Anda di halaman 1dari 10

UNDANGAN RDK

Semarang, 15 November 2022

Kepada Yth.

Kepala ruang dan Seluruh Perawat serta Staff

Ruang Kepodang lt.1

di tempat

Dengan Hormat,

Dengan ini kami mengharapkan kehadiran seluruh perawat dan staff ruang
Kepodang lt. 1 pada hari :

Hari, tanggal : Rabu, 16 Desember 2021

Jam : 07.30 WIB – selesai

Kegiatan :Refleksi Diskusi Kasus (RDK)

Penyaji : Tim B

Tema RDK : Pemasangan IV line perifer yang benar oleh perawat di Ruang
Kepodang Lantai 1

Demikian undangan ini kami buat, besar harapan kami agar Bapak /Ibu dapat
hadir dalam kegiatan tersebut.

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Mengetahui,

Kepala Ruang Penyaji RDK

Eva Wardani T, S.Kep., Ns. Tim B

NIP. 198408092008122002
RDK PEMASANGAN IV LINE PERIFER YANG BENAR OLEH PERAWAT
DI RUANG KEPODANG LANTAI 1

OLEH:

Nama : Novia Haryanti


Ana Setiyowati
Novaria Purwijatiningsih
Waris nurhayati
Syarifatu ulya
Agung cahyana
Anis Dwi Prakasiwi
Dewi remawati
Antonius Rian Widi
Aulia rahma
Erla widhowati
Ruang : Kepodang lantai 1

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR KARIADI SEMARANG


TAHUN 2022
Tanggal Pelaksanaan : 16 November 2022
Tempat : Ruang Kepodang Lantai 1
Topik : Pemasangan IV line perifer
Penyaji : Anis Dwi Prakasiwi
Moderator : Novia haryanti
Operator : Waris nurhayati
Notulen : Agung Cahyana

