Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

A DENGAN KEJANG
DEMAM SEDERHANA (KDS) DI BANGSAL
CEMPAKA RSUD WATES

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Profesi Ners


Stase Keperawatan Anak

Disusun oleh :

IRYANE DESIANTA P (1010206014)


AMALIA YUYUN (1910206017)
WENING PANGESTUTI (1910206129)
LUSI SARASWATI (1920206144)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
PENGKAJIAN ANAK

Tempat Praktek : Ruang Cempaka RSUD Wates


Tanggal Pengkajian : Senin, 18 November 2019

I. DATA IDENTITAS
Nama / No RM : An. A / 595318
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat / Tanggal Lahir : Plampang, 01 November 2015
Umur : 4 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Plampang 2, RT/RW 66/21, Kalirejo, Protap, Kulon Progo
Nama Ayah : Tn. B
Pekerjaan ayah : PNS
Tanggal Masuk RS : 17 November 2019
Diagnosa Medis : KDS berulang

II. KELUHAN UTAMA


1. Alasan utama masuk Rumah Sakit
Ibu pasien mengatakan An. A mengalami demam dengan suhu 39,2 C mual muntah (-),
demam naik turun sejak seminggu.
Ibu pasien mengatakan pasien mengalami batuk dan pilek sejak 2 hari yang lalu.
Ibu pasien mengatakan pasien mengalami kejang 2-3 menit kaku berkelanjutan.

2.Riwayat Penyakit Sekarang


Ibu pasien mengatakan bahwa An.A demamnya masih naik turun, dan pusing.
Ibu pasien mengatakan sebelum dibawa ke RS pasien mengalami kejang 2-3 menit
kaku berkelanjutan.
Pasien tampak lemas, batuk dan mata berair.
Ibu pasien mengatakan pasien masih mengalami batuk dan pilek

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LAMPAU


1. Riwayat kehamilan dan kelahiran
a. Prenatal
Keluarga An.A mengatakan bahwa Ibu An.A saat hamil memeriksakan
kehamilannya secara rutin ke klinik kesehatan terdekat/puskesmas.
b. Intranatal
Keluarga An.A mengatakan bahwa Ibu An.A melahirkan anak An.A secara normal
di Bidan.
c. Postnatal
An.A telah diberikan diberikan imunisasi dasar lengkap.
2. Penyakit waktu kecil
Keluarga pasien mengatakan bahwa An.A tidak memiliki riwayat penyakit.
3. Riwayat hospitalisasi
Keluarga pasien mengatakan bahwa An.A belum pernah dirawat.
4. Tindakan (operasi)
Tidak memiliki riwayat
5. Alergi
Tidak ada riwayat alergi yang diderita
6. Kecelakaan
Keluarga An.A mengatakan bahwa An.A tidak pernah mengalami kecelakaan
7. Imunisasi yang telah didapatkan
Keluarga An.A mengatakan An.A telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

IV. RIWAYAT KELUARGA


1. Penyakit yang pernah/sedang diderita oleh keluarga
Ibu An.A mengatakan bahwa keluarga tidak memiliki penyakit menular dan menurun
2. Genogram

V. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh anak
An.A diasuh oleh Ayah, tante, dan nenek.
2. Hubungan dengan anggota keluarga
Hubungan dengan anggota keluarga baik..
3. Hubungan dengan teman sebaya
Selama di rumah An.A aktif bermain dengan saudara dan teman sebaya, saat di rumah
sakit An.A hanya terbaring di tempat tidur dan jarang berbicara.
4. Pembawaan secara umum
An.A terlihat sesuai dengan anak seusianya.

