DI SUSUN OLEH :
ROHMIASIH
201703057
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Gerontik ini dibuat untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik. Oleh Mahasiswa D3 Keperawatan Tingkat 3
Stikes Karya Husada Kediri.
Nama : Rohmiasih
Nim : 201703057
Semester : VI ( Enam )
Mengetahui
2
LAPORAN PENDAHULUAN
GERONTIK
A. Definisi Lansia
Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia . menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan
lansia dikatakan bahwa lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia
dari 60 tahun. (Dewi, 2014)
Lansia adalah individu yang berusia diatas 60 tahun, pada umumnya
memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi biologis, psikologis,
sosial, dan ekonomi (Mubarak, 2009).
B. Proses penuaan
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(CONSTANTANIDES, 2014). Ini merupakan yang terus menerus
(berlanjut) secara alami. Ini dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada
semua maklhuk hidup (Bandiyah, 2009)
C. Klasifikasi Lansia
Mengenai kapankah orang disebut lanjut usia, sulit dijawab secara
memuaskan. Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai
batasan umur.
a. Menurut Organisasi Kesehatan (WHO)
Lenjut usia meliputi:
1) Usia lanjut : 60-74 tahun
2) Usia tua : 75-89 tahun
3) Usia sangat lanjut : > 90 tahun
b. Menurut Departemen Kesehatan RI
Departemen kesehatan Republik Indonesia membagi usia lanjut menjadi
sebagai berikut:
1. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun), keadaan ini dikatakan
sebagai masa virilitas.
3
2. Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai masa presenium.
3. Kelompok- kolompok usia lanjut (>65 tahun)yang dikatakan sabagai
masa senium.
(Yilu, 2014)
1. Menurut Undang-Undang No.4 Tahun 1995 pasal seseorang dapat
dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang
bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak
berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari
dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi Nugroho, 2008).
2. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan
lansia. Pada bab 1 pasal 1 ayat 2, yang disebutkan dengan lanjut usia
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas, baik pria
maupun wanita (Wahyudi Nugroho, 2008).
D. Tipe Lansia
Beberapa tipe lansia tergnatung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan ekonomi. Tepe tersebut dapat
di jabarkan sebagai berikut:
a. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, sederhana, rendah hati,
dermawan dana menjdai panutan.
b. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam
mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menantang proses penuaan sehingga menjadi
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, pengkritik, dan banyak
penuntut.
d. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, ,mengikuti kegiatan agama, adan
melakukan pekerjaan apa saja.
e. Tipe bingung
4
Keget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, mimder, menyesal,
pasif, dan acuh tak acuh(Maryam et al, 2012.33)
E. Teori Lansia
a. Teori Biologis
Menurut Maryam et al (2012) mengatakan teori biologi mencakup teori
genetik dan mutasi, imunology slow theory, teori stres, teori radikal
bebas, teori rantai silang.
b. Teori genetik mutasi
Menurut teori genetik dan muntasi, menua terprogram secara genetik
untuk spesien-spesies tertentu. Menua terjdi sebagai akibat dari penuaan
biokimia yang terprogam oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel
pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah
mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan fungsi sel).
c. Imunologi slow theory
Menurut imunologi slow theory, sistem imun menjadi efektif dengan
bertambahanya usia dan masuknya virus kedalam tubuh yang dapat
menyebabkan kerusakan organ tubuh.
d. Teori stres
Teori stres mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel sel yang
bisa di gunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kasetabilan lingkungan internal tidak dapat mempertahankan sel sel
tubuh lelah terpakai.
e. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas (sekelompok atom)
mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti
kerbohidrat dan protein. Radikal bebas ini menyebabkan sel-sel tidak
dapat melakukan regenerasi.
f. Teori rantai silang
Pada teori rantai silang di ungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel tua atau
usang menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen.
Ikatan ini menyebabkan elastisitas, kekakuan, adan hilangnya fungsi sel.
g. Teori psikologi
5
Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan
penambahan usia. Perubahan psikologis yang terjadi dapt duhubungkan
pula dengan usia. Perubahan psikologis yang terjafi dapat dihubungkan
pula dengan keakuratan mental dan keadaan fungsioanal yang efektif.
Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan intelegensi dapat
menjadi karakterristik konsep diri dari sesorang lansia. Konsep diri yang
positif dapat menjadikan seorang lansia mampu berinteraksi dengan
mudah terhadap nilai-nilai yang ada ditunjang dengan status sosialnya.
Adanya penurunan dan intelektualisasi yang meliputi: prsepsi, kemapuan
kognitif, memory, dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka
sulit untuk dipahami dan berinteraksi. Dengan adanya penurunan sistem
sensorik, makan akan terjadi pula penurunan kemampuan untuk
menerimana, memperoses, dan merospon stimulasi sehingga terkadang
akan muncul reaksi yang berbeda dari stimulasi yang ada (Maryam et al.
2012:47).
h. Teori Sosial
Menurut Maryam et al.(2012), ada beberapa teori soasila yang berkaitan
dengan proses penuaan, yaitu teori interaksi sosial, teori penarikan diri,
teori aktivitas, teori perkembangan, teori stratifikasi usia.
1) Teori interaksi sosial
Teori ini emncoba menjelaskan mengapa lansia tidak pada suatu
situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang di hargai masyarakat.
Pada lansia, kekuasaan dan presentasinya berkurang sehingga
menyebabkan interaksi sosial merekan juga berkurang, yang tersisa
hanyalah harga diri dan kemampuan meraka untuk mengikuti
perintah.
2) Teori penarikan diri
Teori ini merupakan teori sosial tentang penuaan yang paling awal
dan pertama kali diperkenalkan oleh Gumming dan henry (1961).
Kemiskinan yang diderita lansia dan menurunya derajat kesehatan
mengakibatkan seorang lansia perlahan-lahan menarik diri dari
pergaulan disekitarmya. Selainhal tersebut, masyarakat juga perlu
mempersiapkan kondisi agar lansia tidak menarik diri. Proses
6
penuaan menyebabkan interaksi sosial lansia menurun., baik secara
kualitas maupun secara kuantitas. Pada lansiajuag terjadi kehilangan
ganda (triple loss), yaitu: kehilangan peran (loss of roles), hambatan
kontak sosial dan berkurangnya komitmen.
Menurut teori ini seorang lansia dinyatakan mengalami proses
penuaan yang berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan terdahulu
dan dapat memusatkan dari pada persoalan pribadi serta
mempersiapkan diri dalam menghadapi proses kematiaannya.
3) Teori aktifitas
Dari pihak lansia sendiri terdapat anggapan bahwa proses penuaan
merupakan seatu perjuangan untuk tetap muda dan berusaha dalam
mempertahankan perilaku meraka semasa mudanya.
Pokok-pokok teori aktivitas adalah moral dan kepuasan nerkaitan
dengan interaksi sosial dan keterlibatan sepenuhnya dari lansia di
masyarakat: kehilangan peran akan menghilangkan kepuasa seseorang
lansia.
Penerapan teori aktivitas ini sangat positif dalam penyusunn
kebijakan terhada lansia, karena memungkinkan para lansia untuk
berinteraksi sepenuhnya di masyarakat.
4) Teori kesinambungan
Teori ini di anut oleh banyak pakar sosial. Teori ini mengemukakan
adanya kesinambungan adanya siklus kehidupan lansia. Pengalaman
hidup sesorang pada suatu saat merupakan gambaran kelak apad
saatbia menjadi lansia. Hal ini dapat terlibat bahwa gaya hidup,
perilaku, dan harapan sesorang ternyata tidak berubah meskipun ia
telah menjadi lansia.
Pokok-pokok teori kesinambungan adalah sebagai berikut: lansia tak
disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses
penuaan, tetapi harus berdasarkan pada pengalaman di amsa lalu,
lansia harus memilih peran yang harus dipertahankan atau
dihilangkan. Peran lansia yang hilang tak perlu di ganti. Lansia
berkesempatan untuk memilih berbagai macam cara untuk
beradaptasi.
