oksigen 95-100 %

Anda mungkin juga menyukai