VI. KEBUTUHAN DASAR


1. Nutrisi metabolik

a. Makanan dan minuman selama 24 jam


Makanan : Bubur nasi
Minuman : Susu dan Air putih, minum hanya sedikit sehari kurang lebih 300 ml
b. Kebiasaan makan
Sebelum masuk rumah sakit, makan 3x
Selama di rumah sakit, makan habis setengah porsi
c. Alat makan yang digunakan
Makan menggunakan sendok, dibantu.
d. Berat badan saat ini : 17 Kg

2. Pola istirahat tidur

a. Ritual/Kebiasaan sebelum tidur


Tidak ada kebiasaan tertentu sebelum tidur
b. Tidur siang
An.A jarang tidur siang, bila tidur siang kurang lebih 1-2 jam, saat pengkajian
An.A mengatakan tidak nyenyak saat tidur, sering terbangun tiba-tiba.
3. Mandi

a. Rutinitas mandi
- Kapan : pagi dan sore

- Bagaimana : menggunakan lap dan air hangat

- Dimana : di kamar tidur


b. Kebersihan sehari-hari
Dibantu oleh keluarga pasien
4. Aktivitas

a. Aktivitas sehari-hari
Penampilan seperti anak 8 tahun, Saat ini anak bersekolah di Paud.
b. Persepsi terhadap kekuatan
An.A tampak lemah.
c. Kemampuan kemandirian anak
- Mandi : dibantu

- Makan : dibantu

- Toileting : dibantu

- Berpakaian : dibantu

5. Eliminasi (BAK dan BAB)

a. Pola defekasi
Pada saat pengkajian An.A belum BAB.
b. Pola eliminasi urin
Ketika diapers penuh diganti, urin banyak, bau khas urin
6. Kenyamanan: -
7. Pola kognitif - persepsi
a. Reponsive secara umum anak
An.A menjawab, tidak menangis
b. Respons anak untuk bicara, suara, objek sentuhan?
- Bicara : An.A sudah bisa berbicara tetapi semenjak sakit klien berbicara lirih
- Suara : An.A bersuara lirih
- Objek sentuhan : An.A berespon dengan suara jika disentuh
c. Apakah anak mengikuti objek dengan matanya? Respon untuk meraih mainan
Ada respon
d. Vokal suara, pola bicara kata-kata, kalimat?
Stimulasi bicara baik
e. Kemampuan untuk mengatakan nama, waktu, alamat, nomor telepon, dsb
Anak mampu mengatakan namanya
f. Kemampuan anak untuk mengidentifikasi kebutuhan:
- lapar, haus
- nyeri
- tidak nyaman
8. Keamanan dan perlindungan:

INSTRUMENT PENGKAJIAN JATUH SKALA HUMPTY DUMPTY


Parameter Kriteria Skor Nilai
Usia Usia kurang dari 3 tahun 4
Usia 3 - < 7 tahun 3
3
Usia 7 - < 13 tahin 2
Usia ≥ 13 tahun 1
Jenis Kelamin Laki-laki 2
2
Perempuan 1
Diagnosa Diagnosa neurologis 4
Perubahan pada oksigenasi (diagnosis 3
pernapasan, dehidrasi, anemia,
1
anoreksia, pusing, dan lain-lain)
Gangguan perilaku 2
Diagnosis lain 1
Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatasan 3
Lupa keterbatasan 2 1
Orientasi mengakui kemampuan 1
Faktor lingkungan Riwayat jatuh atau bayi-balita 4
ditempatkan di tempat tidur.
Pasien menggunakan alat bantu atau 3
bayi-balita di buai atau pencahayaan 2
(kamar tiga kali lipat)
Pasien ditempatkan ditempat tidur 2
Area rawat jalan 1
Respon terhadap Dalam 24 jam 3
obat/efekanastesi Dalam 48 jam 2 1
Lebih dari 48 jam / tidak ada 1
Penggunaan obat Banyak penggunaan seperti : sedative, 3
hipnotik, barbiturates, phenothiazines,
antidepressants,laxatives/diuretic,
1
narkotik
Satu dari daftar obat diatas 2
Medikasi lainnya/tidak ada 1
TOTAL 11
Kesimpulan: Skor Humpty Dumpty Resiko Rendah

