Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tn. S PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA DENGAN ATRITIS


GOUT (ASAM URAT) DI DESA PURWODADI KECAMATAN
PURWOASRI KABUPATEN KEDIRI

DISUSUN OLEH:
WENI RETNOWATI
201703077

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Keluarga ini dibuat untuk


memenuhi tugas praktik Keperawatan Keluarga. Oleh Mahasiswa D3
Keperawatan Tingkat 3 Stikes Karya Husada Kediri.

Mengetahui

Dosen pembimbing Mahasiswa

Ns. Nurul Laili,M.Kep Weni Retnowati

2
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA

A. Definisi Keluarga
a. Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti
ikatan darah, adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan sosial
(hidup bersama) dan adanya hubungan psikologi (ikatan emosional)
(Hanson 2001, dalam Doane & Varcoe, 2005).
b. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan
Logan, 1986 dalam Friedman, 1998).
c. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan
(Departemen Kesehatan RI,1988).

B. Tujuan Dasar Keluarga

Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah


a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan individu
b. Keluarga sebagai perantara bagi kebutuhan dan harapan anggota
keluarga dengan kebutuhan dan tuntutan masyrakat
c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan anggota
keluaraga dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi
dan kebutuhan seksual
d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan
indentitas seorang indidvidu dan perasaan harga diri.

3
C. Tipe Keluarga
Berbagai tipe keluarga yang perlu Anda ketahui adalah sebagai berikut.
a. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe di bawah ini.
1) The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas
suami, istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
2) The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri
atas suami dan istri tanpa anak. Hal yang perlu Anda ketahui,
keluarga ini mungkin belum mempunyai anak atau tidak
mempunyai anak, jadi ketika nanti Anda melakukan pengkajian
data dan ditemukan tipe keluarga ini perlu Anda klarifikasi lagi
datanya.
3) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua
dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh perceraian atau kematian.
4) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang
dewasa. Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak
menikah atau tidak mempunyai suami.
5) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya.
Tipe keluarga ini banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama
di daerah pedesaan.
6) Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di
rumah (baik suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya
sudah membangun karir sendiri atau sudah menikah.
7) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau
saling berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan,
seperti dapur dan kamar mandi yang sama.
b. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe keluarga nontradisional, tipe
keluarga ini tidak lazim ada di Indonesia, terdiri atas beberapa tipe
sebagai berikut.
1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas
orang tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.

4
2) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama di luar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
3) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan jenis
kelamin tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami
istri.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.

D. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar
pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan
situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga disadari oleh harapan dan
pola perilaku dari keluarga, sekelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut :
a. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anaknya yang
berperan sebagai pencari nafkah, pelindung, pendidik dan pemberi rasa
ama, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
lingkungannya. Disamping itu juga dapat berperan sebagia pencari
nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Anak melaksanakan peran psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, social dan spiritual. Jhonson dan
Leny, 2010).

5
E. Tugas Keluarga

Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan


ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga, mencantumkan 5 tugas keluarga sebagai paparan
etiologi atau penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan
tahap II bila ditemui data maladaptive pada keluarga.
Lima tugas keluarga yang dimaksud adalah :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, termasuk
bagaimana persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit,
pengertian, tanda dn gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga
terhadap maslah yang dialami keluarga.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh
mana keluarga mengerti menganai sifat dan luasnya masalah,
bagaimana masalah dirasakan oleh keluarga, keluaraga menyerah atau
tidak terhadap masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap
akibat atau adakah sikap negative dari keluarga terhadap masalh
kesehatan, bagaimana sistem pengambilan keputusan yang dilakukan
keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat dan
perkembangan perawatan yang diperlukan sumber sumber yang ada
dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Ketidakmampuan keluarga memodivikasi lingkungan, seperti
pentingnya hygene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit
yang dilakukan keluarga, upaya pemeliharaan lingkungan yang
dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata
lingkungan dan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan
keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan
dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang
ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan,

6
apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah
pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga. (Achjar,
2010).

F. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman fungsi keluarga ada lima antara lain berikut ini.
a. Fungsi afektif Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang
pemenuhan kebutuhan psikososial anggota keluarga. Melalui
pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan dapat mencapai tujuan
psikososial yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri
anggota keluarga, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan
menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.
b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial Sosialisasi dimulai saat lahir
dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi merupakan suatu
proses yang berlangsung seumur hidup, karena individu secara kontinyu
mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola
secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses
perkembangan atau perubahan yang dialami oleh seorang individu
sebagai hasil dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran sosial.
c. Fungsi reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan
dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan kesehatan Menyediakan kebutuhan fisik dan
perawatan kesehatan. Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat
(yang memengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara
individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi
perawatan kesehatan.
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
2) Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga.

7
3) Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan.
4) Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan
suasana rumah yang sehat.
5) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.

G. Bentuk Keluarga
Ada 2 macam bentuk keluarga dilihat dari bagaiman keputusan
diambil yaitu berdasarkan pada lokasi atau pola otoritas.
a. Berdasarkan Lokasi
1) Adat Utralokal
Yaitu adat yang memberikan kebebasan kepada sepasang suami
dan istri untuk memilih tempat tinggal baik disekitar kerabat suami
atau kerabat istri.
2) Adat Virilokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri
diharuskan menetap disekitar pusat kediaman kerabat suami.
3) Adat Uxurilokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri
diharuskan menetap disekitar pusat kediaman kerabat istri.
4) Adat Bilokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat
tinggal di pusat kediaman suami pada masa tertentu dan disekitar
kediaman istri pada masa tertentu (bergantian).
5) Adat Neolokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat
menepati tempat yang baru dalam arti kata tidak menempati tempat
bersama kerabat suami atau istri.
6) Adat Avunkulokal
Yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untu tetap
menetap dikediaman saudara laki-laki ibu (ovunculus) dari pihak
suami.

8
7) Adat Natalokal
Yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing
dari mereka juga tinggal disekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.
b. Berdsarkan Pola Otoritas
1. Patriarkal
Otoritas dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki – laki tertua,
umumnya ayah).
2. Matriarkal
Otoritas didalam keluarga dimiliki oleh perempuan ( perempuan
tertua, umumnya ibu)
3. Equalitarian
Suami dan istri membagi otoritas secara seimbang,

H. Teori Perkembangan Keluarga

Empat asumsi dasar tentang teori pekembangan keluarga seperti


yang diuraikan oleh Aldous (1978 ) adalah
a. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu kewaktu dengan cara-
cara yang sama dan dapat diprediksi.
b. Karena manusia menjadi matangdan beribteraksi dengan orang lain
mereka memulai tindakan-tindakan dan juga reaksi-reaksi terhadap
tuntutan lingkungan.
c. Keluarga dan anggotanya memerlukan tugas-tugas tertentu
yangditetapkan oleh mereka sendiri atau oleh konteks budaya dan
masyarakat.
d. Terdapat kecenderungan pada keluarga untuk memulai dengan sebuah
awal dan akhir yang kelihatan jelas.(Andarmoyo, 2012)

1) Tahap Perkembangan
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan.Seperti
individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan
yang berturut-turut, keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang
berturut-turut. Adapun tahap-tahap perkembangan menurut Duvall dan
Miller dalam Friedman (1998) adalah :
a. Tahap I : keluarga pemula

9
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke
hubungan baru yang intim.
b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak
Dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
c. Tahap III : keluarga dengan anak usia pra sekolah
Dimulai ketika anak pertama berusia dua setengah tahun, dan berakhir
ketika anak berusia lima tahun.
d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai ketika anak pertama telah berusia enam tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja.
e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, berlangsung
selama enam hingga tujuh tahun.Tahap ini dapat lebih singkat jika
anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak
masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20 tahun.
f. Tahap VI : keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
Ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan
berakhir dengan “rumah kosong,” ketika anak terakhir meninggalkan
rumah.Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada
berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di
rumah.Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan
oleh anak -anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
g. Tahap VII : orangtua usia pertengahan
Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
h. Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa
pensiun, hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan
pasangan lainnya meninggal. Sedangkan tugas-tugas perkembangan

10
keluarga dengan anak usia sekolah menurut Duvall dan Miller, Carter
dan McGoldrik dalam Friedman (1998) yaitu :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman seba ya
yang sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

I. Struktur Keluarga
Ada beberapat struktur keluarga yang ada di Indonesia, diantaranya :
a. Patrilineal, keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah.
b. Mutrulineal, keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberaoa generasi dimana hubungan iru disusun melalui jalur
ibu.
c. Matrilocal, sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami
d. Keluarga kawinan, hubungan suami istri sebagia dasar dari pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan suami atau istri.

1) Ciri-Ciri Struktur Keluarga


a. Terorganisasi, saling ketergantungan, berhubungan antar anggota
keluarga.
b. Ada keterbatasan, setiap anggota keluarga memiliki kebebsana tetapi
mereka juga punya keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan, setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
2) Ciri-Ciri Keluarga Indonesia :
a. Suami sebagai pengambil keputusan.

11
b. Merupakan satu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Meneruskan nilai-nilai budaya
f. Mempunyai semangat gotong royong
g. Ikatan keluarga sangat erat

( L. Jhonson dan R. Lenny, 2010)

12
LAPORAN PENDAHULUAN
ARTRITIS GOUT ( ASAM URAT)
1. Pengertian
Asam urat atau gout merupakan hasil metabolism akhir dari purin yaitu
salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh.
Peningkatan kadar asam urat dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh
manusia seperti perasaan linu-linu di daerah persendian dan disertai timbulnya
rasa nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya.
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena
deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai
akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat)
disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari
ginjal. Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran
khusus,yaitu artritis akut. Artritis akut disebabkan karena reaksi inflamasi
jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat.

2. Etiologi 

1. Faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan


metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam
urat.
2. Jenis kelamin dan umur
Prosentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko terjadinya asam
urat yaitu umur (30 tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia
menopouse (50-60 tahun).
3. Berat badan
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout
berkembang karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau
kerusakan, yang menyebabkan kelebihan produksi asam urat.
4. Konsumsi alkohol

13
Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena
alkohol mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
5. Diet
Makan makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk
gout. Misalnya makanan yang tinggi purin : kacang-kacangan, rempelo dll.
8 Obat-Obatan Tertentu
Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk
mengembangkan hiperurisemia dan gout. Diantaranya golongan obat jenis
diuretik, salisilat, niasin, siklosporin, levodova.

3. KLASIFIKASI
1. Gout primer
Merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih
atau akibat penurunan ekresi asam urat
2. Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam
urat yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat
tertentu.

4. PATOFISIOLOGI
1. Presipitasi kristal monosodium urat, dapat terjadi di jaringan jika
konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl.
2. Respon leukosit polimorfonuklear (PMN) dan selanjutnya akan terjadi
fagositosis kristal oleh leukosit.
3.  Fagositosis, terbentuk fagolisosom dan akhirnya membran vakuol
disekeliling kristal bersatu dengan membran leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom, terjadi robekan membram lisosom dan pelepasan enzim
dan oksida radikal ke dalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel, terjadi respon inflamasi dan kerusakan jaringan.
Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap
metabolisme normal dihasilkan asam urat. Normalnya, asam urat ini akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena

14
ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan
kadarnya meningkat dalam tubuh.
Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu
banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin.
Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian
sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.

15
5. Pathway

Faktor Genetik Sekresi Asam Urat Berlebihan

Thopi
Gangguan Metabolisme Purin
Terapi Farmako Terjadi Pada Ujung-Ujung Sendi Kaki
(KORTIKOSTEROID)
Hiperuremia
Peningkatan Permeabilitas Kapiler Deformitas Pada Kaki

Supresi Sumsum Tulang Hiperaturasi Asam Urat


Gangguan Hambatan Mobilitas
Citra Tubuh Fisik
Penimbunan Kristal Monoatrium Di Sendi Kelemahan Otot
Penurunan DayaInfeksi
Risiko Tahan Tubuh Kurangnya Paparan
GOUT Informasi Hambatan Mobilitas Fisik

Defisit PengetahuaN
Kristal Asam Urat Bersifat Gangguan Transportasi
Reaksi Antigen Antibodi
Mengaktifkan Sistem Komplemen Elektrolit

Pelepasan Mediator Inflamasi


Komplemen C3a , C5a Memfagositosi Gangguan Potensial Aksi
S Kristal Asam Urat
Prostaglandin Kesemutan / Faal

Pengeluaran Radikal Bebas Peningkatan Permeabilitas Kapiler


Gangguan Rasa Nyaman
Toksik & Leukoprotein B
Perpindahan Cairan & Elektrolit
16
Kematian Neutrofil
Perpindahan Cairan Dari Ekstravaskuler & Intramuskuler

Mengeluarkan Asam Lisosom Yg Edema Penipisan Pada Kulit


Bersifat Dekstrutif

Penekanan Pada Saraf Risiko Kerusakan


Merusak Serabut Saraf Perifer Integritas Kulit

Nyeri Akut

Nyeri Pada Malam Hari

Gangguan Pola Tidur

17
6. MANIFESTASI KLINIS
1. Artritis Akut
Artritis Akut ini bersifat sangat berat. Pasien tidak dapat berjalan (kalau
yang terkena adalah kaki) tidak dapat memakai sepatu dan tidak dapat
terganggu, perasaan sakit sangat hebat (excruciating). Rasa sakit ini
mencapai puncaknya dalam 24 jam setelah mulai timbul gejala pertama.
2. Lokasi Sendi
Serangan akut biasnaya bersifat monoartikular disertai gejala lengkap
proses inflamasi yaitu : merah, bengkak, teraba panas dan sakit. Lokasi
yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi metaatarso –
falongeal pertama  (MTP–I). Hampir semua kasus lokasi artritis terutama
ada sendi perifer dan jarang pada sendi sentral.
3. Remisi sempurna antara serangan akut (Inter Critical Gout) Serangan akut
dapat membaik pada serangan pertama dan selanjutnya diikuti oleh remisi
sempurna sampai serangan berikutnya. Apabila hiperurisemia (kalau ada)
tidak dikoreksi, akan timbul artritis gout menahun.
4. Hiperurisemia
Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis gout akut
artinya tidak selalu artritis gout akut disertai dengan peninggalan kadar
asam urat darah. Banyak orang dengan peninggian asam urat, namun tidak
pernah menderita serangan artritis gout ataupun terdapat tofi.
5. Thopy
Thopy adalah penimbunan kristal urat pada jaringan. Mempunyai sifat
yang karakteristik sebagai benjolan dibawah kulit yang bening dan tofi
paling sering timbul pada seseorang yang menderita artritis gout lebih dari
10 tahun.

Pada ginjal akan timbul sebagai berikut:


1. Mikrotrofi dapat terjadi di tubuli ginjal dan menimbulkan nefrosis
2. Nefrolitiasis karena endapan asam urat
3. Pielonefritis kronis

18
4. Tanda-tanda aterosklerosis dan hipertensi Tidak jarang ditemukan
pasien dengan kadar asam urat tinggi dalam darah tanpa adanya
riwayat gout yang disebut hiperurisemia asimtomatik. Pasien
demikian sebaiknya dianjurkan mengurangi kadar asam uratnya
karena menjadi faktor resiko dikemudian hari dan kemungkinan
terbentuknya batu urat diginjal.

7. PENATALAKSANAAN
1. Non farmakologi
a. Pembatasan makanan tinggi purin (± 100-150 mg purin/hari).
b. Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB n BB.
c. Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong, ubi) disarankan tidak
kurang dari 100 g/hari.
d. Rendah protein yang bersumber hewani.
e. Rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.
f. Tinggi cairan. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5 ltr
atau sekitar 10 gelas sehari dapat berupa air putih masak, teh, sirop atau
kopi.
g. Tanpa alkohol, termasuk tape dan brem perlu dihindari juga. Alkohol
dapat meningkatkan asam laktat plasma yang akan menghambat
pengeluaran asam urat
2. Farmakologi
a. Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan
inflamasi (colchicine, indometasin, fenilbutazon, kortikostropin)
b. Pengobatan hiperurisemia, terbagi dua golongan, yaitu :
Golongan urikosurik (probenesid, sulfinpirazon, azapropazon,
benzbromaron) dan Inhibitor xantin (alopurinol ).

8. KOMPLIKASI

1. Deformitas (perubahan bentuk) sendi yang terjadi akibat serangan


berulang yang akhirnya merusak kartilago artikuler (Tulang yang berada
pada sekitar sendi).

19
2. Batu ginjal
3. Gagal ginjal kronis
4. Hipertensi

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboraturium
LED , CRP analisis cairan sendi asam urat darah dan urine 24 jam ureum,
kreatinin.. Peningkatan kadar asam urat serum (hyperuricemia),
Peningkatan asam urat pada urine 24 jam, Cairan sinovial sendi
menunjukkan adanya kristal urat monosodium, Peningkatan kecepatan
waktu pengendapan
2. Pemeriksaan X-Ray
Pada pemeriksaan x-ray, menampakkan perkembangan jaringan lunak

20
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita
), usia ( terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang
digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan,
golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis
medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari
kaki (sendi lain).
c. Riwayat Penyakit Sekarang
P (Provokatif)               : kaji penyebab nyeri
Q (Quality / qualitas)   : kaji seberapa sering nyeri yang
dirasakan klien
R (Region)                    : kaji bagian persendian yang terasa
nyeri (biasanya pada pangkal ibu
jari)
S (Saverity)                  : Apakah mengganggu aktivitas
motorik ?
T (Time)                       : Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan
(Biasanya terjadi pada malam hari)
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita
penyakit yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
f. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
 Psikologi     : apakah klien mengalami peningkatan stress
 Sosial          : Cenderung menarik diri dari lingkungan

21
 Spiritual      : Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan
ibadah menurut agamanya
g. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
 Kebutuhan nutrisi
1. Makan   : kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan
kaya protein).
2. Minum  : kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
 Kebutuhan eliminasi
1) BAK    : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau
2) BAB    : kaji frekuensi, jumlah, warna, bau

 Kebutuhan aktivitas
Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-
hari secara mandiri akibat nyeri dan pembengkakan
h. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum dan
pemeriksaan setempat.
1) B1 (Breathing)
 Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya
ditemukan kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak nafas, tidak
ada penggunaan otot bantu pernafasan.
 Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
 Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
 Auskultasi : Suara nafashilang/ melemah pada sisi yang sakit,
biasanya didapatkan suara ronki atau mengi.
2) B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin
dan pusing karena nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal.
3) B3(Brain)

Kepala dan wajah Ada sinosis


Mata Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis
pada kasus efusi pleura hemoragi kronis

22
Leher Biasanya JVP dalam batas normal

4)   B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada
system perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi
ke ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronik
yang akan menimbulkan perubahan fungsi pada system ini.
5) B5 (Bowel)
Kebutuhan elimknasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap
perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu,
perlu dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine. Klien
biasanya mual, mengalami nyeri lambung. Dan tidak nafsu makan,
terutama klien yang memakan obat alnagesik dan antihiperurisemia.
6) B6 ( Bone ). Pada pengkajian ini di temukan :
 Look. Keluhan nyeri sendi yang merypoakan keluhan utama yang
mendorong klien mencari pertolongan (meskipun mungkin
sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri
biasanya bertambah dengan gerakan  dan sedikit berkurang dengan
istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan  nyeri
yang lebih dibandingkan dengan  gerakan yang lain. Deformitas
sendi (pembentukan tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi
pergelangan kaki secara perlahan membesar.
 Feel. Ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.
 Move. Hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah berat.
Pemeriksaan diasnostik. Gambaran radiologis pada stadium dini
terlihat perubahan yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis
yang ringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi tulang seperti
lubang-lubang kecil (punch out).

23
2. Diagnosa Keperawatan
1. GANGGUAN RASA NYAMAN
DEFINISI
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospirit
al, lingkungan dan sosial
PENYEBAB
a. Gejala penyakit
b. Kurang pengendalian situasional/lingkungan
c. Ketidakadekuatan sumber daya (mis. Dukungan finansial, sosial,
dan pengetahuan)
d. Kurangnya privasi
e. Gangguan stimulus lingkungan
f.Efek samping terapi (mis. Medikasi, radiasi, kemoterapi)
g. Gangguan adaptasi kehamilan 
 
GEJALA & TANDA MAYOR
Subjektif  Objektif 
a. Mengeluh tidak nyaman a. Gelisah

GEJALA & TANDA MINOR 


Subjektif  Objektif 
a. Mengeluh sulit tidur a. Menunjukan gejala distres
b. Tidak mampu rileks b. Tampak merintih/menangis
c. Mengeluh kedinginan/kepanasan c. Pola eliminasi berubah
d. Merasa gatal d. Postur tubuh berubah
e. Mengeluh mual e. Iritabilitas
f. Mengeluh lelah
KONDISI KLINIS TERKAIT
a. Penyakit kronis
b. Keganasan
c. Distres psikologis

24
d. Kehamilan
e. Keterangan
f.Diagnosis gangguan rasa nyaman ditegakkan apabila rasa tidak nyaman m
uncul tanpa ada cedera jaringan. Apabila ketidaknyamanan muncul akiba
t kerusakan jaringan, maka diagnosis
yang disarankan ialah nyeri akut atau kronis.

2. DEFISIT PENGETAHUAN tentang (spesifikkan)


DEFINISI
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
tertentu.
PENYEBAB
a. Keteratasan kognitif       
b. Gangguan fungst kognitif
c. Keketiruan mengikuti anjuran   
d. Kurang terpapar informasi        
e. Kurang minat dalam belajar      
f.Kurang mampu mengingat       
g. Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
GEJALA & TANDA MAYOR
Subjektif  Objektif 
a. Menanyakan masalah yang a. Menunjukkan perilaku tidak
dihadapi             sesuai anjuran
          b. Menunjukkan persepsi
yang      
c. keliru terhadap masalah

GEJALA & TANDA MINOR 


Subjektif  Objektif 
(tidak tersedia)      a. Menjalani pemeriksaan
  yang tidak tepat
b. Menunjukkan perilaku

25
berlebihan (miss apatis,
bermusuhan, agitasi,
histeria)
KONDISI KLINIS TERKAIT
a. Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien  
b. Penyakit akut        
c. Penyakit kronis 
Keterangan        
Diagnosis ini dispesifikkan berdasarkan topik tertentu, yaitu:     

1. Gaya hidup sehat  


2. Keamanan diri      
3. Keamanan fisik anak       
4. Kehamilan dan persalinan         
5. Kesehatan maternal pasca persaiinan
6. Kesehatan maternal prekonsepsi        
7. Keterampilan psikomotorik       
8. Konservasi energi
9. Latihan toiletting   
10. Manajemen arthritis rheumatoid         
11. Manajemen asma  
12. Manajemen berat badan
13. Manajemen demensia     
14. Manajemen depresi         
15. Manajemen disritmia       
16. Manajemen gagal jantung        
17. Manajemen gangguan lipid       
18. Manajemen gangguan makan   
19. Manajemen hipertensi     
20. Manajemen kanker         
21. Manajemen nyeri  
22. Manajemen osteoporosis
23. Manajemen penyakit akut         

26
24. Manajemen penyakit arteri perifer      
25. Manajemen penyakit ginjal       
26. Manajemen penyakit jantung    
27. Manajemen penyakit kronis      
28. Manajemen penyakit paru obstruktif kronis   
29. Manajemen pneumonia   
30. Manajemen proses penyakit      
31. Manajemen sklerosis multipel   
32. Manajemen stroke
33. Manajemen waktu
34. Manejemen penyakit jantung koroner
35. Medikasi     
36. Mekanika tubuh    
37. Menyusui    
38. Menyusui dengan botol   
39. Nutrisi bayi/anak   
40. Pencegahan jatuh
41. Pencegahan kanker        
42. Pencegahan konsepsi      
43. Pencegahan stroke         
44. Pencegahan trombus      
45. Pengontrolan penggunaan zat   
46. Peningkatan fertilitas      
47. Peran menjadi orang tua
48. Perawatan bayi     
49. Perawatan kaki     
50. Perawatan ostomi
51. Perilaku sehat       
52. Program aktivitas  
53. Program diet         
54. Program latihan
55. Prosedur tindakan

27
56. Seks aman
57. Seksualitas
58. Stimulasi bayi dan anak

28
KONSEP SKORING KELUARGA

A. Definisi Skoring
Skoring dilakukan apabila rumusan diagnosis keperawatan lebih
dari satu, proses scoring menggunakan skala dirumuskan oleh Bailon &
Maglaya (1978).

B. Proses Skoring
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan, yang terdiri
dari :
• Tentukan skornya sesuai dengan criteria yang telah dibuat.
• Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.

Bailon & maglaya (1978)


NO KRITERIA SKOR BOBOT
1 Sifat Masalah
 Tidak/kurang 3
sehat
 Ancaman 2 1
kesehatan
 Krisis atau 1
keadaan
sejahtera

2 Kemungkinan Masalah
Dapat Di ubah
 Dengan mudah 2
 Hanya sebagian 1 2

 Tidak dapat 0

3 Potensi Masalah Dapat


Dicegah
 Tinggi 3

29
 Cukup 2 1
 Rendah 1

4 Menonjolnya Masalah
 Masalah berat, 2
harus segera
ditangani
 Ada masalah, 1 1
tetapi tidak perlu
segera ditangani
 Masalah tidak 0
dirasakan

Keterangan :
• Proses skoring dilakukan untuk diagnose keperawatan dengan ketentuan:
• Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat
• Selanjutnya skor dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan
bobot

• Jumlah skor untuk setiap ktiteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan
jumlah keseluruhan dari bobot
• Kriteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah :
1. Sifat masalah

Sifat masalah dapat dikelompokkan kedalam tidak atau kurang sehat


diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan tindakan
yang segera dan biasanya masalahnya dirasakan atau disadari oleh keluarga.
Krisis atau keadaan sejahtera diberikan yang paling sedikit atau rendah karena
faktor-faktor kebudayaan biasanya dapat memberikan dukungan bagi keluarga
untuk mengatasi masalahnya dengan baik.

30
2. Kemungkinan masalah dapat dicegah
Adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah jika
ada tindakan (intervensi). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan skor kemungkinan masalah dapat dicegah :
 Pengetahuan dan tekhnologi serta tindakan yang dapat dilakukan
untuk menangani masala
 Sumber-sumber yang ada pada keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan
atau tenaga
 Sumber-sumber dari keperawatan misalnya : dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan dan waktu
 Sumber-sumber di masyarakat misalnya : dalam bentuk fasilitas
kesehatan, organisasi masyarakat, dukungan sosial masyarakat

3. Potensi masalah dapat dicegah


• Adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul yang dapat dikurangi
atau dicegah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :
 Kepelikan dari masalah

Yaitu berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah,


prognosa penyakit atau kemungkinan merubah masalah. Pada
 Lamanya masalah

Hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah tersebut.


Biasanya lamanya masalah mempunyai dukungan langsung dengan potensi
masalah bila dicegah.
 Adanya kelompok high risk atau kelompok yang peka atau rawan

Adanya kelompok atau individu tersebut pada keluarga akan menambah


potensi masalah bila dicegah
4. Menonjolnya masalah
Adalah merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah tentang
beratnya masalah serta mendeksaknya masalah untuk diatasi. Hal yang perlu
diperhatikan dalam memberikan skor pada criteria ini adalah perawat perlu
menilai persepsi atau bagaimana keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini

31
jika keluarga menyadari masalah dan merasa perlu untuk menangani segera maka
harus diberikan skor yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang A H (2010). Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.


Jakarta: CV Sagung Seto.
Andarmoyo, Sulistyo (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan
Praktek Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

32
Andryi, Sariyono, Arif Setyo Upoyo. (2009). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kadar Asam Urat Pada Pekerja Kantor Di Desa Karangturi
Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes. Jurnal Keperawatan Suedirman.
(4) 1. Di akses pada tanggal 30 Maret 2020. 11:00 WIB.

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/23615095/LAP
ORAN_PENDAHULUAN_ATRITIS_GOUT&ved=2ahUKEwjS3o2ru8H
oAhUHcCsKHZAeD5YQFjAFegQIBxAB&usg=AOvVaw1J6Ce0LSRzfI
08_23PjI04. Di akses pada tanggal 30 Maret 2020. 08:00 WIB.

https://www.academia.edu/4675905/LAPORAN_PENDAHULUAN_ATRITIS_G
OUT_print. Di akses pada tanggal 30 Maret 2020. 10:00 WIB.

https://www.academia.edu/11892417/Gout_Arthritis_Asam_Urat_. Di akses pada


tanggal 30 Maret 2020. 09:00 WIB.

Jhonson dan Leny (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Khoirul, Siti Nur, Ns. Wahyu Widagdo. (2016). Keperawatan Keluarga Dan
Komunitas. Jakarta Selatan: Kementrian Repoblik Indonesia.
https://www.academia.edu/11049056/proses_skoring_keperawatan_keluarga. Di
Akses pada tanggal 30 Maret 2020. 21.30 WIB

FORMAT PENGKAJIAN

I. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


A. Kepala Keluarga
Nama KK : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki

33
Suku : Jawa
Umur : 53 Th
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tukang Batu
Alamat : DS. Purwodadi Kec. Purwoasri Kab. Kediri

B. Komposisi anggota keluarga

Status Imunisasi Ket.


L Hubungan
Pendi B Cam-
No Nama / Umur dengan Polio DPT Hepati-tis
dikan C pak
P Keluarga
G 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. TN.S L 53 th Suami SD - - - - - - - - - - - - -
2. NY.J P 45 th istri SMA - - - - - - - - - - - - -
3. Nn.W P 20 th anak Maha √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap
siswa
4. Nn.A p 12 th anak Pelaj √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap
ar

C. Genogram

34
Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Sakit

: Meninggal

: Tinggal serumah

D. Tipe Keluarga
1. Jenis Tipe Keluarga
( √ ) Nuclear Family
( ) Extended Family
( ) Serial Family
( ) Single Family
2. Masalah-masalah yang terjadi dengan Jenis Tipe keluarga tersebut.
Ny. L mengatakan tidak ada masalah dalam keluarga tersebut
meskipun jenis tipe kelurga Nuclear Family
E. Suku Bangsa
1. Suku Jawa
2. Adakah nilai-nilai tertentu yang dianut yang bertentangan dengan
kesehatan:
( √ ) Tidak
( ) Ya, Sebutkan dan
mengapa.................................................................
F. Agama
1. Apakah keluarga mengikuti Kegiatan Keagamaan :
( ) Tidak
( √ ) Ya, sebutkan, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-
ibu), acara Diba’ (remaja putri dan ibu-ibu)

35
2. Adakah Kegiatan / Nilai Agama yang bertentangan dengan
kesehatan :
( √ ) Tidak
( ) Ya, sebutkan
………………………………………………………

3. Apa persepsi keluarga terhadap kesehatan :


( ) Merupakan hal penting
( ) Tidak merupakan masalah dalam keluarga
( √ ) Tidak tahu
Lain-lain …………………………………………………………

G. Status Sosial – Ekonomi Keluarga


1. Pendapatan
( ) Kurang dari Rp. 250.000,-
( √ ) Rp. 250.000,- s/d Rp. 500.000,-
( ) Lebih dari Rp. 500.000,-

2. Pengeluaran keluarga rata-rata sebulan :


a. Untuk Makan : Rp. 300.000,-
b. Keperluan Lain : Rp. 300.000,-

3. Anggota keluarga yang mencari nafkah :


(√ ) Ayah
(√ ) Ibu
( ) Anak
Lain-lain ……………………………….

4. Adakah sumber penghasilan lain :


( √ ) Tidak
( ) Ya, sebutkan …………………………………………………
5. Apakah keluarga mempunyai Simpanan :
( √ ) Tidak
( ) Ya, Sebutkan …………………………………………………

II . RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


A. Tahap Perkembangan Keluarga
1. Pada saat ini keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga ke …
( ) I ( ) V
( ) II ( √ ) VI
( ) III ( ) VII
( ) IV ( ) VIII
( dipilih dengan melihat usia anak yang tertua )

36
2. Apakah ada kendala dalam menjalankan tugas perkembangan keluarga :
( √ ) Tidak
( ) Ya, sebutkan ………………………………………………
Bagaimana keluarga mengatasinya ………………………………

B. Riwayat Keluarga Inti


1. Kejadian sakit saat ini :
Keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan. Riwayat kesehatan
masing masing keluarga baik kecuali Ny. L yang mempunyai riwayat
Asam urat. Kebiasaan anggota keluarga apabila ada yang sakit periksa ke
Mantri atau ke puskesmas.Untuk mengatasi penyakit yang diderita saat
ini, Ny. L berobat rutin ke mantri kadang ke puskesmas.
2. Kejadian penyakit Kronis :
a. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit kronis :
( √ ) Tidak ada
( ) Ada
b. Jika ada bagaimana cara menanggulanginya ………………………

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


A. Karakteristik Perumahan
1. Perumahan
a. Jenis rumah :
( √ ) Bersama ( ) Pavillyun
( ) Petak ( ) Tersendiri

b. Jenis Bangunan
( ) Non Permanen ( √ ) Semi Permanen
( ) Permanen

c. Luas Pekarangan : 5 x 9 m2

d. Luas Bangunan : 8 x 12 m2

e. Status rumah :
( ) Sewa Bulanan ( √ ) Milik Pribadi
( ) Kontrakan ( ) Lain-lain

f. Atap rumah :
( √ ) Genteng ( ) Seng
( ) Lain-lain

g. Ventilasi :

37
( ) Kurang ( ) Cukup ( √ ) Baik

h. Cahaya :
( ) Kurang ( ) Cukup ( √ ) Baik

i. Penerangan :
( ) Lampu tempel ( ) Petromak ( √ ) Listrik

j. Lantai :
( ) Tanah ( ) Papan
( ) Plester ( √ ) Ubin

2. Kebersihan
Bila Ada
Lokasi Rumah Tidak Ada Ada Kotor Bersih
- Halaman ( ) (√) ( ) ( √ )
- Ruang Tamu ( ) (√) ( ) (√ )
- Ruang Tidur ( ) (√) ( ) (√ )
- Ruang Makan ( √ ) ( ) ( ) (√ )
- Dapur ( ) (√) ( ) (√ )
- Kamar Mandi ( ) (√) ( ) (√ )
- WC ( ) ( √ ) ( ) ( √ )
Catatan : Keluarga tidak mempunyai ruang makan, jika makan di depan
televise atau di dapur.

3. Pemakaian Air
a. Sumber Air
( ) Sungai
( ) Sumur gali tanpa selongsongan
( ) Sumur gali dengan selongsongan
( ) Sumur pompa
( ) PDAM
( √ ) Pompa Listrik
( ) Membeli
b. Jarak sumber air dengan tanki tinja :
( ) < 5 meter ( √ ) 5 – 10 meter ( ) > 10
meter
Catatan : ………………………………………………………..
……
c. Keadaan fisik air :
- Kejernihan: ( ) Keruh ( √ ) Jernih
- Bau : ( ) Berbau ( √ ) Tidak berbau
- Rasa : ( ) Asin ( ) Payau ( √ ) Tawar
Catatan : …………………………………………………………

38
4. Pembuangan Air
a. Pembuangan air kotor :
( ) Di halaman ( ) Sungai
( ) Comberan ( √ ) Selokan

b. Keadaan tempat pembuangan air kotor :


( √ ) Lancar ( ) Tidak Lancar

5. Kalau ada jamban keluarga, jenisnya :


( ) Selokan ( ) Sungai ( )
Cemplung terbuka
( ) Cemplung tertutup ( √ ) Septic tank ( ) Lain-
lain
Catatan :

6. Pembuangan sampah terakhir oleh keluarga :


( ) Sembarangan ( ) Ditimbun ( ) Sungai
( √ ) Dibakar ( ) Got ( ) Bak
Sampah
Catatan : Keluarga mempunyai tempat pembuangan limbah yang
dibuang langsung di belakang rumah dan dibiarkan terbuka.

7. Kandang Ternak :
( ) Ada ( √ ) Tidak Ada
- Kalau ada letaknya :
( ) Di dalam rumah
( ) Menempel di dinding rumah
( ) Terpisah dari rumah, sebutkan jaraknya dari rumah
…………
Jika letaknya di dalam rumah alasannya karena minimnya
tempat
maka keluarga membuat ternak sapi menempel dinding di
belakang dapur
- Jenis Ternak :
( ) Ayam ( ) Bebek ( ) Burung
( ) Kambing ( ) Sapi
Sebutkan jumlahnya !
Lain-lain

8. Pencemaran Lingkungan :
( ) Ada ( √ ) Tidak ada

39
9. Denah Rumah :

keterangan :
LKM = Limbah kamar mandi
LD = Limbah dapur
= Pintu
= Batas pekarangan

lkM
LKT

LD

Kamar
mandi & WC Dapur

Gudang

R. kamar Nn. A

R. kamar Nn. R
R. keluarga Tn. S
dan Ny.L
R. kamar Tn. S
dan Ny. L

R. Tamu

Teras

40
B. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW :
Apakah ada kebiasaan atau budaya setempat yang tidak sesuai dengan
nilai kesehatan :
( √ ) Tidak
( ) Ada, sebutkan …………………………………………………

C. Hubungan dengan masyarakat :


1. Apakah anggota keluarga ikut dalam organisasi kemasyarakatan :
( ) Tidak
( √ ) Ya, kegiatan keagamaan seperti acara tahlilan/yasiinan (bapak-
bapak dan ibu-ibu), acara Diba’ (remaja putri dan ibu-ibu).

2. Adakah penghargaan yang diterima dari masyarakat :


( √ ) Tidak
( ) Ada, Sebutkan
……………………………………………………
3. Apakah keluarga cukup berpengaruh di masyarakat :
( √ ) Tidak
( ) Ya, contohnya
……………………………………………………
4. Adakah konflik dalam masyarakat :
( √ ) Tidak ada
( ) Ada, Sebutkan
…………………………………………………...
5. Apakah keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkungannya :
( √) Ya
( ) Tidak
Kalau tidak alasannya ….

II. STRUKTUR KELUARGA


A. Pola Komunikasi
1. Cara komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga :
( √ ) Langsung ( ) Tidak langsung

2. Sifat komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga :

41
( √ ) Terbuka ( ) Tertutup

3. Siapakah anggota keluarga yang paling dominan berbicara :


( ) Ayah ( √ ) Ibu
( ) Anak ( ) Mertua
( ) Lain-lain, sebutkan
………………………………………………

4. Bahasa yang sering digunakan oleh anggota keluarga :


( ) Bahasa Ibu
( ) Bahasa Indonesia
( √ ) Bahasa lain, Bahasa Jawa

B. Struktur Peran
Apakah ada perubahan / konflik / ketidaksesuaian peran dalam keluarga :
(√) Tidak ada
( ) Ada, sebutkan dan jelaskan
……………………………………………

III. FUNGSI KELUARGA


A. Fungsi Afektif
( Kaji bagaimana gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota yang lain
serta sikap saling menghargai dalam keluarga ! )
Dalam kehidupan keseharian, keluarga Tn. S. sangat harmonis, rukun
dan tentram. Semua keluarga merasa saling memiliki, apabila ada
keluarga yang sakit atau ditimpa musibah, maka anggota keluarga yang
lain ikut merasakan akan hal yang sama yaitu keadaan sakit atau ditimpa
musibah.

B. Fungsi Sosialisasi
(Kaji bagaimana Interaksi dalam keluarga, disiplin, norma dan perilaku
anggota keluarga).
Hubungan dalam keluarga Tn. S. menganut kebudayaan jawa. Dalam
berhubungan dengan anggota masyarakat, keluarga tidak tampak kaku.
Keluarga sangat membaur dengan budaya yang ada disekitarnya.

C. Fungsi Perawatan Keluarga


1. ( Kaji kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan )

42
Keluarga Tn. S. kurang mengenal dengan baik masalah kesehatan
yang dialaminya oleh salah satu anggota keluarga yaitu Ny. L. Hal ini
dibuktikan dengan bahwa keluarga belum mampu untuk menyebutkan
tentang tanda dan gejala serta faktor penyebab dari asam urat .

2. ( Kaji kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan


yang tepat )
Kemampuan keluarga untuk mengerti tentang sifat masalah sudah
tampak, karena keluarga tidak menganggap bahwa nyeri dan
kesemutan di tangan dan lutut yang dialami oleh Ny. L dianggap
sebagai nyeri biasa karena kelelahan dan keluarga sudah
memeriksakannya ke mantri atau puskesmas.

3. ( Kaji kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit )


Keluarga selalu merawat Ny. L dengan baik

4. ( Kaji kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah )


Keluarga mampu memelihara lingkungan dengan baik dan anaknya
yang selalu membersihkan rumah setiap hari.

5. Kaji kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan )


Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan sering
memeriksakan kesehatannya di puskesmas setempat.

D. Fungsi Reproduksi
1. Apakah kebutuhan seksual terpenuhi :
( √ ) Ya ( ) Tidak
Alasannya karena masih ada suami

2. Apakah keluarga menjadi Akseptor KB :


( √ ) Ya ( ) Tidak
Bila tidak alasannya …………………………………
Bila Ya, sebutkan apa KB pil

3. Bila tidak Akseptor KB, bagaimana pendapatnya bila anak lebih dari
2 (dua) orang :
( ) Repot mengurusnya
( √ ) Anak membawa rejeki
( ) Lain-lain, sebutkan …………………………………

4. Pola mengasuh anak :


( √ ) Bebas

43
( ) Sangat dilindungi
( ) Sesuai dengan tumbuh kembang

5. Harapan keluarga terhadap anak semoga bisa mandiri dan menjadi


orang sukses

IV. STRESSOR DAN KOPING KELUARGA


1. Secara :
( √ ) Mandiri
( ) Bersama-sama
( ) Meminta bantuan orang lain
( ) Lain-lain, sebutkan ………………………………………

2. Bagaimana respon keluarga jika salah satu anggota keluarga bermasalah


dalam pola pertahanannya :
( √ ) Membantu jalan keluar
( ) Acuh tak acuh
( ) Minta bantuan orang lain
( ) Lain-lain, sebutkan ……………………………………

3. Jika masalah tidak teratasi, bagaimana keluarga menanganinya :


( ) Putus Asa
(√ ) Mencari jalan keluar
( ) Acuh tak acuh
( ) Lain-lain, sebutkan ………………………………

V. PEMERIKSAAN FISIK
( Dilakukan pada pasien )
1. Tanda-tanda Vital :
- Tekanan darah : 120/80 mmHg - Berat badan : 60 Kg
- Nadi : 83 x / menit - Tinggi badan :155cm
- Pernafasan : 20 x / menit
- Suhu : 36,1 oC

2. Kulit
- Warna Kulit : sawo matang
- Gatal : ( ) Ada ( √ ) Tidak ada
Kalau ada bagian mana …………………

44
- Luka : ( ) Ada ( √ ) Tidak ada
Kalau ada bagian mana ……………………
- Petechiae : ( ) Ada ( √ ) Tidak ada
- Tanda lahir : ( ) Ada ( √ ) Tidak ada
- Perubahan pada kuku
* Cianosis ( )
* Clubbing ( )
Keadaan Rambut
- Rambut rontok : ( √ ) Ya ( ) Tidak
- Warna rambut : hitam beruban
- Ketebalan : tebal
Allopesia ( ) Ketombe ( √ ) Lesi ( ) Kutu ( )
Lain-lain …………………………………………

3. Mata
Kanan Kiri
a. Kelopak Mata
- Ptosis ( ) ( )
- Sembab ( ) ( )
- Peradangan ( ) ( )
- Koreng ( ) ( )
- Tumor ( ) ( )
- Lain-lain : tidak ada kelainan

b. Konjunctiva dan Sklera


- Peradangan ( ) ( )
- Anemis ( ) ( )
- Ikterik ( ) ( )
- Lain-lain : tidak ada kelainan

c. Kornea
- Peradangan ( ) ( )
- Lain-lain : tidak ada kelainan

d. Pergerakan bola mata


- Eksotalmus ( ) ( )
- Endotalmus ( ) ( )
- Strabismus ( ) ( )
- Nistasmus ( ) ( )

e. Visus 1/6 1/6

4. Telinga
Kanan Kiri

45
- Pendengaran : ………………………….
- Tinnitus ( ) ( )
- Purulen ( ) ( )
- Serumen (√ ) ( )
- Nyeri ( ) ( )
- Lain-lain, sebutkan ……………………………………………………

5. Hidung dan Sinus


- Kelainan bentuk ( )
- Warna kulit ( )
- Epistaksis ( )
- Sinusitis ( )
- Nyeri ( )
- Alergi ( )
- Lain-lain, sebutkan : tidak ada kelainan
6. Mulut, Faring dan Laring
- Gusi berdarah ( ) - Bau mulut ( )
- Nyeri ( ) - Bentuk bibir ( )
- Carries (√ ) - Peradangan ( )
- Lidah kotor ( ) - Kesulitan menelan ( )
- Sakit Tenggorokan ( )

7. Payudara
Kanan Kiri
- Nyeri ( ) ( )
- Keluar Cairan ( ) ( )
- Bernanah ( ) ( )
- Tumor ( ) ( )

8. Abdomen
- Bentuk permukaan : membesar
- Keadaan kulit perut :
* Tegang ( ) * Striae ( )
* Tipis ( ) * Benjolan ( )
* Edema ( ) * Asites ( )
* Licin ( ) * Lesi ( )

9. Ekstremitas
- Adakah kelainan bentuk atau luka : tidak ada

10. Thorak

46
a. Jantung
- Bunyi Jantung : normal lub dup ICS I &II
b. Paru-paru
- Ronchi ( )
- Stridor ( )
- Whezing ( )
- Krepitasi ( )
- Kelainan lain : …………………………………..

11. Struktur dan Bentuk Tulang Belakang


- Kifosis (√ )
- Lordosis ( )
- Skoliosis ( )
- Tidak ada kelainan ( )

VI. HARAPAN KELUARGA


Bagaimana harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada :
Keluarga berharap semoga dengan adanya petugas kesehatan yang ada bisa
membantu Ny. L untuk segera sembuh dari penyakitnya sehingga tidak
mengalami gangguan jika berjualan.

47
ANALISA DATA

KELOMPOK MASALAH PENYEBAB


NO
DATA ( PROBLEM ) ( ETIOLOGI )
Gangguan rasa Ketidak
1. Ds: Ny. L mengatakan sering merasa tidak nyaman, nyaman mamapuan
lutut terasa linu sering kesemutan dan kadang susah (D.0074) keluarga
berjalan karena terasa linu. merawat
Terasa sangat nyeri sering pada pagi dan malam hari anggota
ditambah saat merasa capek. Pasien juga mengatakan keluarga dengan
suka makan sayur blendrang, jerohan dan kacang- asam urat.
kacangan.

Do :
1. Pasien terlihat Gelisah
2. Pasien terlihat beberapa kali mengurut lututnya
yang terasa linu
3. Tampak menahan nyeri saat tiba tiba berdiri.
4. Pasien pernah memeriksa kadar Kadar asam urat
dengan hasil 8,5 sekitar 1 bulan yang lalu
5. TTV:
TD: 120/80 mmhg
N: 85 x/menit
S: 36,5 ̊C
RR : 20x/menit

2. Ds: Ny. L mengatakan tidak tau kenapa bisa asam Defisit Kurangnya
urat dan tidak tau bagaimana cara memilih makanan pengetahuan terpapar
yang boleh dan tidak boleh di makan biar linu nya ( D.0111) informasi
tidak kambuh. mengenai
Pasien juga mengatakan kalau kakinya terasa linu penyakit asam
pasien dan keluarga hanya membiarkan saja rasa linu urat
tersebut dan hanya memberikan jamu tanaman obat
keluarga yang di buat

48
Do :
Saat ditanya tentang asam urat, hal apa yang
dapat memicu menjadi penyebab, serta makanan apa
yang memperparah linu karena kenikan kadar asam
urat pasien belum bias menjawab.
Pasien terlihat masih bingung dan bertanya
dengan penyakit asam urat yang diderita.

PRIORITAS MASALAH ( SKORING )

49
Masalah Keperawatan : Gangguan rasa nyaman

KRITERIA PERHITUNGAN SCORE RASIONALISASI

1. Sifat masalah : aktual 3/3 1 Masalah penyakit asam urat


x1 sudah terjadi dan apabila
tidak segera di tangani akan
mengakibatkan kelainan
pada persendian ( kaki,
tangan, lutut )

2. Kemungkinan masalah 1 Yang bisa dilakukan untuk


untuk di rubah: hanya 1/2 mengatasi masalah asam
sebagian x2 urat pada Ny. L yaitu
dengan mempertahankan
agar aktifitas pasien
terkontrol dan bisa di
lakukan dengan perawatan
yang benar
3. Potensi masalah untuk
di cegah : cukup 2/3 Potensial masalah dapat di
cegah cukup, karena saat ini
2/3 Ny. L sudah pernah berobat
x1 dan dalam hal makan masih
seperti biasa (tidak minum
es tetapi masih makan
kacang kacangan) dan
gejala yang muncul linu-
linu dan kesemutan pada
tangan dan lutut.
4. Menonjolnya masalah:
masalah yang Keluarga menyadari
dirasakan yang harus perlunya perawatan asam
segera di tangani 1 urat karena keluarga
beranggapan kesehatan itu
penting
Jumlah 2/2 3 2/3
x1

PRIORITAS MASALAH ( SKORING )

50
Masalah Keperawatan : defisit pengetahuan

PERHITUN SCOR
KRITERIA RASIONALISASI
GAN E
3/3 x 1 1 Keluarga tidak
1. Sifat masalah : actual memahami dengan baik
masalah kesehatan yang
dialami Ny. L

½x2 1 Pemberian informasi


2. Kemungkinan masalah dapat
tentang penyakit dan
diubah : hanya sebagian
kebutuhan perawatan
akan sulit dipahami
karena kemampuan
keluarga menyerap
informasi kurang baik,
pendidikan rendah

2/3 x 1 2/3 Membantu keluarga


3. Potensial masalah untuk dicegah :
memahami masalah
cukup
kesehatan bisa
dilakukan dengan
memberikan edukasi
kepada keluarga

4. Menonjolnya masalah: keluarga Keluarga tidak


menyadari bahwa mereka kurang 2/2 x 1 1 merasakan adanya
paham dan mereka ingin diberi masalah yang harus
penjelasan yang lebih rinci segera ditangani

Jumlah 3 2/3

Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :


1. Gangguan rasa nyaman: linu-linu dan kesemutan pada anggota keluarga Tn.S
Yaitu Ny. L terutama dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan masalah yang dialami oleh Ny. L.
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan
dan pengobatan s.d kurangnya informasi dan keterbatasan menyerap informasi.

51
3.4 Rencana Asuhan Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman
Definisi:
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospirit
al, lingkungan dan social
Intervensi :
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
2) Identifikasi skala nyeri.
3) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
4) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
5) Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat.
6) Ajarkan teknik non farmakologis (nafas dalam)
7) Anjurkan untuk relaksasi
2. Defisit Pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan
dan pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap
informasi
DEFINISI : ketiada atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu
Intervensi :
1) Identifikasi kesiapan dan kempuan menerima informasi
2) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
3) Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit
4) Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
5) Jelaskan kemungkinan terjadi komplikasi
6) Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang di rasakan
7) Diskusikan bersama keluarga tentang jenis makanan/diiet untuk
penyakit.
8) Berikan kesempatan untuk bertanya.

No tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. 30/03/2020 Gangguan a. Mengidentifiksi lokasi, S : Ny. L mengatakan masih
sering merasa tidak nyaman,

52
rasa karakteristik, durasi, lutut terasa linu sering
kesemutan dan kadang
nyaman frekuensikualitas,
susah berjalan karena terasa
intensitas nyeri linu.
Terasa sangat nyeri sering
b. Mengidentifikasi skala
pada pagi dan malam hari
nyeri. ditambah saat merasa
capek. Pasien juga
c. Mengidentifikasi faktor
mengatakan suka makan
yang memperberat dan sayur blendrang, jerohan
dan kacang-kacangan.
memperingan nyeri.
d. Menjelaskan penyebab, O :
1. Pasien masih terlihat
periode, dan pemicu
Gelisah
nyeri. 2. Pasien terlihat
beberapa kali
e. Menganjurkan
mengurut lututnya
menggunakan analgesik yang terasa linu
3. Tampak menahan nyeri
secara tepat.
saat tiba tiba berdiri.
f. Mengajarkan teknik non 4. Pasien pernah
memeriksa kadar Kadar
farmakologis (nafas
asam urat dengan hasil
dalam) 8,5 sekitar 1 bulan yang
lalu
g. Menganjurkan untuk
5. TTV:
relaksasi TD: 120/80 mmhg
N: 85 x/menit
S: 36,5 ̊C
RR : 20x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

2. 30/03/2020 Defisit a. Mengidentifikasi S : Ny. L mengatakan


sudah lebih mengetahui
Pengetahu kesiapan dan kempuan
kenapa bisa asam urat dan
an menerima informasi bagaimana cara memilih
b. Menyediakan materi makanan yang boleh dan
tidak boleh di makan biar
dan media pendidikan linu nya tidak kambuh.
Pasien mengatakan sudah

53
kesehatan menghindari makanan
blendrang, jerohan dan
c. Menjelaskan penyebab
akan lebih banyak
dan faktor risiko mengkonsumsi sayur.
penyakit Pasien mengatakan linu
mulai berkurang, pasien
d. Menjelaskan tanda dan mengatakan sudah
gejala yang ditimbulkan menerapkan teknik
pengaturan nafas untuk
oleh penyakit mengurangi rasa nyeri dan
e. Menjelaskan sedikit berkurang.

kemungkinan terjadi O : Saat ditanya tentang


komplikasi asam urat, hal apa yang
dapat memicu menjadi
f. Mengajarkan cara penyebab, serta makanan
meredakan atau apa yang memperparah linu
karena kenikan kadar asam
mengatasi gejala yang di
urat pasien sudah bisa
rasakan menjawab
pertanyaan.tetapi pasien
g. Mendiskusikan bersama
mengaku masih bias
keluarga tentang jenis menerapkan sedikit demi
makanan/diiet untuk sedikit. Tidak langsung tidak
makan sayur blendrang dan
penyakit. jerohan tapi sudah
h. Berikan kesempatan berkurang porsinya.

untuk bertanya
A : masalah belum teratasi

P : intervensi di lanjutkan

54
3. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Tanggak Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. 31/03/2020 Gangguan a. Mengidentifikasi faktor
S : Ny. L sudah merasa lebih
rasa yang memperberat dan nyaman, lutut masih terasa
linu ,kesemutan masih
nyaman memperingan nyeri
beberapakali terjadi susah
b. Menjelaskan penyebab, berjalan karena terasa linu.
Masih terasa sangat nyeri
periode, dan pemicu
pada pagi dan malam hari
nyeri. ditambah saat merasa
capek. Pasien mengatakan
c. Menganjurkan
sudah mulai mengurangi
menggunakan analgesik makan sayur blendrang dari
kemarin.
secara tepat.
O:
d. Mengajarkan teknik non
1. Pasien masih terlihat
farmakologis (nafas gelisah
2. Pasien terlihat
dalam)
beberapa kali
e. Menganjurkan untuk mengurut lututnya
yang terasa linu
relaksasi
3. Tampak menahan
nyeri saat tiba tiba
berdiri.
4. Pasien pernah
memeriksa kadar
Kadar asam urat
dengan hasil 8,5
sekitar 1 bulan yang
lalu
5. TTV:
TD: 120/90 mmhg
N: 87 x/menit
S: 36,6 ̊C

55
RR : 19x/menit

A :Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

S : Keluarga mengatakan
2. 31/03/2020 Defisit a. Menjelaskan penyebab
sudah mengerti tentang
pengetahu dan faktor resiko
penyebab dan gejala asam
an penyakit
urat.
b. Menjelaskan tanda dan
O : Keluarga mampu
gejala yang ditimbulkan
menyebutkan dengan
oleh penyakit
bahasa yang sederhana
c. Menjelaskan
tentang penyebab dan
kemungkinan terjadi
gejala asam urat
komplikasi
A : Masalah teratasi
d. Mengajarkan cara
sebagian
meredakan atau
P : Intervensi dilanjutkan
mengatasi gejala yang
dirasakan
e. Mendiskusikan
bersama keluarga
tentang jenis
makanan/diiet untuk
penyakit
f. Berikan kesempatan
untuk bertanya

56
57
DAFTAR KUNJUNGAN
PRAKTEK ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DI RUMAH TN.S DSN.SUMBERAGUNG BANGGLE KANIGORO BLITAR

No. Hari/ Jumlah Materi Kunjungan Ttd Pasien/ Ttd


Tanggal Kunjunga Anggota Mahasi
n Keluarga swa
1. Senin, 1 1. Informed contsent
30 Maret 2. Mengkaji keluhan dan masalah
2020 dalam keluarga pasien
Pukul 3. Melakukan pemeriksaan fisik
09.15 pada setiap keluarga
4. Menemukan masalah pada salah
satu anggota keluarga
5. Menjelaskan bagaimana
terjadinya penyakit asam urat
dan apasaja yang memicu nyeri
6. Mengajarkan teknik nafas dalam
untuk teknik non farmakologi.
7. Mengatur kontrak untuk
kunjungan selanjutnya.

2. Selasa, 2 1. Mengkaji keluhan pasien


31 Maret 2. Mengulangi pertanyaan dan
2020 mengali tingkat pengetahuan
Pukul pasien dan keluarga tentang
11.00 kunjungan kemarin menanyakan
kepada pasien apakah sudah

58
lebih mengetahui tentang
penyakit yang diderita, apasaja
yang memicu dan memperparah
penyakit asam urat pasien serta
terapi penangananya.
3. Mengajarkan dan mengulang
kembali teknik nafas dalam dan
kompres untuk mengurangi
nyeri
4. Mengatur kontrak untuk
kunjungan berikutnya.

3. Rabu,
01 April 1. Mengkaji keluhan pasien
2020 2. Mengulangi pertanyaan dan
Pukul mengali tingkat pengetahuan
10.00 pasien dan keluarga tentang
kunjungan kemarin menanyakan
kepada pasien apakah sudah
lebih mengetahui tentang
penyakit yang diderita, apasaja
yang memicu dan memperparah
penyakit asam urat pasien serta
terapi penangananya.
3. Mengajarkan dan mengulang
kembali berbagai cara
mengurangi keluhan nyeri psien
dengan mengatur nafas dalam,
teknik kompres hangat serta
mengedukasi pengunaan obat
yang tepatuntuk mengurangi
nyeri

59

Anda mungkin juga menyukai