OLEH :
EVITA HENDRASARI
NIM. G3A020202
A. PENGERTIAN
Tumor adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh
terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan di sekitarnya serta tidak
berguna bagi tubuh (Dhia, 2014). Tumor intra abdomen merupakan massa yang padat dengan
ketebalan yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi
dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut
berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudah
terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava
inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya
tetapi tidak menginvasinya. Yang termasuk tumor intra abdomen antara lain, Tumor hepar,
Tumor limpa /lien, Tumor lambung/usus halus, Tumor colon, Tumor ginjal (hipernefroma),
Tumor pankreas. Pada anak-anak dapat terjadi Tumor wilms (ginjal) (Smelstzer & Suzanne C,
2001).
C. TANDA GEJALA
Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk dideteksi.
Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika mulai mendesak jaringan di
sekitarnya. Hal ini disebabkan karena sifat rongga tumor abdomen yang longgar dan sangat
fleksibel. Tumor abdomen bila telah terdeteksi harus mendapat penanganan khusus. Bahkan,
bila perlu dilakukan pemantauan disertai dukungan pemeriksaan secara intensif. Adapun tanda
dan gejala yang sering ditemui pada tumor abdomen (Sylvia A, 2005):
1. Hiperplasia.
2. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras.
3. Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila tumor berasal dari
masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat elastis kenyal atau lunak.
4. Kadang tampak hipervaskulari di sekitar tumor.
5. Bisa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi.
6. Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa.
7. Konstipasi.
8. Nyeri.
9. Anoreksia, mual, lesu.
10. Penurunan berat badan.
11. Pendarahan
D. PATOFISIOLOGI
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi
genetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan berpopliferasi secara
abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut.
Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari anaerob karena kemampuan sel untuk
oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi. Susunan enzim
sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan energi untuk
anabolisme dari pada untuk berfungsi yang menghasilkan energi dengan jalan katabolisme.
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma dan energi,
antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal dalam
mendapatkan bahan-bahan tersebut. (Kusuma, 2001).
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri–ciri invasi, dan terjadi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan
memperoleh akses ke limfe dan pembuluh–pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut
sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastases (penyebaran
tumor) pada bagian tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum
seperti yang telah digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab
tunggal: tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas dengan penyebab, metastase,
pengobatan dan prognosa yang berbeda.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah:
1. Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-foto tengkorak, leher, toraks,
abdomen, tulang, mammografi.
2. Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon in loop, kistografi.
3. USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara. Contoh:
USG abdomen, USG urologi, mammosografi.
4. CT-scan (Computerized Tomography Scanning), contoh: Scan kepala, thoraks, abdomen,
whole body scan, dll.
5. MRI (Magnetic Resonance Imaging) Merupakan alat scanning yang masih tergolong baru
dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit besar. Hasilnya dikatakan lebih baik dari
CT.
6. RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor marker).
PATHWAY TUMOR INTRA ABDOMEN
Paparan
Karsinogen
Terbentuk sel
Mutasi Genetik abnormal dalam
dari DNA Sel abdomen
Menekan saraf
nyeri pada jaringan
Faal Ginjal Produksi
sekitarnya Lambung energi tubuh
Paru
Nyeri Akut
Stress Hematuria, disuria,
Keletihan
Penurunan Lambung polakisuria, oliguria, dan
ekspansi paru anuria
Peningkatan
Ketidakefektifan sekresi asam Gangguan
Pola Napas lambung Eleminasi urin
Mual
F. KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Anamnesis Identitas klien meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia mudah), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah
sakit, no registrasi, diagnosa medis.
Riwayat kesehatan: perasaan lelah, nyeri abdomen (PQRST), pola eliminasi terdahulu dan
saat ini, deskripsi tentang warna, bau, dan konsistensi feses, mencakup adanya darah dan
mukus.
Riwayat masa lalu tentang penyakit usus inflamasi kronis atau polip kolon, riwayat keluarga
dari penyakit kolon dan terapi obat saat ini. Kebiasaan diet diidentifikasi mencakup masukan
lemak dan atau serat serta jumlah konsumsi alkohol. Penting dikaji riwayat penurunan berat
badan.
Auskultasi terhadap bising usus dan palpasi untuk nyeri tekan, distensi dan masa padat.
Specimen feses diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.
Aktivitas dan istirahat. Gejala: Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah. Insomnia, tidak
tidur semalaman karena diare. Merasa gelisah dan ansietas. Pembatasan aktivitas/kerja
sehubungan dengan efek proses penyakit.
Sirkulasi. Tanda: Takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri).
Kemerahan, area ekimosis (kekurangan vitamin K). Tekanan darah hipotensi, termasuk
postural. Kulit/membran mukosa: turgor buruk, kering, lidah pecah–pecah
(dehidrasi/malnutrisi).