VII. KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosis medis : Kejang Demam Sederhana
2. Tanggal masuk RS : 17 November 2019
3. Tindakan operasi : Tidak ada
4. Status nutrisi/gizi
IMT (BB/TB2)=31kg/(1,15)2m=23,4 (Berat badan ideal)
5. Status cairan
Input: 750 cc/hari, Output: 600cc/hari, Balance cairan: 8 cc/
6. Obat-obatan
Nama obat Dosis Indikasi
Pracetamol 15 mg/kgBB/4-6 jam (15 mg Menurunkan demam
IV)
Diazepam Intermiten 0,3 mg/kgBB/8 jam Mengatasi kejang
IV 0,3 mg/kgBB/….(jika
kejang)
Salbutamol 3x2 mg Mengatasi masalah pernafasan
Asam valproat 15 mg/kgBB/hari Mengatsi kejang
7. Aktivitas: aktivitas sehari-hari dibantu
8. Tindakan keperawatan
Pemberian infus RL 500 ml (20 cc/jam)
Water tapid Sponge
9. Hasil laboratorium

Tanggal 17 November 2019


PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN METODA
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12.2 11.00-16.00 g/dL Colorimetric
Hematokrit 32.6 32.00-44.00 % AnalyzerbCalculates
Lekosit 15.02 4.0-10.5 10^3/uL Impedence
Trombosit 284 159-450 10^3/uL Impedence
Eritrosit 4.35 4.00-5.50 10^3/uL Impedence
MPV 8.4 6.5-12.00 10^3/uL
RDW 39.4 35.0-56.0 fL Analyzer Calculates
PDW 15.9 9.0-17.0 fL
INDEX
MCV 74.9 80.0-97.0 fL Analyzer Calculates
MCH 27.8 27.0-32.0 pg Analyzer Calculates
MCHC 37.1 32.0-38.0 g/dL Analyzer Calculates
HITUNG JENIS
Neutrofil% 84.9 50.0-70.0 %
Limfosit% 6.6 25.0-40.0 % Impedance
Monosit% 7.3 3.0-9.0 %
Eosinofil% 1.0 0.5-5.0 %
Basofil% 0.2 0.0-1.0 %
Neutrofil# 12.75 2.00-7.00 10^3/uL
Limfosit# 1.00 1.25-4.0 10^3/uL Impedance
Monosit# 1.09 0.30-1.00 10^3/uL
Eosinofil# 0.15 0.02-0.50 10^3/uL
Basofil# 0.03 0.0-10.0 10^3/uL

GULA DARAH 50-200 mg/dl GOD-PAP


Gula darah 105
sewaktu
ELEKTROLIT
Natrium 136.4 135-146 mmol/l ISE
Kalium 4.12 3.4-5.4 mmol/l ISE

Tanggal 20 November 2019


PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN METODA
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11.9 11.00-16.00 g/dL Colorimetric
Hematokrit 32.7 32.00-44.00 % AnalyzerbCalculates
Lekosit 7.74 4.0-10.5 10^3/uL Impedence
Trombosit 212 159-450 10^3/uL Impedence
Eritrosit 4.29 4.00-5.50 10^3/uL Impedence
MPV 8.9 6.5-12.00 10^3/uL
RDW 41.4 35.0-56.0 fL Analyzer Calculates
PDW 15.9 9.0-17.0 fL
INDEX
MCV 76.3 80.0-97.0 fL Analyzer Calculates
MCH 27.7 27.0-32.0 pg Analyzer Calculates
MCHC 36.3 32.0-38.0 g/dL Analyzer Calculates
HITUNG JENIS
Neutrofil% 62.3 50.0-70.0 %
Limfosit% 33.7 25.0-40.0 % Impedance
Monosit% 3.8 3.0-9.0 %
Eosinofil% 0.1 0.5-5.0 %
Basofil% 0.1 0.0-1.0 %
Neutrofil# 4.82 2.00-7.00 10^3/uL
Limfosit# 2.61 1.25-4.0 10^3/uL Impedance
Monosit# 0.29 0.30-1.00 10^3/uL
Eosinofil# 0.01 0.02-0.50 10^3/uL
Basofil# 0.01 0.0-10.0 10^3/uL