7
5) Teori perkembangan
Teori perkembangan menjelaskan berbagi proses menjadi tua
merupakan suatu tantangan dan bagaimana jawaban lansia terhadap
berbagai tantangan tersebut yang dapar dinilai positif maupun bernilai
negatif. Akan tetapi,teory ini tidak menggariskan bagaimana cara
menjadi tua yang diinginkan atau yang seharusnya diterapkan oleh
lansia tersebut.
Pokok-pokok dalam teori perkembangan adalah sebagai berikut; masa
tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang
baru, yaitu: pensiundan/ataumenduda/menjanda. Masa tua
kehidupannya. Lansia harus menyesiakan diri sebagai akibat perannya
yang berfikir di dalam keluarga, kehilangan identitas dan hubungan
sosialnya akibat pensiun,serta ditinggal mati oleh pasangan hidup dan
teman-temanya
6) Teori stratifikasi usia
Dua elemen penting dari modal stratifikasi usia tersebut adalah
struktur dan prosesnya.
Struktur mencakup hal-hal sebagai berikut: bagaimanakah peran dan
harapan menurut penggolongan usia; bagaimanakah penilaian strata
oleh strata itu sendiri dan strata lainnya; bagaimanakah terjadinya
penyebaran pern dan kekuasaan yang tak merata pada masing-masing
strata, yang didasarkan pada pengalaman dan kebijakan lansia.
7) Teori Spiritual
Flowler menggunakan istialah kepercayaan sebagai suatu bentuk
pengetahuan dan cara berhubungan dengan kehidupan akhir. Menurut
, kepercayaan merupakan suatu fenomena timbal balik, yaitu suatu
hubungan aktif antara seseorang dengan orang lain dalam
menanamkan suatu keyakinan, cinta kasih, dan harapan.
(Maryam et al.2012:54)
F. Perubahan pada Lansia
Perubahan-perubahan yang muncul pada lansia, meliputi:
a. Perubahan fisik
1. sel
8
a) Lebih sedikit jumlahnya.
b) Lebih besar ukurannya.
c) Berkurang jumlah cairannya tubuh dan cairan intraseluler.
d) Menurun proporsinya protein di otak, otot, hati, dan ginjal.
e) Jumlah sel otak menurun.
f) Terganggu mekanisme perbaikan sel.
g) Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
(yuli, 2014)
2. Sisten persyarafan
a) Berat otak menurun 10-20% (setiap harinya sel saraf otak
seseorang akan berkurang).
b) Hubungan persyarafan menurun dengan cepat.
c) Mengecilnya saraf panca indra.
d) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya
terhadap stres.
e) Penglihatan berkurang, pendengaran menghilang, sraf penciuman
dan perasa mengecil, lebih sensitif terhadap peribahan suhu.
f) Kurang sensitif terhadap sentuhan.
(yuli. 2014)
3. Sistem pendengaran
a) Gangguan pendengaran (presbiakusis). Hilangnya daya
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara
dan nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-
kata, 50% terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.
b) Membran timpani menjadi atrifi menyebabkan otaklerosis.
c) Terjadinya pengumpulan seruman dan dapat mengeras karena
meningkatnya kreatin.
d) Fungsi pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang
mengalami ketegangan/ stres.
e) Tinitus (bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi
atau rendah, bisa terus-menurus).
f) Vertigo (perasaan yang tidak stabil, terasa seperti bergoyang atau
berputar).
9
(Nugroho, 2008:28)
4. Sistem penglihatan
a) Sfingter pupil timbul sklerosis dan respon terhadap sinar
menghilang.
b) Kornea lebih berbentuk sferis (bola).
c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, lebih
menyebabkan ganguan penglihan.
d) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat, sesah melihat dalam gelap.
e) Daya akomodasi menurun/hilang dengan manifestasi presbio[ia,
seseorang sulit melihat dekat yang dipengaruhi brkuarangnya
elastisitas lensa.
f) Lapang pandang menurun.
g) Daya membedakan warna menurun, terutama warna biru atau
hijau.