A. Masalah yang Muncul


Ruang Kepodang Lantai 1 merupakan ruang bedah percepatan yang
merawat pasien dengan berbagai kasus pembedahan, baik bedah reguler,
terprogam maupun semiterprogam. Hampir semua pasien yang akan dilakukan
pembedahan dilakukan pemasangan intravena/ IV line perifer oleh perawat
sebagai persiapan untuk operasi. Pemasangan IV line perifer merupakan tindakan
invasive yang dapat menimbulkan resiko terjadinya infeksi nosocomial. Bila
pemasangan IV line perifer tidak sesuai standar operasional prosedur akan
meningkatkan resiko phlebitis yang berdampak pada meningkatnya waktu dan
biaya perawatan.
Survei yang dilakukan pada 3 pasien Tim B bulan November 2022 di ruang
Kepodang lantai 1 menunjukkan bahwa perawat dalam melakukan tindakan
pemasangan infus kurang sesuai dengan prosedur diantaranya ada yang tidak
menggunakan label pada cairan infus yang dipasang, ada yang tidak menempel
label tanggal penusukan infus, dan masih ada bel pasien yang menyebutkan infus
habis. Hasil wawancara yang dilakukan kepada 2 perawat yang melakukan
penggantian cairan infus, menyebutkan bahwa pada kondisi tertentu seperti sibuk
ataupun dari pribadi diri sendiri yang malas melakukan penulisan di label infus
adalah beberapa faktor yang termasuk dalam ketidaksesuaian terhadap SOP
pemasangan infus. Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik untuk membuat
refleksi diskusi kasus terkait pemasangan IV line perifer yang benar oleh perawat
di ruang kepodang lantai 1.
B. Pembahasan
1. Definisi pemasangan infus menurut PPSDM KEMENKES RI 2016
 Pemasangan Infus adalah memasukkan cairan atau obat langsung ke
dalam pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan waktu yang lama,
dengan menggunakan alat Infus set.
 Pemasangan Infus adalah teknik penusukan/pemasukan jarum atau kateter
infuse (Abocat) melalui transkutan dengan stilet tajam, yang kaku dan
steril yang disambungkan dengan spuit
2. Tujuan RDK meningkatkan pengetahuan dan mengurangi resiko keblongan
cairan infus pada pasien yang terpasang IV line perifer di ruang Kepodang
lantai 1.
3. Persiapan Pasien
a. Monitoring keadaan umum pasien: tingkat kesadaran, tanda-tanda vital,
dan keadaan kulit atau turgor.
b. Memberikan informasi kepada pasien: kapan dan untuk apa diberikan
Infus, berapa lama pemberian Infus, hal yang harus dilakukan selama
pemasangan Infus yaitu:
 Menjaga/mempertahankan tempat insersi agar tidak kotor/dikotori.
 Tidak boleh mengatur tetesan sendiri.
 Tidak boleh menarik selang Infus sendiri.
 Bila ada yang dikeluhkan berhubungan dengan tempat insersi, harus
diberitahukan kepada perawat.
4. Alat yang digunakan:
a. Cairan yang sudah berlabel dengan benar
b. Kapas alkohol
c. Set infus yang berisi pengalas dan kasa steril
d. Hypafix/ tegaderm
e. Standar Infus
f. Infus set
g. IV Chateter sesuai usia (Abocat)
h. Handscoon steril sekali pakai
i. Bengkok
j. Gunting
k. Tornikuet/manset
l. Gunting
m. Verban dan spalk dalam keadaan siap pakai, bila perlu.
5. Prosedur kerja
a. Tahap Pre Interaksi
1) Cek kesesuaian antara ERM dan terapi cairan yang yang akan
diberikan dengan melihat slabel pada cairan yang berisi nama, jenis
kelamin, nomor rekam medik, nomor register, umur, ruang rawat,
nama cairan infus, waktu mulai pemasangan dan waktu selesai,
diberikan oleh, rute pemberian dan dosis pemberian berapa tpm.
2) Cuci tangan.
3) Siapkan alat-alat dan bawa kedekat pasien.
b. Tahap Orientasi
1) Beri salam, Panggil klien dengan nama kesukaannya.
2) Jelaskan maksud dan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan yang
akan dilakukan oleh perawat untuk pasien.
3) Beri kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan.
c. Tahap Kerja
1) Jaga privasi pasien.
2) Letakkan pasien pada posisi semi fowler atau supine jika tidak
memungkinkan.
3) Bebaskan lengan pasien dari baju/kemeja.
4) Letakkan kertas yang ada di set infus di bawah lengan klien.
5) Letakkan tornikuet/manset 5-15 cm di atas tempat tusukan.
6) Hubungkan cairan infus dengan infus set dan gantungkan.
7) Periksa label pasien sesuai dengan instruksi cairan yang akan
diberikan.
8) Alirkan cairan infus melalui selang infus sehingga tidak ada udara di
dalamnya.
9) Kencangkan klem sampai infus tidak menetes dan pertahankan
kesterilan sampai pemasangan pada tangan disiapkan.
10) Kencangkan tournique/manset.
11) Anjurkan pasien untuk mengepal dan membukanya beberapa kali,
palpasi dan pastikan tekanan yang akan ditusuk.
12) Bersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alkohol dengan
arah melingkar dari dalam keluar lokasi tusukan.
13) Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm di atas/di
bawah tusukan.
14) Pegang jarum pada posisi 30º pada vena yang akan ditusuk, setelah
pasti masuk, lalu tusuk perlahan dengan pasti.
15) Rendahkan posisi jarum sejajar pada kulit dan tarik jarum sedikit lalu
teruskan plastik IV catheter ke dalam vena.
16) Tekan dengan jari ujung plastik IV catheter.
17) Tarik jarum infus keluar.
18) Sambungkan plastik IV catheter dengan ujung selang infus.
19) Lepaskan tournique/manset.
20) Buka klem infus sampai cairan mengalir lancar.
21) Tutup dengan kasa steril di area tempat penusukan.
22) Fiksasi posisi plastik IV catheter dengan plester.
23) Atur tetesan infus sesuai dengan ketentuan, pasang stiker yang sudah
diberi tanggal.
24) Chateter bersayap (Wing Needle)
 Letakkan plester di bawah sayap kemudian lipat di atas sayap
searah dan sejajar ujung IV chateter.
 Letakkan plester kedua di atas pangkal IV chateter dan sayap
dengan posisi melintang.
 Tutup bagian kasa steril dan letakkan dengan plester sesuai dengan
kebutuhan.
 Tulis tanggal dan jam pemasangan IV chateter pada plester
penutup kasa.
d. Tahap Terminasi
1) Evaluasi pasien dan hasil kegiatan.
2) Lakukan kontrak kegiatan dengan pasien.
3) Akhiri kegiatan dengan sapaan atau salam.
4) Buka sarung tangan Cuci tangan.
5) Dokumentasi Catat hasil dalam melakukan perawatan.
6. Perhatian
a. Kelancaran cairan dan jumlah tetesan harus tepat, sesuai dengan program
pengobatan
b. Bila terjadi hematoma, bengkak dan lain-lain pada tempat insersi, maka
Infus harus dihentikan dan dipindahkan pemasangannya ke bagian tubuh
yang lainnya.
c. Perhatikkan rekasi pasien selama 15 menit pertama. Bila timbul reaksi
alergi (misalnya menggigil, urtikaria, atau schok), maka Infus harus segera
diperlambat tetesannya, jika perlu dihentikan, kemudian segera laporkan
kepada seorang penaggung jawab ruangan atau dokter yang bersangkutan.
d. Dokumentasikan pemberian Infus secara terperinci yang meliputi:
 Tanggal, hari, jam dimulainya pemasangan Infus.
 Macam dan jumlah cairan atau obat serta jumlah tetesan permenit.
 Keadaan umum pasien (Vital sign, dll) selama pemasangan Infus).
 Reaksi pasien yang timbul akibat pemberian cairan atau obat.
 Nama dokter atau petugas pelaksana atau yang bertanggung jawab.
Siapkan cairan atau obat untuk pemberian selanjutnya.
 Perhatikan teknik aseptic dan septic.
 Cara pemasangan Infus harus sesuai dengan perangkat Infus yang
digunakan
DAFTAR PUSTAKA
Budiono. 2016. Praktek Klinik Keperawatan Dasar. Jakarta: PPSDM KEMENKES
RI.
C. Rencana Tindak Lanjut