Tanggal 21 November 2019


PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN METODA
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10.8 11.00-16.00 g/dL Colorimetric
Hematokrit 30.0 32.00-44.00 % AnalyzerbCalculates
Lekosit 4.31 4.0-10.5 10^3/uL Impedence
Trombosit 196 159-450 10^3/uL Impedence
Eritrosit 3.97 4.00-5.50 10^3/uL Impedence
MPV 8.8 6.5-12.00 10^3/uL
RDW 40.4 35.0-56.0 fL Analyzer Calculates
PDW 16.0 9.0-17.0 fL
INDEX
MCV 75.6 80.0-97.0 fL Analyzer Calculates
MCH 27.2 27.0-32.0 pg Analyzer Calculates
MCHC 36.1 32.0-38.0 g/dL Analyzer Calculates
HITUNG JENIS
Neutrofil% 53.5 50.0-70.0 %
Limfosit% 37.5 25.0-40.0 % Impedance
Monosit% 8.2 3.0-9.0 %
Eosinofil% 0.4 0.5-5.0 %
Basofil% 0.4 0.0-1.0 %
Neutrofil# 2.31 2.00-7.00 10^3/uL
Limfosit# 1.62 1.25-4.0 10^3/uL Impedance
Monosit# 0.36 0.30-1.00 10^3/uL
Eosinofil# 0.01 0.02-0.50 10^3/uL
Basofil# 0.01 0.0-10.0 10^3/uL

10. Hasil rontgen: tidak dilakukan rotgen


11. Data tambahan: tidak ada
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Sedang
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda Vital : Suhu 39,2oC, Nadi 110 x/menit, RR 24 x/menit, SPO2 97%
4. BB Saat ini : 31 Kg
5. Kepala : Bentuk simetris, tidak ada benjolan abnormal
6. Mata : tidak anemis, tidak ikterik
7. Hidung : Tidak terdapat pernapasan cuping hidung
8. Mulut : Mukosa bibir pucat
9. Telinga : Simetris, Tidak ada cairan
10. Leher : Simetris, tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
11. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, gerakan simetris
12. Jantung : Vesikuler
13. Paru-paru : Tidak ada suara nafas tambahan
14. Kulit : Akral teraba hangat
15. Umbilikus : Normal
16. Genetal : Perempuan, Normal
17. Anus : Normal
18. Kulit : Sedikit pucat
19. Suhu : 39,2 oC

IX. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


1. Berat Badan
a. BB Saat ini : 31 Kg
b. Tinggi : 115 cm
2. Pertumbuhan Gigi
a. Masalah pertumbuhan gigi : Tidak ada masalah
3. Perkembangan sekolah : An. A saat ini sekolah SD

X. INFORMASI LAIN

Tidak ada
XI. RINGKASAN RIWAYAT KESEHATAN

Keluarga pasien mengatakan bahwa An.A tidak memiliki riwayat penyakit .


ANALISIS DATA

No Data fokus Etiologi Masalah keperawatan


1. DO: Penyakit hipertermi
- Pasien tampak lemas dan mata
berair.
- Suhu 39,2oC, Nadi 110
x/menit, RR 24 x/menit, SPO2
97%

DS:
- Ibu pasien mengatakan bahwa
An.A demamnya masih naik
turun, dan pusing.

2. DO: Aktivitas kejang Risiko kerusakan perfusi


- jaringan cerebral
DS:

- Ibu pasien mengatakan sebelum


dibawa ke RS pasien mengalami
kejang 2-3 menit kaku
berkelanjutan.