(Nugroho, 2008:28)
5. Sistem kardiovaskuler
a) Elastisitas dinding aorta menurun.
b) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
c) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, hal ini disebabkan menuruny
kontraksi dan volumenya.
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari
tidur ke duduk atau duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekana
darah menurun yaitu menjadi 65 mmhg yang dapat
mengakibatkan pusing mendadak.
e) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya reistensi
dari pembuluh darah perifer: sistolis normal ±170 mmhg,
diastolis normal ±90 mmhg.
(yuli, 2014)
6. Sistem pernafasan
a) Otot-otot pernafasan kehilangan kekakuan dan menjadi kaku.
10
b) Menurunya aktivitas dari silia.
c) Paru-paru kehilangan elastisitas: kapasitas residu meningkat,
menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasaan maksimum
menurun dan kedalam bernafas menurun.
d) Alveoli ukuranya melebar dari biasanya dan jumlahnya berkurang.
e) O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmhg
f) CO2 pada arteri tidak terganti.
g) Kemampuan untuk batuk berkurang.
h) Kemapuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernafasan
akan menurun seiring dengan pertambahan usia.
(yuli,2014)
7. Sistem gastrointestinal
a) Kehilangan gigi: penyebabutama adanya periondontal disease
yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi
kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
b) Indra oengecap menurun
c) Esofagus melebar.
d) Lambung: rasa lapar menurun
e) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.
f) Fungsi absorbpsi melemah
g) Liver (hati): makin mengecil dan menurunya tempat
penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
(yuli, 2014)
8. Sistem Endokrin
a) Produksi dari hampir semua hormon menurun.
b) Fungsi paraterpid dan sekresi tidak berubah.
c) Pituatari: pertumbuhan hormon ada tapi lebih rendah dan hanya
dalam pembuluh darah.
d) Menurunya aktifitas teroid.
e) Menurunya produksi aldestron.
f) Menurunya sekresi hormon kelamin.
(yuli, 2014)
9. Sistem Integumen
11
a) Kulit mengkerut atau keriput akibat hilangnya jaringan lemak.
b) Permukaan kulit kasar atau bersisik.
c) Menurunnya respon terhadap trauma.
d) Mekanisme proteksi kulit menurun.
e) Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
f) Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
g) Berkurangnya elastisitas akibat dari penurunya cairan dan
vaskularisasi.
h) Pertumbuhan kaki lebih lambat.
i) Kuku jari menjadi keras dan rapuh.
j) Kuku jari tumbuh secara berlabihan dan seperti tanduk.
(yuli, 2014)
10. Sistem Muskulosekeletal
a) Tulang kehilangan density(cairan) dan makin rapuh dan
osteoporosis.
b) Kifosis.
c) Pinggang, lutut, jari-jari pergelangan terbatas.
d) Persendian membesar dan menjadi kaku.
e) Tandon mengerut dan mengalami sklerosis.
f) Atrofi serabut otot.
g) Otot-otot polos tidak begitu terpengaruh.
(yuli, 2014)
11. Sistem Reproduksi dan Seksualitas
a) Vagina
b) Menciutnya ovari dan uterus
c) Atrofi payudara
d) Dorongan seksual menetap sampai usia 70 tahun
e) Produksi esterogen dan progresteron menurun. (yuli, 2014)
12
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
A. DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (
Smith Tom,1995 ).
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau
sama dengan 100 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95
mmHg ( Kodim Nasrin,2003 ).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolic 90 mmHg ( Smeltzer,2001 ).
B. Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
a. Genetik : Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau ransport
Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
c. Stress Lingkungan.
13
d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua sertapelabaran
pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1) Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin
angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress. Begitu pula
sesorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat
mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang
kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.
2) Hipertensi Sekunder
Yaitu hipertensi yang penyebab spesifiknya diketahui seperti : penggunaan
estrogen, penyakit ginjal, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan
lain-lain.