Integritas ego. Gejala: Ansietas, ketakutan misalnya: perasaan tak berdaya/tak ada harapan.
Faktor stress akut/kronis misalnya: hubungan dengan keluarga dan pekerjaan, pengobatan
yang mahal. Tanda: Menolak, perhatian menyempit, depresi.
Eliminasi. Gejala: Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair. Episode
diare berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat dikontrol (sebanyak 20-
30 kali defekasi/hari); perasaan dorongan/kram (tenesmus); defekasi darah/pus/mukosa
dengan atau tanpa keluar feses. Pendarahan per rektal. Riwayat batu ginjal (dehidrasi). Tanda:
Menurunya bising usus, tak adanya peristaltik atau adanya peristaltik yang dapat dilihat di
hemoroid, fisura anal (25 %), fistula perianal.
Makanan dan cairan. Gejala: Penurunan lemak, tonus otot dan turgor kulit buruk. Membran
mukosa bibir pucat; luka, inflamasi rongga mulut. Tanda: Anoreksia, mual dan muntah.
Penurunan berat badan, tidak toleran terhadap diit/sensitive; buah segar/sayur, produk susu,
makanan berlemak.
Hygiene. Tanda: Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri. Stomatitis menunjukan
kekurangan vitamin. Bau badan.
Nyeri dan kenyamanan. Gejala; Nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang
dengan defekasi), titik nyeri berpindah, nyeri tekan (atritis). Tanda: Nyeri tekan
abdomen/distensi.
Keamanan. Gejala; Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskulitis, Arthritis
(memperburuk gejala dengan eksaserbasi penyakit usus). Peningkatan suhu 39-40°Celcius
(eksaserbasi akut). Penglihatan kabur, alergi terhadap makanan/produk susu (mengeluarkan
histamine kedalam usus dan mempunyai efek inflamasi). Tanda: Lesi kulit mungkin ada
misalnya: eritema nodusum (meningkat, nyeri tekan, kemerahan dan membengkak) pada
tangan, muka; pioderma ganggrenosa (lesi tekan purulen/lepuh dengan batas keunguan) pada
paha, kaki dan mata kaki.
Interaksi social. Gejala: Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi. Ketidak
mampuan aktif dalam sosial.
Penyuluhan dan pembelajaran. Gejala: Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus
A. PENGKAJIAN
Nama: Ny B
No RM: C88xxxx
Usia 40 tahun
BB 60 kg
Tgl masuk 25 September 2021
Tanggal pengkajian 28 September 2021 pukul 08.00WIB
Riwayat kesehatan: pasien mengatakan nyeri pada perut sejak lebih dari 3 bulan yang lalu,
seperti ditekan, bertambah saat bergerak dan beraktivitas, hilang timbul.
Keadaan umum: post operasi laparatomi dan surgical staging, pasien terpasang ETT no 7,5 KK
kedalaman 20 cm, TD 90/70mmhg, HR 120x/mnt, T 36C
Respirasi terpasang JR 10 lpm SpO2 100%, RR 12 x/mnt
Abdomen tampak luka operasi linea medianan tertutup kassa
Ekstremitas: edema ekstremitas inferior kiri dan kanan
BAK: terpasang DC urin 50cc/ 4 jam, warna kuning bau khas urin
Pemeriksaan genetalia:
Ins/VT flx- flr-
v/u tidak ada kelainan
vagina tidak ada kelainan
portio licin jempol tangan
cut sulit diraba
adnexa teraba massa kistik dengan bagian solid ukuran hamil aterm gemelli
cd tidak ada kelainan
Hasil laborat 26/9/2021
Hb 8,4
L 10900
Tr 495000
GDS/SGOT/SGPT 79/67/0,5
Alb/ur/cr 2,7/14/0,5
Na/K/Cl 143/3,9/108
Medikamentosa yang masuk selama operasi
Rl 1500 cc
NaCl 500cc
Gelofusin 1000cc
WB 358cc
PRC 258 cc
Propofol 130 mg
Roculax 30 mg
Fentanyl 100mcg
Paracetamol 1000mg
Midazolam 3mg
Asam traneksamat 1000mg
Vit K 10mg
Dexametashon 10 mg
Vascon syring pump 0,3 mcg/kgbb/mnt
Ketamin syringpump 70 mg/jam
Dibutamin 7,5 mcg/kgbb/jam
Cairan keluar
Darah 4500 cc
Urin 50cc
Advis post operasi
Infus Rl 18 tpm
Beri O2 3lpm nasal kanul
Monitoring KU bila AS>8 boleh pindah ruangan
Bila KU stabil, tidak mual dan muntah boleh makan minum bertahap
Medikamentosa post op: PCT 1000mg/8jam, ketorolac 30mcg/8jam, ampicillin sulbactam
1,5gr/8jam, OMZ 40 mg/12jam, metoclopamid 10mg/12jam, Asam traneksamat 500mg/8jam,
vit K 10mg/8jam, Sp midazolam, Sp morfin, Ca glukonas 1 mg/8jam
Pengkajian nyeri
Pasien mengatakan nyeri mencengkeram dibagian perut yang dioperasi skala nyeri 5 hilang
timbul bertambah saat bergerak dan berkurang saat istirahat.