3. DO: Obstruksi jalan nafas Ketidakefektifan bersihan


-Pasien tampak lemas, jalan nafas
batuk dan mata berair.

DS:
- Ibu pasien mengatakan
pasien masih mengalami
batuk dan pilek

4. DO: Aktivitas kejang Resiko Cedera


-
DS:

- Ibu pasien mengatakan sebelum


dibawa ke RS pasien mengalami
kejang 2-3 menit kaku
berkelanjutan.
Prioritas Diagnosa Keperawatan:

1. Hipertermi berhubungan dengan penyakit


2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan aktivitas kejang
4. Resiko cedera berhubungan dengan aktivitas kejang
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan NIC: Temperatur regulation (3900) 1. Agar mengetahui perubahan suhu
dengan penyakit keperawatan selama 3x8 1. Monitor suhu setiap 2 jam pasien
jam diharapkan suhu 2. Rencanakan monitor suhu secara 2. Agar mengetahui perubahan suhu
pasien dalam rentang kontinyu pasien
normal dengan kriteria 3. Monitor tekanan darah, nadi dan 3. Agar mengetahui perkembangan
hasil: respirasi tanda-tanda vital pasien
NOC: Termoregulation 4. Monitor warna kulit dan suhu 4. Agar mengetahui status
(0800) 5. Monitor tanda-tanda hipertermi dan perkembagan kondisi pasien
1. Suhu tubuh dalam hipotermi 5. Agar dapat mencegah hipotermi
rentang normal (1-4) 6. Kompres air hangat dan hipertermi
2. Nadi dan respirasi 7. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi 6. Untuk menurunkan suhu tubuh
dalam rentang normal 8. Selimuti pasien untuk mencegah pasien
(1-4) hilangnya kehangatan tubuh 7. Untuk menstabilkan status cairan
3. Tidak ada perubahan 9. Kolaborasi pemberian antibiotik dan dan nutrisi pasien
warna kulit dan tidak antipiretik 8. Agar suhu tubuh pasien stabil
pusing (1-4) 9. Untuk membantu menurunkan
demam pasien dengan teknik
farmakologis
Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas: 1. Untuk menjaga efektifitas usaha
jalan nafas berhubungan keperawatan selama 3x8 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan nafas, posisi yang tidak tepat dapat
dengan obstruksi jalan nafas jam diharapkanjalan nafas ventilasi, miringkan kepala menghambat efektifitas jalan nafas
efektif dengan kriteria hasil: 2. Keluarkan sekret dengn fisioterapi dada 2. Untuk membantu mengeluarkan
Status pernafasan: 3. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara sekret agar jakan nafas tidak
Kepatenan jalan nafas tambahan tersumbat
- Respirasi (3-4) 4. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan 3. Untuk mengetahui tanda bahaya dari
- Sekret (4-4) keseimbangan. pola nafas, nafas yang tersumbat
- Sianosis (3-4) 5. Monitor respirasi dan status O2 dapat menyebabkan gagal nafas
6. Observasi warna kulit terhadap adanya 4. Untuk membantu mengoptimalkan
cianosis keseimbangan
7. Monitor tanda-tanda vital 5. Untukmentehaui status O2 dan
8. Kolaborasi obat terkait kondisi yang respirasi, untu mengetahui tanda
dialamni pasi kebiruan
6. Untuk mengetahui adanya sianosis
7. Untuk mengetahui perkembangan
TTV pasien, jika terdapat masalah
bisa mengambil tindakan
selanutnya
8. Untuk mengetahui pengobatan yang
tepat terkait kondisi pasien
Resiko ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan NIC: Pencegahan Kejang (2690) 1. Untuk mengetahui perkembangan
perfusi jaringan cerebral keperawatan selama 3x8 1. Monitor TTV TTV pasien, jika terdapat masalah bisa
berhubungan dengan aktivitas jam diharapkan masalah 2. Jaga penghalang tempat tidur tetap mengambil tindakan selanutnya
kejang dinaikkan 2. Agar pasien tetap aman dan tidak
resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan cerebral 3. Instruksikan keluarga pasien mengenai terjatuh
dapat teratasi dengan potensial dari faktor resiko 3. Agar keluarga mengetahui faktor
kriteria hasil: 4. Instruksikan keluarga pasien untuk risiko sejak dini utnuk pencegahan
NOC: Perfusi jaringan memanggil jika dirasa tanda akan 4. Agar langsung dapat pertoongan
serebral (0406) terjadinya kejang dengan cepat dan tepat
1. Demam (3-4) 5. Kolaborasi pemberian obat sesuai 5. Agar mengurangi kejang dengan