Hipertensi dibedakan menjadi 2 faktor :
1. Pengeluaran rennin
Pengeluaran rennin oleh ginjal menyebabkan angiotensinogen I. Hal ini
menyebabkan ekskresi aldosteron meningkat dan kontraksi arteriol yang dapat
menimbulkan peningkatan tahanan perifer dan retensi natrium dan air dimana
hal ini dapat menyebabkan volume darah meningkat yang menyebabkan
tekanan darah meningkat
2. Stress
Stress dapat merangsang system saraf simpatis yang menyebabkan denyut nadi
meningkat, vasokontriksi jantung meningkat yang menyebabkan pembuluh
darah perifer meningkat dan kardiak output jantung meningkat dalam hal ini
menyebabkan terjadinya tekanan darah meningkat.
C. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan
atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
14
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg ( Darmojo,1999).
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi
dari The Sixth Report of The Join National Comitee,Prevention,Detection and
Treatment of High Blood Pressure ( JNC-VI,1997 ) sebagai berikut :
15
No. Kategori Sistolik Diastolik
( mmHg ) ( mmHg )
1. Optimal < 120 < 80
2. Normal 120 129 80 84
3. High normal 130 139 85 89
4. Hipertensi
Grade 1 ( ringan ) 140 -159 90-99
Grade 2 ( sedang ) 160 -179 100-109
Grade 3 ( berat ) 180-209 100-119
Grade 4 ( sangat berat ) >210 >120
D. Manifestasi Klinik
a. Peninggian tekanan darah
b. Mungkin terjadi perubahan retina dengan hemorargi, eksudat, penyempitan
arteriole, dan edema papil
c. Penyakit arteri koroner dengan angina
d. Terjadi hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung
e. Perubahan patologis pada ginjal ( nokturia dan azotemia )
f. Stroke
g. Sakit kepala
h. Pusing atau migren
i. Epistaksis
j. Marah dan telinga berdengung
k. Rasa berat di tengku
16
E. Pathway Hipertensi
umur Jenis kelamin Gaya hidup obesitas
Elastisitas , arteriosklerosis
hipertensi
Perubahan struktur
vasokonstriksi
Gangguan sirkulasi
Respon RAA
Gangguan
perfusi Penurunan Fatique
jaringan Rangsang curah jantung
aldosteron
Intoleransi
aktifitas
Retensi Na
17
F. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor,pada medulla di otak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
syaraf sympatis yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis ditoraks dan abdomen.Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui
system syaraf simpatis ke ganglia sympatis ( Brunner & Suddarth,2002 ).
G. Komplikasi
a. Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain mata
berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,
gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
b. Dapat menyebabkan kelumpuhan pada ekstremitas badan (stroke)
c. Secara mekanis dapat merusak pembuluh darah dan mulai terjadi insufisiensi
jantung dan dapat menyebabkan berkurangnya perfusi dalam pembuluh darah
otak yang sudah menyempit karena arteriosclerosis
d. Penyakit jantung iskemik
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
b. pemeriksaan retina
c. pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung.
d. EKG untuk mengetahui hipertrofi ventrikel kiri
e. urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin,darah,dan glukosa.
f. foto dada & CT Scan
I. Penatalaksanaan
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan :
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis
18
1) Diet pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d) Tidak menimbulakn intoleransi.
e) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angiotensin
19
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin, alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan
darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
2. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan pusing kepala (nyeri kepala), cepat lelah,
sering menguap dan mengantuk.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal diabetes dan jantung.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit
yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
5. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
a) Psikologi : apakah klien mengalami peningkatan stress
b) Sosial : Cenderung menarik diri dari lingkungan
c) Spiritual : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan
ibadah menurut agamanya
6. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a) Kebutuhan nutrisi
1) Makan : kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan kaya
protein).
7. Aktifitas dan Istirahat
Gejala : merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan, perubahan
kesadaran, letarghi, hemiparesis, quadreplagia, ataksia, cara berjalan tak tegap,
masalah dalam keseimbangan, cedera (trauma) ortopedi, kehilangan tonus otot
dan spastik otot.
8. Sirkulasi
Gejala: Perubahan tekanan darah (hipertensi), perubahan frekuensi
jantung (bradikardi, takikardi yang diselingi dengan bradikardi dan distritmia).
9. Integritas Ego
20
Gejala: Perubahan tingkah laku / kepribadian (demam). Tanda.: Cemas,
mudah tersinggung, delrium, agitasi, bingung, depresi dan impulsif.
lemah dan tidak seimbang. Reflek tendon dalam tidak ada / lemah, apiaksia,
hemiparesis, quadreplagia, postur (dekortikasi deselerasi), kejang, sangat
sensitif terhadap sentuhan da--n gerakan, kehilangan sensasi sebagian tubuh
dan kesulitan menentukan posisi tubuh.
10. Nyeri / kenyamanan
Gejala : sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda dan
biasanya lama. Tanda : wajah menyeringai, respon menarik ada rangsangan
nyeri yang
hebat, gelisah, tidak bisa beristirahat dan merintih.
11. Pernafasan
Tanda : perubahan pola nafas (apneu yang diselingi oleh hiperventilasi), nafas
berbunyi, stridor, tersedak, ronchi, menghi positif (kemungkinan karena
aspirasi).
12. Keamanan
Gejala : trauma karena kecelakaan. Tanda : fraktur / dislokasi dan gangguan
penglihatan gangguan rentang gerak, kekuatan secara umum
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut (D.0077)
2. Gangguan pola tidur (D.0055)
21
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
22
FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU
Tangal Pengkajian : 06 April 2020
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. K L / P
Tempat & Tgl Lahir : Nganjuk, 31 Desember 1947 Gol. Darah : O / A / B / AB
Pendidikan Terakhir : SD / SLTP / SLTA / D. I / D. III / D.IV / S.1 / S. 2 / S. 3
Agama : Islam / Protestan / Katolik / Hindu / Budha / Konghucu / LL
Status Perkawinan : Kawin / Belum / Janda / Duda ( Cerai : Hidup / Mati )
TB / BB : 155 Cm / 50 Kg
Penampilan : Bersih Ciri-Ciri Tubuh : kurus, rambut beruban
Alamat : Ds. Gebangkerep Kec. Baron Kab. Nganjuk
Telp
/
............
...
B. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Menikah
: Perempuan : Keturunan
23
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : Buruh tani
Alamat Pekerjaan : di desa Gebangkerep dan sekitarnya
Berapa Jarak Dari Rumah : Km
Alat Tarnsportasi : Berjalan
Pekerjaan Sebelumnya : Sama sejak dulu Buruh Tani
Berapa Jarak Dari Rumah : - Km
Alat Tarnsportasi : Berjalan
Sumber-Sumber Pendapatan & Kecukupan terhadap kebutuhan : dari hasil buruh tani.
E. RIWAYAT REKREASI
Hobbi / Minat : Masak
Keanggotaan Organisasi : -
Liburan / Perjalanan :-
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : perawat/mantri
Jarak dari rumah : 2,2 Km
Rumah Sakit : RSUD Kertosono Jaraknya : 3,9 Km
Klinik : Puskesmas Baron Jaraknya : 3,3 Km
Pelayanan Kesehatan di rumah : Baik
Makanan yang dihantarkan : Nasi, Lauk, Sayur
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : makan mentimun saat pusing
Lain lain :-
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual : sholat jamaah di mushola
Yang lainnya :-
H. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : Pasien mengatakan mempunyai
riwayat Darah tinggi
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : Pasien mengatakan mempunyai
riwayat Darah tinggi
Keluhan Utama :
Provokative / Paliative : nyeri karena hipertensi
Quality / Quantity : nyeri seperti di tiban benda berat
24
Region : pada kepala
Severity Scale :5
Timming : hilang timbul
25
Istirahat & Tidur : Tidak Terpenuhi
Personal Hygiene : Terpenuhi
Seksual : Tidak terpenuhi
Rekreasi : Tidak pernah
Psikologis :
Persepsi Klien
:
Konsep diri : Konsep diri yang dimiliki Ny. K baik, Ny. K tetap menjadi
pribadi yang mandiri dan tidak mau merepotkan orang lain
Emosi : Sering marah-marah,hal itu dipengaruhi oleh kondisi fisik dan
hormon
Adaptasi : Adaptasi dengan lingkungan baik, Ny. K senang berinteraksi
dan bersosialisasi dengan baik
Mekanisme Pertahanan Diri : Sering marah
J. TINJAUAN SISTEM
Keadaan Umum : Kondisi umum baik
Tingkat Kesadaran : Composmentis, Apatis, Sumnolen, Suporus, Coma
Skala Koma Glasgow :Verbal = 5 Psikomotor = 6 Mata = 4
Tanda-Tanda Vital : Pols = 89X/menit Temp= 36,5ºC RR= 21x/menit Tensi=
170/100 mmhg
26
11. Sistem Pengecapan : Ny. K masih bisa merasakan rasa asin, manis, pahit, asam
dengan baik
12. Sistem Penciuman : Ny. K masih bisa membedakan bau minyak kayu putih dan
minyak wangi
13. Tactil Respon : Normal, getaran terdengar jelas
K. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
Skor yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu salah 0 sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ny.K memiliki fungsi intelektual yang utuh
27
2. Meja
3. Kertas
3 Perhatian dan 5 5 Meminta Klien berhitung dari 100,
Kalkulasi kemudian dikurangi 7 sampai lima
tingkat
o 100, 93, 86 , ..
4 Mengingat 3 3 Meminta klien untuk mengulangi 3
objek pada Poin 2
1. Kursi
2. Meja
3. Kertas
5 Bahasa 9 9 Menanyakan kepada klien tentang
benda (Sambil menunjuk benda
tersebut)
1. Jendela
2. Jam dinding
Meminta klien untuk mengulangi
kata berikut tak ada jika , dan ,atau
,tetapi Klien menjawab _ dan , atau
, tetapi.
Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri dari tiga langkah :
Ambil bulpoint di tangan anda,
ambil kertas , menulis saya mau
tidur.
1. Ambil bolpen
2. Ambil kertas
3. ..
Perintahkan Klien untuk hal berikut
(bila aktifitas sesuai perintah nilai 1
point)
Tutup mata anda
1. Klien menutup mata
Perintahkan pada klien untuk menulis
kalimat atau menyalin gambar
Total 30 30
Skor yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu 30 sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ny.K memiliki status mental norma
No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah bapak/ibu sekarang merasa puas dengan kehidupannya ? √
2. Apakah bapak/ibu telah meninggalkan banyak kegiatan atau kesenangan √
akhir-akhir ini ?
3. Apakah bapak/ibu merasa hampa/kosong dalam hidup ini ? √
28
4. Apakah bapak/ibu sering merasa bosan ? √
5. Apakah bapak/ibu merasa mempunyai harapan yang baik dimasa √
depan ?
6. Apakah bapak/ibu mempunyai pikiran jelek yang mengganggu terus √
menerus ?
7. Apakah bapak/ibu memiliki semangat yang baik setiap saat ? √
8. Apakah bapak/ibu takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada √
anda ?
9. Apakah bapak/ibu merasa bahagia pada sebagian besar waktu ? √
10. Apakah bapak/ibu sering merasa tidak mampu untuk berbuat apa-apa ? √
29
4. APGAR Keluarga
KADANG- TIDAK
SELALU
No. ITEMS PENILAIAN KADANG PERNAH
(2)
(1) (0)
1. A : Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga ( teman-teman ) saya untuk 1
membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2. P : Partnership
Saya puas dengan cara keluarga ( teman teman
) saya membicarakan sesuatu 1
dengan saya dan mengungkapkan masalah
saya.
3. G : Growth
Saya puas bahwa keluarga ( teman-teman )
saya menerima & mendukung keinginan 1
saya untuk melakukan aktifitas atau arah
baru.
4. A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga ( temanteman
) saya mengekspresikan afek dan 1
berespon terhadap emosi-emosi saya,
seperti marah, sedih atau mencintai.
5. R : Resolve
Saya puas dengan cara teman-teman saya
dan saya menyediakan waktu bersama sama 1
mengekspresikan afek dan berespon
Jumlah 5
L. DATA PENUNJANG
30
ANALISA DATA
Do:
1. pasien tampak gelisah.
2. Pasien tampak menyeringai
3. Pasien tampak memegang
kepala
4. TTV:
TD: 170/100mmhg
N: 89x/menit
S: 36,5ºC
RR: 21x/menit
Sekala nyeri 5
2. Ds. : Ny. K mengeluh sulit tidur Kurangnya kontrol untuk Gangguan Pola Tidur
karena kepalanya pusing, tidur dan kecapekan (D.0055)
tidurnya larut malam dan ketika
tidur sering terbangun, pasien
mengatakan tidurnya hanya
sekitar 4-5 jam saja.
Ny. K megatakan minum kopi
saat malam hari.
Do:
1.Mata pasien tampak sayup
2.Pasien tampak sering meguap
3.Pola tidur pasien tidak teratur
4.Terdapat kantong mata
31
PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri Akut: sakit kepala dan pusing pada Ny. K yang disebabkan oleh tekanan darah
tinggi,
2. Gangguan Pola Tidur: sakit kepala dan pusing yang dirasakan oleh Ny. K akibat
tekanan darah tinggi menyebabkan gangguan pola tidur dimana kualitas tidur
terganggu sehingga mengakibatkan keletihan pada pagi hari.
32
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI RASIONAL
1. mengidentifikasi karakteristik nyeri merupakan
Health Education faktor yang penting untuk menentukan terapi
1. jelaskan strategi meredakan nyeri yang cocok serta mengavaluasi keefektifan dari
2. anjurkan teknik nonfarmakologis untuk terapi.
menggurangi rasa nyeri 2. Meminimalkan stimulasi atau meningkatkan
3. anjurkan menggunakan analgetik secara relaksasi
tepat. 3. Aktifitas yang meningkatkan faso kontriksi
Tindakan Keperawatan menyebabkan sakit kepala pada adanya
1. berikan terapi nonfarmakologis untuk peningkatan tekanan faskuler serebral
menggurangi nyeri 4. Menurunkan atau mengontrol nyeri
2. kontrol lingkungan yang memperberat 5. Untuk mengetahui derajat hipertensi
rasa nyeri
3. fasilitasi istirahat dan tidur
4. pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Observasi Monitoring
1. identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. identifikasi skala nyeri
3. identifikasi respon nyeri non verbal
4. identifikasi faktor yang memperberat
danmemperingannyeri
Kolaborasi
a. kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
33
Dx. Kep. II : GANGGUAN POLA TIDUR
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan gannguan pola tidur pasien teratasi
Kriteria : keluhan sulit tidur meningkat, keluhan sering terjaga meningkat, keluhan
pola tidur berubah meningkat
INTERVENSI RASIONAL
1. pengetahuan pola tidur klien
Health Education 2. Mengetahui penyebab dan gangguan tidur klien
1. jelaskan pentingnya tidur cukup selama 3. Mendukung klien agar tidurnya lebih nyaman
sakit 4. Dapat memfasilitasi klien untuk tidur lebih
2. anjurkan menghindari makanan atau nyaman
minuman yang mengaggu tidur 5. Guna menghindari klien sussah tidur
Tindakan Keperawatan
1. modifikasi lingkungan
2. fasilitasi menghilangkan stres sebelum
tidur
3. tetapkan jadwal tidur rutin
4. lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan
Observasi Monitoring
1. identifikasi pola aktivitas dan tidur
2. identifikasi faktor penganggu tidur
3. identifikasi makanan dan minuman
yang mengggangu tidur
Kolaborasi
-
34
No tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
35
tidur a. Mata pasien tampak
8. mengidentifikasi faktor penganggu sayup
tidur b. Pasien tampak sering
9. mengidentifikasi makanan dan meguap
minuman yang mengggangu tidur c. Pola tidur pasien tidak
teratur
d. Terdapat kantong mata
P : intervensi di lanjutkan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
36
tidur meguap
8. mengidentifikasi faktor penganggu c. Pola tidur pasien masih
tidur tidak teratur
9. mengidentifikasi makanan dan d. Terdapat kantong mata
minuman yang mengggangu tidur
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan
37