B. ANALISA DATA & DIAGNOSA KEPERAWATAN
Selasa, 28 Resiko syok Setelah diberikan tindakan Pencegahan syok I.02068 Evita
September 2021 D.0039 keperawatan 2x24 jam Observasi
pukul 08.20 berhubungan diharapkan tidak terjadi Monitor status
dengan Hipotensi syok L.03032 dengan kardiopulmonal!
dan kekurangan kriteria hasil: Monitor status oksigenasi!
volume cairan Urin output Monitor status cairan!
meningkat 0,5-1 Monitor tingkat kesadaran &
ml/kgbb/jam respon pupil!
Kesadaran meningkat Terapeutik
TD meningkat Beri oksigen untuk
mempertahankan saturasi!
Pertahankan intubasi!
Pertahankan jalur IV!
Pertahankan DC untuk
pemantauan cairan!
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan
IV!
Kolaborasi pemberian
HARI/TANGGAL DIAGNOSE TUJUAN& KRITERIA INTERVENSI TTD
KEPERAWATAN HASIL
tranfusi darah bila perlu!
Kolaborasi pemberian anti
inflamasi!
Pemantauan cairan I.03121
Observasi
Monitor frekuensi dan
tekanan nadi!
Monitor frekuensi nafas!
Monitor tekanan darah!
Monitor jumlah, warna dan
berat jenis urin!
Monitor intake&output
cairan!
Identifikasi tanda
hipovolemi!
Identifikasi tanda
hipervolemi!
Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien!
Dokumentasikan hasil
pemanatauan!
1 Selasa, 28 Memonitor pola nafas RO: pola nafas lambat, suara nafas vesikuler, Evita
September Memonitor adanya tidak ada bunyi nafas tambahan, produksi sputum
2021 pukul produksi sputum sedikit warna putih kental
10.00 Mengauskultasi bunyi
nafas
1 Selasa, 28 Mengatur interval RO: RR terendah 18 x/mnt dan tertinggi 20x/mnt Evita
September pemantauan respirasi pemantauan per 30 menit
2021 pukul sesuai kondisi pasien
10.15
3 Selasa, 28 Mengientifikasi respon RO: pasien tampak meringis kadang-kadang Evita
September nyeri nonverbal sambil memgangi area post operasi teritama saat
2021 pukul Mengidentifikasi faktor bergerak dan batuk.
10.20 yang memperberat nyeri
1 Selasa, 28 Memonitor saturasi RO: SpO2 95% dengan oksigen FiO2 60% Evita
September oksigen
2021 pukul
12.00
2,3 Selasa, 28 Mengevaluasi jumlah, RO: Evita
September warna dan berat jenis urin kondisi 10 jam pasca operasi total urin 300 cc,
2021 pukul Mengevaluasi total intake cairan 4000 ml dan output 5300ml
12.00 intake&output cairan Terdapat mata cekung, nadi 122x/mnt cepat dan
Mengidentifikasi tanda lemah, sianosis, kesadaran somnolen.
hipovolemi Obat analgetik ketorolac dan paracetamol
Mengidentifikasi tanda masuk melalui intra vena tidak ada reaksi alergi
NO TGL/ HARI IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TTD
DX
hipervolemi
Kolaborasi pemberian
analgetic PCT
1000mg/8jam, ketorolac
30mcg/8jam!
2 Selasa, 28 Mempertahankan intubasi RO: intubasi masih terpasang dengan ventilasi Evita
September Mempertahankan jalur IV mekanik, jalur infus 2 jalur untuk tranfusi dan
2021 pukul Mempertahankan DC pemberian cairan, kolaborasi pemeriksaan laborat
12.30 untuk pemantauan cairan post operasi menunggu hasil, DC terpasang
dengan luaran urin warna kuning pekat volume
310cc/ 6 jam
2 Selasa, 28 Kolaborasi pemberian RO: Evita
September terapi dan prosuk darah Dalam proses memasukkan prosuk darah 2 PRC
2021 pukul untuk pencegahan syok dan 1 WB, usaha PRC 3 kantong lagi.