2. Kelesuan (3-4) indikasi teknik farmakologi

3. Sakit kepala (3-4) 6. Berikan posisi yang nyaman 6. Agar pasien tetap merasa aman dan
nyaman
Resiko cedera berhubungan Setelah dilakukan tindakan NIC: Manajemen lingkungan (6486) 1. Agar pasien tetap aman dan
dengan aktivitas kejang keperawatan selama 3x8 1. Ciptakan lingkungan yang aman bagi nyaman
jam diharapkan masalah pasien 2. Agar pasien terhindar dari benda-
resiko cidera dapat 2. Singkirkan benda-benda berbahaya benda bahaya
dihindari dengan kriteria dari lingkungani 3. Memberikan kenyaman dan
hasil: 3. Dampingi pasien selama tidak ada kemanan pada pasien
NOC: Kontrol Resiko kegiatan bangsal, dengan tepat 4. Untuk mengurangi resiko jatuh
(1902) 4. Sediakan tempat tidur dengan pada klien
1. Pengetahuan tentang ketinggian yang rendah Agar pasien tetap tenang dan nyaman
resiko (3-4) 5. Izinkan keluarga untuk tinggal dengan
2. Monitor lingkungan pasien
yang dapat menjadi
resiko (3-4)
3. Kembangkan strategi
efektif pengendalian
resiko (3-4)
4. Penggunaan sumber
daya masyarakat
untuk pengendalian
resiko (3-4)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Hipertermi berhubungan Senin, 18 November 2019 Senin, 18 November 2019
dengan penyakit Pukul 10.00 wib Jam 13.00 wib
1. Monitor suhu setiap 2 jam S:
2. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi - Ibu mengatakan anaknya sudah bisa tidur dan
demam anaknya sudah turun
Lusi
O:
- Pasien tampak tertidur
Pukul 11.00 wib
- Suhu badanya sudah turun S: 38,1
1. Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
2. Kompres air hangat A: masalah hipertermi belum teratasi
P:
Lusi - Monitor ttv
- Berikan paracetamol bila pasien mengalami
demam

Lusi

Hipertermi berhubungan Selasa, 19 November 2019 Selasa, 19 November 2019


dengan penyakit Pukul 10.15 wib Jam 13.00 wib
1. Monitor suhu setiap 2 jam S:
2. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi - Ibu mengatakan anaknya sudah bisa tidur dan
3. Kompres air hangat demam anaknya sudah turun

O:
- Pasien tampak lemas
Lusi
- Suhu badanya sudah turun S: 37,8

Pukul 11.15 wib A: masalah hipertermi belum teratasi


1. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi P:
2. Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya - Monitor ttv
kehangatan tubuh - Berikan paracetamol bila pasien mengalami
3. Kolaborasi pemberian antibiotik dan antipiretik demam

Lusi
Lusi

Hipertermi berhubungan Rabu, 20 November 2019 Rabu, 20 November 2019


dengan penyakit Pukul 11.15 wib Jam 13.15 wib
1. Monitor suhu setiap 2 jam S:
2. Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi - Ibu mengatakan demam anaknya sudah turun
3. Kompres air hangat
O:
- Pasien tampak lemas
Lusi - Suhu badanya sudah turun S: 37,5

A: masalah hipertermi belum teratasi


Pukul 12.15 wib
P:
1. Evaluasi intake cairan dan nutrisi
- Monitor ttv
2. Kolaborasi pemberian antibiotik dan antipiretik
- Berikan paracetamol bila pasien mengalami
demam
Lusi

Lusi

Ketidakefektifan bersihan Senin, 18 november 2019 Senin. 18 november 2019


jalan nafas berhubungan Pukul 12.00 WIB Pukul 12.45
dengan obstruksi jalan 1. Memonitor tanda-tanda vital S:
nafas 2. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan - ibu pasien mengatakan anak masih batuk, terkadang
ventilasi, miringkan kepala waktu tidur anak terbangun sendiri karena batuknya
- ibu pasien mengatakan anak batuntetpi tidak keluar
sekret
Iryane
O:
Pukul 12.15
- anak tampak tertidur
1. Mengeluarkan sekret dengn fisioterapi dada
- anak tampak lemas
2. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan - respirasi 28x/menit
3. Mengatur intake untuk cairan - spO2 97%
mengoptimalkankeseimbangan - mata anak tampak berair
- tidak ada suara nafas tambahan
Tidak ada sianosis
Iryane
A: masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum
Pukul 12.30
teratasi
1. Monitor respirasi dan status O2
P: Lanjutkan intervensi (Manajemen jalan nafas)
2. Observasi warna kulit terhadap adanya cianosis
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi,
3. Kolaborasi obat terkait kondisi yang dialami
miringkan kepala
(salbutamol 3x2 mg)
2. Keluarkan sekret dengn fisioterapi dada
3. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Iryane 4. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
5. Monitor respirasi dan status O2
6. Observasi warna kulit terhadap adanya cianosis
7. Monitor tanda-tanda vital
8. Kolaborasi obat terkait kondisi yang dialami pasien
(salbutamol 3x2 mg)
Iryane
Ketidakefektifan bersihan Selasa, 19 november 2019 Selasa. 19 november 2019
jalan nafas berhubungan Pukul 09.30 WIB Pukul 10.30
dengan obstruksi jalan 1. Memonitor tanda-tanda vital S:
nafas 2. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan - ibu pasien mengatakan anak batuk berkurang,
ventilasi, miringkan kepala - ibu pasien mengatakan sekret anak belum bisa keluar
O:
- anak tampak tertidur
Iryane - respirasi 26x/menit
Pukul 10.00 - spO2 99%
1. Mengeluarkan sekret dengn fisioterapi dada - mata anak tampak berair
2. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara - tidak ada suara nafas tambahan
tambahan Tidak ada sianosis
3. Mengatur intake untuk cairan A: masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi
mengoptimalkankeseimbangan sebagian
P: Lanjutkan intervensi (Manajemen jalan nafas)
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi,
Iryane miringkan kepala
Pukul 10.15 2. Keluarkan sekret dengn fisioterapi dada
1. Monitor respirasi dan status O2 3. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
2. Observasi warna kulit terhadap adanya cianosis tambahan
3. Kolaborasi obat terkait kondisi yang dialami 4. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
pasien (salbutamol 3x2 mg) keseimbangan.
5. Monitor respirasi dan status O2
6. Observasi warna kulit terhadap adanya cianosis
Iryane 7. Monitor tanda-tanda vital
8. Kolaborasi obat terkait kondisi yang dialami pasien
(salbutamol 3x2 mg)

Iryane
Ketidakefektifan bersihan kamis, 21 november 2019 Selasa. 19 november 2019
jalan nafas berhubungan Pukul 15.00 WIB Pukul 16.15
dengan obstruksi jalan 1. Memonitor tanda-tanda vital S:
nafas 2. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan - ibu pasien mengatakan anak batuk berkurang,
ventilasi, miringkan kepala - ibu pasien mengatakan sekret anak sudah bisa keluar
sedikit-sedikit
O:
Iryane - anak tampak tertidur
Pukul 15.30 - respirasi 29x/menit
1. Mengeluarkan sekret dengn fisioterapi dada - spO2 98%
2. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara - tidak ada suara nafas tambahan
tambahan Tidak ada sianosis
3. Mengatur intake untuk cairan A: masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi
mengoptimalkankeseimbangan sebagian
P: Lanjutkan intervensi (Manajemen jalan nafas)
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi,
miringkan kepala
Iryane 2. Keluarkan sekret dengn fisioterapi dada
Pukul 16.00 3. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
1. Monitor respirasi dan status O2 4. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
2. Observasi warna kulit terhadap adanya cianosis keseimbangan.
3. Kolaborasi obat terkait kondisi yang dialami 5. Monitor respirasi dan status O2
pasien (salbutamol 3x2 mg) 6. Observasi warna kulit terhadap adanya cianosis
7. Monitor tanda-tanda vital
8. Kolaborasi obat terkait kondisi yang dialami pasien
Iryane (salbutamol 3x2 mg)

Iryane
Resiko ketidakefektifan Senin, 20 november 2019 Senin. 20 november 2019
perfusi jaringan cerebral Pukul 10.00 WIB Pukul 14.30
berhubungan dengan 1. Memonitor tanda-tanda vital S:
aktivitas kejang 2. Melonggarkan pakaian ketat yang digunakan oleh - ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak kejang lagi,
pasien terutama pada bagian leher O:
- anak tampak tertidur
- respirasi 28x/menit
Yuyun - SPO2 99%
Pukul 12.30 A: masalah Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
1. Monitor SP02 cerebral teratasi sebagian
2. Monitor tingkat kesadaran P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor SP02
2. Monitor tingkat kesadaran
3. Monitor TTV
Yuyun
Pukul 14.00
1. Monitor pernapasan dan SPO2 Yuyun
2. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu

Yuyun
Resiko ketidakefektifan Selasa, 21 november 2019 Senin. 20 november 2019
perfusi jaringan cerebral Pukul 15.00 WIB Pukul 18.00
berhubungan dengan 1. Memonitor tanda-tanda vital S:
aktivitas kejang 2. Melonggarkan pakaian ketat yang digunakan oleh - ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak mengalami
pasien terutama pada bagian leher kejang lagi.
O:
- anak tampak tertidur
- respirasi 28x/menit
Yuyun - SPO2 98%
Pukul 15.30 A: masalah Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
1. Monitor SP02 cerebral teratasi sebagian
2. Monitor tingkat kesadaran P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor SP02
2. Monitor tingkat kesadaran
3. Monitor TTV
Yuyun
Pukul 17.00
3. Monitor pernapasan dan SPO2 Yuyun
4. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu

Yuyun
Resiko ketidakefektifan Rabu, 22 november 2019 Rabu. 202november 2019
perfusi jaringan cerebral Pukul 15.00 WIB Pukul 18.00
berhubungan dengan 1. Memonitor tanda-tanda vital S:
aktivitas kejang 2. - ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak mengalami
kejang lagi selam beberapa hari masuk RS.
O:
Yuyun - anak tampak tertidur
Pukul 15.30 - respirasi 27x/menit
1. Monitor SP02 - SPO2 98%
2. Monitor tingkat kesadaran A: masalah Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
cerebral teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor SP02
Yuyun 2. Monitor tingkat kesadaran
Pukul 17.00 3. Monitor TTV
1. Monitor pernapasan dan SPO2
2. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
Yuyun
Yuyun
Resiko cedera
berhubungan dengan
aktivitas kejang

Anda mungkin juga menyukai