No ISSU RENCANA TINDAK INDIKATOR


. LANJUT
1. Belum optimalnya  Melakukan persamaan  Adanya persamaan
pengisian label persepsi dengan teman persepsi seluruh
pemakaian cairan sejawat Ruang Kepodang perawat yang hadir
infus saat Lantai 1 tentang tentang pengisian label
penggantian cairan penggunaan label pemakaian cairan infus
infus oleh perawat di pemakaian cairan infus saat saat penggantian cairan
ruang kepodang penggantian cairan infus infus.
lantai 1 oleh perawat di ruang  Pengisian label
kepodang lantai 1 pemakaian cairan infus
 Perawat melakukan saat penggantian cairan
pemasangan IV line infus oleh perawat
perifer.dengan prosedur Kepodang lantai 1
yang sesuai dengan SPO meningkat dibuktikan
dan melengkapi label dengan adanya
pemakaian cairan infus saat penurunan jumlah bel
penggantian cairan infus pasien yang
yang telah tertempel pada menyebutkan
setiap cairan. permintaan infus habis.

Kepala Ruang Kepodang Lantai I Penyaji

Eva Wardani T., S.Kep Ns


NIP. 19840809 200812 2 002 Tim B

ABSENSI RDK PEMASANGAN IV LINE PERIFER YANG BENAR OLEH PERAWAT


DI RUANG KEPODANG LANTAI 1
NOTULENSI RDK PEMASANGAN IV LINE PERIFER YANG BENAR
OLEH PERAWAT DI RUANG KEPODANG LANTAI 1
Saran dari kepala Ruang Kepodang lantai 1 Bu Eva:
Hendaknya kita berkomitmen untuk patuh regulasi agar pelayanan dapat lebih berkualitas, kita
galakkan lagi label pemasangan cairan infus untuk tanggal mulai pasang dan tanggal habis,
tepati kecepatan tetesan infus sesuai advis dokter, monitoring cairan infus setiap operan ke
pasien, jadi tidak ada lagi bel infus habis dari pasien.

Anda mungkin juga menyukai