12.45 Inj Ampicilin subactam 1,5 gr/8jam H1, kalnek
500mg/8 jam, inj vit K 10mg/8jam, Sp
midazolam, morphin, inj ca glukonas 1mg/8jam,
inj metronidazole 1gr/8jam H1, rubber gizi diet
air gula 50ml/6jam
Semua terapi masuk, tidak ada reaksi alergi dan
respon hemodinamik pasien lebih stabil
2 Selasa, 28 Mendokumentasikan hasil RO: kesadaran belum bisa dikaji masih dalam Evita
September pemantauan status pengaruh anestesi, TD 100/80 mmHg, N
2021 pukul kardiopulmonal dan status 120x/mnt, RR 20x/mnt, SpO2 98% dengan
13.00 oksigenasi ventilator mekanik FiO2 60% mode psimv
3 Rabu 29 Berikan mobilisasi dini RS: pasien mengatakan nyeri skala 5 hilang Evita
September dengan rentang gerak timbul mencengkeram bertambah saat batuk dan
2021 07.30 sendi aktif (saat anastesi beraktivitas
sudah mulai hilang), RO: pasien tampak meringis sambil memegangi
miring kanan dan kiri, area post operasi saat dilakukan mobilisasi miring
meninggikan posisi kiri dan kanan H+1
kepala bertahap, sampai
duduk bersandar di akhir
24 jam pertama
1 Rabu 29 Memonitor frekuensi dan RO: TD 106/77mmHg, Nadi 112 x/mnt teraba Evita
September tekanan nadi lemah, RR 16x/mnt, T37 C
2021 09.00 Memonitor frekuensi
nafas
Memonitor tekanan darah
2 Rabu 29 Memberikan albumin RO: Albumin masuk tidak ada reaksi alergi Evita
September 25% 100cc
2021 13.00
1,2 Rabu 29 Dokumentasikan hasil RO: Evita
September pemanatauan! TD 119/64 mmHg, N 95x.mnt terba lemah, RR
2021 13.30 20x/mnt, T 36,5C, SpO2 100% dengan NRM
5lpm, KU lemah kesadaran composmentis, urin
output 500/8 jam
E. EVALUASI
Selasa, 28 3 S: Pasien mengatakan nyeri mencengkeram dibagian perut yang dioperasi skala nyeri Evita
September
5 hilang timbul bertambah saat bergerak dan berkurang saat istirahat.
2021 pukul
14.00 O:
pasien tampak meringis kadang-kadang sambil memgangi area post operasi
teritama saat bergerak dan batuk.
Obat analgetik ketorolac dan paracetamol masuk melalui intra vena tidak ada
reaksi alergi
A: masalah nyeri akut belum teratasi
P lanjutkan intervensi:
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas ,intensitas nyeri!
Identifikasi skala nyeri!
Identifikasi respon nyeri nonverbal!
Identifikasi faktor yang memperberat nyeri!
Berikan mobilisasi dini dengan rentang gerak sendi aktif (saat anastesi sudah
HARI/TGL NO EVALUASI TTD
DX
mulai hilang), miring kanan dan kiri, meninggikan posisi kepala bertahap,
sampai duduk bersandar di akhir 24 jam pertama!
Kolaborasi pemberian analgetic PCT 1000mg/8jam, ketorolac 30mcg/8jam!
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri!
Rabu 29 1 S:- Evita
September O:
2021 13.30 RR 20x/mnt
SpO2 100% dengan NRM 5lpm
Pasien KU lemah kesadaran composmentis
A: masalah pola nafas tidak efektif teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
Manajemen jalan nafas I.01011
Observasi
Monitor pola nafas!
Monitor sputum!
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas!
Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik!
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal!
Berikan oksigen sesuai saturasi!
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, mukolitik dan ekspektoran bila perlu!
Rabu 29 3 S: : pasien mengatakan nyeri skala 5 hilang timbul mencengkeram bertambah saat Evita
September batuk dan beraktivitas
2021 14.00 O:
pasien tampak meringis sambil memegangi area post operasi saat dilakukan
mobilisasi miring kiri dan kanan H+1 hilang timbul bertambah saat bergerak dan
berkurang saat istirahat.
Obat analgetik ketorolac dan paracetamol masuk melalui intra vena tidak ada
reaksi alergi
A: masalah nyeri akut belum teratasi
P lanjutkan intervensi:
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas ,intensitas nyeri!
Identifikasi skala nyeri!
Identifikasi respon nyeri nonverbal!
Identifikasi faktor yang memperberat nyeri!
Berikan mobilisasi dini dengan rentang gerak sendi aktif (saat anastesi sudah
mulai hilang), miring kanan dan kiri, meninggikan posisi kepala bertahap,
sampai duduk bersandar di akhir 24 jam pertama!
Kolaborasi pemberian analgetic PCT 1000mg/8jam, ketorolac 30mcg/8jam!
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri!